Anda di halaman 1dari 8

No.

ID dan Nama Peserta :


/ dr. Dwi Ariesta
No. ID dan Nama Wahana:
/ RSUD. DAYA Kota Makassar
Topik: Abortus Inkomplit
Tanggal (kasus) : 6 Maret 2013
Nama Pasien : Ny. F
No. RM : 118980-13
Tanggal presentasi : 18 Maret 2013
Pendamping: dr. Musbicha
Tempat presentasi : RSUD. DAYA Kota Makassar
Obyek presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi:
Perempuan, 32 tahun, G3P2A0, masuk ke poli kebidanan dengan keluhan perdarahan dari jalan
lahir yang dialami sejak satu hari yang lalu. Darah yang keluar berwarna merah segar disertai
gumpalan merah seperti daging. Nyeri perut bagian bawah tembus ke punggung. Pasien
mendapatkan haid terakhir tanggal 26 Desember 2012. Riwayat trauma disangkal, riwayat
infeksi disangkal, riwayat berhubungan terakhir dengan suami dalam waktu dekat disangkal.
Riwayat pemeriksaan kehamilan di Puskesmas.
Pada pemeriksaan fisik, tampak keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos mentis, dengan
tanda vital: Tekanan Darah: 110/80 mmHg, nadi 84x/i, pernafasan 20x/i, suhu 36,80C
Tujuan: memberikan penanganan pertama pada pasien bronkiektasis
Bahan
Tinjauan
Riset
Kasus
Audit
bahasan:
pustaka
Cara
Diskusi
Presentasi dan E-mail
Pos
membahas:
diskusi
Data Pasien: Nama: Ny. F
No.Registrasi: 118980-13
Nama klinik
RSUD. DAYA Kota Makassar
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/gambaran klinis: Perempuan, 32 tahun, G3P2A0, masuk ke poli kebidanan
dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir yang dialami sejak satu hari yang lalu. Darah
yang keluar berwarna merah segar disertai gumpalan merah seperti daging. Nyeri perut
bagian bawah tembus ke punggung. Pasien mendapatkan haid terakhir tanggal 26
Desember 2012. Riwayat trauma disangkal, riwayat infeksi disangkal, riwayat
berhubungan terakhir dengan suami dalam waktu dekat disangkal. Riwayat pemeriksaan
kehamilan di Puskesmas.
2. Tanda vital: Tekanan Darah: 110/80 mmHg, nadi 84x/i, pernafasan 20x/i, suhu 36,80C
3. Riwayat pengobatan : belum mendapat terapi
4. Riwayat penyakit sebelumnya: riwayat hipertensi dan diabetes mellitus tidak diketahui
5. Riwayat keluarga: 6. Riwayat pekerjaan: Ibu rumah tangga
7. Lain-lain:
- Riwayat kehamilan: kehamilan pertama, tahun 2009, kehamilan kedua tahun 2011,
kehamilan sekarang tahun 2012
- Riwayat abortus sebelumnya: - Riwayat pemakaian kontrasepsi : pil KB dan suntikan 3 bulan
1

