Trombus
Merupakan bekuan darah yang terdapat di system vaskuler (menempel di
pembuluh darah) menyebabkan pembuluh darah besar menyempit sehingga
tekanan darah meningkat.
Embolus
Merupakan materi yang dibawa oleh darah bisa berasal dari lemak, udara, pecahan
sel tumor yang pecah, maupun dari pecahan thrombus. Jika embolus ikut dengan
aliran darah, maka pembuluh darah kecil di seluruh tubuh akan terhambat
(biasanya pembuluh kecil di otak maupun di terminal *ujung2x*).
*jika embolus menghambat pembuluh darah kecil di otak= aliran darah (oksigen)
di otak terhambat menyebabkan stroke (stroke bisa disebabkan oleh
penyumbatan pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah)
*jika embolus menghambat pembuluh darah kecil di terminal *ujung2x* = aliran
darah terhambat kulit yang tidak dialiri darah menjadi semakin gelap akibatnya
saraf dapat terganggu sehingga timbulnya mati rasa ( lumpuh ).
Embolus dari udara?? = embolus dari udara dapat terjadi saat kasus
jarum suntik pada saat jarum suntik diletakkan terbalik maka udara
dapat masuk sehingga saat jarum disuntikkan ke pasien akan
menyebabkan terbentuknya emboli di dalam darah pasien.
Aneurism
Merupakan kondisi dilatasi yang abnormal.
*dilatasi normal : pembuluh darah melebar di seluruh tubuh
Stenosis
Merupakan kondisi terhambatnya pembukaan katup sehingga aliran darah
terhambat. Efek yang ditimbulkan = hipertropi jantung
Inkompetensi katup
Merupakan kondisi terhambatnya penutupan katup (katup tidak menutup
sempurna) sehingga darah yang masuk sebagian dikeluarkan kembali dari atrium
ke ventrikel akibatnya ventrikel menjadi semakin penuh efeknya tekanan
diastole meningkat tekanan sistol juga dapat meningkat maka dapat terjadi
penyakit gagal jantung.
*jika katup ventrikel terganggu aliran darah yang sudah dipompa dapat kembali
menuju jantung sehingga oksigen di jantung meningkat dapat menyebabkan
sianosis (keracunan).*
Gangguan dalam Sistem Konduksi
1. Asistol = tidak ada aliran / aktivitas listrik
2. Fibrilasi
Hipertensi
Definisi : tekanan darah tinggi yang harus dilakukan pengecekan berulang pada waktu
yang berbeda dan kondisi yang berbeda.
-
Tekanan darah dikontrol oleh system saraf dan hormonal. Tekanan darah dikatakan
normal bila sistol dan diastolnya 120/80. Dan dikatakan hipertensi jika diatas 140/90.
Klasifikasi hipertensi :
Hipertensi primer : hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya apa (idiopatik). Justru
hipertensi dengan jenis inilah yang sering terjadi . (penyebabnya bisa karena obesitas
dan stress). Karena sulit diobati terkadang pengobatan hipertensi jenis ini hanya
bertujuan untuk mengontrol tekanan darah.
Hipertensi sekunder : hipertensi yang disebabkan oleh suatu penyakit yang memiliki
kontribusi dalam menciptakan hipertensi itu sendiri. Karena hipertensi sekunder diketahui
penyebabnya, sehingga lebih mudah diobati. Hipertensi jenis ini sering dikaitkan dengan
renovaskuler (suatu keadaan meningkatnya aktifitas angiotensin II dan aldosteron.) maka
terjadinya gangguan ginjal disertai dengan hipertensi. Permasalahannya adalah sangat
sulit dicari siapa yang duluan terjadi antara gangguan ginjal dan hipertensi.
Jenis hipertensi
Ukuran sistol/diastol
Normal
Pre hipertensi
Hipertensi I
Hipertensi II
Autoregulasi jaringan
Reflex baroreseptor
Reflex RAA dari system endokrin.
Autoregulasi jaringan
terjadi vasodilatasi
Resistensi menurun
cardio
kontraksi
SISTEM ENDOKRIN :
Terdiri atas ADH (vasopressin), eritropoietin, angiotensin II.
1. ADH dilepaskan produksi urin menurun osmolaritas plasma menurun
2. Eritropoietin dilepaskan eritropoiesis teraktivasi volume darah
meningkat oksigen yang tersaturasi meningkat . jika eritropoiesis
berhenti, maka viskositas darah menigkat resistensi meningkat
tekanan darah meningkat.
ANP
Perannya : menghambat kerja aldosteron, epinefrin, norepinefrin, ADH.
Saat tekanan yang diterima atrium berlebihan ANP dihasilkan oleh sel-sel otot jantung
pelepasan ion Na meningkat urin meningkat volume darah menurun cardiac output
menurun hipertensi bisa dicegah.
SISTEM RAA
Ketika perfusi (aliran darah) ke ginjal menurun rennin dikeluarkan rennin +
angiotensinogen diubah menjadi angiotensin I (saat melalui paru) angiotensin I +
enzin ACE angiotensin II bertemu reseptor Mereabsorpsi natrium di tubulus
proksimal- terjadi kontraksi pembuluh darah vasokontriksi dikeluarkan aldosteron
(kenapa??) resistensi meningkat tekanan darah meningkat .
Karena angiotensin II, serotonin, dan endotelin punya reseptor. Ketika mereka berikatan
dengan reseptornya maka otomatis akan memberikan efek terhadap pembuluh darah.
TERAPI HIPERTENSI
TUJUAN : penurunan tekanan darah yang tinggi
Target obat :
a. target utama = di resistensi perifer, dan cardiac output.
b. Target yang lain = pengontrolan pada system saraf simpatis, system endokrin,
arteri, sel endotel (terkait sintesis NO) , system RAA, dan ginjal.
kalau orang masih di pre-hipertensi maka pengobatannya bersifat non-farmakologi
(tanpa obat , hanya control aktivitas, berat badan).
Kalau orang sudah masuk ke hipertensi I dan II, maka pengobatannya bersifat
farmakologi (tapi yang non-farmakologi jangan ditinggalkan).
TERAPI FARMAKOLOGI
Digunakan obat yang bersifat vasodilator :
Efeknya : pembuluh darah relaksasi resistensi perifer menurun tekanan darah
menurun
Target obat : Channel Ca
Cara kerjanya : bekerja secara langsung , tidak langsung
Bekerja secara langsung : antagonis kalsium, agonis kalium, Rho kinase inhibitor
Bekerja secara tidak langsung :
a. Menghambat system saraf simpatis
b. Antagonis -1 adrenoreseptor
c. Menghambat system rennin angiotensin, dengan cara :
Menghambat Pelepasan rennin : menggunakan antagonis
Menghambat aktivitas rennin : menggunakan rennin inhibitor
Menghambat ACE = menggunakan ACE inhibitor
Menghambat aktivitas angiotensin II = menggunakan antagonis reseptor
AT I
Menghambat aktivitas aldosteron = menggunakan antagonis reseptor
aldosteron.