Prinsip
Prinsip
Resume dari buku berjudul Etika Bisnis : Konsep dan Kasus, Karya Manuel G.
Velasquez
Sebelum berbicara jauh mengenai prinsip-prinsip etis dalam bisnis dan untuk
lebih memahami konsep dan pengertiannya, berikut ini adalah beberapa kasus
pendekatan mengenai evaluasi moral antara lain :
Sistem Apartheid yang dikuasai oleh Partai Nasional khusus Kulit Putih
melegalkan diskriminasi rasial pada seluruh aspek kehidupan. Sistem apartheid
ini menghapuskan seluruh penduduk kulit hitam dari hak politik dan hak sipilnya
seperti mereka tidak dapat memilih, tidak dapat jabatan politis yang penting,
tidak dapat bergabung secaara kolektif, atau pun hak atas Undang-undang. Hal
inilah yang mengakibatkan kulit hitam melakukan demontrasi berkali - kali
melawan pemerintahan kulit putih Afrika Selatan. Aksi tersebut langsung
ditanggapi oleh pemerintah Kulit Putih Afrika Selatan dengan pembunuhan,
penangkapan di mana - mana serta represi. Termasuk ditangkapnya Nelson
Mandela (anak pimpinan kulit hitam).
Hal ini dipicu adanya penentangan yang dilakukan para pemegang saham agar
Caltex memutuskan hubungan dengan pemerintah Afrika Selatan dengan alasan
bahwa orang kulit hitam tidak punya hak di wilayah kulit putih. Perdebatan
tentang apakah Caltex perlu melanjutkan operasinya di Afrika Selatan ini
merupakan perdebatan moral. Argumen yang diajukan oleh kedua belah pihak
tersebut mengacu pada pertimbangan moral, yang dapat dikelompokkan
menjadi 4 jenis standar moral yaitu utilitarianisme, hak, keadilan, dan perhatian.
Pertimbangan moral yang diajukan manajer Caltex antara lain jika perusahaan
tetap melaksanakan operasi di Afrika Selatan maka kesejahteraan orang kulit
hitam dan kulit putih akan meningkat, namun jika perusahaan pergi maka orang
kulit hitamlah yang akan mengalami kerugian besar. Pernyataan inilah yang
disebut dengan standar moralitas utilitarian yaitu prinsip moral yang mengklaim
bahwa sesuatu dianggap benar bila mampu menekan biaya sosial dan
memberikan keuntungan sosial yang lebih besar.
A. Utilitarianisme
Pada saat posisi penjualan mobil menurun dibandingkan dengan pesaing lain,
maka manajer Ford segera melakukan strategi cepat dengan memfokuskan pada
desain, pemanufakturan, dan penjualan yang cepat. Hal ini dilakukan agar
memperoleh kembali pangsa pasar. Akibat proyek yang dilakukan dengan
terburu-buru ini, maka desain teknis pun tidak diperhatikan seperti apabila
terjadi tabrakan maka keselamatan penumpangpun sangat rawan. Alasan
manajer tetap memproduksinya antara lain dikarenakan desain mobil sudah
memenuhi semua standar hukum dan peraturan pemerintah, manajer
beranggapan bahwa mobil telah memiliki tingkat keamanan yang sebanding
dengan mobil dari perusahaan lain, serta dikarenakan studi biaya keuntungan
(biaya modifikasi) tidak bisa ditutupi oleh keuntungan yang diperoleh. Jadi
utilitarianisme digunakan untuk semua teori yang mendukung pemilihan
tindakan yang memaksimalkan keuntungan.
B. Utilitarianisme Tradisional
Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika
jumlah total utilitas yang dihasilkan dari tindakan tersebut lebih besar dari
jumlah utilitas sosial yang dihasilkan oleh tindakan lain yang dapat dilakukan.
