Anda di halaman 1dari 3

Komunikasi Antar Bakteri

Posted on February 13, 2013 by belajarbiokimia


Sebuah pertanyaan terlintas difikiran apakah makhluk hidup paling sederhana seperti bakteri
juga saling berkomunikasi diantara sesamanya? Ternyata, aktivitas komunikasi memang ada di
setiap makhluk hidup termasuk bakteri yang tergolong sebagai mikroorganisme. Bakteri-bakteri
saling berkomunikasi dengan mengekskresikan senyawa tertentu. Fenomena ini pertama kali
ditemukan oleh A.S. Khokhlov pada tahun 1970. Kholklov menemukan bahwa Streptomycetes
mengeksresikan senyawa dengan berat molekul rendah yang jika terakumulasi pada medium
akan menginduksi pembentukan spora dan biosintesis antibiotik oleh Streptomycetes tersebut.
Fenomena tersebut dikenal pula sebagai Quorum Sensing yang merupakan mekanisme regulasi
biosintesis metabolisme yang dipengaruhi kepadatan populasi bakteri. Mekanisme regulasi
melibatkan dua komponen utama, yaitu senyawa sinyal dan protein aktivator transkripsional.
Senyawa sinyal biasanya memiliki berat molekul rendah dan terakumulasi dengan meningkatnya
kepadatan populasi bakteri. Jika konsentrasi molekul sinyal mencapai konsentrasi tertentu,
molekul sinyal akan berikatan dengan protein aktivator. Kompleks yang terbentuk kemudian
mengaktifkan metabolisme tertentu pada bakteri dan menginduksi biosintesis molekul sinyal dan
protein aktivator. Molekul sinyal dan protein aktivator yang terbentuk akan menginduksi lebih
lanjut biosintesis metabolit bakteri.
Fenomena quorum sensing yang telah diketahui, selanjutnya dijadikan sebagai model dalam
menjelaskan mekanisme perpendaran bakteri Vibrio fischeri. Bakteri Vibrio fischeri merupakan
bakteri laut yang dapat hidup bebas di perairan atau berasosiasi dengan hewan. Bakteri ini
terlihat gelap jika hidup bebas di perairan (kepadatan populasi rendah), tetapi akan terlihat
berpendar jika ditemukan berkoloni pada permukaan hewan laut (kepadatan populasi tinggi).
Mekanisme quorum sensing dapat dilihat pada gambar berikut.

Perpendaran pada Vibrio fischeri melibatkan 8 gen, yaitu: LuxA-E, LuxG, LuxL dan LuxR. Lux
R terletak diarah kiri operon dan mengkode protein aktivator. Luxl terletak disebelah kanan
operon dan mengkode protein synthetase yang mensintesis molekul sinyal berupa N-(3oxohexanoyl)-L-homoserin lactone (OHHL). LuxCDABEG mengkode produksi cahaya oleh
bakteri dan terletak disebelah kanan LuxL. Jika kepadatan populasi sel rendah, LuxL
ditranskripsi pada tingkat dasar dan OHHL terakumulasi secara lambat hingga mencapai
konsentrasi tertentu. OHHL kemudian berikatan dengan protein aktivator membentuk kompleks
LuxR-OHHL. Kompleks ini kemudian berikatan dengan region promotor yang terletak sebelum
LuxL yang disebut lux box dan menstimulasi operon LuxCDABEG. Akibatnya, bakteri Vibrio
fischeri menghasilkan cahaya pendar dan menginduksi ekspresi LuxL sehingga menghasilkan
lebih banyak OHHL.

Fenomena quorum sensing tidak hanya terjadi pada bakteri Vibrio fischeri saja. Beberapa bakteri
juga ditemukan memiliki mekanisme regulasi serupa. Hanya saja molekul sinyal yang terlibat
berbeda. Pada tabel berikut, disebutkan beberapa bakteri yang memiliki mekanisme serupa dan
molekul sinyal yang terlibat.

Sumber Pustaka:
Bozgelmez-Tinaz, G., 2003, Quorum Sensing in Gram Negative Bacteria, Turk J. Biol., 27: 8593.
Voloshin, S.A. dan Kaprelyants, A.S., 2004, Cell-Cell Interactions in Bacterial Populations,
Biochemistry (Moscow), 69: 1555-1564.

Anda mungkin juga menyukai