Daftar Pustaka:
1. Wiknjisastro H, Safiudin AB, Rachimahadhi T, editor. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo, Jakarta, 2000.
2. Mochtar R, Lutan D. Sinopsis Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta,
1998
3. Cunningham FG, MacDonald PC,Gant NF. Abortion. In Williams Obstetrics 20 th Ed.
Appleton Lange, 1997, p 579.
Hasil pembelajaran:
1. Pengertian abortus
2. Etiologi abortus
3. Macam-macam abortus
4. Gejala klinik abortus
5. Penanganan awal pasien dengan abortus
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif:
Perempuan, 32 tahun, G3P2A0, masuk ke poli kebidanan dengan keluhan perdarahan dari
jalan lahir yang dialami sejak satu hari yang lalu. Darah yang keluar berwarna merah
segar disertai gumpalan merah seperti daging. Nyeri perut bagian bawah tembus ke
punggung. Pasien mendapatkan haid terakhir tanggal 26 Desember 2012. Riwayat trauma
disangkal, riwayat infeksi disangkal, riwayat berhubungan terakhir dengan suami dalam
waktu dekat disangkal. Riwayat pemeriksaan kehamilan di Puskesmas.
2. Obyektif:
Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh,
Keadaan umum : Pasien tampak sakit sedang, lemah, GCS 15 (E4M6V5)
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
: Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi
: 84x/i
Pernafasan
: 20x/i
Suhu
: 36,80C
Wajah
: konjungtiva ananemis, sklera anikterik, refleks cahaya pupil +/
+
Toraks
: Simetris
- Paru
: Bunyi napas vesikuler, Rh +/+, Wh +/+
- Cor
: Dalam batas normal
Abdomen
: Datar, ikut gerak napas, tidak ada nyeri, massa (-), peristaltik
kesan normal
Ekstremitas
: Edema (-), akral hangat (+)
Status Ginekologi
Pemeriksaan luar :
- Abdomen
: Tinggi fundus uteri : dua jari di atas simfisis
- Ballotement :
Pemeriksaan Dalam:
- Vulva/vagina tak ada kelainan
2

Portio tebal lunak, pembukaan 1-2 cm, teraba jaringan

3. Assesment:
Definisi
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Batasan yang digunakan adalah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.
Epidemiologi
Insiden aborsi dipengarui oleh umur ibu dan riwayat obstetriknya seperti kelahiran
normal sebelumnya, riwayat abortus spontan, dan kelahiran dengan anak memiliki kelainan
genetik. Frekuensi abortus diperkirakan sekitar 10-15 % dari semua kehamilan. Namun,
frekuensi angka kejadian sebenarnya dapat lebih tinggi lagi karena banyak kejadian yang
tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi; juga karena abortus spontan hanya
disertai gejala ringan, sehingga tidak memerlukan pertolongan medis dan kejadian ini hanya
dianggap sebagai haid yang terlambat. Delapan puluh persen kejadian abortus terjadi pada
usia kehamilan sebelum 12 minggu. Hal ini banyak disebabkan karena kelainan pada
kromosom.
Dari 1.000 kejadian abortus spontan, setengahnya merupakan blighted ovum dan 5060 % dikarenakan abnormalitas kromosom. Disamping kelainan kromosom, abortus spontan
juga disebabkan oleh penggunaan obat dan faktor lingkungan, seperti konsumsi kafein selama
kehamilan.
Etiologi
Abortus spontan meiliki banyak etiologi yang satu dan lainnya saling terkait.
Abnormalitas dari kromosom adalah etiologi yang paling sering menyebabkan abortus, 50%
angka kejadian abortus pada trimester pertama, lalu insiden menurun pada trimester kedua
sekitar 20-30 %, dan 5-10 % pada trimester ketiga. Penyebab yang lain dari aborsi dengan
persentasi yang kecil adalah infeksi, kelainan anatomi, factor endokrin, factor immunologi,
dan penyakit sistemik pada ibu. Dan ada banyak pula penyebab yang belum diketahui hingga
sampai saat ini
a. Abnormalitas kromosom
Kelainan kromosom yang tersering menyebabkan kelainan kromosom seperti
aneuploidy ( kelainan jumlah kromosom ) pada Turners syndrome, Monosomy X,
trisomi 16, dan triploidy yang menyebabkan sekitar 20 % dari seluruh abortus.
Konsepsi poliploid menghasilkan yolk sacs yang kosong atau blighted ovum dengan
perubahan ke arah mola hidatidiosa.
b. Maternal infection
Infeksi pada ibu dapat mengakibatkan kematian janin atau abortus. Organisme yang
sering ditemukan pada abortus spontan adalah Treponema Pallidum, Chlamydia
Trachomatis, Nisseria Gonorrhoeae, Streptococcus agalactiae, herpes simplex virus,
Cytomegalovirus, dan Listeria monocytogenes. Walaupun organisme tersebut sering
ditemukan pada wanita hamil yang mengalami abortus, patofisiologi dari infeksi
tersebut hingga menyebabkan abortus belum dapat diketahui sampai saat ini.
c. Penyakit lain
Gangguaan pada system endokrin seperti hyperthyroid dan diabetes mellitus yang tidak
3

d.

