Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nitritometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif dengan
menggunakan larutan baku natrium nitrit..Nitritometri disebut juga dengan
metode titrasi diazotasi. Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan kadarnya
dengan metode nitritometri diantaranya adalah penisilin dan sulfamerazin.
Penetapan kadar senyawa ini dilakukan untuk mengetahui kemurnian zat
tersebut dalam satu sampel (http://google-laporan-titrasi-nitrimetri.html).
Reaksi diazotasi telah digunakan secara umum untuk penetapan
gugusan amino aromatis dalam industri zat warna dan dapat dipakai untuk
penetapan sulfanilamida dan semua senyawa-senyawa yang mengandung gugus
amino aromatis (http://google-laporan-titrasi-nitrimetri.html).
Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan dengan metode nitritometri
antara lain sulfamerazin, sulfadiazine, sulfanilamide. Senyawa-senyawa ini
dalam farmasi sangat bermanfaat seperti sulfanilamide sebagai antimikroba.
Melihat kegunaannya

tersebut, maka percobaan ini perlu dilakukan

(http://google-laporan-titrasi-nitrimetri.html).

B. Maksud dan Tujuan Percobaan


1. Maksud percobaan

Mengetahui dan memahami cara penentuan kadar senyawa dengan


menggunakan titrasi permanganometri, dengan prinsip titrasi reaksi
diazotasi.
2. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui kadar kloramfenikol dengan menggunakan titrasi
nitrimetri.
C. Prinsip Percobaan
Penentuan kadar zat kloramfenikol secara kuantitatif dengan
menimbang 250 mg kloramfenikol dan ditambahkan 10 ml HCl pekat
kemudian ditambahkan 2,5 gram serbuk zink dan ditambahkan 5 ml HCl pekat
dan penambahan 1,5 gram Kalium Bromida kemudian dititrasi dengan NaNO 2
0,1 M. Titik akhir titrasi ditandai dengan munculnya warna biru pada kertas
kanji iodida.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Nitritometri

merupakan penetapan kadar secara kuantitatif dengan

menggunakan larutan baku natrium nitrit. Nitritometri disebut juga dengan


metode titrasi diazotasi. Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan kadarnya
dengan metode nitritometri diantaranya adalah penisilin dan sulfpmerazin.
Penetapan kadar senyawa ini dilakukan untuk mengetahui kemurnian zat
tersebut dalam satu sampel (Riswiyanto.2009 ; 97).

Reaksi diazotasi telah digunakan secara umum untuk penetapan


gugusan amino aromatis dalam industry zat warna dan dapat dipakai untuk
penetapan sulfanilamide. Senyawa-senyawa ini dalam farmasi sangat
bermanfaat seperti sulfanilamide sebagai antimikroba (Usman,Hanafi.2004 ;
37).
Analisis titrimetri adalah pemeriksaan atau penentuan sesuatu bahan
dengan teliti. Analisis ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah penentuan sesuatu
berdasarkan komposisi atau kualitas sedangkan analisis luantitatif

adalah

pemeriksaan berdasarkan jumlahnya atau kuantitinya. Salah satu cara analisis


penentuan konsentrasi dengan menggunakan volume larutan yang akan
ditentukan konsentrasinya denga volume larutan yang telah diketahui
konsentrasinya dengan teliti atau analisis yang berdasarkan pada reaksi kimia.
Reaksi pada penentuan ini harus berlangsung secara kuantirtatif. Jenis reaksi
yang terjadi pada nitrimetri dibagi menjadi dua bagian:
1. Reaksi yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang
tidak terjadi transfer/ perpindahan electron.
2. Reaksi yang mengalami perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang
terjadi transfer electron (Ibnu,Shidiq.2005 ; 31)
Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena
berbagai zat organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini.
Namun demikian titrasi redoks ini berhasil dengan baik, maka persyaratan
berikut harus dipenuhi:
1. Harus tersedia pasangan sistemredoks yang sesuai sehingga terjadi
pertukaran electron secara stokiometri
2. Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur
(kesempurnaan 99%).
3. Harus tersedia penentuan titik akhir yang sesuai (Harmita.2006 ; 86).
Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah diazotasi
(nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam doazo
nium dari gugus amin aromatis bebes yang direaksikan dengan asam nitrit,

dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan
suatu asam (Rismiyanto.2009 ; 71).
Dalam titrasi diazotasi digunakan dua macam indikator yaitu indikator
dalam dan indikator luar. Sebagai indikator dalam digunakan campuran
indikator tropeolin dan metil blue yang mengalami perubahan warna dari ungu
menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk indikator hanya digunakan kertas
kanji iodida. Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk
menetapkan kadar senyawa. Senyawa antibiotic alfonamida dan juga senyawasenyawa anestetika lokal golongan asam amino benzoat (Susanti.2006 ; 65).
Prinsip titrasi Nitrimetri :
Prinsipnya adalah reaksi diazotasi
1. Pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer
2. Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder
3. Pembentukan senyawa azidan gugus hidrasida
4. Pemasukam gugus nitroyang jarang terjadi karena sulitnya menitrasi dengan
menggunakan asam nitrit dalam suasana asam (Harmita.2006 ; 45).
Contoh zat yang memiliki gugus amin aromatic primer misalnya
benzokain,

sulfa,

yang

mempunyai

gugus

amin

alifatik

misalnya

Na,siklomat,yang memiliki gugus hidroksida misalnya NH, yang memiliki


gugus amin aromatic sekunder adalah paracetamol,fenasetin dan yang memiliki
gugus nitro aromatic adalah kloromfenikol (Usman,Hanafi. 2004 ; 25).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam nitrimetri adalah :
a. Pada saat melakukan titrasi, suhu harus antara 5-150C walaupun
sebenarnya pembentukan garam diazonium berlangsung pada suhu yang
lebih rendah yaitu 0-50C. Pada temperatus 5-150C, digunakan KBr sebagai
stabilisator. Titrasi tidak dapat dilakukan dalam suhu tinggi karena, HNO 3
yang terbebtuk akan menguap pada suhu tinggi dan garam diazonium yang
terbentuk akan terurai menjadi fenol.
b. Keasaman
Titrasi ini berlangsung pada pH kurang lebih 2, hal ini dibutuhkan untuk
mengubah NaNO2 menjadi HNO2 dan pembentukan garam diazonium.
c. Kecepatan reaksi

Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali sehingga agar reaksi sempurna


maka titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang
kuat. Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1ml/menit lalu menjelang
titik akhir menjadi 2 tetes/menit (Ibnu,Shodiq.2005 ; 77)
Indikator nitrimetri untuk menentukan titik alhir titrasi nintimetri dapat
digunakan indikator yaitu:
a. Indikator dalam
Yaitu indikator yang digunakan dengan cara memasukkan indikator
tersebut kedalam larutan yang akan dititrasi.
b. Indikator luar
Sulfanilasi ke dalam erlenmeyer usahakan terlokalisasi pada satu titik, agar
tidak diperlukan banyak ammonia untuk melarutkan setelah asam
sulfanilasi larurt, larutan kemudian diasamkan dengan HCl 25% dampai pH
2, karena asam nitrit terbentuk pada suasana asam. Kemudian tambahkan
KBr yang pada titrasi nitrimetri diperlukan sebagai :
1. Katalisator, yaitu untuk mempercepat reaksi karena KBr dapat mengikat
NO2 membentuk nitrosubromid, yang akan meniadakan reaksi taktomerasi
dari bentuk keton dan langsung membentuk fenol.
2. Stabilisator yaitu untuk mengikuti NO2 agar asam nitrit tisak terurai atau
menguap (Susanti.2006 ; 100).
Dalam farmakope Indonesia titrasi diazotasi digunakan untuk
menetapkan kadar benzokain, primakain fosfat dan sediaan tabletnya, prokain
HCl, sulfat setamid, natrium sulfat setamid, sulfametasin, sulfadoksin,
sulfametoksasol, tetrakain dan tetraksi SCI.

