Anda di halaman 1dari 12

Sistem Kunci Toilet Elektronik Cerdas (Kunci-TEC )

pada Toilet Umum

DISUSUN OLEH:
FAWWAZ MUHAMMAD

13511083

SONNY LAZUARDI

13511066

HABIBIE FARIED

13511026

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


BANDUNG
2014

A. Latar Belakang
Toilet merupakan salah satu fasilitas umum yang cukup penting. Menurut fakta, rata-rata
orang mengunjungi toilet 2.500 kali per tahun. (6-8 kali per hari) dan orang-orang menghabiskan
minimal 3 tahun hidup mereka di toilet[1]. Sayangnya sebagian masyarakat masih belum disiplin
dalam hal menjaga kebersihan toilet umum. Kebiasaan buruk seperti itu, kerap dijumpai di
sejumlah toilet umum di Jakarta seperti pada tempat pariwisata, terminal, pasar, pom bensin
dan sebagainya. Faktanya, meskipun terdapat pegawai kebersihan, kebersihan toilet umum tidak
lepas dari peran masyarakat yang menjaganya. Efeknya kembali kepada masyarakat lagi yang
menjadi enggan untuk menggunakan toilet umum karena tidak nyaman. Padahal dengan
meningkatkan kenyamanan penggunanya, suatu penyedia jasa bisa mendapatkan omset yang
lebih banyak sebagaimana yang dilakukan oleh PT KAI[2].
Walaupun perkara kecil, hal ini bisa membawa beberapa hal negatif. Pertama dari sisi
kesehatan, toilet yang kurang bersih lebih cepat dalam hal menularkan penyakit karena bakteri
lebih cepat berkembang. Kedua, dari sisi sosial, toilet yang kurang higienis membuat citra
indonesia kurang baik di mata internasional. Oleh karena itu, kami mencoba mengurangi
permasalahan tersebut engan mengembangkan Sistem Kunci Toilet Elektronik Cerdas pada
Toilet Umum. Sebuah gagasan untuk mengubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan
toilet umum dengan harapan masyarakat lebih bertanggung jawab setelah menggunakan toilet
umum. Ide ini terinspirasi dari kombinasi dua video di youtube[3][4]. Selain itu kami percaya
bahwa pendekatan persuasif positif lebih efektif[5] untuk mengubah perilaku masyarakat
sehingga sistem tidak hanya mencegah perilaku kurang baik, tapi juga memberikan feedback
positif. Berangkat dari niatan untuk memperbaiki perilaku masyarakat, sistem ini dapat dianggap
sebagai bagian dari pembentukan budaya*.
Komponen utama dalam sistem ini terdiri dari sensor, mikrokontroler, dan aktuator yang
terhubung dengan kunci pintu. Sistem toilet akan mengingatkan pengguna apabila belum
membersihkan toilet dan sistem juga akan memberikan apresiasi kepada pengguna jika telah
menggunakan toilet dengan baik. Sistem kami akan mendeteksi kebersihan toilet dengan sensor
amonia. Selama sistem masih mendeteksi bau amonia pada toilet, maka kunci pada pintu toilet
tidak akan bisa terbuka. Sistem baru membuka kunci pintu toilet setelah penggunanya
membersihkan toilet. Sistem juga memberikan respon berupa display LED berbentuk emoticon
senyum hijau atau Running text LED ucapan terimakasih kepada pengguna yang telah
membersihkan toilet dengan baik. Sistem juga dilengkapi kunci darurat yang hanya bisa diakses
oleh penjaga toilet ketika terjadi keadaan yang tidak diinginkan (seperti orang pingsan di
toilet,dst).
Dengan adanya sistem penjagaan kebersihan toilet yang kami buat, perilaku masyarakat
akan lebih menghargai kebersihan khususnya di toilet umum dan menghilangkan persepsi
masyarakat bahwa toilet umum adalah toilet yang kotor. Sistem ini juga diharapkan bisa
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemilik toilet.
*

) Budaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai : budaya n 1 pikiran; akal budi: hasil
--; 2 adat istiadat: menyelidiki bahasa dan --; 3 sesuatu mengenai kebudayaan yg sudah berkembang (beradab,
maju): jiwa yg --; 4 cak sesuatu yg sudah menjadi kebiasaan yg sudah sukar diubah;
sumber : http://kbbi.web.id/budaya

