Anda di halaman 1dari 56

2.

CROP
MANAGEMENT

PERMASALAHAN SERIUS DALAM


PERTANIAN
1. Semakin meningkatnya biaya &
ketergantungan thd input
eksternal (bahan kimia &
energi),
2. Semakin menurunnya
produktivitas tanah akibat erosi
tanah & kehilangan (pelindian)
hara dari tanah,
3. Semakin meningkatnya
pencemaran air akibat pupuk &
pestisida,
4. Semakin meningkatnya

LUAS SAWAH DI JAWA TENGAH


1010000
1000000

999136
998456
998008

HEKTAR

995469

996197
995972

990000
980000
973972

970000
960000
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
TAHUN

Luas Lahan Sawah di Indonesia


8.6
8.4
8.2
8

Juta hektar 7.8


7.6
7.4
7.2
7

1990 1997 1998 1999 2000

HARGA MINYAK DUNIA US $ 110/BARREL


(Desember
2007)

ANCAMAN TERHADAP PRODUKSI


USAHA PERTANIAN/
PERKEBUNAN
EFISIENSI PEMUPUKAN HARUS
DITINGKATKAN & KETERGANTUNGAN
TERHADAP BAHAN BAKAR FOSIL

INTENSIFIKASI PERTANIAN
1. PRODUKSI yg diharapkan tinggi
dengan DIVERSITAS TANAMAN
yang RENDAH,
2. Pemanfaatan PENGATURAN
BIOLOGIS diabaikan Fokus
hanya pada BIOTA PRODUKTIF &
BIOTA DESTRUKTIF Dengan
pengelolaan secara Mekanis &
Bahan Agrokimia (pupuk,
pestisida, pengolahan tanah,
pengairan),
3. Tingginya Resiko KEHILANGAN
BIOTA SUMBERDAYA hilangnya
fungsi tertentu & mengurangi

Konsep-konsep
dalam

________

Sistem Pertanian Organik,


Sistem Bertani Selaras Alam (Ecofarming),
Sistem Pertanian Hemat Energi,
Low External Input and Sustainable
Agriculture (LEISA),
Integrated Plant Nutrition System (IPNS),
Biologically Based Agriculture,
Holistic Agriculture,
Comprehensive Agriculture,
Regeneration Agriculture.

ORGANIC FARMS =
SUSTAINABLE FARMS
Reduced soil erosion,
Reduced use of fossil
fuels,
Reduced chemicals
leaching into
groundwater,
streams, lakes,
Little--no pesticide
use,
Increased water

www.ex.ac.uk/crr/news1/organic/
organi

rinsip Pembangunan Berkelanjutan :


1. Menempatkan aspek lingkungan sedini
mungkin dlm proses pembangunan,
pencegahan timbulnya dampak negatif akan
jauh lebih efektif drpd penanggulangan,
2. Mempertimbangkan aspek lingkungan pada
setiap tahapan pembangunan,
3. Menerapkan prinsip efisiensi & konservasi
sumberdaya alam & energi.

PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN YANG
YANG
MEMATUHI
MEMATUHI HUKUM
HUKUM

Pengelolaan Tanaman dan Sumber


daya secara Terpadu
Pendekatan :partisipatif disesuaikan dengan
kondisi spesifik
lokasi .
Tujuan:
Untuk meningkatkan pendapatan
petani melalui penerapan teknologi
yang cocok untuk kondisi setempat
yang dapat meningkatkan hasil

Dengan Pengelolaan Tanaman


Terpadu:
a. hasil dan kualitas tanaman
meningkat,
b. melalui penggunaan teknologi
yang
tepat, biaya usaha tani
berkurang,
c. kesehatan dan kelestarian
lingkungan
tumbuh tanaman dan
lingkungan
kehidupan menjadi terjaga.

Komponen teknologi produksi


tananam :
Varietas unggul,
Pengolahan tanah,
Pengairan,
Pemupukan,
Pengendalian hama dan
penyakit,
Penanganan panen dan

Pemilihan
kombinasi
teknologi
tergantung pada:

Potensi lahan

Kemampuan
petani

Kondisi
setempat.

