PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Diharapkan analisa jurnal ini dapat menambah wawasan dan dapat
digunakan sebagai intervensi terkait pelayanan perawatan di rumah sakit pada
pasien yang mengalami kesulitan dalam tidur.
satu
kebutuhan
dasar
manusia.
Penelitian
dan respirasi pasien yang dirawat di Critical Care Unit (CCU). Efek dari terapi
pijat membawa manfaat pada pasien karena dapat menyeimbangkan tanda-tanda
vital pasien di CCU.
Menurut Sebner dan Ismet (2012), terapi pijat dapat meningkatkan kualitas
peserta tidur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pijat kembali memiliki efek
positif pada peningkatan kualitas tidur. Temuan memberikan bukti untuk
penggunaan kembali pijat untuk tidur pada orang tua.
Sedangkan menurut Mahadeo dan Shabana (2014) Terdapat perbedaan yang
signifikan tentang kualitas tidur pada sebelum dan sesudah dilakukannya back
massage. Hasil menunjukkan peningkatan kualitas tidur setelah back massage
sehari 3 kali sehingga back massage mempunyai manfaat pada kualitas tidur pada
pasien ICU.
d. Outcome
1. Penelitian tersebut berhasil membuktikan bahwa terapi pijat punggung
(back massage) mampu meningkatkan kenyamanan dan kualitas tidur
pasien.
2. Kualitas tidur pasien terlihat meningkat pada analisa hasil di kelompok
perlakuan dengan hasil nilai z adalah 3,76 dimana lebih dari nilai z tabel
yaitu 1,96. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan hasil yang signifikan
saat pre test maupun post test dengan pemberian terapi pijat pada pasien.
3.2 Implikasi Keperawatan
1) Penelitian ini memberikan informasi bagi perawat mengenai efektifitas
back massage untuk mengatasi gangguan pola tidur pada pasien decomp
cordis.
2) Memberikan keterampilan bagi perawat mengenai back massage sesuai
SOP terutama keterampilan back massage pada pasien decomp cordis.
3.3 Kelebihan dan Kekurangan
3.3.1 Kelebihan
populasi terjangkau.
Penulisan jurnal tidak menyertakan kesimpulan penelitian
Jurnal tidak menjelaskan secara rinci metode untuk melakukan
d.
massage punggung
Penelitian terbatas hanya meneliti pasien laki-laki yang berumur
e.
30-65 tahun
Penelitian tidak dapat digeneralisasikan karena jumlah sampel
terlau kecil bila dibandingkan populasi yaitu hanya sebanyak 50
partisipan sehingga kurang dapat mewakili seluruh pasien gagal
f.
jantung.
Penelitian terbatas untuk meneliti pasien dengan gagal jantung
dengan faktor ejeksi 40% grade I, II, atau III. Pasien dengan gagal
jantung grade IV tidak diikut sertakan dalam penelitian namun
peneliti tidak memberikan penjelasan mengenai alasan tidak diikut
g.
hasil
digeneralisasikan.
penelitian
kurang
valid
untuk
untuk
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Analisis Jurnal
Decompensasi cordis atau dengan nama lain adalah gagal jantung, adalah
keadaan patofisiologik dimana jantung pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan
darah untuk metabolisme jaringan (Price, 2006). Pengertian lain menyebutkan
bahwa dekompensasi cordis adalah ketidakmampuan jantung memompakan darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dan kebutuhan oksigen jaringan
(Doenges, 2000). Decompensasi cordis
pengisian cukup (Paul Wood, 1958). Dari pengertian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa dekompensasi cordis merupakan keadaan jantung yang sudah
tidak mampu lagi memompa darah sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Faktor predisposisi dekompensasi cordis adalah penyakit yang menimbulkan
penurunan fungsi ventrikel (seperti penyakit arteri koroner, hipertensi,
kardiomiopati, penyakit pembuluh darah atau penyakit jantung congenital) dan
keadaan yang membatasi pengisian ventrikel (stenosis mitral, kardiomiopati, atau
penyakit pericardial (Mansjoer, 2001). Adapun tanda dan gejalanya menurut
adalah sebagai berikut; kelelahan/ kelemahan, dispnea, ortopne, dispne nokturia
paroksimal, batuk, nokturia, anoreksia, nyeri kuadran kanan atas, takikardia,
masalah tidur pada pasien dengan decom cordis adalah Obstructive Sleep Apnea
(OSA). OSA diartikan sebagai terhentinya aliran udara di hidung dan mulut pada
saat tidur lebih dari 10 detik disertai penurunan oksigen lebih dari 4%, terjadi
berulang kali hingga 20-60 kali per jam. OSA menyebabkan hipoksemia,
hiperkapnia, fluktuasi tekanan intratorakal, reoksigenasi dan terbangun tiba-tiba,
hal ini berhubungan dengan mekanisme timbulnya penyakit kardiovaskular
mengakibatkan aktivasi simpatis (vasokonstriksi pembuluh darah, takikardia akut,
peningkatan akut tekanan darah ), peningkatan wall stress ventrikel kiri,
peningkatan afterload, disfungsi diastolik akut, regangan atrium kiri, resistensi
insulin, hiperleptinemia, hiperkoagulitas, inflamasi sistemik, stress oksidatif, dan
disfungsi endotel. Penyakit kardiovaskular yang berhubungan dengan OSA antara
lain hipertensi, gagal jantung, sindrom koroner akut, aritmia dan stroke, Sudden
Cardiac Death (SCD) terjadi di malam hari pada pasien dengan penyakit
kardiovaskular
napas dalam tidur (OSA) menurut American Academy of sleep apnea yaitu
keluhan mengantuk di siang hari yang tidak dapat dijelaskan dengan faktor
lainnya disertai 5 episode atau lebih obstruksi napas dalam tidur (Febriani, 2011).
