Anda di halaman 1dari 18

Resume

PENGANTAR ANALISIS REAL


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Analisi Real

Disusun Oleh:
ROSSI FAUZI
08610017

PRODI MATEMATIKA
FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010

Daftar Isi
BAB I

Supremum dan Infimum ............................................................2

1. Himpunan terbatas

..................................................................................2

2. Selang Susut (Nested Intervals)......................................................................6


BAB II

Barisan Bilangan Real ..................................................................6

1. Pengertian

................................................................................................6

2. Barisan Monoton ......................................................................................10


3. Barisan Bagian .........................................................................................12
4. Kriteria Cauchy ........................................................................................14
Daftar pustaka ...................................................................................................17

BAB I
Supremum dan Infimum
1. Himpunan Terbatas
Definisi 1.1.1
(i) Himpunan A dan A dikatakan terbatas ke atas jika
sehingga untuk . Bilangan a disebut batas atas A. Jika a batas
atas A dan b > a maka b juga batas atas A. Batas atas A yang terkecil disebut
supremum A ditulis sup A.
(ii) Himpunan A dan A dikatakan terbatas ke bawah jika
sehingga untuk . Bilangan b disebut batas bawah. Jika b batas
bawah A dan c < b maka c juga batas bawah A. Batas bawah A yang terbesar
disebut infimum A, ditulis inf A
(iii) Jika A terbatas ke atas dan terbatas ke bawah maka himpunan A terbatas.
Teorema 1.1.2
(i) dan terbatas ke atas maka sup sup
(ii) dan terbatas ke bawah maka inf inf
Bukti :
(i) Diketahui A B artinya setiap x A maka x B dan B terbatas ke atas.
Karena B terbatas ke atas dan A B sehingga A juga terbatas ke atas. Misal k
adalah batas atas B sehingga B k. Karena A B, maka k juga batas atas A
sehingga A k. Jadi diperoleh sup A sup B.
(ii) Diketahui A B artinya setiap x A maka x B dan B terbatas ke bawah.
Karena B terbatas ke bawah dan A B sehingga A juga terbatas ke bawah.
Misal l adalah batas bawah B sehingga B l. Karena A B, maka l juga
batas atas A sehingga A l . Jadi diperoleh inf A inf B.
Teorema 1.1.3
Jika A, B dan terbatas maka
(i) Sup ( A + B) sup A + sup B
(ii) Inf ( A + B) inf A + inf B

Bukti :
(i) Misal M1 = sup A dan M2 = sup B. Oleh karena itu berlaku a M1 dan
untuk itu berlaku b M2. Hal ini berarti untuk itu + A+B
berlaku + M1 + M2. Oleh karena itu sup ( A + B ) sup A + sup B.
(ii) Misal N1 = inf A dan N2 = inf B. Oleh karena itu A berlaku a N1 dan
untuk itu B berlaku b N2. Hal ini berarti untuk itu + A + B
berlaku a + b N1 + N2. Oleh karena itu inf ( A + B ) inf A + inf B.
Teorema 1.1.4
Diketahui A ,
(i) Jika M = sup A maka untuk setiap > 0 terdapat x0 A sehingga M < x0.
(ii) Jika W = inf A maka untuk setiap > 0 terdapat x1 A sehingga x1 < W + .
Catatan :
1. Baik supremum ataupun infimum belum tentu menjadi anggota himpunan
tersebut.
2. Jika A himpunan terbatas ke atas, apakah supremum A pasti ada ?
Jawabnya : batas atas ada tetapi batas terkecil belum tentu ada, tergantung
himpunannya
Bukti : (i) Karena M supremum dari himpunan A, maka M bukan batas
himpunan A. Hal ini berarti ada a A sehingga M < a. Selanjutnya karena M
batas atas terkecil himpunan A, maka setiap a A berlaku a M, khususnya
a M. Dengan demikian terbukti bahwa a A sehingga M < a M.
Sebaliknya, karena diketahui bahwa a M untuk setiap a A dan untuk setiap
bilangan real > 0 ada a A sehingga M < a diperoleh M batas atas dan
tak ada batas atas M1 (yang lain) dengan M1 < M. Sebab jika ada maka dengan
mengambil 1 = M - M1 diperoleh suatu kontradiksi, yaitu ada a A sehingga
M - 1 < a atau M1 = M (M - M1) < a. Dengan kata lain terbukti bahwa M
merupakan supremum.