B. Uraian Bahan
1. Asam klorida (Dirjen POM.1979 : 53)
Nama Resmi
: ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain
: Asam klorida
Rumus Molekul
: HCl
Rumus Struktur
: H-Cl
Berat Molekul
: 36,46
Pemerian
: Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika
diencerkan dengan dua bagian air, asap dan bau
hilang
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
2. Kalium Bromida (Dirjen POM.1979 : 328)
Nama Resmi
: KALII BROMIDUM
Nama Lain
: Kalium bromida
Rumus Molekul
: KBr
Berat Molekul
: 119,01
Pemerian
: Tidak berwarna, transparan atau buram, atau serbuk
butir, tidak berbau, rasa asin dan agak pahit
Kelarutan
: Larut dalam lebih kurang 1,6 bagian air dan dalam
lebih kurang 200 bagian etanol (90%) p
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutp baik
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
3. Serbuk Zink (Dirjen POM. 1979 : 637)
Nama Resmi
: ZINCI SULFAT
Nama Lain
: Seng sulfat
Rumus Molekul
: ZnSO4, 7 H2O
Berat Molekul
: 287,54
Pemerian
: Hablur, transparan, serbuk hablur, tidak berwarna,

Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan

tidak berbau, rasa sepat


: Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak larut
dalam etanol (95%) p, mudah larut dalam gliserol p
: Dalam wadah tertutup rapat
: Sebagai sampel

4. Kloramfenikol (Dirjen POM.1979 : 143)


Nama Resmi
: CHLORAMPHENICOLUM
Nama Lain
: Klorampenikol
Rumus Molekul
: C11H22Cl2N2O5
Berat Molekul
: 323,13
Pemerian
: Hablur halus, berbentuk jarum atau lempeng
memanjang, putih sampai putih kelabu
Kelarutan
: Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5
bagian etanol (95%) p, dala 7 bagian propilengtikol p,
sukar larut dalam kloroform p, eter p
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan
: Sebagai sampel
5. Natrium nitrit (Dirjen POM.1979 : 714)
Nama Resmi
: NATRII NITRIT
Nama Lain
: Natrium nitrit
Rumus Molekul : NaNO2
Berat Molekul
: 69,00
Pemerian
: Hablur atau granul, tidak berwarna
Kelarutan
: Larut, dalam 1,5 bagian air agak sukar larut dalam
etanol (95%) P.
Kegunaan
: Sebagai titrat
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan adalah buret, batang pengaduk, statif, klem, kertas
perkamen, erlenmeyer, gelas arloji, gelas ukur, gelas kimia, neraca analitik,
thermometer, pipet tetes.
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah kloramfenikol, asam klorida, serbuk zink,
kalium bromida, NaNO2 0,1 M, kertas kanji iodida, es batu.
B.

Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Ditimbang 250 mg zat uji (kloramfenikol)


Dimasukka kedalam erlenmeyer
Ditambahkan 10 ml HCl pekat
Ditimbang 2,5 g serbuk zink lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer sedikit

demi sedikit
Ditambahkan 5 ml HCl pekat hingga zink larut
Didinginkan dalam es batu hingga suhu 150C
Ditambahkan 1,5 g kalium bromida
Dititrasi dengan NaNO2 0,1 M (perlahan-lahan)
Digores kertas kanji iodida menggunakan batang pengaduk hingga warna
biru

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
No Sampel
1. Kloramfenikol
0,254 g