Bentuk usaha tani :


1.Penanaman dengan satu macam
tanaman, bisa berupa tanaman
perkebunan, hutan rakyat
maupun tanaman buah-buahan.
2.Penanaman dengan dua macam
tanaman: memasukkan satu jenis
tanaman lain dalam penanaman
tunggal, yang disisipkan pada
tanaman utama.

Pola penanaman tumpangsari:


Pola Penanaman yang dilakukan
dengan satu atau lebih tanaman
pada lahan yang sama dan waktu
yang sama.
Biasanya dilakukan pada lahan yang
sempit.
Keuntungan tumpangsari:
Peningkatan total produktifitas
tanaman dapat tercapai bila
menggunakan manajeman yang baik
dan kombinasi dalam tumpangsari
merupakan contoh keseimbangan
pengambilan hara pada lapisan tanah

Keberhasilan
bergantung
pada :
Iklim, kondisi
tanah, irigasi,
drainase,
jenis tanaman
dan variasainya,
tenaga kerja,
kredit dan
pemasaran hasil.
(Sukamto,

EKOSISTEM HUTAN DAN


AGROFORESTRI
Pola tumpang
sari:
Sebagai usaha
diversifikasi
komoditas,
Dapat memanfaatkan
lahan dan energy
dengan baik.
Dilakukan antara
tanaman hutan
dengan tanaman
biasa: Pinus dan
tanaman sayuran:
jagung, kol, kentang,
bawang-daun, dan

3. Bentuk lainnya adalah tanaman


yang sama tapi waktu
penanaman yang berbedaBiasanya bagi perkebunan.
4. Tanaman ganda: dalam suatu
lahan ditanam dua jenis tanaman
atau lebih secara bersama-sama.
5. Perkembangan dari tanaman
ganda dan tanaman sisipan
adalah menanam beberapa
tanaman dalam satu area dimana
bisa bersamaan waktunya
maupun tidak yang mana masingmasing tanaman memiliki tujuan

Keuntungan Vegetasi bawah diselasela tanaman utama (kelapa sawit


dan karet):
1.
2.
3.
4.

Dapat mencegah terjadinya erosi,


mengatur tata air,
mengurangi evaporasi
dan membentuk iklim mikro.
Dapat menjadi pengganggu jika
terlalu dekat dengan tanaman
utama.
Kacang-kacangan sengaja
ditanam untuk membantu dalam
pengikatan nitrogen tanah.

Agrisilvikultur= bentuk agroforestry


= campuran kegiatan kehutanan
dengan pertanian lainnya.
Tumpangsari= cara pengelolaan
hutan yang mempebolehkan petani
membudidayakan tanaman pangan:
padi, jagung, kacang tanah, kedelai,
kentang, kol di lahan kawasan hutan
disamping tanaman pokok kehutanan
(jati, pinus, damar, sonokeling,
mahoni)

TANAMAN SELA
Percampuran antara tanaman tahunan dan
tanaman semusim. Banyak dijumpai di
daerah hutan/kebun yang dekat lokasi
pemukiman
(Intercroping)=penanaman tanaman
semusim/tanaman non kayu pada lahan
sela tanaman perkebunan, umumnya pada
tahap awal pertanaman tanaman tahunan
saat sinar matahari masih penuh
TANAMAN SELA= suatu bentuk kerjasama
pekerjaan untuk periode terbatas,
dimanatanaman pangan ditanam
menumpang pada tanaman pohon muda.