B. Tujuan dan Manfaat


Sistem yang ingin kami bangun memiliki tujuan untuk mendisiplinkan perilaku masyarakat,
sekaligus membentuk budaya untuk menjaga dan menghargai kebersihan toilet umum. Kami
berharap sistem yang kami bangun memiliki manfaat untuk dapat diterapkan pada tempat
umum di kota-kota besar.
C. Analisis dan Tinjauan Pustaka
a. Sanitasi
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan
kesehatan manusia[6].
Salah satu parameter kebersihan adalah kadar ammonia pada udara sekitar
lingkungan. Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas. Gas Ammonia ini dapat terbentuk
dari kotoran termasuk kotoran manusia. [7]
Menurut informasi dari NIOSH (National Insitute for Occupational Safety and Health
dan ACGIH (The American Conference of Governal Industrial Hygienists), batas kadar
ammonia diudara yang aman bagi manusia adalah 25ppm. Bila kadar lebih tinggi dari
ini, dapat mengakibatkan bibit-bibit penyakit yang bisa membahayakan bagi manusia. Di
atas ambang batas, gas Ammonia dapat mengiritasi mata, kulit lembab dan selaput
lendir.[8]
b. Kotoran Manusia
Manusia mengeluarkan kotoran berupa tinja dan air seni setiap harinya.
Kedua jenis kotoran manusia ini sebagian besar berupa air, terdiri dari zat-zat
organik (sekitar 20% untuk tinja dan 2,5% untuk air seni), serta zat-zat anorganik
seperti nitrogen, asam fosfat, sulfur, dan sebagainya.[9]

Pada proses pencernaan, jenis protein pada makanan dihancurkan oleh


bakteri pembusuk menjadi amonia, indole, skatole dan hidrogen sulfida.Zat amonia
inilah yang akan menguap dan bercampur dengan udara pada lingkungan sehingga
membuat udara menjadi tidak sehat.
c. Arduino

Arduino adalah sebuah mikrokontroler yang bersifat open source.


Mikrokontroler dapat diibaratkan sebagai sebuah otak dalam komputer kecil.
Arduino biasa digunakan untuk prototyping atau pembuatan embedded
system(sistem tertanam) yang terdapat pada peralatan elektronik seperti
jam,telpon, mesin cuci, dan perangkat rumah tangga. Arduino dapat diprogram
menggunakan bahasa C/C++.
Arduino memiliki beberapa jenis varian seperti Arduino Uno, Mega, Nano.
Dengan berbagai jumlah pin input/output. Arduino uno yang digunakan pada
prototyping sistem ini memiliki 14 pin digital input/output, dan 6 pin analog
input/output.

Berikut spesifikasi terkait arduino UNO board:


Mikrokontroller
AT-Mega 328
Tegangan Operasi
5V
Tegangan Input
7-12 V
Digital I/O
14 (6 buah mendukung PWM)
Arus DC setiap pin 40 mA
d. Karakteristik Sensor amonia
Ada beberapa jenis sensor amonia yang ada dengan berbagai variasi range
sensitivitas konsentrasi amonia. Berikut daftar sensor amonia yang ada :
Nama Sensor
Sensitivitas
TGS2602
1 10 ppm
MQ-137
10 300 ppm
MQ-135
5 200 ppm
Sebagaimana penggunaan sensor lainya, sensor amonia bekerja dengan
memanfaatkan reaksi redoks(reduksi-oksidasi) antara partikel gas amonia (NH3)
dengan zat yang terdapat pada plat detektor (SnO2) sehingga membuat hambatan
listrik ()pada sensor berubah ubah bergantung pada kadar zat yang dideteksi.
D. Desain dan Implementasi
a. Rancangan Teknis (sementara, masih dikembangkan lagi, baca rencana
pengembangan)
Berikut state diagram dari sistem

Current State
Terbuka
Terkunci

Next State
Terdeteksi
Tidak Terdeteksi
Amonia
Amonia
Terkunci
Terbuka
Terkunci
Terbuka

