PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nitritometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif dengan
menggunakan larutan baku natrium nitrit..Nitritometri disebut juga dengan
metode titrasi diazotasi. Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan kadarnya
dengan metode nitritometri diantaranya adalah penisilin dan sulfamerazin.
Penetapan kadar senyawa ini dilakukan untuk mengetahui kemurnian zat
tersebut dalam satu sampel (http://google-laporan-titrasi-nitrimetri.html).
Reaksi diazotasi telah digunakan secara umum untuk penetapan
gugusan amino aromatis dalam industri zat warna dan dapat dipakai untuk
penetapan sulfanilamida dan semua senyawa-senyawa yang mengandung gugus
amino aromatis (http://google-laporan-titrasi-nitrimetri.html).
Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan dengan metode nitritometri
antara lain sulfamerazin, sulfadiazine, sulfanilamide. Senyawa-senyawa ini
dalam farmasi sangat bermanfaat seperti sulfanilamide sebagai antimikroba.
Melihat kegunaannya
(http://google-laporan-titrasi-nitrimetri.html).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Nitritometri
adalah
dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan
suatu asam (Rismiyanto.2009 ; 71).
Dalam titrasi diazotasi digunakan dua macam indikator yaitu indikator
dalam dan indikator luar. Sebagai indikator dalam digunakan campuran
indikator tropeolin dan metil blue yang mengalami perubahan warna dari ungu
menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk indikator hanya digunakan kertas
kanji iodida. Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk
menetapkan kadar senyawa. Senyawa antibiotic alfonamida dan juga senyawasenyawa anestetika lokal golongan asam amino benzoat (Susanti.2006 ; 65).
Prinsip titrasi Nitrimetri :
Prinsipnya adalah reaksi diazotasi
1. Pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer
2. Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder
3. Pembentukan senyawa azidan gugus hidrasida
4. Pemasukam gugus nitroyang jarang terjadi karena sulitnya menitrasi dengan
menggunakan asam nitrit dalam suasana asam (Harmita.2006 ; 45).
Contoh zat yang memiliki gugus amin aromatic primer misalnya
benzokain,
sulfa,
yang
mempunyai
gugus
amin
alifatik
misalnya
B. Uraian Bahan
1. Asam klorida (Dirjen POM.1979 : 53)
Nama Resmi
: ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain
: Asam klorida
Rumus Molekul
: HCl
Rumus Struktur
: H-Cl
Berat Molekul
: 36,46
Pemerian
: Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika
diencerkan dengan dua bagian air, asap dan bau
hilang
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
2. Kalium Bromida (Dirjen POM.1979 : 328)
Nama Resmi
: KALII BROMIDUM
Nama Lain
: Kalium bromida
Rumus Molekul
: KBr
Berat Molekul
: 119,01
Pemerian
: Tidak berwarna, transparan atau buram, atau serbuk
butir, tidak berbau, rasa asin dan agak pahit
Kelarutan
: Larut dalam lebih kurang 1,6 bagian air dan dalam
lebih kurang 200 bagian etanol (90%) p
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutp baik
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
3. Serbuk Zink (Dirjen POM. 1979 : 637)
Nama Resmi
: ZINCI SULFAT
Nama Lain
: Seng sulfat
Rumus Molekul
: ZnSO4, 7 H2O
Berat Molekul
: 287,54
Pemerian
: Hablur, transparan, serbuk hablur, tidak berwarna,
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
demi sedikit
Ditambahkan 5 ml HCl pekat hingga zink larut
Didinginkan dalam es batu hingga suhu 150C
Ditambahkan 1,5 g kalium bromida
Dititrasi dengan NaNO2 0,1 M (perlahan-lahan)
Digores kertas kanji iodida menggunakan batang pengaduk hingga warna
biru
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
No Sampel
1. Kloramfenikol
0,254 g
TA
50 ml
TAT
44,5 ml
Volume titrasi
5,5 ml
Keterangan
beningbiru
pada pasta kanji
iodida
B. Perhitungan
Teori
N .V . Bst
97 =
Bs . Eq
97 =
0,1 x V x 32,3
254 x 0,1
2463,8=323 x V
V =7,62 ml
Praktek
N x V x Bst
Bs x Eq
17,765
x 100
25,4
69,9
C. Reaksi
1. HCl + NaNO3 HNO2 + NaCl
2. Indikator dan titran
NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl
KI + HCl KCl + HI
2KI + 2HNO2 I2 + 2NO + 2H2O
I2 + kanji kanji Iod (biru)
BAB V
PEMBAHASAN
Titrasi diazotasi ini sangat berguna untuk menetapkan kadar senyawasenyawa anti biotika sulfanamida dan juga senyawa-senyawa anastetika lokal
golongan asam amina benzoat. Metode titrasi diazotasi disebut dengan nitrimetri
yakni m etode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku
natrium nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksidiazotasi yakni reaksi antara amina
aromatic primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam
siazonium.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada reaksi diazotai:
1. Suhu
Titrasi
diazotasi
sebaiknya
dilakukan
pada
suhu
rendah
< 150C, karena asam nitrit yang terbentuk tidak stabil dan mudah terurai dan
juga garam diazonium yang terbentuk juga tidak stabil (diatas suhun1500C
terhidrolisa menjadi fenol.