e.

f.
g.

h.

terkontrol; penyakit cardiovascular seperti hipertensi; dan penyakit jaringan ikat seperti
sistemik lupus erithematosus, mungkin berhubungan dengan kejadian abortus.
Defek pada uterus
Kelainan congenital pada uterus wanita hamil seperti unicornuate, bicornuate, atau
uterus yang bersepta dapat mengurangi ruang dari uterus sehingga menyebabkan
abortus. Selain itu adanya mioma uteri baik yang submukosa maupun intramural juga
berhubungan kejadian abortus.
Skar yang terjadi pada uterus akibat adanya tindakan bedah seperti dilatasi dan
kuretasi, myomectomi, dapat menyebabkan inkompeten pada rahim dan serviks
sehingga dapat menyebabkan abortus spontan.
Immunologic Disorders
Golongan darah ABO, Rh, Kell, atau lainnya mempunyai antigens yang memiliki
hubungan dengan abortus spontan. Pada kejadian abortus yang disebabkan factor
immunologic dapat ditemukan Human Leukocyte Antigens (HLA) ibu pada janin.
Malnutrition
Malnutrisi berat dapat berhubungan dengan abortus spontan
Toxic Factors
Radiasi, obat-obatan anti-kanker, gas anastesi, alcohol, nikotin, adalah zat-zat
embryotoxic. Sehingga jika dipakai pada wanita hamil dapat mengakibatkan kelainan
pada janin bahkan dapat menimbulkan abortus spontan.
Trauma
Trauma dibagi menjadi dua yaitu trauma langsung dan tidak langsung. Trauma
langsung seperti terkena tembakan senjata api, dan trauma tidak langsung seperti oprasi
pemindahan corpus luteum kehamilan di ovarium, mungkin dapat menyebabkan
abortus

Mekanisme
Mekanisme awal terjadinya abortus adalah lepasnya sebagian atau seluruh bagian
embrio akibat adanya perdarahan minimal pada desidua. Kegagalan fungsi plasenta yang
terjadi akibat perdarahan subdesidua tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi uterus dan
mengawali adanya proses abortus.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu :
Embrio rusak atau cacat yang masih terbungkus dengan sebagian desidua dan villi
chorialis cenderung dikeluarkan secara in toto, meskipun sebagian dari hasil konsepsi
masih tertahan dalam cavum uteri atau di canalis servikalis. Perdarahan pervaginam
terjadi saat proses pengeluaran hasil konsepsi.
Pada kehamilan 8-14 minggu :
Mekanisme di atas juga terjadi dan diawali dengan pecahnya selaput ketuban telebih
dahulu dan diikuti dengan pengeluaran janin yang cacat namun plasenta masih
tertinggal dalam cavum uteri. Jenis ini sering menimbulkan perdarahan pervaginam
banyak.
Pada kehmilan minggu ke 14-22 :
Janin biasanya sudah dikeluarkan dan diikuti dengan keluarnya plasenta beberapa saat
kemudian. Kadang-kadang plasenta masih tertinggal dalam uterus sehingga
menimbulkan gangguan kontraksi uterus dan terjadi perdarahan pervaginam banyak.
Perdarahan pervaginam umumnya lebih sedikit namun rasa sakit lebih menonjol.
4