Rancangan skematik dari sistem ini dapat dilihat di lampiran, sementara itu,
penampilan dari sistem versi sederhana adalah sbb:

Source code untuk menjalankan sistem adalah sbb:


int led = 13;
int switchpin = 8;
int sensepin = 9;
int treshold = 400; // Tegantung dari hasil kalibrasi
boolean statusdarurat = false;
boolean pintubolehdibuka = true; // representasi kondisi pintu
void setup(){
analogReference(DEFAULT);
Serial.begin(9600);

pinMode(led,OUTPUT);
pinMode(switchpin,INPUT);
}
void loop(){
/**
* Tahap I
* Mendeteksi kondisi darurat
*/
if(digitalRead(switchpin) == HIGH){
statusdarurat= true;
//digitalWrite(led,HIGH);
}else{
statusdarurat=false;
//digitalWrite(led,LOW);
}

/**
* Tahap II
* Membaca Nilai pembacaan sensor
*/
// Membaca sensor
int val = analogRead(sensepin);
Serial.println(val);// digunakan unntuk menampilkan bera
nilai yang dideteksi sensor pada layar komputer.
// jika nilai sensor yang dibaca melebihi ambang batas,
berarti ditemukan zat amonia diudara
// pintu dikunci jika ditemukan amonia dan kondisi tidak
dalam keadaan darurat, selain itu semua, pintu boleh dibuka
if((val>treshold) && (!statusdarurat)){
pintubolehdibuka=false;
}else{
pintubolehdibuka=true;
}

/**
* Tahap III
* Menentukan aksi yang dipilih apakah pintu dibuka / ditutup.
*/
if(pintubolehdibuka){
DisplaySenyum();
BukaPintu();
}else{
DisplaySedih();
TutupPintu();
}
}
void DisplaySenyum(){
/**
* Gunakan Library Max7219 untuk menggambar smiley senyum
*
*/
}

void DisplaySedih(){
/**
* Gunakan Library Max7219 untuk menggambar smiley sedih
*
*/
}
void BukaPintu(){
// Kode yang merepresentasikan pintu dibuka
}
void TutupPintu(){
// Kode yang merepresentasikan pintu ditutup
}

Deskripsi Source Code


Pada baris ke 1- 14, kode mendeskripsikan variabel variabel yang digunakan dalam
program. Kemudian di dalam blok setup, program mendeskripsikan bahwa pin-pin
yang dibuat untuk input / output. Pada blok Loop, yaitu bagian utama inti, program
membaca apakah kondisi saklar sedang tertekan. Jika sedang tertekan (representasi
kondisi tombol darurat sedang ditekan) maka status kunci boleh dibuka dianggap
boleh terbuka meskipun terdeteksi ada amonia berikut kombinasi state serta reaksi
yang disalurkan kepada aktuator.
Terdeteksi amonia ?
Tombol darurat ditekan ? Pintu boleh dibuka?
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Kemudian selanjutnya pada tahap 3, ditentukan aksi yang dikembalikan dari sistem
untuk penggunanya (reaksi feedback) apakah display menampilkan smiley senyum
/sedih atau membuka / menutup pintu.
b. Target Impelemtasi
Kami menargetkan sistem ini dapat diimplementasikan pada toilet yang terdapat di
tempat umum seperti objek wisata, terminal, rumah susun dst. Pada mulanya
implementasi dilakukan berfokus pada satu lokasi dahulu. Kemudian setelah
dianggap cukup efektif, sistem ini dapat digunakan di lokasi lainya. Sebagai
perbandingan, pengimplementasianya dapat dilakukan sebagaimana pemkot kota
bandung menerapkan sistem parkir otomatis di jalan braga.Saat ini, tidak seluruh
jalan menggunakan sistem ini, tetapi setelah dianggap cukup menarik dan familiar di
masyarakat, sistem dapat diimplementasikan di lokasi lain.
c. Timeline implementasi