Artinya prinsip ini mengasumsikan bahwa keuntungan dan biaya dari suatu
tindakan dapat diukur dengan menggunakan skala numerik biasa, lalu ditambah
atau dikurangi dengan nilai yang diperoleh. Kesalahan anggapan terhadap
prinsip Utilitarian antara lain :
Prinsip utilitarian mengatakan bahwa tindakan yang benar dalam suatu situasi
adalah tindakan yang menghasilkan utilitas lebih besar dibandingkan
kemungkinan tindakan lainnya. Hal ini tidak berarti tindakan yang benar adalah
tindakan yang menghasilkan utilitas besar bagi orang yang melakukan tindakan
tersebut. Akan tetapi, tindakan dianggap benar jika menghasilkan utilitas paling
besar bagi semua orang yang terpengaruh oleh tindakan tersebut (termasuk
orang yang melakukan tindakan tersebut).
Prinsip utilitarian tidak menyatakan bahwa tindakan yang dianggap benar
sejauh keuntungan dari tindakan tersebut lebih besar dari biayanya. Namun
utilitarianisme meyakini bahwa ada satu tindakan yang benar yaitu tindakan
yang memberikan keuntungan lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh
dari tindakan alternatif lain.
Prinsip utilitarian mewajibkan kita untuk mempertimbangkan konsekuensi
langsung dari tindakan kita. Sebaliknya pengaruh tidak langsungnya juga harus
dipertimbangkan.
Dengan demikian ada 3 hal yang harus dilakukan jika dalam situasi tertentu :
Misalnya pada perkiraan perhitungan Ford atas biaya dan keuntungan yang akan
diterima oleh semua pihak yang terlibat jika desain Pinto dirubah, serta yang
akan ditanggung jika desainnya tidak berubah.
3. Tindakan yang etis tepat adalah yang memberikan utilitas paling besar.
Utilitarianisme juga sejalan dengan kriteria intuitif yang digunakan orang dalam
membahas perilaku atau tindakan moral. Misalnya pada saat orang memiliki
kewajiban moral untuk melakukan tindakan tertentu, hal ini sering mengacu
pada keuntungan atau kerugian yang nantinya diakibatkan. Moralitas juga
mewajibkan seseorang untuk mempertimbangkan kepentingan orang lain.
Utilitarianisme memenuhi persyaratan tersebut selama prinsip tersebut
mempertimbangkan pengaruh tindakan pada orang lain, dan mewajibkan
seseorang untuk memilih utilitas paling besar.
C. Masalah Pengukuran
Bagaimana nilai utilitas dari berbagai tindakan yang berbeda pada orang yang
berbeda dapat diukur dan perbandingkan.
Biaya dan keuntungan tampak sulit dinilai.
Banyaknya keuntungan dan biaya dari suatu tindakan tidak dapat diprediksi,
maka penilaian tidak dapat dilakukan dengan baik.
Masih belum jelas apa yang bisa dihitung sebagai keuntungan dan yang
dihitung sebagai biaya.
Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika
tindakan tersebut dinyatakan dalam peraturan moral yang benar.
Sebuah peraturan moral dikatakan benar jika jumlah utilitas total yang
dihasilkannya; jika semua orang yang mengikuti peraturan tersebut lebih besar
dari jumlah utilitas total yang diperoleh; jika semua orang yang mengikuti
peraturan moral alternatif lainnya.
E. Konsep Hak
Hak adalah klaim atau kepemilikan sesuatu. Seseorang dikatakan memiliki hak
jika dia memiliki klaim untuk melakukan tindakan dalam suatu acara tertentu.
Hak berasal dari sistem hukum yang mengizinkan seseorang untuk bertindak
dalam suatu cara tertentu. Hak juga bisa berasal dari sistem standar moral yang
tidak tergantung pada sistem hukum tertentu. Hak merupakan sebuah sarana
atau cara yang penting dan bertujuan agar memungkinkan individu untuk
memilih dengan bebas apapun kepentingan dan melindungi pilihan mereka.
Memiliki hak moral bearti orang lain memiliki kewajiban tertentu terhadap
pemilik hak tersebut. Misalkan hak moral untuk melakukan ibadah sesuai
keyakinan saya, dapat didefinisikan kaitannya dengan kewajiban moral orang
lain untuk tidak mengganggu ibadah yang saya lakukan. Hak moral memberikan
kewajiban korelatif pada orang lain, baik itu kewajiban untuk tidak ikut campur
atau kewajiban untuk melakukan sesuatu yang positif.
