Ginjal Fiswan
Ginjal Fiswan
Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid menjadi
intermediat titik cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin bukan salah satu
dari 20 asam amino yang digunakan untuk sintesis protein. Ornitin memainkan peran
signifikan sebagai akseptor karbamoil fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki peran
penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis poliamin. Produksi ornitin dari
glutamat penting ketika diet arginin sebagai sumber lain untuk ornitin terbatas.
Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler. Produksi ornitin
dari semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen transaminasi. ketika konsentrasi
arginin meningkat, ornitin didapatkan dari siklus urea ditambah dari glutamat
semialdehid yang menghambat reaksi aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi
semialdehid. Semialdehid didaur secara spontan menjadi 1pyrroline-5-carboxylate yang
kemudian direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent reductase.
Biosintesis serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat. NADH-linked
dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto yaitu 3-fosfopiruvat,
sesuai untuk transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase dengan glutamat
sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin
fosfatase.
Biosintesis glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin
hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin
untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.
Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin
Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif -ketoglutarat yang dikatalisis oleh glutamat
dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan oleh
reaksi aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam
amino lain. Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.
Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat transaminase,
AST. Reaksi ini menggunakan analog asam -keto aspartat, oksaloasetat, dan glutamat
sebagai donor amino. Aspartat juga dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin yang
dikatalisis oleh asparaginase.
Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi asparagin dan
glutamin dari asam -amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan
inkorporasi langsung amonia dan ini merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi
asparagin terbentuk oleh reaksi amidotransferase.
protein
by bohari,dkk
s1 gizi fkm unhas.2008.
my.opera.com/bohkasim/ - 50k
Anatomi
__________________________________________________________________________________
Ginjal terdiri dari 1,2 juta nefron yang terbentuk sejak lahir. Nefron terbentuk dari glomerulus, tubulus
proksimal, ansa Henle dan tubulus distal. Glomerulus sendiri terbentuk dari pelebaran ujung proksimal
tubulus proksimal yang mengelembung yang dikenal dengan sebutan kapsula Bowman, dengan
vaskularisasi di dalamnya yang berasal dari kapiler afferen dan keluar ke kapiler efferen. Darah yang
berasal dari arteri renalis akan mengalir ke dalam kapiler afferen dan zat dengan BM < 30.000 akan
terfiltrasi ke dalam kapsula Bowman, yang dihasilkan akan mengalir melalui tubulus ginjal sampai
akhirnya ditampung dalam duktus colecductus.
Ada dua jenis nerfron, yang mempunyai tubulus hanya di batas korteks disebut Kortikal nefron, sedangkan
yang tubulusnya menjorok sampai jauh kedalam medula disebut Jukstamedulari nefron. Dalam perjalannya
sepanjang tubulus-tubulus ginjal fitral akan mengalami reabsorpsi dan sekresi sehingga terbentuk urin. Jadi
urin dibentuk oleh hasil filtrasi di glomerulus (sebagian besar) dan hasil sekresi di tubulus (sebagian kecil).
__________________________________________________________________________________
Tekanan darah arteri.
Ini diatur oleh sistem autoregulasi ginjal, yaitu melalui tubuloglomerular feedback pada jukstaglomerolus
terutama pada makula densa di tubulus distal yang menimbulkan vasokonstriksi dan vasodilatasi kapiler
afferen dan efferen, yang akan mempertahankan laju filtrasi tetap normal pada MAP antara 70 - 160
mmHg. Namun perubahan tekanan darah akan menyebabkan produksi urin yang meningkat walaupun laju
filtrasi tetap normal, karena adanya mekanisme reabsorpsi dan sekresi dari tubulus ginjal.
Aparatus jukstaglomerolus.
Di tubulus distal yang berdekatan dengan kapiler afferan dan efferen glomerulus terdapat makula densa. Sel
otot polos kapiler afferen dan efferen, disebut aparatus jukstaglomerolus, yang berdekatan dengan makula
densa terdiri dari granula yang akan menginaktifkan renin yang terlepas ke sirkulasi pada keadaan-keadaan
hipotensi, renal ischemia dan adanya perangsangan simpatik. Misalnya tekanan darah turun, jumlah ion Cl
di tubulus distal akan turun sehingga jumlahnya di makula densa juga akan turun, ini akan menyebabkan
pelepasan renin yang akan diubah menjadi angiotensin II yang akan menyebabakan vasokonstriksi kapiler
afferan dan efferen. Namun vasokonstriksi akan lebih besar pada kapiler efferen sehingga tekanan di
kapiler dalam kapsula Bowman relatif tetap dan menyebabkan laju filtrasi glomerolus dipertahankan.
Jurah jantung.
Faktor ini mempengaruhi laju filtrasi dengan cara mempengaruhi aliran darah ginjal.
Aktifitas simpatis.
