Disusun Oleh:
Khoiatun / 5213412008
Hermawan / 5213412005
I.
Pendahuluan
Dalam memenuhi permintaan energi listrik yang meningkat, ekonomi global saat
ini dihadapkan dengan dua masalah yaitu menurunnya sumber daya bahan bakar fosil dan
perubahan iklim akibat akumulasi kerusakan atmosfer oleh gas rumah kaca, terutama
CO2 dan metana. Sebuah solusi yang jelas untuk menyelesaikan kedua isu tersebut
adalah pembangkit listrik proses yang tidak memerlukan bahan bakar fosil dan juga tidak
memiliki emisi gas. Di antara yang diusulkan pemerintah dalam waktu dekat adalah
ketersediaan sumber energi alternatif dan faktor keandalan, dan pembangkit listrik tenaga
nuklir fisi yang terus meningkat selama bertahun-tahun sebesar 92%, faktor kapasitas
PLTN lebih besar dua kali daripada energi angin atau energi surya.
Pemanfaatan teknik nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara
komersial sejak tahun 1954. Pada waktu itu di Uni Sovyet (USSR), dibangun dan
dioperasikan satu unit PLTN air ringan bertekanan tinggi (WER=PWR) yang setahun
kemudian mencapai daya 5 Mwe. Di Amerika Serikat juga telah dioperasikan jenis
reaktor yang sama dengan daya 60 Mwe. Pada tahun 1956 di Inggris dikembangkan jenis
Gas Cooled Reactor (GCR = reaktor berpendingin gas) dengan daya 100 Mwe.
Hingga tahun 2010 di seluruh dunia baik di negara maju maupun berkembang
telah dioperasikan sebanyak 438 unit PLTN tersebar di 30 negara dengan kontribusi
sekitar 18 % dari pasokan tenaga listrik dunia dengan total pembangkitan dayanya
2
mencapai 314 Mwe. Sementara itu 143 PLTN dalam tahap konstruksi di 24 negara,
dengan negara yang sedang membangun PLTN terbanyak adalah China 36 unit, India 20
unit dan Rusia 16 unit. Selain yang memasuki tahap konstruksi344 unit PLT lainnya di
dunia sedang dalam tahap perencanaan.
II.
PEMBAHASAN
A. Definisi
Nuklir
Energi Nuklir merupakan energi hasil dari sebuah proses kimia yang dikenal
dengan reaksi fisi dan reaksi fusi pada sebuah inti atom. Sudah berpuluh tahun manusia
memanfaat potensi energi yang dihasilkan dari reaksi fisi (pembelahan) inti uranium dan
plutonium.
baru satu buah inti atom. satu gram uranium saja tentu memiliki banyak inti. Sehingga
panas yang dihasilkan pun luar biasa besar
Namun pada beberapa pembangkit yang memiliki beberapa unit reaktor yang terpisah
memungkinkan untuk menggunakan jenis reaktor yang berbahan bakar seperti Uranium
dan Plutonium.
Hingga saat ini, terdapat 442 PLTN berlisensi di dunia dengan 441 diantaranya
beroperasi di 31 negara yang berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17% daya
listrik dunia.
Secara umum yang dimaksudkan dengan PLTN adalah pembangkit listrik
tenaga
nuklir
yang
merupakan suatu
kumpulan
mesin
yang
dapat
Fisi Nuklir
Proses fisi adalah proses utama pada reaktor nuklir terjadi ketika sebuah inti
bermassa berat. Pada reaksi fisi, inti senyawa yang terangsang terbelah menjadi
dua inti massa yang lebih rendah, disebut produk isi, dan produk ini disertai
oleh dua atau tiga neutron dan radiasi fisi gamma. Adapun tiga
bahan
bakar
Fusi Nuklir
Proses fusi pada dasarnya adalah sebuah anti tesis dari proses fisi. Dalam
proses fisi, inti bermasa berat membelah menjadi inti bermasa ringan, sambil
melepaskan kelebihan energi pengikatan. Sedangkan pada reaksi fusi, inti
bermasa
ringan
bergabung
dalam
rangka
melepaskan
kelebihan
energi
pengikatan. Jadi reaksi fusi adalah reaksi umum yang meminyaki matahari dan
telah dipakai di bumi untuk melepaskan energi dalam jumlah yang besar didalam
termonuklir atau bom hydrogen.
Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua
inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi.
5
Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar, dan senjata
nuklir meledak. Proses ini membutuhkan energi yang besar untuk menggabungkan
inti nuklir, bahkan elemen yang paling ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang
ringan, yang membentuk inti atom yang lebih berat dan netron bebas, akan
menghasilkan energi yang lebih besar lagi dari energi yang dibutuhkan untuk
menggabungkan mereka maka sebuah reaksi eksotermik yang dapat menciptakan
reaksi yang terjadi sendirinya. Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih
besar dari reaksi kimia, karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh
lebih besar dari energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh: energi
ionisasi
yang diperoleh
dari penambahan
elektron
ke hidrogen
adalah
13.6
elektron volt lebih kecil satu per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi
Deuterium Tritium (D-T)
B. Komponen PLTN
panas (H.E). Sesuai fungsinya maka bahan yang baik sebagai pendingin adalah fluida
yang koefisien perpindahan panasnya sangat bagus. Persyaratan lain yang harus
dipenuhi agar tidak terganggu kelancaran reaksi proses fisi pada elemen bakar adalah
pendingin, pendingin juga harus memiliki tampang lintang serapan neutron yang
kecil, dan tampang lintang hamburan yang besar serta tidak korosif. Contoh fluidafluida yang biasa dipakai sebagai pendingin adalah H2O, D2O, Na cair, gas He dan
lain-lain.
4. Perangkat Batang Kendali
Batang kendali berfungsi sebagai pengendali jalannya operasi reactor agar laju
pembelahan neutron di teras reactor dapat diatur sesuai dengan kondisi operasi yang
dikehendaki. Selain itu batang kendali juga berfungsi untuk memadamkan reactor
atau menghentikan reaksi pembelahan. Sesuai dengan fungsinya, bahan batang
kendali adalah material yang mempunyai tampang lintang serapan neutron yang
sangat besar, dan tampang hamburan yang kecil. Bahan-bahan yang sering dipakai
adalah: boron, cadmium, godalinium, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut biasanya
dicampung dengan bahan lain agar diperoleh sifat yang tahan radiasi, titk leleh yang
tinggi dan tidak korosif.
menempatkan
komponen-komponen
reaktor
lainnya
dan
sebagai
tempat
berlangsungnya reaksi nuklir. tangki yang tebal juga berfungsi sebagai penahan
radiasi agar tidak keluar dari sistem reaktor.
6. Teras Reaktor
Teras reaktor yaitu komponen reaktor yang berfungsi sebagai tempat untuk bahan
bakar. Teras reaktor dibuat berlubang (kolom) untuk menempatkan bahan bakar
reaktor yang berbentuk batang. Teras reactor dibuat dari bahan logam yang tahan
panas dan tahan korosi.
7. Perangkat Reaktor
Detektor adalah komponen penunjang yang mutlak diperlukan dalam reaktor nuklir.
Semua informasi tentang kejadian fisis di dalam teras reaktor, yang meliputi
popularitas neutron, laju pembelahan, suhu dan lain-lain, hanya dapat dilihat melalui
detektor yang dipasang di dalam teras reaktor.
8. Reflektor
Neutron yang keluar dari pembelahan bahan fisil, berjalan dengan kecepatan tinggi ke
segala arah, karena sifatnya yang tidak bermuatan listrik maka gerakannya bebas
menembus medium dan tidak berkurang bila tidak menumbuk suatu inti atom
medium. Karena sifatnya tersebut, sebagian neutron tersebut dapat lolos keluar teras
reaktor dan hilang dari sistem. Keadaan ini secara ekonomi berarti kerugian karena
neutron tersebut tidak dapat digunakan untuk proses fisi berikutnya. Untuk
mengurangi kejadian ini, maka di sekeliling teras reaktor dipasang bahan pemantul
neutron yang disebut reflektor, sehingga neutron-neutron yang lolos akan bertahan
dan dikembalikan ke dalam teras reactor untuk dimanfaatkan lagi pada proses fisi
berikutnya. Bahan-bahan reflektor yang baik adalah unsur-unsur yang mempunyai
tampang lintang hamburan neutron yang besar, dan tampang lintang serapan yang
sekecil mungkin serta tidak korosif. Bahan-bahan yang sering digunakan antara
lain:berilium, grafit, paraffin, air, D2O.