2. Hak moral memberikan otonomi dan kesetaraan bagi individu dalam mencari
kepentingan mereka.
Hak menunjukkkan aktivitas yang bebas mereka cari. Misalnya saat akan
melakukan ibadah sesuai keyakinan, maka tidak perlu izin orang lain saat
melaksanakannya. Salah satu aspek dimana kita semua memiliki kedudukan.
Jika memiliki hak moral untuk melakukan sesuatu maka otomatis juga akan
memiliki pembenaran moral dalam melakukannya. Misalnya saat kita
membenarkan tindakan dari orang kuat yang sedang membantu orang yang
lemah.
Hak negatif dapat digambarkan dari fakta bahwa hak yang termasuk di
dalamnya dapat didefinisikan sepenuhnya dalam kaitannya dengan kewajiban
orang lain untuk tidak ikut campur dalam aktivitas tertentu dari orang yang
memiliki hak tersebut. Misalnya jika kita memiliki sebuah privasi maka baik
atasan kita pun berkewajiban untuk tidak mencampurinya.
tidak berarti orang lain tidak boleh mencampurinya. Namun jika saya tidak
mendapat kehidupan yang layak maka pemerintah harus memberikannya.
Hak dan kewajiban kontraktual merupakan hak terbatas dan kewajiban korelatif
yang muncul saat seseorang membuat perjanjian dengan orang lain. Hak dan
kewajiban kontraktual memberikan dasar bagi kewajiban khusus yang diperoleh
seseorang saat dia menerima jabatan atau peran dalam sebuah organisasi sosial
yang sah. Sistem peraturan yang mendasari hak dan kewajiban kontraktual
diinterpretasikan mencakup sejumlah batasan moral diantaranya :
Kedua belah pihak harus memahami sepenuhnya sifat dari perjanjian yang
mereka buat.
Kedua belah pihak dilarang mengubah fakta perjanjian kontraktual dengan
sengaja.
Kedua belah pihak dalam kontrak tidak boleh mendatangani perjanjian karena
paksaan atau ancaman.
Perjanjian kontrak tidak boleh mewajibkan kedua belah pihak untuk
melakukan tindakan yang amoral.
Dasar yang lebih baik bagi hak moral diberikan oleh teori etis yang
dikembangkan Immanuel Kant. Teori Kant didasarkan pada prinsip moral yang ia
sebut perintah kategoris, dan yang mewajibkan semua orang diperlakukan
sebagai makhluk yang bebas dan sederajat dengan yang lain. Menurut Kant
masing-masing hak memerlukan proses kualifikasi, penyesuaian dengan
kepentingan lain dan argumen pendukung.
Universalisabilitas
Reversibilitas
Alasan seseorang melakukan suatu tindakan haruslah alasan yang dapat dia
terima jika orang lain menggunakannya, bahkan sebagai dasar dari bagaimana
mereka memerlakukan dirinya.
Batasan hak dan bagaimana hak tersebut diseimbangkan dengan hak yang
berkonflik lainnya.
Misalnya saat sekelompok orang memainkan alat musik dengan sangat keras,
yang mengganggu orang lain.
Norma keadilan secara umum tidak menolak hak-hak moral individu. Sebagai
alasannya adalah : dalam tingkatan tertentu, keadilan didasarkan pada hak-hak
moral individu. Hak moral untuk diperlakukan sebagai individu yang sederajat
dan bebas. Namun yang lebih penting adalah fakta bahwa hak moral
menunjukan kepentingan individu yang bersangkutan, di mana usaha untuk
meraih kepentingan atau tujuan tersebut tidak boleh dikesampingkan demi
kepentingan orang lain kecuali dengan alasan-alasan yang khusus. Ini berarti hak
moral individu tidak boleh dikorbanka hanya untuk menjamin distribusi
keuntungan yang lebih baik bagi pihak lain.