Perangsanan simpatis akan menyebabkan vasokonstriksi afferen, sehingga aliran ke kapiler kapsula
Bowman akan menurun dan menurunkan laju filtrasi glomerolus.
dari yang difiltrasi di glomerolus. Sel tubulus impermeable terhadap creatinin, insulin dan manitol sehingga
semua akan dieksresi melalui urin.
Seperti telah dijelaskan diatas, ion Na+ akan direabsopsi di tubulus proksimal, sehingga lumen tubulus akan
lebih bersifat negatif dibandingkan sel epiltel tubulus. Ini menyebabkan ion-ion negatif (Clorida dan
Phosphat) akan berdifusi secara pasif mengikuti ion Na+. Sedangkan di tubulus distal dimana terjadi sekresi
ion K+ secara aktif dengan mekanisme yang sama dengan absorpsi Na+ di proksimal, akan menyebabkan
terjadinya difusi pasif ion negatif ke dalam lumen tubulus distal.
tubulus akan membuang hidrogen dan memungkinkan sekresi lebih banyak lagi asam, yaitu reaksi dengan
HCO3- membentuk CO2 dan H2O, dengan HPO4- membentuk H2PO4- , dan dengan NH3 membentuk NH4-.
Sekresi asam ginjal diubah oleh perubahan perubahan pada PCO2 interstitial, konsentrasi K+, kadar anhidase
karbonat dan konsentrasi hormon korteks adranal. Bila PCO2 tinggi (asidosis respiratorik) lebih banyak
H2CO3 intrasel tersedia untuk mendapar ion hidroksik dan sekresi asam diperbesar, demikian juga
sebaliknya. Penurunan K+ memperbesarsekresi asam karena kehilangan K+ menyebabkan asidosis intrasel
meskipun pH plasma dapat meningkat, akibatnya K+ yang berlebihan intrasel akan menghambat sekresi
asam. Bila anhidrase karbonat dihambat, sekresi asam dihambat sebab pembentukan H 2CO3 berkurang.
Aldosteron dan steroid kortek adrenal lainnya memperbesar rabsopsi Na+ tubulus juga menaikan sekresi H+
dan K+.
Bila HCO3- plasma 28 mEq/liter, H+ disekresi pada kecepatan maksimal dan semuanya dipakai untuk
mereabsopsi HCO3-, tetapiwaktu HCO3 plasma turun lebih banyak H+ tersedia sebagai titrasi asam dan
NH4+. Oleh karena penurunan HCO3- selanjutnya, urin menjadi makin asam dan makin besar kadar NH4+
nya. Untuk alasan yang belum diketahui kapasitas reabsopsi HCO3- tubulus meningkat bila laju filtrasi
glomerolus meningkat.
Diuretik
__________________________________________________________________________________
Diuretik air dan diuretik osmotik telah dibahas sebelumhya. Etil alkohor bekerja langsung pad hipotalamus.
Kerja diuretik xantin dalah lemah , bila NH4Cl dimakan, NH4+ berdisosiasi menjadi H+ dan NH3 yang akan
diubah menjadi urea, sehingga NH4Cl yang dimakan sama dengan HCl yang ditambahkan kedalam tubuh,
dimana H+ akan didapar dan Cl- akan difiltrasi bersama Na+. Sampai batas tertentu Na+ akan dibuang dalam
urin. Garam pembentuk asam lainnya juga bekerja dengan cara yang sama.
Penghambat anhidrase karbonat efeknya sedang, tetapi akan menghambaat sekresi asam dengan
menurunkan suplai asam karbonat. Tidak hanya sekresi Na+ dinaikan karena H+ diturunkan, tetapi
reabsorpsi HCO3- juga ditekan. Dan karena H+ dan K+ bersaing dengan Na+, penurunan sekresi H+
mempermddah sekresi dan eksresi K+.
Penentu kecepatan sekresi K+ lainnya adalah jumlah Na+ yang dikirim ke tempat pertukaran Na-K di
tubulus distal. Tiazid, furosemid, asam etakrinat dan bumetaink bekreja pada proksimal tempat ini dan
resultannya kenaikkan pengiriman Na+ menaikkan sekresi K+. Kehilangan K+ cukup besar pada pemakaian
diuretik jenis ini. Tiazid menghambat transport Cl- pada ujung pars asenden tebal bagian kortikal lengkung
Henle dan bagian proksimal tubulus distal. Furosemid, asam etakrinat dan bumetanid menghambattransport
Cl- pada bagian tebal pars asenden. Diuretik merkuri jugabekerja pada bagian tabl pars asenden bagian
medula, tatapi mereka mempunyai kerja tambahan menghambat sekresi K+ sehingga penurunan K+ tidak
begitu jelas.
Spironolakton, triamteren dan amilorid bekerja pada mekanisme pertukaran itu sendiri menyebabkan
retensi K+ dan pada beberapa kasus timbul hiperkalemia ringan.
--------------------------------------------------------
Daftar Pustaka :
1.
2.