C. Jenis-jenis Reaktor Nuklir
Teknologi PLTN dirancang agar energi nuklir yang terlepas dari proses fisi
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam kehidupan sehari-hari. PLTN
merupakan sebuah sistim yang dalam operasinya menggunakan reaktor daya
yang berperan sebagai tungku penghasil panas. Dewasa ini ada berbagai jenis
PLTN yang beroperasi. Perbedaan tersebut ditandai dengan perbedaan tipe reaktor
daya yang digunakannya. Masing-masing jenis PLTN / tipe reaktor daya umumnya
9
berbagai
tipe
reaktor
daya
itu
bisa
terletak
lain.
pada penggunaan
Perancis
dan
Inggris
pada
saat
itu
dipusatkan
pada
program
pengembangan reaktor daya berbahan bakar uranium alam. Oleh sebab itu, PLTN
yang pertama kali beroperasi di ketiga negara tersebut menggunakan reaktor
berbahan bakar uranium alam. Namun dalam perkembangan berikutnya, terutama
Inggris dan Perancis juga mengoperasikan
diperkaya.
Macam-Macam Reaktor Nuklir :
a. LWR : Light Water Reactor / Reaktor air Ringan.
PWR : Presured Water Reactor / Reaktor Air Tekan.
BWR : Boiling Water Reactor / Reaktor Air Mendidih.
b. HWR : Heavy Water Reactor / Reaktor Air Berat.
c. HTGR : High Temperatur Gas Reactor / Reaktor Gas Suhu Tinggi.
d. LMFBR : Liquit Metal Fast Breder Reactor / Reaktor Pembiak Cepat
Logam Cair.
e. GCFBR : Gas Coold Fast Breder Reactor / Reaktor Pembiak Cepat
Pendingin Gas.
f. LWBR : Light Water Breder Reactor / Reaktor Pembiak Air Ringan.
g. SGHWR : Steam Generating Heavy Water Reactor / Reaktor Air Berat
Generator Uap.
h. MSBR : Molten Salt Breder Reactor / Reaktor Pembiak Garam Meleleh.
Berikut ini adalah beberapa keterangan yang akan menjelaskan tentang jenis-jenis
dari reaktor nuklir, antara lain :
10
kemurnian
sekaligus pendingin
tekan
atau
reaktor.
tinggi
Reaktor
sebagai
ini
bahan
terdiri
atas
moderator
Reaktor
Air
Air
Tekan
menggunakan
H2O
sebagai
pendingin
penggunaan dua
sekunder.
juga
Panas
macam
pendingin,
yang dihasilkan
yaitu
pendingin
primer
dan
pengontrol
tekanan
(pessurizer)
mempertahankan
tekanan
sistim
yang
pendingin
dipakai
untuk
primer memakai air dan dipanaskan inti sampai 600F tetapi air ini tidak
mendidih karena berada didalam bejana yang bertekanan tinggi (sebesar
2250 psi). Air in dimasukkan kedalam pembangkit uap (satu atau dua)
dengan tekanan 1000 psi, dan suhu 500F. Setelah melalui turbin uap
dikembalikan ke kondensor.
Sistim pressurizer terdiri atas sebuah tangki yang dilengkapi dengan
pemanas
listrik
reaktor berkurang,
dan
penyemprot
pemanas
listrik
air. Jika
akan
tekanan
dalam
memanaskan
air
teras
yang
apabila
bertambah,
maka
tekanan
sistim
dalam
sistim
pendingin
dalam sistim
penyemprot
primer.
pendingin
air
primer
akan mengembunkan
pendingin primer dan sistim pendingin sekunder. Dalam hal ini antara
kedua pendingin tersebut hanya terjadi pertukaran panas tanpa terjadi
kontak atau percampuran, karena antara kedua pendingin itu dipisahkan
oleh
sistim
pipa.