K. KEADIALAN DISTRIBUTIF
Kaum egalitarian meyakini bahwa tidak ada perbedaan yang relevan di antara
semua orang, yang bisa dipakai sebagai pembenaran atas perlakuan yang tidak
adil. Menurut pandangan egalitarain semua keuntungan dan beban harus sesuai
dengan rumusan berikut :
Semua orang harus memperoleh bagian keuntungan dan beban masyarakat atau
kelompok dalam jumlah yang sama.
setiap orang juga memiliki klaim yang sama atas segala sesuatu yang ada dalam
masyarakat. Pandangan ini berarti semuanya harus diberikan pada semua orang
dalam jumlah yang sama.
Louis Blanc (1811-1882) selanjutnya Karl Marx (1818-1883) serta Nicolan Lenin
(1870-1924) adalah tokoh yang merepresentasikan pandangan ini, yaitu
pandangan sosialis tentang distribusi. Yaitu dari semua orang sesuai dengan
kemampuan mereka, bagi semua orang sesuai dengan kebutuhan mereka
Prinsip sosialis ini pertama kali didasarkan pada gagasan bahwa orang-orang
menyadari potensi mereka dengan menunjukan kemampuan dalam kerja yang
produktif. Karena perwujudan dari potensialitas yang dimiliki seseorang
merupakan sesuatu nilai, maka hal ini mengimplikasikan bentuk distribusi
pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dia miliki. Kedua keuntungan yang
dihasilkan dari kerja harus manfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kehidupan manusia.
Teori John Rawl didasarkan pada asumsi bahwa konflik yang melibatkan masalah
keadilan pertama-pertama haruslah ditangani dengan membuat sebuah metode
yang tepat dalam memilih prinsip-prinsip untuk menanganinya. Prinsip keadilan
distribusi yang disuslkan Rawls menyatakan bahwa distribusi keuntungan dan
beban dalam masyarakat adalah adil jika, dan hanya jika :
1. Setiap orang memiliki hak yang sama atas kebebasan dasar paling ekstensif
yang dalam hal ini mirip dengan kebebasan untuk semua orang.
2. ketidak adilan sosial dan ekonomi diatur sedemikian rupa sehingga keduanya :
b. Ditangani dalam lembaga dan jabatan yang berbuka bagi semuar orang
berdasarkan prinsip persamaan hak dalam memperoleh kesempatan.
mengatakan bahwa setiap orang haruslah memiliki hak yang sama dalam
memperoleh jabatan-jabatan penting dalam berbagai lembaga masayrakat.
Prinsip yang diusulkan Rowls ini tampak cukup komprehensi dan mencakup
pertimbangan utama yang ditekankan oleh pendekatan-pendekatan lain
terhadap masalah keadilan yang telah kita pelajari. Namun Rawls tidak hanya
memberikan serangkaian prinsip keadilan, dia juga mengusulkan sebuah metode
umum dalam mengevaluasi kelayakan semua prinsip moral. Metode yang
diusulkannya mencakup penentuan atas prinsip-prinsi apa saja yang dipilih oleh
sekelompok orang yang berpikiran rasional jika mereka tahu bahwa mereka akan
hidup dalam suatu masyarakat yang diatur oleh prinsip-prinsip tersebut, namun
mereka belum tahu bagaimana keadaan dalam masyarakat itu.
Dengan demikian Rawl mengklaim bahwa semua prinsip secara moral dapat
diterima oleh suatu kelompok individu rasional yang mengetahui bahwa mereka
akan tinggal dalam sebuah masyarakat yang diatur oleh prinsip-prinsip yang
mereka terima, namun tidak tahu apa jenis kelaminnya, ras, kemampuan,
agama, kepentingan, jabatan sosial, penghasilan, atau karakteristik-karakteristik
khusus lain yang akan mereka miliki dalam masyarakat tersebut.
Keadilan Retributif
Keadilan Kompensasif
Dalam hal ini etika perhatian menekankan pada dua syarat moral, yaitu :
a. Kita hidup dalam suatu rangkaian hubungan dan wajib mempertahankan serta
menyetarakan hubungan yang konkret dan bernilai dengan orang lain.