TA
50 ml

TAT
44,5 ml

Volume titrasi
5,5 ml

Keterangan
beningbiru
pada pasta kanji
iodida

B. Perhitungan
Teori
N .V . Bst
97 =
Bs . Eq
97 =

0,1 x V x 32,3
254 x 0,1

2463,8=323 x V
V =7,62 ml

Praktek

N x V x Bst
Bs x Eq

0,1 x 5,5 x 32,3


x 100
254 x 0,1

17,765
x 100
25,4

69,9
C. Reaksi
1. HCl + NaNO3 HNO2 + NaCl
2. Indikator dan titran
NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl
KI + HCl KCl + HI
2KI + 2HNO2 I2 + 2NO + 2H2O
I2 + kanji kanji Iod (biru)

BAB V
PEMBAHASAN
Titrasi diazotasi ini sangat berguna untuk menetapkan kadar senyawasenyawa anti biotika sulfanamida dan juga senyawa-senyawa anastetika lokal
golongan asam amina benzoat. Metode titrasi diazotasi disebut dengan nitrimetri
yakni m etode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku
natrium nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksidiazotasi yakni reaksi antara amina
aromatic primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam
siazonium.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada reaksi diazotai:
1. Suhu
Titrasi
diazotasi
sebaiknya
dilakukan
pada

suhu

rendah

< 150C, karena asam nitrit yang terbentuk tidak stabil dan mudah terurai dan
juga garam diazonium yang terbentuk juga tidak stabil (diatas suhun1500C
terhidrolisa menjadi fenol.
2. Kecepatan reaksi

Reaksi titrasi amin aromatic pada reaksi diazotasi berjalan agak lambat,titrasi
sebaliknya dilakukan secara perlahan-lahan, dan digunakan pengaduk magnetic
dalam titrasi. Biasanya ditambahkan katalisator untuk mempercepat reaksi
NaBr/KBr dan serbuk zink bila senyawa amin dari sampel tidak larut dalam
HCl, tetapi larut lebih dalam dengan alkali encerlingkungan alkali, kemudian
ditambahkan jumlah nitrit yang setara dengan 80-90%. Jumlah sampel nitrit
yang dihitung secara teoritis. Setelah itu banyak larutan diasamkanreaksi
diazotasi sempurna (tidak timbul kesulitanpengendapan garam amin)
Cara pembuatan indikator pasta kanji , dilarutkan 0,75 g KI dalam 5 ml air dan
2 g ZnCl2 dalam 10 ml air, campurkan larutan itu dan tambahkan 100 ml air,
dipanaskan sampai mendidih dan ditambahkan sambil diaduk terus suspensi 5 g
pati dalam 35 ml air, dididihkan selama 2 menit dan didinginkan.pasta ini harus
disimpan dalam wadah tertutup baik dan diletakkan di tempat yang sejuk.
Adapun cara kerja daripada pembentukan garam diazonium ini adalah
pertama disiapkan alat dan bahan, dimasukkan 250 mg kloramfenikol, karena
ditentukan secara katalisator daripada percobaan ini, ditambahkan zink 1,5 gsedikit
demi sedikit biasanya digunakan sebagai katalisator,lalu didinginkan pada suhu dan
mudah terurai dan juga garam diazonium yang terbentuk tidak stabil.jika diatas 15 0C
nantinya akan terhidrolisa menjadi fenol. Ditambahkan 5 ml HCl, sebagai katalisator,
kemudian dititrasi dengan larutan baku nitrometri yaitu natrium nitrit, hingga
digoreskan pada indikator kanji (biru).
Adapun hasil diperoleh pada percobaan ini adalah diperoleh pada
praktek persentasenya 69,9% dan hasilnya tidak sesuai dengan literatur yaitu 97%,
pada teori diperoleh volume 7,62 ml sedangkan diperoleh pada praktek adalah 5,5 ml.
adapun hubungan dengan farmasi yaitu suatu senyawa obat yang dapat ditentukan
oleh metode titrasi nitritometri.
Adapun cara pembuatan larutan baku NaNO2 0,1 M ialah ditimbang
seksama 7,5 g NaNO2 kemudian larutkan dalam gelas piala dengan air suling
secukupnya dan dipindahkan dalam labu ukur 1 liter, encerkan dengan air suling
sampai tanda batas.

