Laser Gas Dibahas Dalam Buku Ini
Laser Gas Dibahas Dalam Buku Ini
4/Juni/1991
LASER
oleh : Sugata Pikatan
(Seminar intern FT. Ubaya Januari 1991)
Kata LASER adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission
of Radiation, yang artinya perbesaran intensitas cahaya oleh pancaran terangsang. Kata
kuncinya adalah perbesaran dan pancaran terangsang yang akan menjadi jelas
kemudian. Dewasa ini, 30 tahun setelah ditemukan, kata laser telah menjadi
perbendaharaan kata sehari-hari. Peralatan yang menggunakan komponen laser dapat
ditemukan dimana-mana, seperti pembaca kode harga di kasir pasar swalayan, laserprinter, compact - disk player, pemandu pesawat jet dan pertunjukan laser dalam festival
musik.
Laser merupakan sumber cahaya koheren yang monokromatik dan amat lurus.
Cara kerjanya mencakup optika dan elektronika. Para ilmuwan biasa menggolongkannya
dalam bidang elektronika kuantum. Sebetulnya laser merupakan perkembangan dari
MASER, huruf M disini singkatan dari Microwave, artinya gelombang mikro. Cara kerja
maser dan laser adalah sama, hanya saja mereka bekerja pada panjang gelombang yang
berbeda. Laser bekerja pada spektrum infra merah sampai ultra ungu, sedangkan maser
memancarkan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang jauh lebih
panjang, sekitar 5 cm, lebih pendek sedikit dibandingkan dengan sinyal TV - UHF. Laser
yang memancarkan sinar tampak disebut laser - optik.
Prinsip kerja laser
Terjadinya laser sudah diramalkan jauh hari sebelum dikembangkannya mekanika
kuantum. Pada tahun 1917, Albert Einstein mempostulatkan pancaran imbas pada
peristiwa radiasi agar dapat menjelaskan kesetimbangan termal suatu gas yangsedang
menyerap dan memancarkan radiasi. Menurut dia ada 3 proses yang terlibat dalam
kesetimbangan itu, yaitu : serapan, pancarn spontan (disebut fluorensi) dan pancaran
terangsang ( atau lasing dalam bahasa Inggrisnya, artinya memancarkan laser). Proses
yang terakhir biasanya diabaikan terhadap yang lain karena pada keadaan normal serapan
dan pancaran spontan sangat dominan.
Sebuah atom pada keadaan dasar dapat dieksitasi ke keadaan tingkat energi yang
lebih tinggi dengan cara menumbukinya dengan elektron atau foton. Setelah beberapa saat
berada di tingkat tereksitasi ia secara acak akan segera kembali ke tingkat energi yang
lebih rendah, tidak harus ke keadaan dasar semula. Proses acak ini dikenalsebagai
fluoresensi terjadi dalam selang waktu rerata yang disebut umur rerata, lamanya
tergantung pada keadaan dan jenis atom tersebut.
Kebalikan dari umur ini dapat dipakai sebagai ukuran kebolehjadian atom tersebut
terdeeksitasi sambil memancarkan foton yang energinya sama dengan selisih tingkat energi
asal dan tujuan. Foton ini dapat saja diserap kembali oleh atom yang lain sehingga
mengalami eksitasi tetapi dapat pula lolos keluar sistem sebagai cahaya. Sebetulnya atomatom yang tereksitasi tidak perlu menunggu terlalu lama untuk memancar secara spontan,
asalkan terdapat foton yang merangsangnya. Syaratnya foton itu harus memiliki energi
yang sama dengan selisih tingkat energi asal dan tujuan.
Tinjauan dua tingkat energi dalam sebuah atom E1 dan E2, dengan E1 < E2. cacah
atom yang berada di masing-masing tingkat energi adalah N1 dan N2. Untuk
menggambarkan distribusi energi pada atom-atom itu dalam kesetimbangan termal
berlakulah statistik Maxwell - Boltzmann :
N1 / N2 = exp ( E2 - E1 ) / kT
(1)
Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam keadaan stimbang N1 selalu lebih besar daripada
N2, tingkat energi rendah selalu lebih padat populasinya dibandingkan dengan tingkat yang
lebih tinggi. Dalam keadaan tak setmbang terjadilah perpindahan populasi melalui ketiga
proses serapan dan pancaran tersebut di atas.
(2)
Perubahan populasi ini disebabkan oleh pertambahan akibat serapan dan pengurangan
akibat pancaran. Setelah tercapai kesetimbangan antara atom-atom itu dengan radiasinya,
pengaruh serapan dan pancaran akan saling meniadakan dN2/dt = 0.