Namun penting juga untuk tidak membatasi gagasan tentang hubungan konkret
ini hanya pada hubungan antara dua individu atau antara seseorang dengan
kelompok individu tertentu. Ada dua hal penting yang perlu diketahui. Pertama,
tidak semua hubungan memiliki nilai, dan tidak semuanya menciptakan
kewajiban untuk memberi perhatian. Kedua, perlu diketahui bahwa dalam
Keuntungan etika perhatian adalah mendorong untuk fokus pada nilai moral dari
sikap parsial terhadap orang dekat dan arti penting moral dalam memberikan
tanggapan pada mereka secara khusus yang tidak kita berikan pada orang lain.
Malden Hills mengalami kebakaran hebat, Feuerstein selaku pemilik Malden Mills
menyatakan bahwa dia akan bangun kembali perusahaannya itu, dan setiap
pegawai akan memperoleh gaji dan perawatan medis dan jaminan memperoleh
pekerjaan mereka setelah perusahaan beroperasi tiga bulan kemudian. Peristiwa
Malden Mills menunjukan sebuah perspektif etika yang tidak mampu ditangkap
oleh sepenuhnya pandangan-pandangan moral.
Perspektif imparsial dari teori hak tidak meyatakan baywa Feuerstein kewajiban
moral apa pun pada pegawainya setelah terjadi kebakaran tersebut. Keadilan
impaesial tidak mewajibkan perusahaan untuk memberikan bantuan pada para
pegawai pada saat mereka tidak bekerja ataupun pemiliki harus membangun
kembali pabrik baru di tempat yang sama.
Kita memiliki kewajiban untuk memberikan perhaitian khusus pada individuindividu tertentu yang menjalin hubungan erat dengan kita, khususnya
hubungan ketergantungan merupakan konsep utama dalam etika memberi
perhatian. Penekanan dalam etika perhatian :
Kita hidup dalam suatu rangkaian hubungan dan wajib serta mengembangkan
hubungan yang konkret dan bernilai dengan orang lain.
Kita memberikan perhatian khusus kepada orang-orang yang menjalin
hubungan baik dengan kita.
Tiga bentuk perhatian : perhatian pada sesuatu adalah semacam perhatian atau
kepentingan terhadap suatu gagasan atau di mana tidak ada orang kedua yang
terlibat. Perhatian terhadap seseorang, dan perhatian dalam arti menjaga.
Perhatian dalam arti menjaga merupakan yang dipersayaratkan dalam etika
perhatian ini mrip seorang ibu yang menjaga anaknya. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan yaitu, tidak semua hubungan memilki nilai dan tidak semuanya
menciptakan kewajiaba untuk memberi perhatian. Kedua bahwa perhatian
kadang menimbulkan konflik.
Pertama bahwa etika perhatian bisa berubah menjadi favoritisme yang tidak adil
beriskap parsial (berat sebelah). Kedua persyaratan etika perhatian bisa
menyebabkan kebosanan. Namun keuntungan etika perhatian dalah
mendorong kita untuk fokus pada moral dari sikap parsial terhadap orang-orang
dekat kita.
Standar utilirian wajib digunakan saat kita tidak memiliki sumber daya yang
mampu memenuhi tujuan atau kebutuhan semua orang. Dengan
mempertimbangkan keuntungan dan biaya sosial. Penilaian moral sebagian juga
didasarkan pada standar-standar yang menunjukan individu harus diperlakukan
atau dihargai. Penilaian moral juga didasarkan pada standar-standar keadilan
Sifat Kebaikan
Kebaikan Moral
Alasdair Maclntyre bertpendapat dalam hal ini kebaikan moral adalah disposisi
atau karakteristik yang memungkinkan menjalani kehidupan secara moral baik
dan tidak hanya karakteristik yang memungkinkan memperoleh keberhasilan
dalam sejumlah aspek kehidupan tertentu. Teori Kebaikan Pincoff menyatakan
kebaikan moral adalah disposisi yang secara umum diinginkan oleh semua orang
dalam situasi-situasi yang biasanya mereka hadapi.
Pada saat kita melakukan kebaikan dalam semua tindakan, sejauh tindakan kita
menunjukan kebaikan atau tindakan kita adalah baik, maka tindakan-tindakan
tersebut otomatis juga merupakan tindakan moral yang benar.