Terjadinya pertukaran
panas
menyebabkan
air
Air Tekan
tertutup,
perputaran
sehingga
apabila
sistim pendingin
terjadi
primernya
kebocoran
bahan
terjadi kenaikan suhu dalam teras reaktor secara mendadak, maka daya
reaktor
akan segera
turun
dengan
12
13
efisiensi
thermal
sebesar
34
Dengan
sistim
%. Efisiensi
ini dapat
thermal
ini
dengan tingkat
14
Jenis
Deuterium Uranium)
Commission
dari
reaktor
dan
ini
sering
disebut
dikembangkan
CANDU
oleh
(Canada
Atomic
Energi
(H2O) berada dalam sebuah bejana, pada reaktor ini moderatornya (D2O)
berada didalam pipa-pipa tekanan yang besar (calandria). Selanjutnya
dapat pula dikemukakan, bahwa sebuah reaktor air berat uranium dioksida
alam (UO2) dapat dipakai sebagai bahan bakar. Reaktor ini menggunakan
bahan bakar uranium alam sehingga harus digunakan air berat yang
penampang lintang serapannya terhadap neutron sangat kecil. Seperti
halnya Reaktor Air tekan, Reaktor CANDU juga mempunyai
sistim
sebagai
sistim
pendingin
dengan
H2O.
Oleh
sebab
itu,
perlu
adanya
usaha
grafit.
Reaktor
ini
40 %. Panas
dipindahkan
yang
dibangkitkan
dalam
teras
reaktor
uap. Dalam pembangkit uap ini panas akan diserap oleh sistim uap air
umpan (sistim sekunder) dan uap yang dihasilkannya dialirkan ke turbin.
Dalam reaktor ini juga ada sistim pemisah antara sistim pendingin
primer
yang
radioaktif
dan
sistim
pendingin
250
C.
Gas
He
16
seterusnya.
Dalam
operasi
normal,
reaktor
ini
berguna untuk persediaan listrik bagi kisi TVA. Dalam sistem ini, seperti
halnya dalam setiap reaktor daya pendingin-sodium, energi fisi di transfer
ke sodium primer, dari sodium primer kesodium di dalam loop sekunder
didalam penukar gas menengah (IHX), dan akhirnya ke sistem uap air.
17
dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin
digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik.
Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk menghasilkan
panas menggunakan bahan bakar fosil seperti batubara, minyak dan gas. Sisa
pembakaran tersebut akan ter-emisikan ke udara dan berpotensi mencemari lingkungan
hidup, yang bisa menimbulkan hujan asam dan peningkatan suhu global.
Sedangkan pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap yang
sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam reaktor nuklir.
Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus
selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium
ini tidak melepaskan partikel seperti CO 2, SO2, atau NOx, juga tidak mengeluarkan asap
atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu
PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang
dihasilkan dari pengoperasian PLTN berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat.
Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN, sebelum
dilakukan penyimpanan secara lestari.
Panas yang digunakan untuk membangkitkan uap diproduksi sebagai hasil dari
pembelahan inti atom yang dapat diuraikan sebagai berikut : Apabila satu neutron
(dihasilkan dari sumber neutron) tertangkap oleh satu inti atom uranium-235, inti atom
ini akan terbelah menjadi 2 atau 3 bagian/fragmen. Sebagian dari energi yang semula
mengikat fragmen-fragmen tersebut masing - masing dalam bentuk energi kinetik,
sehingga mereka dapat bergerak dengan kecepatan tinggi. Oleh karena fragmenfragmen itu berada di dalam struktur kristal uranium, mereka tidak dapat bergerak jauh
dan gerakannya segera diperlambat. Dalam proses perlambatan ini energi kinetik diubah
menjadi panas (energi thermal). Sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwa energi
thermal yang dihasilkan dari reaksi pembelahan 1 kg uranium-235 murni besarnya
adalah 17 milyar kilo kalori, atau setara dengan energi thermal yang dihasilkan dari
pembakaran 2,4 juta kg (2400 ton) batubara. Selain fragmen-fragmen tersebut reaksi
pembelahan menghasilkan pula 2 atau 3 neutron yang dilepaskan dengan kecepatan
lebih besar dari 10.000 km per detik. Neutron-neutron ini disebut neutron cepat yang
mampu bergerak bebas tanpa dirintangi oleh atom-atom uranium atau atom-atom
19
kelongsongnya. Agar mudah ditangkap oleh inti atom uranium guna menghasilkan
reaksi pembelahan, kecepatan neutron ini harus diperlambat. Zat yang dapat
memperlambat kecepatan neutron disebut moderator.