(ii) Karena W infimum dari himpunan A, maka W + bukan batas himpunan A.


Hal ini berarti ada b A sehingga W + > b. Selanjutnya karena W batas
bawah terbesar himpunan A, maka setiap b A berlaku b W, khususnya b W.
Dengan demikian terbukti bahwa b A sehingga W + > b W. Sebaliknya,
karena diketahui bahwa b W untuk setiap b A dan untuk setiap bilangan real
> 0 ada b A sehingga W + > b diperoleh W batas bawah dan tak ada batas
bawah W1 (yang lain) dengan W1 > W. Dengan kata lain terbukti bahwa W
merupakan infimum.
Teorema (Sifat Lengkap ) 1.1.5
(i) Jika A , A , dan A terbatas ke atas maka sup A ada.
(yaitu : sehingga t = sup A)
(ii) Jika A , A , dan A terbatas ke bawah maka inf A ada.
(yaitu : sehingga s = inf A)
Teorema (Sifat Archimides) 1.1.6
Jika x, y dan x > 0 maka terdapat n sehingga nx > y.
Akibatnya :
(i) Jika y maka terdapat n sehingga n > y
(ii) Jika x dan x > 0 maka terdapat n sehingga nx > 1
Q adalah himpunan bilangan rasional, yaitu Q =

, & 0

Bukti : Andaikan teorema salah berarti n sehingga nx > y atau nx y,


n . Bentuk A = . A , A , A terbatas ke atas (oleh y).
Menurut teorema Sifat Lengkap , maka sup A ada, misal M = sup A. Oleh
karena itu x > 0, maka M x < M. Akibatnya terdapat n0 sehingga n0.x A
dan (dari sifat sup i)

n0.x > M x
n0.x + x > M x + x
n0.x + x > M
x . (n0 + 1) > M

kontradiksi dengan sup A

sehingga pengandaian kita salah. Jadi terbukti bahwa n sehingga nx > y,


akibatnya :
(i) y n n > y
(ii) x , x >0 n nx > 1
Teorema (Kerapatan Bilangan Rasional) 1.1.7
Diantara dua bilangan real yang berbeda terdapat bilangan rasional.
(Jika x, y dan x < y maka r Q sehingga x < r < y).
Bukti : diketahui x, y dan x < y sehingga y x > 0. Menurut

Sifat

Archimides (akibat (ii)) jika terdapat n maka n (y x) > 1


ny nx > 1
ny nx + nx > 1 + nx
ny

> 1 + nx.......................(*)

Oleh karena x, y menurut Teorema Archimides akibat (i), maka


m1 berlaku m1 > x, m2 berlaku m2 > y, nx , -nx
m1 berlaku m1 > nx ..................(1)
m2 berlaku m2 > -nx

-m2 < nx ..............(2)

Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh m2 < nx < m2. Akibatnya terdapat m ,
-m2 m m1, sehingga m 1 nx < m................(**). Dari (*) dan (**) didapat
m - 1 nx , nx < m
m -1 nx
m 1 + 1 nx +1
m nx + 1
diperoleh nx < m 1 +nx < ny atau nx < m < ny
terbukti bahwa r =

x<

<y,

Q. Jadi

Q berlaku x < r < y.

2. Selang Susut (Nested Intervals)


In, n dikatakan susut (nested) jika

Suatu barisan interval


I1 I2 ... In In+1 ......

BAB II
Barisan Bilangan Real
1. Pengertian
Barisan bilangan real merupakan fungsi dari ke . Nilai fungsi f di n ditulis
sebagai an jadi f (n) = an. Barisan sering ditulis atau 1 , 2 , 3 , . .
dan disebut sebagai suku ke n dari barisan .
Definisi 2.1.1
Jika dua barisan bilangan real, didefinisikan :
(i)

Jumlah (addition) : +

(ii)

Perkalian skalar (scalar multiplication) : k =

(iii)

Hasil ganda (product) : .

(iv)

Hasil bagi (division) :

= +

= . = .
, 0, .

Definisi ( Limit Barisan ) 2.1.2


Barisan bilangan real dikatakan konvergen (convergent) untuk n ,
jika sehingga untuk > 0, 0 sehingga untuk n
dengan n n0 maka berlaku < .
Barisan bilangan real

konvergen ke-a, untuk n dan ditulis

lim = a atau lim = 0 atau an a.