TUJUAN PENANAMAN SELA


Meningkatkan produktivitas lahan hutan
tanaman sehingga kualitas tanaman pokok,
produksi tanaman dan kesuburan
meningkat
Meningkatkan lapangan kerja dan peran
serta masyarakat=pembangunan hutan
partisipatif
Membantu penyediaan pangan wilayah
sekitar hutan produksi
Meningkatkan pendapatan masyarakat
setempat yang tinggal di sekitar hutan

COVER CROP
Tanaman yang ditanam untuk mengelola
kesuburan tanah, kualitas tanah, air, gulma,
hama, penyakit, keanekaragaman hayati dan
satwa liar
Untuk melindungi dan memperbaiki tanah
bukan untuk panen, pengendalian erosi dan
gulma, mempertahankan bahan organik
tanah, mengurangi pemadatan tanah,
meningkatkan resapan air , mendaur ulang
nutrisi tanaman (nitrogen) antar tanaman,
menyediakan habitat untuk organisme
menguntungkan dan meningkatkan
keragaman tanaman.

Tanaman penutup tanah beperan:


a. Menahan dan mengurangi daya
perusak butir-butir hujan yang jatuh
dan aliran air di atas permukaan
tanah
b. Menambah bahan organik tanah
melalui batang, ranting dan daun
mati yang jatuh
c. Menekan evapotranspirasi, yang
mengurangi kandungan air tanah

SYARAT-SYARAT
Mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji
Mempunyai sistem perakaran yang tidak
menimbulkan kompetisi berat bagi tanaman
pokok, tetapi mempunyai sifat pengikat
tanahyang baik dan tidak mensyaratkan
tingkat kesuburan tanah yang tinggi
Tumbuh cepat dan banyak menghasilkan
daun
Toleransi terhadap pemangkasan
Resisten terhadap gulma, penyakit ,
kekeringan
Mampu menekan pertumbuhan gulma
Mudah diberantas jika tanah akan

PENGGOLONGAN TANAMAN PENUTUP TANAH


1. RENDAH: Jenis rumput-rumputan dan
tumbuhan merambat/menjalar.
Penggunaan:
a. Padapola pertanaman rapat
b. Dalam barisan
c. Utk keperluan khusus dlm perlindungan tebing,
gulud, teras, dinding
d. Saluran-saluran irigasi dan drainase
2. SEDANGSEMAK
Diantara barisan tanaman utama
dalam barisan pagar
di luar tanaman utama
3. TINGGI: Jenis pohon-pohonan

Ditanam diantara barisan tanaman utama


Ditanam dalam barisan
Untuk melindungi tebing ngarai dan
penghutanan kembali
JENIS PENUTUP TANAH:
KACANGAN (Leguminosa) menjalar,
Peuraria javanica, Centrosema
pubescens, Calopogonium mucunoides,
Calopogonium caeruleum, Mucuna
Bracteata, Mucuna chocinensis

Tanaman yang dikehendaki:


1. Dapat memfiksasi N dari udara,
2. Efisien dalam penyerapan dan
penggunan hara,
3. Dapat mempertahankan diri terhadap
hama dan penyakit,
4. Efisien dalam fotosintesis dan
penggunaan air.

PEMANFAATAN VARIETAS
UNGGUL:
Pemuliaan tanaman di Indonesia
ditujukan pada 3 hal pokok:
1) resistensi atau toleransi,
2) daya dan kualitas hasil,
dan
3) efisiensi.

TUJUAN
peningkatan kepastian
terhadap hasil yang tinggi
perbaikan kualitas produk
yang dihasilkan

1. Peningkatan kepastian terhadap


hasil yang tinggi
diarahkan pada peningkatan daya
hasil, cepat dipanen, ketahanan
terhadap organisme pengganggu
atau kondisi alam yang kurang baik
bagi usaha tani, serta kesesuaian
terhadap perkembangan teknologi
pertanian yang lain.

2. perbaikan kualitas produk yang


dihasilkan
dapat diarahkan pada perbaikan
ukuran, warna, kandungan bahan
tertentu (atau penambahan serta
penghilangan substansi tertentu),
pembuangan sifat-sifat yang tidak
disukai, ketahanan simpan, atau
keindahan serta keunikan

Pentingnya benih
bermutu:
1) Menghasilkan bibit yang
sehat , akar
yang banyak.
2) Menghasilkan
perkecambahan dan
pertumbuhan seragam.
3) Ketika ditanam pindah,
bibit dari
benih yang baik dapat
tumbuh lebih
cepat dan tegar.
4) Hasil tinggi.