Seperti telah disebutkan di atas, panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan,
oleh air yang bertekanan 160 atmosfir dan suhu 3000 C secara terus menerus
dipompakan ke dalam reaktor melalui saluran pendingin reaktor. Air bersirkulasi dalam
saluran pendingin ini tidak hanya berfungsi sebagai pendingin saja melainkan juga
bertindak sebagai moderator, yaitu sebagai medium yang dapat memperlambat neutron.
Neutron cepat akan kehilangan sebagian energinya selama menumbuk atom-atom
hidrogen. Setelah kecepatan neutron turun sampai 2000 m per detik atau sama dengan
kecepatan molekul gas pada suhu 3000 C, barulah ia mampu membelah inti atom
uranium-235. Neutron yang telah diperlambat disebut neutron thermal.
Untuk mendapatkan keluaran thermal yang mantap, perlu dijamin agar banyaknya
reaksi pembelahan inti yang terjadi dalam teras reaktor dipertahankan pada tingkat
tetap, yaitu 2 atau 3 neutron yang dihasilkan dalam reaksi itu hanya satu yang dapat
meneruskan reaksi pembelahan. Neutron lainnya dapat lolos keluar reaktor, atau
terserap oleh bahan lainnya tanpa menimbulkan reaksi pembelahan atau diserap oleh
batang kendali. Batang kendali dibuat dari bahan-bahan yang dapat menyerap neutron,
sehingga jumlah neutron yang menyebabkan reaksi pembelahan dapat dikendalikan
dengan mengatur keluar atau masuknya batang kendali ke dalam teras reaktor..
Fragmen-fragmen yang diproduksi selama reaksi pembelahan inti disebut hasil
belahan, yang kebanyakan berupa atom-atom radioaktif seperti xenon-133, kripton-85
dan iodium- 131. Zat radioaktif ini meluruh menjadi atom lain dengan memancarkan
radiasi alpha, beta, gamma atau neutron. Selama proses peluruhan, radiasi yang
dipancarkan dapat diserap oleh bahan-bahan lain yang berada di dalam reaktor, sehingga
energi yang dilepaskan berubah menjadi panas. Panas ini disebut panas peluruhan yang
akan terus diproduksi walaupun reaktor berhenti beroperasi. Oleh karena itu reaktor
dilengkapi dengan suatu sistem pembuangan panas peluruhan. Selain hasil belahan,
dalam reaktor dihasilkan pula bahan radioaktif lain sebagai hasil aktivitas neutron.
Bahan radioaktif ini terjadi karena bahan-bahan lain yang berada di dalam reaktor
(seperti kelongsongan atau bahan struktur) menangkap neutron sehingga berubah
20
menjadi unsur lain yang bersifat radioaktif. Radioaktif adalah sumber utama timbulnya
bahaya dari suatu PLTN, oleh karena itu semua sistem pengamanan PLTN ditujukan
untuk mencegah atau menghalangi terlepasnya zatradioaktif ke lingkungan dengan
aktivitas yang melampaui nilai batas ambang yang diizinkan menurut peraturan yang
berlaku.
E. Energi yang Dihasilkan PLTN
Energi Nuklir
Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa
besarnya. Tenaga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses pembakaran
bahan bakar nuklir. Proses ini sangat berbeda dengan pembakaran kimia biasa yang
umumnya sudah dikenal, seperti pembakaran kayu, minyak dan batubara. Besar energi
yang
tersimpan
(E)
di
dalam
inti
atom
adalah
hanyalah
tempat
dimana
reaksi
nuklir
berantai
terkendali
dapat
dilangsungkan. Reaksi berantai di dalam reaktor nuklir ini tentu sangat berbeda
dengan reaksi berantai pada ledakan bom nuklir.
Untuk
mendapatkan
gambaran
tentang
besarnya
energi
yang
dapat
dilepaskan oleh reaksi nuklir, berikut ini diberikan contoh perhitungan sederhana.
Ambil 1 g (0,001 kg) bahan bakar nuklir 235U. Jumlah atom di dalam bahan bakar ini
21
adalah :
N = (1/235) x 6,02 x 1023 = 25,6 x 1020 atom 235U.