Mathpati et all tahun 2012 dalam jurnalnya yang berjudul Effectiveness Of
Back Massage In Promoting Sleep Pattern Of Patients With Congestive Cardiac
Failure melakukan penelitian tentang back crub atau pijat punggung untuk
mengatasi ansietas dengan meningkatkan relaksasi yang akhirnya mampu
memperbaiki kualitas tidur pasien. Pemberian back crub bagi pasien yang
mengalami ansietas yang mengalami gangguan tidur juga dituliskan dalam
National Institute Of Health (NIH), dimana terapi komplementer untuk
menangani gangguan tidur dibagi menjadi 5 yaitu; 1.Biological Based
Practice :herbal, vitamin dan suplemen lain, 2.Mind body techniques :meditasi.
3.)Manipulative and body based practice : Pijat (Massage), 4.Energy
therapies :terapi medan magnet, 5.Ancient medical systems :obat tradisional
chinese ayurvedic, akupuntur (Suardi 2011 dalam Aziz 2012).
Riset menunjukkan bahwa masase punggung memiliki kemampuan untuk
menghasilkan respon relaksasi (Gauthier, 1999 dalam Berman, 2009). Hasil riset
Labyak & Metzger, 1997 dalam Berman, 2009) menyatakan bahwa gosokan
punggung sederhana selama 3 menit dapat meningkatkan kenyamanan dan
relaksasi klien serta memiliki efek positif pada parameter kardiovaskular seperti
tekanan darah, frekuensi denyut jantung, dan frekuensi pernafasan. Masase
memiliki banyak manfaat pada sistem tubuh manusia seperti mengurangi nyeri
otot , pada sistem kardiovaskuler dapat meningkatkan sirkulasi dan merangsang
aliran darah ke seluruh tubuh, dapat juga menstimulasi regenerasi sel kulit dan
membantu dalam barrier tubuh, serta efeknya pada sistem saraf dapat
menurunkan insomnia (Kushariyadi dan Setyohadi, 2011).
Manfaat lain dari massage menurut Tifanny tahun 2008 melalui Touch
Research Institute of the University of Miami School of Medicine saat mengukur
tingkat biokimia tubuh setelah terapi pijat, menemukan penurunan dramatis kadar
kortisol, norepinefrin dan dopamin, yang merupakan hormon pemicu stres serta
meningkatkan hrmon endorphin yang berfungsi untuk meningkatkan relaksasi.
Pijat (massage) juga dapat memperbaiki masalah di persendian otot, melenturkan
tubuh, memulihkan ketegangan dan meredakan nyeri. Selain itu bisa memperbaiki
sirkulasi darah, dan mengurangi kegelisahaan dan depresi (Handoyo, 2000). Pijat
juga mempengaruhi aliran getah bening, otot, saraf, dan saluran pencernaan dan
stress (Mahendra dan Yoan Destarina, 2009). Salah satu manfaat langsung dari
pijat (massage) adalah relaksasi menyeluruh dan ketenangan, yang dapat
memberikan kenyamanan saat tidur (Ayu, 2009).
BAB 4. PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisa jurnal adalah
ditemukannya bukti bahwa terapi pijat punggung (back massage) mampu
meningkatkan kenyamanan dan kualitas tidur pasien. Hal tersebut dapat
dilihat dari nilai z adalah 3,76 dimana lebih dari nilai z tabel yaitu 1,96. Hal
tersebut menunjukkan ada perbedaan hasil yang signifikan saat pre test
maupun post test dengan pemberian terapi pijat pada pasien
4.2 Saran
Saran bagi tenaga kesehatan khususnya yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan hendaknya dapat mengaplikasikan masase punggung
sebagai salah satu terapi nonfarmakologis untuk penatalaksanaan insomnia
khususnya untuk meningkatkan kualitas tidur. Saran pada keluarga pasien,
dapat melakukan masase punggung karena prosedur, alat, dan bahan mudah
dilakukan serta dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas tidur pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, 2009, Aneka Manfaat Terapi Pijat, Serial online : [diakses pada tanggal 22
Februari 2015].
Berman, Audrey, dkk. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb.
Jakarta: EGC.
Darmojo, R Boedhi. 2010. Gerontologi Sosial: Masalah Sosial dan Psikologik
Golongan Lanjut Usia. Jakarta :Balai Penerbit FKUI
Febriani,
2011.
Relationship
Between
Obstructive
Serial
Sleep
Apnea
online:
and
URL
in
Older
Adults
in
Rest
Home.