Technic Effective
Microorganism Procedure
(EMP)
Konsep pembangunan pertanian
berkesinambungan dan
kelestarian/konservasi lingkungan:
Mengusahakan: jenis tanaman
dengan masukan yang rendah
dengan hasil tinggi (low input with
high output).

PERTANIAN KONVENSIONAL
Praktik Usaha Tani dengan
Kecenderungan pada pendekatan
konsep kimia tanah sebagai dampak
Revolusi Hijau ( varietas unggul, pupuk
berimbang) penurunan kualitas
kesuburan tanah.
PERTANIAN ORGANIK:
Praktik Usaha Tani dengan
Kecenderungan pada pendekatan
konsep biologi tanah : mampu
mempertahankan kelestarian kesuburan
tanah sehingga menjadikan pertanian
berkelanjutan

KONSEP PERTANIAN
EKOLOGIS:
Praktik Usaha Tani dengan
Kecenderungan pada pendekatan
konsep ekologi tanah/biologi tanah,
1. Tetap konsisten mempertahankan
kualitas kesuburan tanah,
meskipun dalam berusaha tani
berupaya mengoptimalkan
produksi perluasan lahan.
2. Tetap komitmen mempertahankan
keseimbangan kondisi biologi,
kimia dan fisik tanah.

Technic Effective Microorganism


Procedure (EMP)

Merujuk pada konsep


pertanian ekologis yang
lebih efisien.
Teknologi aplikasi inokulan
mikroorganisme dalam
proses produksi pertanian.

Keunggulan Teknik EMP:


1. Mampu menekan penggunaan
pupuk kimia hingga 35%,
penggunaan pupuk kandang
/bokhasi hingga 50%.
2. Meningkatkan produksi hingga
20%.
3. Meningkatkan pendapatan petani
hingga 23%
4. Menekan perkembangan gulma.
5. Menekan dampak negatif residu
pestisida.
6. Mengembalikan keseimbangan
kesuburan tanah, meliputi aspek

A. PERSYARATAN TUMBUH
1. Tipe Tanah: Gembur, subur,
mengandung bahan
organik dan topsoil tebal
2. pH tanah optimum: 5,5 6,8
3. Ketinggian tempat: 100- 1.000m
dpl
4. Syarat lain: drainase lahan
sempurna, terbuka
oleh sinar matahari, (bukan bekas
tanaman
cabai atau familinya seperti
tomat, terung atau
tembakau).

. Contoh Varietas:
1. Sultan F-1
2. Hot Chili F-1
(Cabai
Merah
Besar)
3. Lado F-1
(Cabai
Keriting)
4. TM-999 F-1
(Cabai
Keriting)

B. PERSEMAIAN
1. Kebutuhan benih 130 - 150 g/ha
2. Media Semai yang digunakan berupa tanah
steril sebanyak 2-3 bagian dan pupukkandang
matang sebanyak satu bagian.
3. Penyemaian dilakukan dengan tahapan sbb:
- Aduk media semai hingga tercampur rata,
diayak
- Siapkan polibagukuran 6 x 10 cm lubangi
pojok dasarnya
- Isikan media semai kedalam polibaghingga
penuh
- Sehari sebelum tanam benih, siram media
dengan
Agrobost dosis 1 ml/liter air sampai bagian
bawah media
lembab.
- Rendam benih selama 6 jam, tiriskan, bungkus
kain katun

Peram bungkusan benih 18 jam, jaga agar hangat dg lampu pijar 1525 watt.
-Tanam benih satu persatu, tepat di tengah media, tutup tipis dengan
sisa media setebal 0,5 cm.
-- Tutup permukaan media dengan karung/ daun pisang/plastik hitam
selama 4-5 harisampai benih berkecambah.
-- Setelah berkecambah, buka penutup polibag, siramsecara rutin tiap
hari
-- Pada umur 20 hari, lakukan penyiraman dg Agrobost dosis 1 ml
perliter air.
-- Semprot dgBenlate 1g/l / Delsene 2g/l. Bibit siap tanam pada
umur25 hari.