2. Kecepatan reaksi
Reaksi titrasi amin aromatic pada reaksi diazotasi berjalan agak lambat,titrasi
sebaliknya dilakukan secara perlahan-lahan, dan digunakan pengaduk magnetic
dalam titrasi. Biasanya ditambahkan katalisator untuk mempercepat reaksi
NaBr/KBr dan serbuk zink bila senyawa amin dari sampel tidak larut dalam
HCl, tetapi larut lebih dalam dengan alkali encerlingkungan alkali, kemudian
ditambahkan jumlah nitrit yang setara dengan 80-90%. Jumlah sampel nitrit
yang dihitung secara teoritis. Setelah itu banyak larutan diasamkanreaksi
diazotasi sempurna (tidak timbul kesulitanpengendapan garam amin)
Cara pembuatan indikator pasta kanji , dilarutkan 0,75 g KI dalam 5 ml air dan
2 g ZnCl2 dalam 10 ml air, campurkan larutan itu dan tambahkan 100 ml air,
dipanaskan sampai mendidih dan ditambahkan sambil diaduk terus suspensi 5 g
pati dalam 35 ml air, dididihkan selama 2 menit dan didinginkan.pasta ini harus
disimpan dalam wadah tertutup baik dan diletakkan di tempat yang sejuk.
Adapun cara kerja daripada pembentukan garam diazonium ini adalah
pertama disiapkan alat dan bahan, dimasukkan 250 mg kloramfenikol, karena
ditentukan secara katalisator daripada percobaan ini, ditambahkan zink 1,5 gsedikit
demi sedikit biasanya digunakan sebagai katalisator,lalu didinginkan pada suhu dan
mudah terurai dan juga garam diazonium yang terbentuk tidak stabil.jika diatas 15 0C
nantinya akan terhidrolisa menjadi fenol. Ditambahkan 5 ml HCl, sebagai katalisator,
kemudian dititrasi dengan larutan baku nitrometri yaitu natrium nitrit, hingga
digoreskan pada indikator kanji (biru).
Adapun hasil diperoleh pada percobaan ini adalah diperoleh pada
praktek persentasenya 69,9% dan hasilnya tidak sesuai dengan literatur yaitu 97%,
pada teori diperoleh volume 7,62 ml sedangkan diperoleh pada praktek adalah 5,5 ml.
adapun hubungan dengan farmasi yaitu suatu senyawa obat yang dapat ditentukan
oleh metode titrasi nitritometri.
Adapun cara pembuatan larutan baku NaNO2 0,1 M ialah ditimbang
seksama 7,5 g NaNO2 kemudian larutkan dalam gelas piala dengan air suling
secukupnya dan dipindahkan dalam labu ukur 1 liter, encerkan dengan air suling
sampai tanda batas.
DAFTAR PUATAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Hasmita. 2006. AnalisisKuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Jakarta: Cipta
Kreasi.
Ibnu,Shodiq. 2005. Kimia Analitik I. Malang. UM Press.
Riswiyanto. 2009. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Susanti,Yenni. 2006. Analisis Kimia Kuantitatif. Universitas Hasanuddin.
(http://google-laporan-titrasi-nitrimetri.html).
SKEMA KERJA
1. Titrasi nitrimetri
250 mg zat uji (kloromfenikol)
gelas piala 125 ml
10 ml HCl pekat
+ 5 ml H2O
+ 10 ml H2O
Dipanaskan
Diaduk terus
Didinginkan
+ 5 ml HCl
+ 50 ml H2O (dihomogenkan)
25 mg kloromfenikol
kalium bromida