B12.e ( ) . N1 = [A21 + B21.e ( )] . N2
(3)
e ( ) =
A 21 / B12
exp (h. / kT ) B 21 / B12
Jika persamaan (4) ini dibandingkan dengan distribusi statistik Bose Einstein, tampak
bahwa foton adalah boson, dan persamaan radiasi Planck dengan harga-harga :
A21/B12 = 8 h. 3 / c3
(5)
B21/B12 = 1
(6)
dan
(7)
(8b)
Persamaan (8a) menunjukkan bahwa rapat energi e ( ) harus cukup besar agar
laser dapat dihasilkan. Rapat energi foton ini dapat ditingkatkan dengan cara memberikan
suatu rongga resonansi optik. Di rongga itulah rapat energi foton tumbuh menjadi besar
sekali melalui pantulan yang berulang-ulang pada kedua ujung rongga, dan terjadilah
perbesaran intensitas seperti yang ditunjukkan oleh nama laser. Pembuatan rongga
resonansi ini merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang paling teliti pada saat
membangun suatu sistem laser.
Persamaan (8b) diperoleh dari gabungan (8a) dan (4). Kedua jenis pancaran itu
akan sama pentingnya apabila selisih tingkat energi h. memiliki orde yang sama malahan
jauh lebih kecil dibandingkan dengan energi termal k.T. misalnya saja pada gelombang
mikro pada suhu kamar. Oleh sebab itulah laser berenergi tinggi dengan frekuensi yang
tinggi pula amat sulit dibuat, karena pancaran spontan akan lebih terbolehjadi.
Jenis-jenis laser
Terdapat tiga jenis dasar laser yang paling umum digunakan. Jenis-jenis lainnya
masih dalam taraf perkembangan. Ketiga jenis dasar itu adalah :
(1) Laser yang dipompa secara optis
Pada laser jenis inversi populasi diperoleh dengan cara pemompaan optis. Laser
ruby yang diciptakan pada bulan Juli 1960 oleh Theodore H.Maiman di Hughes Research
Laboratories adalah dari jenis ini. Laser ruby baik sekali diambil sebagai contoh untuk
membicarakan cara kerja laser yang menggunakan pemompaan optis.
Ruby adalah batu permata buatan, terbuat dari Al2O3 dengan berbagai macam
ketakmurnian. Ruby yang digunakan pada laser yang pertama berwarna merah jambu,
memiliki kandungan 0,05 persen ion krom bervalensi tiga ( Cr + 3 ) dalam bentuk Cr2O3.
Atom aluminium dan oksigen bersifat inert, sedangkan ion kromnya yang aktif. Kristal
ruby berbentuk silinder, kira-kira berdiameter 6 mm dan panjangnya 4 sampai 5 cm.
Gambar 3 memperlihatkan diagram tingkat energi yang dimiliki ion Cr dalam kristal ruby.
merupakan salah satu laser terpenting dari jenis ini, panjang gelombnag lasernya berada di
daerah ultra ungu (3371 A ).
Sedangkan laser karbondioksida yang merupakan laser gas yang terkuat
memancarkan laser pada daerah infra merah (10600 A ). Laser gas yang populer tentu
saja laser helium-neon, banyak dipakai sebagai peralatan laboratorium dan pembaca harga
di pasar sawalayan. Laser yang dihasilkan berada di spektrum tampak berwarna merah
(6328 A ). Laser helium-neon ini merupakan laser gas yang pertama, diciptakan oleh Ali
Javan dkk. dari Bell Laboratories pada tahun 1961. Untuk penjelasan laser gas secara
umum laser helium-neon ini dapat diambil sebagai contoh.
Dalam keadaan normal atom helium berada di tingkat energi dasarnya 1S0, karena
konfigurasi elektron terluarnya adalah 1 s2. Pada saat elektron lucutan menumbuknya ato
helium itu mendapatkan energi untuk bereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi seperti
1
S0 dan 3S1 dari konfigurasi elektron 1s2s. Begitu atom helium tereksitasi ke tingkattingkat itu ia tak dapat lagi balik ke tingkat dasar, suatu hal yang dilarang oleh aturan
seleksi radiasi.
Suatu hal kebetulan bahwa beberapa tingkat energi yang dimiliki atom neon hampir
sama dengan tingkat energi atom helium. Akibatnya transfer energi antara kedua jenis
atom itu sangat terbolehjadi melalui tumbukan-tumbukan . Pada gambar 5 dapat dilihat
bahwa atom neon yang ditumbuk oleh atom helium 1S0 akan tereksitasi ke tingkat 1P1, 3P0
, 3P1 , 3P2 dari konfigurasi elektron 2p55s. Setelah bertumbukan atom helium akan segera
kembali ke tingkat energi dasar.