Setiap proses fisi bahan bakar nuklir 235U disertai dengan pelepasan energi
sebesar 200 MeV, maka 1 g 235U yang melakukan reaksi fisi sempurna dapat
melepaskan energi sebesar :
E = 25,6 x 1020 (atom) x 200 (MeV/atom) = 51,2 x 1022 MeV
Jika energi tersebut dinyatakan dengan satuan Joule (J), di mana 1 MeV = 1.6 x 10-13 J,
maka energi yang dilepaskan menjadi :
E = 51,2 x 1022 (MeV) x 1,6 x 10-13 (J/MeV) = 81,92 x 109 J
Dengan menganggap hanya 30 % dari energi itu dapat diubah menjadi energi listrik,
maka energi listrik yang dapat diperoleh dari 1 g 235U adalah :
Elistrik = (30/100) x 81,92 x 109 J = 24,58 x 109 J
Karena 1J = 1 W.s ( E = P.t), maka peralatan elektronik seperti pesawat TV dengan daya
(P) 100 W dapat dipenuhi kebutuhan listriknya oleh 1 g 235U selama : t = Elistrik / P =
24,58 x 109 (J) / 100 (W) = 24,58 x 107 s Angka 24,58 x 107 sekon (detik) sama lamanya
dengan 7,78 tahun terus-menerus tanpa dimatikan. Jika diasumsikan pesawat TV tersebut
hanya dinyalakan selama 12 jam/hari, maka energi listrik dari 1 g 235U bisa dipakai
untuk mensuplai kebutuhan listrik pesawat TV selama lebih dari 15 tahun.
F. Keuntungan dan Kerugian PLTN
Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah :
1. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas
rumah kacahanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan
hanya sedikitmenghasilkan gas).
2. Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon
monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau
asap fotokimia.
3. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal).
4. Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan.
5. Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit
bahanbakar yang diperlukan.
6. Baterai nuklir - (lihat SSTAR).
Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN :
22
III.
Penutup
A. Simpulan
1. Energi nuklir telah banyak digunakan sebagai pembangkit listrik atau
sumber energi listrik di berbagai Negara maju.
2. Prinsip kerja PLTN hampir sama dengan PLTU konvensional yang
membedakan adalah sumber panas yang dihasilkan PLTN berasal dari
reaksi pembelahan inti yang terjadi dalam reactor nuklir.
3. Mengingat energi fosil adalah bersumber dari sumberdaya alam yang
tergolong tidak dapat diperbarui (non-renewable resources), dapat
dimusnahkan (extinguishable resources), berdampak terhadap rumah kaca
(kecuali gas), maka sudah saatnya perlu dipertimbangkan penggunaan
energi nuklir di Indonesia terlebih lagi penguasaan energi nuklir di
Indonesia sejak 1950-an.
4. Terdapat berbagai jenis PLTN yang beroperasi, jenis tersebut berdasarkan
perbedaan tipe reactor daya yang digunakan. Sedangkan perbedaan
berbagai
tipe
reaktor
daya
itu
bisa
terletak
pada penggunaan
Generator
Diesel
Darurat
dinyalakan
dan
hanya
sedikit
23
DAFTAR PUSTAKA
Angga Setia, Giri. 2011. DASAR TEKNIK TENAGA LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA NUKLIR. Fakultas Sains Dan Teknik. Universitas Jenderal Soedirman:
Purwokerto.
BATAN, Pengenalan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Jurnal ATOMOS No.ISSN
0215-0611. Media Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir: Pusat Diseminasi
Iptek Nuklir-BATAN.
L.A. Titi, Yopiter. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) DAN JENIS-JENIS
REAKTOR PLTN. Pasca Sarjana Fisika FMIPA. Institut Teknologi Sepuluh November:
Surabaya.
Eko Afiatno, Bambang. 2005. Pembangunan PLTN-Desalinasi di Madura sebagai Alternatif
Pasokan Energi Listrik. Kertas Kerja ISEID. http:www.truelia.files.wordpress.com
/2011/03/pltn-di-indonesia.pdf. (Diakses pada 29 Desember 2014 pukul 16.00 WIB).
24