Minggu keOutput

Kegiatan
1
Survey
Publikasi sistem toilet
Kalibrasi
Pemasangan

Perawatan maintenance

4
Mencari tempat-tempat dimana toiletnya
dapat dipasang sistem kunci otomatis seperti
toilet tempat pariwisata, toilet stasiun
Sosialisasi sistem toilet baru pada masyarakat
serta pengguna yang berada disekitar toilet
Pemasangan sistem toilet serta penempelan
poster cara penggunaan sistem toilet yang baru
Pengumpulan data sensitivitas sensor agar
sensor berjalan dengan baik
Melakukan Perawatan serta pengecekan sistem
otomatis
toilet
untuk
memperkecil
kemungkinan error

E. Rencana pengembangan
Sejauh ini, sistem yang ada dalam prototipe ini masih bisa ditingkatkan dengan
menambahkan intelegensia buatan yang tingkatanya lebih kompleks. Sejauh pengamatan
dan hasil pengukuran kami, meskipun sudah dilakukan penelitan mengenai berapa kadar
ppm amonia di udara yang dapat dikategorikan sebagai udara kotor (25 ppm), tetapi fakta di
lapangan tidak seperti pada teorinya. Representasi ruangan toilet yang kotor dengan
indikator udara yang bau amonia agak subjektif. Hasil pengukuran di berbagai tempat
cukup variatif, dapat diringkas dalam tabel berikut :
Nilai hasil konversi Analog
Lokasi
to Digital Converter (skala
0 1024)
ITB (Bandung)
300
Jakarta Pusat
250
Tanggerang
200
Variasi nilai ini kami anggap disebabkan oleh berbagai kecepatan penguapan amonia di
udara yang sangat tergantung dengan kelembapan, suhu, dan tekanan udara pada tempat
tersebut. Oleh karena itu selama ini, dalam menentukan batas treshold pada kadar berapa
ppm suatu ruangan dianggap sebagai ruangan kotor atau bersih masih dilakukan secara
manual(kalibrasi manual). Artinya, kami mengukur kadar amonia di udara pada ruangan
bersih, kemudian kami mengukur kadar amonia di udara pada ruangan kotor, dan dengan
asumsi sederhana, kami menetapkan bahwa batas treshold batas bersih/kotor adalah nilai
tengah diantara kedua nilai tersebut. Atau jika dituliskan dalam formula adalah spt berikut :

Nilai treshold inilah yang diinput secara manual (Hardcode) pada saat tahapan Kalibrasi.
Tentu metode demikian masih sangat buruk, sehingga kami berencana menambahkan
sistem machine learning pada sistem sehingga sensor tidak perlu dikalibrasi. Kami
berencana akan menambahkan beberapa sensor lainya (suhu , kelembapan dan/atau
tekanan udara ) untuk meningkatkan akurasi representasi udara bersih / kotor. Dengan

demikian, kami berharap sistem kami dapat melakukan auto tune, menyesuaikan batas
treshold bersih / kotor, sesuai lingkunganya saat itu.
F. Dokumentasi produksi prototipe
Berikut beberapa dokumentasi produksi :

G. Penutup
a. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Sistem ini dapat di produksi.
2. Sistem ini dapat diterapkan untuk menjaga kebersihan toilet umum di kotakota besar di indonesia.
b. Saran
Kami berharap satu saat nanti sistem dapat diterapkan dan diimplementasikan di
toilet umum di beberapa kota besar di indonesia.
H. Referensi
[1]http://pojokpulsa.co.id/fakta-kamar-mandi-yang-belum-kita-ketahui/
http://www.factslides.com/s-Toilets
[2 ]http://www.antaranews.com/berita/399139/resensi-menata-kereta-api-berawal-dari-toilet

[3] http://www.youtube.com/watch?v=Yv8-mPuJaQ0
[4] http://www.youtube.com/watch?v=j9NV7lZxK08
[5] http://thefuntheory.com
[6]http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi
[7]http://id.wikipedia.org/wiki/Amonia
[8]http://www.cdc.gov/niosh/npg/npgd0028.html
[9]http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/09/karakteristik-dan-dekomposisi-tinja.html
[10]http://www.jakarta.go.id/web/news/2013/03/program-unggulan-provinsi-daerahkhusus-ibukota-jakarta-tahun-2013

I.

Lampiran
a. Rancangan Skematik

Anda mungkin juga menyukai