Pembersihan lahan
(mencabut gulma)

C. PENANAMAN
a. Persiapan Lahan
1. Lakukan land clearing jika banyak
semak dan sisa tanaman
2. Lakukan pengapuran jika pH tanah
kurang dari 5,0. Menaikkan 1 point dg
kapur 2 ton/ha. Sebar merata di
permukaan tanah
3. Cangkul / bajak lahan untuk mencegah
agregat dan membalik tanah.
4. Buat bedengan sederhana, lebar 110
cm, selokan 50 cm, tinggi 15-20 cm.
5. Tentukan dosis pupuk dasar dg
standar/ha sbb:

No

Jenis Pupuk

Dosis per
hektar

Pupuk
kandang
Urea
ZA
SP 36
KCl

5 ton

2
3
4
5

300 kg
200 kg
300kg
200 kg

6. Tebar pupuk kandang di lajur kiri dan kanan bedengan


merata, aduk ke dalam tanah.
7. Campurkan keempat jenis pupuk kimia, segera tebar di
lajur kiri dan kanan bedengan merata, aduk ke dalam
tanah.
8. Sempurnakan bedengan dengan cara mencangkul
selokan dan menimbunkannya di atas bedengan
sehingga tinggi bedengan menjadi 30-40 cm.

9. Ratakan permukaan bedengan menggunakan

cangkul atau bilah bambu, pasang mulsa plastik


hitam perak.
10. Buat lubang tanam dengan jarak 50-60
cmdalam barisan dan 70 cmantar barisan.
11. Jumlah populasi cabai per ha sekitar 16.00017.000 tanaman.
12. Lakukan pengairan untuk melarutkan pupuk
ke dalam tanah.

1. Sebelum tanam, siram bibit hingga media


lembab.
2. Lepaskan bibit beserta media perakarannya
dari polibag dengan hati-hati. Usahakan
media tidak pecah atau perakaran bibit tidak
putus. Caranya remas polibag hingga media
sedikit padat, lepaskan bibit dengan hatihati.
3. Congkel tanah di setiap lobang anam
sedalam 8-10 cm.
4. Tanam bibit di lubang tanah dan timbun
dengan tanah hingga batas 2-3 cm di bawah
daun lembaga.
5. Siram areal penanaman cabai untuk
menekan staknasi tanaman kecil sehingga
cepatberadaptasidengan lingkungan
barunya.

2.
3.

4.

5.

I dosis 2 lt Agrobost/400l air /1 ha lahan


setara dg 25 ml/lubang tanam. Semprotkan
ke permukaan tanah sekitar tanaman tepat di
lubang tanam.
Pada umur 10-15 hst, siram dg larutan NPK
dosis 5 g/l air. Siramkan di lubang 200 ml
larutan /tanaman.
Pada umur 40-50 hst, EMP II dosis 2 l
Agrobost/400 l air/ha lahan. Siramkan di
lubang yang berjarak 15-20 di samping pokok
tanaman.
Pada umur 80-85hst, aplikasikan EMP III,
dosis dan cara sama dg ke II. Posisi lubang
berada diantara tanaman dalam barisan
tanaamn.
Jika tanaman kurang maksimal
pertumbuhannya maka lakukan pupuk
susulan NPK dosis 50-100 kg/ha dua kali,
pada 60-65 hst dan 90-95 hst dg cara