Barisan bilangan real dikatakan terbatas jika terdapat bilangan M > 0
sehingga M, .
Teorema 2.1.3
Jika barisan bilangan real konvergen maka terbatas.
Bukti : ambil sebarang bilangan real

yang konvergen. Jadi

sehingga untuk > 0, 0 dan jika n , n n0 berakibat


< .
< + , n n0.

Dengan mengambil tetap, diperoleh


Selanjutnya diambil bilangan

M = maks 1 , 2 , , 0 1 , +

< + = M, n .

Sehingga
Teorema 2.1.4

Jika barisan bilangan real konvergen maka limitnya tunggal.


Bukti : misal mempunyai limit k dan a. Sehingga untuk , > 0,
n, n sehingga
(i) Untuk , , < 2
(ii) Untuk , " , < 2
Ambil

n0

, 0 = maks , " .

Menurut

(i)

dan

(ii)

untuk

0 berakibat

+
+ ketaksamaan segitiga
< 2+ 2 =

sehingga terbukti bahwa = limit barisan tunggal .

2.1.5
Jika dan

masing-masing mempunyai barisan bilangan real yang

konvergen, katakan lim = a, lim = b dan c, d maka


(i)

lim =

(ii)

Jika > 0, maka lim =

(iii) lim + = lim + lim = +


(iv) lim . = lim = .
(v)

lim . = lim . lim = .

(vi) Apabila b, 0, maka lim

lim
lim

(vii) Jika 0, maka 0


(viii) Jika , maka
(ix) Jika , maka
Bukti :
(i). Adb. lim = . Diketahui lim =
<

adb.

<
Bukti : (*)Adb.

<

a =ab+b
= +
+ ketaksamaan segitiga
+ +
+ . . ()
(**). Adb.
b=ba+a
= +
+ ketaksamaan segitiga

..................(**)

Dari persamaan (*) dan (**) terbukti bahwa .


(ii). Adb. lim =

Bukti : lim = a jika dan hanya jika untuk setiap bilangan real > 0
terdapat bilangan asli n0 sehingga untuk setiap bilangan n > n0 berlaku
< .
Karena > 0 untuk setiap n, maka a = 0 atau a > 0. Dalam keadaan a > 0
diperoleh bahwa setiap bilangan n n0 berlaku

<

Dalam keadaan a = 0, maka untuk setiap bilangan asli n > n0 benar bahwa

0 =

0 =

0 <

Bukti selesai.
(iii). Adb. lim + = lim + lim = +
Bukti : jika untuk > 0, n0 n dengan n > n0 maka
+ +

<

Diketahui lim = a, untuk > 0, n0 n dengan n > n0


maka . <
lim = b, untuk > 0, n0 n dengan n > n0 maka
<
+ +

= +
+
<

+2 =

(iv). Adb. lim . = lim = .

Bukti : jika untuk > 0, n0 n dengan n > n0 maka


<
Diketahui lim = a, untuk > 0, n0 n dengan n > n0
maka . <
= +
= ( ) + ( )
+
<

+ 0 =

(v). Adb. lim . = lim lim = .


Bukti : jika untuk > 0, n0 n dengan n > n0 maka
. <
. = . + . .
= +
+

<
+
2
2
<
(vi). adb. lim

lim
lim

Bukti : jika untuk > 0, n0 n dengan n > n0 maka

<
=

. .
.

2. Barisan Monoton
Definisi 2.2.1
(i) Barisan bilangan real

dikatakan naik monoton jika an an+1, n

10

(ii) Barisan bilangan real

dikatakan turun monoton jika +1 ,


(iii) Barisan bilangan real dikatakan monoton jika

naik monoton atau

turun monoton.
Teorema 2.2.2

(i) Jika

naik monoton dan terbatas ke atas, maka

konvergen ke

konvergen ke

supremumnya dan ditulis lim = sup


(ii) Jika

turun monoton dan terbatas ke bawah, maka

infimumnya dan ditulis lim = inf


Bukti :
(i). Ambil sebarang barisan naik monoton . Jika konvergen maka ada
bilangan a, lim = a ada, sehingga menurut teorema 2.1.3, terbatas.
Sebaliknya jika

terbatas ke atas sebut M sehingga supremumnya

= sup 1 , 2 , 3 , . Maka untuk > 0, n0 sehingga M < 0 .