Adapun cara pembakuan larutan NaNO2 0,1M yaitu ditimbang


seksama 500 mg asam sulanilamida yang telah dikeringkan lebih dahulu pada 105 0
selama 2 jam, dimasukkan kedalam gelas piala 250 ml , ditambahkan 5 ml HCl dan
50 ml H2O dan dihomogenkan sampai semua kloromfenikol larut lalu, ditambahkan 5
tetes indikator topeolin 0,1 % dan 3 tetes metilen blue 0,1 % didinginkan 15 0 C. titrasi
perlahan-lahan dengan NaNO2 0,1 N sampai berubah warna dari ungu ke biru hijau 1
ml NaNO2 0,1 M setara dengan 17,22 gram asam sulfanitamida.
Adapu hubungannya dengan dunia farmasi yaitu suatu senyawa obat
dapat ditentukan oleh metode titrasi nitritometri contohnya zat asam amino salisilat
dengan kesetaraan 15,31 mg.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Titrasi nitritometri didasarkan pada pembentukan garam diazonium dari
gugus amin aromatik bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam
nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam.
Dari hasil pengamatan diperoleh persentase praktek ialah 69,9% yang tidak
sesuai dengan literature yaitu 97%.
B. Saran
Laboratorium
Sebaiknya alat dan bahan lebih dilengkapi lagi.
Asisten
Lebih membimbing lagi praktikannya.

DAFTAR PUATAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Hasmita. 2006. AnalisisKuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Jakarta: Cipta
Kreasi.
Ibnu,Shodiq. 2005. Kimia Analitik I. Malang. UM Press.
Riswiyanto. 2009. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Susanti,Yenni. 2006. Analisis Kimia Kuantitatif. Universitas Hasanuddin.
(http://google-laporan-titrasi-nitrimetri.html).

SKEMA KERJA
1. Titrasi nitrimetri
250 mg zat uji (kloromfenikol)
gelas piala 125 ml
10 ml HCl pekat

2,5 gram serbuk zink sedikit demi sedikit

5 ml HCl pekat zink larut


dinginkan 150C
1,5 gram kalium bromida

Itrasi NaNO2 0,1 M (perlahan-lahan)

Warna biru pada pasta kanji ioida


2. Pembuatan Larutan Baku NaNO2 0,1 M
Ditimbang 7,5 gram NaNO2
gelas kimia
+ H2O secukupnya

Dipindahkan ke labu ukur 1 liter

Diencerkan dengan H2O sampai tanda batas

3. Pembuatan Indikator Kanji


Ditimbang 0,75 gram KI
2 gram ZnCl2

+ 5 ml H2O
+ 10 ml H2O

Dicampur + 100 ml H2O

Dipanaskan

Diaduk terus

5 gram pati + 3,5 ml H2O

Dipanaskan selama 2 menit

Didinginkan

Disimpan dalam wadah


4. Pembakuan Larutan NaNO3 0,1 M

Ditimbang 500 mg asam sulfanilamida

Dikeringkan pada 1050C selama 2 jam

Dimasukkan kegelas piala 250 ml

+ 5 ml HCl
+ 50 ml H2O (dihomogenkan)

+ 5 tetes indikator topeolin


0,1 % + 3 tetes metilen blue 0,1 %

Didinginkan suhu 150C

Titrasi dengan NaNO2 0,1 M


TAT dari ungu kebiru hijau

25 mg kloromfenikol

Didinginkan pada suhu150C


Menggunakan termometer

Setelah didinginkan + 1,503 g

Dititrasi dengan NaNO2

kalium bromida

hasil goresan pada kertas kanji

Anda mungkin juga menyukai