F. PEMELIHARAAN TANAMAN
a. Pemangkasan (Prunning) Tunas Air
1. Pada masa pertumbuhan vegetatif (0-35 hst)
akan muncul tunas air di setiap ketiak daun.
2. Tunas-unas air ini harus dipangkas untuk
memberi kesempatan kepada tanaman
mengembangkan vigor batang dan perakaran
agar lebih kokoh dan luas sebelum memasuki
masa generatif yang ditandai dengan munculnya
bunga di percabangan generatif pertama, mulai
dari daun ke-13-15.
b. Pemasangan Ajir Penopang
1. Cabai hibrida umumnya berpotensi berbuah
lebat, sehingga perlu ajir penopanguntuk
menyangga tanaman agar tidak roboh, oleh
beban berat atau oleh angin.
2. Ajir penopang bisa dibuat dari bilah bambu yang
panjangnya 130-140 cmdengan ketebalan 3-4
cm. Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan ketika
tanaman masih kecil (5-10 hst) agar tidak
melukai perakaran.

c. Sanitasi lahan
Adanya serangan hama dan penyakit sangat
berhubungan dengankebersihan lahan.
Lakukan penyiangan rumput dan gulma di sekitar
tanaman, yaitu di lubang tanam dan selokan. 3-4
kali.
d. Pengairan

1. Pada musim kemarau lakukan penyiraman secara


berkala.
2. Tanaman cabai tidak menyukai kelembaban tanah
yang terlalu tinggiatau terlalu basah. Pada
peananaman musim hujan, upayakan tidak ada air
yang tergenang di selokan, buat saluran drainase
yang bagus.

Budidaya tanaman lain: Buncis, Mentimun, kacang


panjang, terung dll.
Persiapan lahan sama dg penanaman cabai.
Aplikasi teknologi EMP tidak boleh bersamaan dengan
aplikasipupuk kimia dan pestisida, tetapi harus diberi
jeda waktu paling cepat tiga hari. Sebaiknya EMP
dahulu, baru pupuk kimia. Usahakan sebelum aplikasi
teknologi EMP, tanah dalam keadaan lembab atau
segera lakukan penyiraman setelah aplikasi EMP.

G. HAMA DAN PENYAKIT DOMINAN PADA CABAI


a. Hama Thrips
Thrips sp. Hama pengisap cairan pucuk tunas
tanaman dan bunga menyebabkan daun
mengering, pertumbuhan pucuk dan bunga
terhambat, serta buah bercak cokelat dan
bentuknya tidk sempurna. Berkembang pesat
pada musim kemarau, pohon rimbun dan
kurang bersih.
Pencegahan
1. Gunakan mulsa plastik hitam perak.
2. Pilih lokasi yang terbuk, juh dari pohon rimbun
dan tidak berdekatan dg tanamn yang sudah
terserang Thrips.
3. Jaga kebersihan kebun dan pasang perangkap
Thrips di beberapa tempat.
Pemberantasan
Penyemprotan insektisida Confidor 200 LC dan
Mesurol 50 WP. Dosis sesuai anjuran.

b. Hama ulat
1.Ulat grayak (Spodoptera litura)
memakan batang muda, tangkai daun
dan tangkai
buah, serta daun.
2.Ulat perusak daun (Plusia sp.)
Pencegahan
3.Gunakan mulsa plastik perak hitam.
4.Jaga kebersihan lingkungan.
5.Pasang perangkap kupu-kupu Cherry
glue dan Glumon, dikuaskan di botol
bekas airmineral atau potongan pipa
PVC.

Pemberantasan
1.Punguti ulat satu/satu dan bakar/
timbun dalam tanah.
2.Jika serangan sporadis disemprot
insektisida Decis 2,5 EC, Curacron 500
EC, Buldok 25 EC. Dosis anjuran.
c. Hama Kutu daun Aphids
3. Mysus persicae. Menyerang daun cabai.
Bergrombol mengisap cairan bawah daun
dan pucuk. Daun yang terserang
mengulung ke dalam.
Pencegahan SDA.
Pemberantasan
Semprot dengan insektisida Decis 2,5
EC, Curacron 500 EC, Buldok 25 EC.

Anda mungkin juga menyukai