Karena naik monoton dan terbatas ke atas maka an+1 M, n
sehingga diperoleh untuk n n0 berlaku M < an M < M + atau
< . Jadi terbukti lim = = sup = 1, 2, 3,

(ii). Bukti sejalan


Teorema Selang Susut 2.2.3
Jika barisan selang tertutup ,
(i)

mempunyai sifat :

+1 , +1 , ,

(ii) lim = 0
Maka terdapat tepat satu 0 sehingga 0 , ,
Bukti : karena +1 , +1 , , diperoleh barisan
monoton dan terbatas ke atas dan barisan
bawah.

naik

turun monoton dan terbatas ke

konvergen ke supremumnya dan

konvergen ke infimumnya,

jadi
lim = lim =

11

Dengan = = 1, 2, 3, . = 1, 2, 3,
tepat salah satu pernyataan berikut benar = > < .
untuk < tidak mungkin sebab jika < , maka kontradiksi
0 < = lim lim = lim = 0

Untuk > juga tidak mungkin sebab > diperoleh kontradiksi


0 < = lim lim = = 0

Untuk = , diambil 0 = = .
0 ,

untuk karena x0 = b = inf

: = 1, 2, 3,

diperoleh x0 bn, n karena x0 = a = sup : = 1, 2, 3,

diperoleh

an x0 untuk n . Jadi dapat disimpulkan bahwa an x0 bn atau


x0 , , n .
Ketunggalan 0 cukup jelas karena ketunggalan a atau ketunggalan b.
3. Barisan Bagian
Definisi 2.3.1
Diketahui barisan bilangan real. Jika barisan dengan nk dan
n1 < n2 < n3 < ....... maka barisan dengan disebut barisan bagian
dari .
Catatan : ada tak hingga banyak barisan bagian dari .
Untuk berlaku >
Teorema 2.3.2
Jika konvergen ke-a maka setiap barisan dari yaitu juga
konvergen ke-a.
Bukti : ambil sebarang konvergen ke-a. Jadi untuk > 0, n0 ,
n , n n0 benar bahwa < . Jika

sebarang barisan

bagiannya, diperoleh < , , 0 .

12

Teorema Kriteria Kedivergenan 2.3.3


Diberikan barisan , pernyataan berikut ekuivalen :
(i)

tak konvergen ke-

(ii) 0 > 0 sehingga untuk k , nk dengan nk k dan 0 .


(iii) 0 > 0 dan barisan bagian yaitu sehingga

0 ,

k .
Bukti : bukti (iii)
(i)

(i) dan (ii)

(i) cukup jelas. Adb. (i)

(ii) dan

(iii). Menurut hipotesis dan berdasarkan teorema 2.3.2, 0 > 0 sehingga

untuk k , nk , nk k dan 0 dengan kata lain terbukti


bahwa ada barisan yang tak konvergen ke- a.
Teorema 2.3.4
Setiap barisan bilangan real paling sedikit mempunyai satu barisan bagian
yang monoton.
Bukti : ambil sebarang . Terdapat tiga kemungkinan, paling sedikit salah satu
ini terjadi :
(i) , sehingga < dan = . Jika hal ini terjadi maka
terdapat barisan bagian

yang konstant, jadi

barisan

monoton.
(ii) , sehingga < dan < . Jika hal ini terjadi maka
terdapat barisan bagian yang naik monoton.
(iii) , sehingga < dan > . Jika hal ini terjadi maka
terdapat barisan bagian yang turun monoton.
Dari kemungkinan (i), (ii), (iii) di atas, paling sedikit salah satu terjadi.
Teorema Bolzano Weierstrass 2.3.5
Setiap barisan bilangan real yang terbatas mempunyai barisan bagian yang
konvergen.
Bukti : ambil sebarang

mempunyai barisan bagian

yang terbatas. Menurut teorema 2.3.4,


yang monoton, jadi

barisan monoton

13

terbatas. Karena monoton terbatas, oleh karena itu menurut teorema 2.2.2.
konvergen (ke supremumnya).
Teorema 2.3.6
Diberikan yang terbatas. Jika sehingga setiap barisan bagian
dari yaitu konvergen ke-a, maka juga konvergen ke-a.
Bukti : misal tak konvergen ke-a. Menurut Teorema Kriteria Kedivergenan,
0 > 0 sehingga untuk , & sehingga 0 .
Karena barisan terbatas, maka menurut Teorema Bolzano Weierestrass
mempunyai barisan bagian yang konvergen. Barisan bagian yang terakhir
ini merupakan barisan-bagian barisan aslinya yaitu . Ini suatu kontradiksi
dengan hipotesis.
4. Kriteria Cauchy
Definisi 2.4.1
Barisan bilangan real disebut barisan Cauchy, jika untuk setiap > 0
terdapat n0 sehingga untuk setiap m, n dengan m n0 dan n n0 berlaku
< .
Dengan kata lain :
( barisan Cauchy : > 0, n0 , m n0 dan n n0