Klasifikasi
a. Abortus Spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis
ataupun medialis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Biasanya
disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
- Abortus imminens (threaned abortion)
Pengertian abortus imminens adalah perdarahan yang berasal dari intra uterine
sebelum usia kehamilan kurang dari 20 minggu dengan atau tanpa kontraksi,
tanpa dilatasi cerviks, dan tanpa ekspulsi hasil konsepsi.
- Abortus insipiens (inivitable)
Merupakan suatu abortus yang sedang berlangsung, ditandai dengan
perdarahan pervaginam <20 minggu dengan adanya pembukaan serviks,
namun tanpa pengeluaran hasil konsepsi. Pada keadaan ini didapatkan juga
nyeri perut bagian bawah atau nyeri kolik uterus yang hebat.
Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan dilatasi ostium serviks
dengan bagian kantong konsepsi menonjol. Hasil pemeriksaan USG mungkin
didapatkan jantung janin masih berdenyut, kantong gestasi kosong (5-6,5
minggu), uterus kosong (3-5 minggu) atau perdarahan subkhorionik banyak di
bagian bawah. Kehamilan biasanya tidak dapat dipertahankan lagi dan
pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau
dengan cunam ovum disusul dengan kerokan.
- Abortus komplit
Adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan kurang dari 20
mingguatau berat badan kurang dari 500 gram dan masih terdapat hasil
konsepsi yang tertinggal di dalam uterus.
- Abortus inkomplet
Adalah pengeluaran hasil konsepsi. Pada penderita ditemukan perdarahan
sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Selain
ini, tidak ada lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif. Pada
pemeriksaan USG didapatkan uterus yang kosong.
b. Abortus Provokatus
Abortus provokatus adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan
baik menggunakan alat maupun obat-obatan. Jenis abortus provokatus dibagi berdasarkan
alasan melakukan abortus adalah :
- Abortus terapeutik adalah abortus provokatus yang dilakukan atas indikasi medis
- Abortus kriminalis adalah abortus provokatus yang dilakukan bukan karena indikasi
medis tetapi perbuatan yang tidak legal atau melanggar hukum.
Manifestasi Klinik
Gejala klinis pada abortus pada umumnya sama, antara lain: 7
a. Perdarahan atau bercak darah dari jalan lahir pada trimester pertama
b. Jumlah darah umumnya sedikit
c. Warna darah bervariasi dari kecoklatan hingga merah segar
5

d. Perdarahan bisa berlangsung hingga beberapa hari


e. Biasa didahului oleh mulas-mulas atau sakit pinggang
Diagnosa dan Penatalaksanaan
Perdarahan
Bercak
hingga
Sedang

Serviks
Tertutup

Tertutup/terbuka

Sedang
hingga
massif/banya
k

Terbuka

Terbuka

Uterus
Sesuai
dengan
usia
gestasi
Sedikit
membesar
dari
normal

Gejala/Tanda
Diagnosis
Kram perut bawah Abortus
uterus lunak
Imminens

Tindakan
Observasi
perdarahan,
istirahat,
hindarkan coitus
Limbung / pingsan
Kehamilan Laparotomi dan
Nyeri perut bawah
ektopik
parsial
Nyeri goyang porsio yang
salpingektomi
Masa adneksa
terganggu atau
Cairan bebas intra
salpingestomi
abdomen
Lebih
Sedikit/tanpa nyeri Abortus
Tidak
perlu
kecil dari perut bawah
komplit
terapi spesifik
usia
Riwayat
ekspulsi
kecuali
gestasi
hasil konsepsi
perdarahan
berlanjut
atau
terjadi infeksi
Sesuai
Kram atau nyeri Abortus
Evakuasi
usia
perut bawah belum insipiens
kehamila terjadi ekspulsi hasil
n
konsepsi
Kram atau nyeri Abortus
evakuasi
perut bawah ekspulsi inkomplit
sebagian
hasil
konsepsi
Lunak
Mual/muntah
Abortus
Evakuasi
dan lebih Kram perut bawah
mola
tatalaksana mola
besar dari Sindroma
mirip
usia
preeklamsia
gestasi
Tak ada jenin keluar
jaringan
seperti
anggur