Oleh karena aturan seleksi memperbolehkan transisi dari tingkat-tingkat energi ini
ke sepuluh tingkat energi yang dimiliki konfigurasi 2p53p, maka atom neon dapat dipicu
untuk memancarkan laser.
Syarat inversi populasi dengan sendirinya sudah terpenuhi, karena pada
kesetimbangan termal tingkat-tingkat di 2p53p atom Ne amat jarang populasinya.
atom Ne, yang kebetulan berdekatan dengan tingkat energi 3S1 atom He, ke salah satu dari
10 tingkat energi di 2p53p.
Sistem laser ini berbentuk tabung gas silindris dengan panjang satu meter dan
diameter 17 mm. Kedua ujung tabung ditutup oleh dua cermin pantul yang sejajar, disebut
cermin Fabry - Perot, sehingga tabung gas ini sekaligus berfungsi sebagai rongga resonansi
optisnya.
Dua buah elektroda dipasang di dekat ujung-ujungnya dan dihubungkan dengan
sumber tegangan tinggi untuk menimbulkan lucutan dalam tabung. Tekanan He dan Ne
dalam tabung adalah sekitar 1 torr dan 0,1 torr, dengan kata lain atom He kira-kira 10 kali
lebih banyak dibandingkan dengan atom Ne. Cacah He yang lebih banyak ini mampu
mempertahankan inversi populasi secara terus menerus, sehingga laser yang dihasilkan
juga bersifat kontinu, tidak terputus-putus sebagai pulsa seperti pada laser ruby. Sifat
kontinu ini merupakan keunggulan laser gas dibanding laser ruby. Laser yang kontinu amat
berguna untuk transmisi pembicaraan dalam komunikasi, musik atau gambar-gambar
televisi.
Efisiensi laser He-Ne ini juga rendah, hanya sekitar 1 persen, keluaran lasernya
hanya berorde miliwatt. Sedangkan laser CO2 dapat menghasilkan laser kontinu berdaya
beberapa kilowatt dengan efisiensi lebih tinggi.
Proses laser jenis ini mirip dengan kerja LED biasa. Pancaran fotonnya disebabkan
oleh bergabungnya kembali elektron dan lubang (hole) di daerah sambungan PN-nya.
Bahan semikonduktor yang dipakai harus memiliki gap energi yang langsung, agar dapat
melakukan radiasi foton tanpa melanggar hukum kekekalan momentum. Oleh sebab itulah
laser semikonduktor tidak pernah menggunakan bahan seperti silikon maupun germanium
yang gap energinya tidak langsung. Dibandingkan dengan LED, laser semikonduktor
masih mempunyai dua syarat tambahan.
Yang pertama, bahannya harus diberi doping banyak sekali sehingga tingkat energi
Fermi-nya melampaui tingkat energi pita konduksi di bagian N dan masuk ke bawah
tingkat energi pita valensi di bagian P. Hal ini perlu agar keadaan inversi populasi di
daerah sambungan PN dapat dicapai. Yang kedua, rapat arus listrik maju yang digunakan
haruslah besar, begitu besar sehingga melampaui harga ambangnya. Besarnya sekitar 50
ribu ampere/cm2 agar laser yang dihasilkan bersifat kontinu. Rapat arus ini luar biasa
besar, sehingga diode laser harus ditaruh di dalam kriostat supaya suhunya tetap rendah (
77 K ), jika tidak arus yang besar ini dapat merusak daerah sambungan PN dan diode
berhenti menghasilkan laser.
10
11
laser yang kuat dan berefisiensi tinggi. Mereka adalah laser sinar -X, laser elektron bebas
dan laser uap logam. Penulis akan membahasnya satu per satu pada edisi KRISTAL yang
akan datang.
Rujukan :
1.
University Physics, vol. III, chap.13, Alonso-Finn, Assion Wesley, 1968
2.
The Story of the LASER, J.M. Carroll, FP Dutton & Co, Inc., 1970
3.
Elementary Solid State Physics, chap.7,M.A.Omar, Addison-Wesley, 1975
4.
Solid State Electronic Divices, 2nd ed., chap.10, B.Streetman, Prentice/Hall
International, Inc., 1980
5.
Fundamentals of Optics, 4th ed., chap.29-30, Jenkins-White, Mc. Graw-Hill, 1981
6.
Frontiers in Science and Technology, chap.7, WH Freeman & Co, 1983