Return on Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.Dalam
hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT.
ROA = EBIT / Total Aktiva x 100%
ROE (Return on Equity)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu.Rasio
ini merupakan ukuran profitabilitas darisudut pandang pemegang sahamRasio ROE bisa dihitung
sebagai berikut :
produksi dan penjualan. Sebaliknya apabila profit margin telah mencapai target atau standar
yang telah ditetapkan, sedangkan operating aset turn over masih dibawah target maka
perhatian managemen dapat dicurahka nuntuk perbaikan kebijaksanaan investasi baik
dalam modal kerja maupun dalam aktiva tetap. Rendahnya operating aset turnover ini
bisa disebabkan karena kesalahan dalam kebijakan pembelian bahan mentah yang dibeli
terlalu besar menumpuk di gudang.
2. Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh ratio industri,
maka dengan analisa ROI ini dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada
perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis,sehingga dapat diketahui apakah
perusahaannya berada dibawah, sama, atau diatas rata-ratanya. Dengan demikian akan
dapat diketahui dimana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada perusahaan tersebut
dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
3. Analisa ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi aktivitas-aktivitas yang dilakukan
oleh divisi/ bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biayadan modal kedalam bagian
yang bersangkutan. Arti penting mengukur rate of return pada tingkat bagian adalah untuk
dapat membandingkan efisiensi suatubagian dengan bagian yang lain didalam perusahaan
yang bersangkutan. Kelemahan analisa ROI yaitu :
v Perbedaan metode dalam penilaian berbagai aktiva antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain, perbandingan tersebut akan dapat memberi gambaran yang salah. Ada
berbagai metode penilaian inventory (FIFO, LIFO,The Lower cost or market valuation) yang
digunakan akan berpengaruh terhadap besarnya nilai inventory, dan yang selanjutnya akan
berpengaruh terhadap jumlah aktiva. Demikian pula adanya berbagai metode depresiasiakan
berpengaruh terhadap jumlah aktivanya.
v Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya fluktuasi nilai dari uang
(daya belinya). Suatu mesin atau perlengkapan tertentu yang dibeli dalam keadaan inflasi nilainya
berbeda dengan kalau dibeli pada waktu tidak ada inflasi, dan hal ini akan berpengaruh dalam
menghitung investment turn over dan profit margin
1. Earning Per Share (EPS)
Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang diperoleh untuk
setiap lembar sahamnya. Keuntungan perlembar saham biasanya merupakan indikator laba yang
diperhatikan oleh para investor yang merupakan angka dasar yang diperlukan dalam menentukan
harga saham.Earning pershare atau laba perlembar saham merupakan ukuran kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik.Laba yang digunakan
sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik atau EAT.
EPS = EAT / Jumlah lembar saham
Senada dengan Haniffa, Gray (1988) dalam Ratmono, (2003), akuntabilitas dipandang lebih
sesuai dengan tujuan akuntansi berdasarkan syariah. Gray menganggap bahwa adanya
akuntabilitas akan membuat perusahaan lebih memperhatikan kepentingan sosial. Adanya
akuntabilitas menuntut perusahaan lebih memperhatikan stakeholders dan lingkungan dari pada
stockholders semata. Sementara Triyuwono (2002), berpendapat tujuan akuntansi syariah
bersifat materi yaitu pemberian informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi dan bersifat
spirit yaitu akuntabilitas. Berbeda dengan Harahap (2001),dimana tujuan akuntansi syariah
adalah muamalah yaitu Amar Maruf Nahi Munkar, keadilan dan kebenaran, maslahat sosial,
kerjasamaaa, menghapus riba,dan mendorong zakat. Sehingga dengan demikian tujuan akuntansi
syariah lebih menekankan pentingnya memberikan informasi bagi penghitungan
zakat,pelaksanaan keadilan dan melaporkan kegiatan yang bertentangan dengansyariah. Tujuantujuan tersebut perlu dilakukan dalam rangka memenuh tanggungjawab bank kepada direct
stakeholders maupun indirect stakeholders.
Sementara itu berkaitan dengan konsep kepemilikan (equity), pakar akuntansi syariah antara
lain; Harahap (1997), Adnan (1999), Triyuwono (2000),dan Baydoun dan Willeet (2000),
berpendapat mengingat tujuan akuntansi syariah mencakup aspek sosial dan
pertanggungjawaban, maka teori enterprise lebih sesuai dengan akuntansi syariah. Mereka
berpendapat akuntansi syariah dipandang tidak saja sebagai bentuk akuntabilitas kepada
stakeholders dan Tuhan. Pandangan ini yang mendasari Baydoun dan Willet (2000) mengusulkan
Laporan Nilai Tambah (Value Added Statement) sebagai komponen Laporan Keuangan Islami
yang memberikan perhatian kepada pihak-pihak yang memberikan kontribusi kepada perusahaan.
Akuntasi syariah seharusnya memberikan perhatian tidak hanya sebatas pada pemilik modal
tetapi juga kepadapihak-pihak lain.
5. Rasio Pasar
Rasio pasar yaitu rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang
rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor atau calon investor, meskipun pihak
manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. Ada beberapa rasio yang bisa dihitung
yaitu PER (Price Earning ratio), dividend yield, dan pembayaran deviden ( deviden payout).
NOTE: (ARI)
RASIO EFISIENSI juga dapat dilihat dari (Do thing with less cost, the lesser is the
better)
a) RASIO BIAYA OPERASIONAL terhadap PARTISIPASI BRUTO (atau
PENDAPATAN KOTOR)
b) BOPO: BIAYA OPERASIONAL terhadap PENDAPATAN OPERASIONAL
Analisis Common Size
Analisis Common Size adalah analisis dengan pembacaan data-data keuangan
untuk beberapa periode (untuk mencari trend-trend tertentu). Analisis common
size disusun dengan cara menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi
dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (utk laporan laba-rugi) atau dari
total aktiva (untuk neraca). Analisis common size perusahaan dianalisa dengan
melihat trend yang muncul. Analisis common size perusahaan selanjutnya
dibandingkan dengan analisis common size industri untuk melihat kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Untuk kekuatan akan diupayakan untuk dipertahankan
sedang kelemahan diupayakan untuk diperbaiki.
Analisis Du Pont
Analisis Du Pont adalah analisis yang mempertajam analisis rasio dengan
memisahkan profitabilitas dengan pemanfaatan aset.