Penatalaksanaan
Secara umum tatalaksana aborsi dibagi 2, yaitu:
a. Terapi medikasi
Terapi medikasi menggunakan mifepristone yang disusul dengan penggunaan
misoprostol atau mungkin hanya misoprostol saja. Terapi medikasi ini digunakan
pada aborsi dengan masa gestasi 4-9 minggu dan lebih dari 14 minggu. Terapi bedah
cenderung digunakan pada masa gestasi 9-14 minggu. Regimen lain seperti
methotrexate disusul dengan misroprostol juga sering digunakan.
6

Indikasi penggunaan terapi medikasi:


- Pilihan pasien
- Masa gestasi yang kecil
- Obesitas (BMI > 30) tanpa kelainan kardiovaskular
- Fibroma uterus
- Malformasi uterus
- Riwayat bedah sevik sebelumnya
Kontraindikasi terapi medikasi;
- Riwayat alergi mifepristone, misoprostol atau obat terapi medikasi lainnya
- Mendapat terapi kortikosteroid jangka panjang
- Gagal ginjal kronik
- Kelainan pembekuan darah
- IUD yang masih terpasang
- Infeksi daerah panggul yang berat
b. Terapi bedah
Indikasi terapi bedah:
- Pilihan pasien
- Sterilisasi
- Terdapat kontraindikasi pada pemakaian terapi medikasi
- Pasien tidak mampu datang untuk kontrol setelah terapi medikasi:
Pendekatan terapi bedah yang umum dilakukan yaitu:
1. Aspirasi Vakum
Aspirasi vakum adalah prosedur yang aman dan efektif dan menjadi terapi pilihan
sebelum teknik dilatasi dan kuretase. Teknik ini bisa digunakan hingga masa
gestasi 12 minggu dan 99,5% efektif. Komplikasi teknik ini lebih rendah
dibandingkan teknik dilatasi dan kuretase, dilatasi servik yang dibutuhkan lebih
kecil, harga yang lebih murah, tidak diperlukan anastesi umum.
2. Dilatasi dan Kuretase
Teknik ini lebih berbahaya dan lebih sakit dibandingkan teknik aspirasi vakum
sehingga pemilihan teknik ini umumnya dibatasi bila aspirasi dan terapi medikasi
tidak bisa diberikan. Teknik ini bisa digunakan hingga masa gestasi 12 minggu an
99% efektif.
Komplikasi
Komplikasi pada aborsi dibagi dua antara lain:
a. Komplikasi akut
Komplikasi ini terjadi selama prosedur atau 3 jam sesudah proses abortus selesai:
- Perdarahan
- Luka serviks
- Perforasi uterus
- Hematometra
b. Komplikasi lanjut:
- Infeksi
- Jaringan sisa

Prognosis
Resiko dari kematian atau komplikasi medis yang serius lebih banyak terjadi pada
wanita dengan kehamilan cukup bulan dibandingkan aborsi, kesehatan secara umum lebih
baik pada pasien aboertus dibandingkan kelahiran cukup bulan. Resiko kematian yang
berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran berkisar 7-8 per 100.000 kelahiran sedangkan bila
dikaitkan dengan abortus, berkisar kurang dari 1 per 100.000 kelahiran. Beberapa studi tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan antara aborsi dengan penurunan kesuburan atau
resiko terjadinya kehamilan ektopik. Sebuah studi di Cina berkaitan dengan pemakaian
mifepristone dan misoprostol menunjukkan tidak adanya hubungan antara pemakaian obat
tersebut dengan peningkatan resiko kehamilan prematur
4. Plan:
Diagnosis:
Berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan dibantu dengan pemeriksaan penunjang pasien
ini didagnosis dengan abortus inkomplit
Penatalaksanaan:
- IVFD RL 28 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv (skin test)
- Rencana kuretase

Anda mungkin juga menyukai