< )

Teorema 2.4.2
Jika barisan bilangan real konvergen, maka merupakan barisan
Cauchy.
Bukti : Ambil sebarang barisan bilangan real yang konvergen ke a. Jadi
untuk setiap bilangan real > 0 dapat dipilih bilangan asli n0 sehingga berlaku

< 2
untuk setiap bilangan asli n > n0. Oleh karena itu diperoleh :

+ < + =
2 2

14

untuk setiap dua bilangan asli m, n n0, dan bukti selesai.


Teorema 2.4.3
Jika barisan Cauchy, maka terbatas.
Bukti : ambil sebarang barisan Cauchy . Jadi, untuk setiap bilangan real
> 0 terdapat bilangan asli n0 sehingga untuk setiap dua bilangan asli m, n n0
<

benar bahwa
diambil bilangan tersebut tetap.
Diperoleh

<
untuk setiap dua bilangan asli m, n n0 (n0 bergantung pada , n0 = n0()).
Khususnya, diperoleh 0

< , yang berakibat

0 + = M 0
untuk setiap bilangan asli m n0. Selanjutnya dengan mengambil bilangan
M = maks 1 , 2 , 3 , . , 0 , 0
maka diperoleh

Untuk setiap bilangan asli m, dan bukti selesai.


Teorema (Kriteria Kekonvergenan Cauchy) 2.4.4
Barisan bilangan real konvergen jika dan hanya jika merupakan
barisan Cauchy.
Bukti : Menurut teorema 2.4.2, setiap barisan bilangan real yang konvergen
marupakan barisan Cauchy. Jadi tinggal memperlihatkan setiap barisan Cauchy
merupakan barisan yang konvergen. Ambil sebarang barisan Cauchy bilangan real
. Menurut teorema 2.4.3, barisan terbatas dan oleh karena itu, menurut
Teorema Bolzano Weierstrass, terdapat barisan-bagian

yang konvergen

ke-a. Selanjutnya cukup diperlihatkan bahwa juga konvergen ke a. Ambil

15

sebarang bilangan real > 0. Karena barisan Cauchy dan barisan-bagian


konvergen ke a, dapat dipilih bagian asli n0 sehingga

< 2

benar bahwa
untuk setiap dua bilangan asli m, n n0

< 2

benar bahwa
untuk setiap bilangan asli nk n0

Oleh karena itu untuk setiap n n0 berlaku


+ <

+ =
2 2

Dengan kata lain terbukti bahwa konvergen ke a.


Definisi 2.4.5
Barisan bilangan real dikatakan mengkerut (contractive) jika terdapat
c dengan 0 < c < 1 sehingga berlaku +2 +1 +1 , n .
Bilangan c disebut konstanta kerut (contractive constant)
Teorema 2.4.6
Setiap barisan bilangan real

yang mengkerut merupakan barisan

Cauchy. Jadi setiap barisan bilangan real yang mengkerut merupakan barisan
yang konvergen.
Bukti : ambil sebarang barisan bilangan real

yang mengkerut. Jika c

konstanta kerutnya, maka untuk setiap bilangan asli n, diperoleh


+2 +1 2 1 3 1 2 2 1
Oleh karena itu, dan karena 0 < c < 1, untuk setiap dua bilangan asli m dan n,
anggap m > n, diperoleh
1 + 1 2 + . . + +1

16

( cm-2 + cm-3 +.........+ cm-1 ) 2 1


1

= cm-1
cm-1

2 1

1
1
1

2 1

karena 0 < c < 1 sehingga untuk sebarang bilangan real > 0 dan terdapat
bilangan asli n0 dimana setiap bilangan asli n n0 benar bahwa
cm-1

1
1

dengan kata lain terbukti bahwa

2 1 <

merupakan barisan Cauchy. Hal ini

berakibat konvergen.

DAFTAR PUSTAKA
Rahayu,

Pipit Pratiwi. 2009. Hand Out Kuliah Pengantar Analisis Real

MAT-21414. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan


Kalijaga. Yogyakarta.
Darmawijaya, Soeparna. 2006. Pengantar Analisis Real. Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai