Pada bagian asumsi dasar, selain diatur asumsi dasar akrual dan kelangsungan usaha,
juga diatur bahwa penentuan bagi hasil harus didasarkan pada dasar kas. Pendapatan atau
hasil yang dimaksud ditentukan dari laba bruto (gross profit). Sementara itu, bagian
unsur-unsur laporan keuangan mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut:
1. Komponen laporan keuangan entitas syariah meliputi komponen laporan keuangan
yang mencerminkan antara lain kegiatan komersial, kegiatan sosial, serta kegiatan dan
tanggung jawab khusus entitas syariah.
2. Unsur neraca entitas syariah terdiri dari aset, kewajiban, dan dana syirkah temporer,
dan ekuitas.
3. Unsur kinerja terdiri dari penghasilan, beban dan hak-hak pihak ketiga atas bagi hasil.
B. Tujuan Kerangka Dasar
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini berlaku untuk semua jenis transaksi syariah
yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas konvensional baik sektor publik maupun
sektor swasta. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
Aspek yang Terkait dengan Transaksi Syariah dan Pemakai Laporan Keuangan Syariah
Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma bahwa alam semesta diciptakan oleh
Tuhan sebagai amanah dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia
untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material maupun spiritual. Paradigma
dasar ini menekankan bahwa setiap aktivitas umat manusia memiliki akuntabilitas dan
nilai ilahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai parameter baik
dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha.
Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas transaksi syariah harus
memenuhi karakteristik dan persyaratan antara lain:
1.
2.
3.
Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha
Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik
Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
komoditas
4. Tidak mengandung unsur riba
5. Tidak mengandung unsur kezaliman
6. Tidak mengandung unsur masyir
7. Tidak mengandung unsur gharar
8. Tidak mengandung unsur haram
9. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money)
10. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk
keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain .
11. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan.
12. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap.
2.
3.
4.
Kepatuhan bank terhadap prinsip syariah. Lapora keuangan ini bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, serta
informasi pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dan
bagaimana pendapatan tersebut diperoleh serta penggunaannya.
Laporan keuangan memberikan informasi untuk membantu mengevaluasi
pemenuhan tanggung jawab bank terhadap amanah daam mengamalkan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak, dan informasi mengenai
tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik dana investasi
yang terikat.
Pemenuhan fungsi sosial. Laporan keuangan memberikan informasi mengenai
pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat.
5.
6.
a.
Posisi keuangan entitas syariah, disajikan sebagai neraca. Laporan ini menyajikan
informasi tentang sumber daya yang dikendalikan, stuktur keuangan, likuiditas dan
solvabilitas serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Laporan
ini berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan dimasa yang akan datang.
Informasi kinerja entitas syariah, disajikan dalam laporan laba rugi. Laporan ini
diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi mungkin
dikendalikan di masa depan.
Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah, yang dapat disusun
berdasarkan definisi dana seperti seluruh sumber keuangan, modal kerja, aset
likuid atau kas. Melalui laporan ini dapat diketahui aktivitas, pendanaan dan
operasi selama periode pelaporan.
Informasi lain, seperti laporan penjelasan tentang pemenuhan fungsi sosial entitas
syariah. Merupakan informasi yang tidak diatur secara khusus tetapi relevan bagi
pengambilan keputusan sebagian besar pengguna laporan keuangan.
Catatan dan skedul tambahan, merupakan penampung dari informasi tambahan
yang relevan termasuk pengungkapan tentang resiko dan ketidakpastian yang
memengaruhi entitas. Informasi tentang segmen industri dan geografi serta
pengaruh perubahan harga terhadap entitas juga dapat disajikan.
b.
c.
d.
e.
a.
Asumsi Dasar
Dasar akrual
Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, maksudnya bahwa pengaruh
transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada
pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas
tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang
mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan.
Namun dalam perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha
menggunakan dasar kas. Hal ini disebabkan bahwa prinsip pembagian hasil usaha
berdasarkan bagi hasil, pendapatan atau hasil yang dimaksud adalah keuntungan bruto (gross
profit)
b.
Kelangsungan usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas syariah
yang akan melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, entitas syariah diasumsikan
tidak bermaksud atau berkeinginan melikuiditasi atau mengurangi secara material skala
usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus
disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok:
1.
2.
3.
4.
Dapat dipahami
Relevan
Keandalan
Dapat dibandingkan
Unsur-Unsur Laporan Keuangan
4. Ekuitas adakah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua
kewajiban dan dana syirkah temporer. Ekuitas dapat disubklasifikasikan
menjadi setoran modal pemegang saham, saldo laba dan penyisihan
penyesuaian pemeliharaan modal.
Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah
penghasilan dan beban. Unsur penghasilan didefinisikan sebagai berikut:
1.
2.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer adalah bagian hasil pemilik
dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam suatu
periode laporan keuangan.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil tidak bisa dikelompokan sebagai beban (ketika
untung) atau pendapatan (ketika rugi). Namun, hak pihak ketiga atas bagi hasil
merupakan alokasi keuntungan dan kerugian kepada pemilik dana atas investasi yang
dilakukan bersama dengan entitas syariah.
a. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial, meliputi laporan
sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana
kebajikan.
b. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan tanggung
jawab khusus entitas syariah tersebut.
Referensi:
http://lidonarta.blogspot.com/2012/07/kerangka-dasar-penyusunan-danpenyajian.html
Sri Nurhayati,dkk, Akuntansi syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2008)