Stoelting Robert K, MD, editor. Pharmacology and Physiology in Aneshtetic Practice. Philadelphia: JB Lippicott Company, 1987;
761-79.
Ganong WF. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 1983; 599-625
Anatomi.
Ginjal berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan
tangan manusia dewasa. Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2
juta buah pada tiap ginjal. Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat
sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring
sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari,
kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran
Ureter,kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.
Fisiologi
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler)
tugasnya memang pada dasarnya adalah menyaring/membersihkan darah. Aliran darah ke
ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat
sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus
sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.
Fungsi :
1. Bertugas sebagai sistem filter/saringan, membuang sampah.
2. Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
3. Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.
4. Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.
5. Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.
www.geocities.com/Baja/7372/files/ginjal.htm - 17k
Fisiologi Ginjal
Ginjal sangat berperan dalam menjaga homeostasis milleu internal. Fungsi ginjal meliputi
fungsi regulator (cairan, elektrolit, pH), fungsi ekskresi (produk akhir metabolisme tubuh,
senyawa asing), fungsi sekresi (erythropoietin, renin), dan fungsi metabolisme (vitamin
D). Proses pembentukan urin melewati tahap, yaitu ultrafiltrasi glomerular, reabsorpsi
tubular, dan sekresi tubular.
Ultrafiltrasi Glomerular
Darah yang mengalir melewati glomerulus akan mengalami ultrafiltrasi melalui membran
glomerulus yang terdiri dari dinding kapiler glomerulus (selapis endotel), membran basal
(kolagen dan glikoprotein), dan lapisan dalam kapsul Bowman (podosit). Gaya
pendorong pada proses ini merupakan resultan gaya dari tekanan yang mendorong
ultrafiltrasi (tekanan hidrostatik darah kapiler glomerulus) dan tekanan yang melawan
ultrafiltrasi (tekanan osmotik koloid dan tekanan hidrostatik kapsul Bowman). Laju
filtrasi glomerulus berbanding lurus dengan resultan tekanan filtrasi dan koefisien filtrasi.
Koefisien filtrasi meliputi luas area filtrasi dan permeabilitas membran glomerulus. Hasil
ultrafiltrasi ini berupa plasma tanpa protein (urin primer) dan ditampung di ruang
Bowman yang selanjutnya akan diteruskan ke tubulus-tubulus ginjal.
Reabsorpsi Tubular
Reabsorpsi tubulus merupakan proses menyerap zat-zat yang diperlukan tubuh dari
lumen tubulus ke kapiler peritubulus. Proses ini merupakan transport transepitel karena
sel-sel tubulus yang berdekatan dihubungkan oleh tight junction. Proses reabsorpsi ini
dapat bersifat pasif maupun aktif.
Reabsorpsi natrium terjadi secara aktif disepanjang tubulus kecuali pada ansa
Henle pars descendens. Pada tubulus proksimal, reabsorpsi natrium juga berperan
dalam reabsorpsi glukosa, asam amino, H2O, Cl-, dan urea. Pada ansa Henle pars
ascsendens natrium direabsorpsi dalam bentuk garam NaCl. Pada tubulus distal
dan pengumpul, reabsorpsi natrium dikontrol secara hormonal.
Glukosa dan asam amino direabsorpsi melalui transport aktif sekunder di tubulus
proksimal.
Fosfat dan kalsium direabsorpsi secara aktif di tubulus proksimal dan dikontrol
secara hormonal.
Ion Cl-, H2O, dan urea direabsorpsi secara pasif mengikuti reabsorpsi natrium di
tubulus proksimal.
Sekresi Tubular
Proses ini diperlukan untuk menambahkan zat-zat yang tidak diperlukan tubuh ke lumen
tubulus ginjal untuk diekskresi melalui urin. Beberapa senyawa yang disekresi antara lain
ion hidrogen (sepanjang tubulus), ion potasium (tubulus distal dan pengumpul), dan
anion-kation organik yang berasal dari senyawa asing (tubulus proksimal).
Ginjal dapat mengekskresi urin dengan volume dan konsentrasi yang bervariasi untuk
mempertahankan maupun mengeliminasi air. Ginjal dapat menghasilkan urin mulai dari
0,3 ml/menit pada 1200mosm/liter sampai 25 ml/menit pada 100 mosm/liter dengan
mengatur reabsorpsi air pada bagian distal nefron. Reabsorpsi air yang bervariasi ini
dimungkinkan karena adanya gradien osmosis vertikal di cairan interstisial medula dan
pengaturan hormonal vasopresin. Gradien osmosis vertikal ini dibentuk oleh ansa Henle
nefron jukstamedular melalui countercurrent multiplication dan dipertahankan oleh vasa
recta nefron ini melalui countercurrent exchange.
Micturition diawali oleh adanya sinyal dari reseptor regangan pada vesika urinaria. Saraf
aferen akan membawa sinyal ini ke spinal cord yang selanjutnya akan merangsang
persarafan parasimpatis yang menyebabkan kontraksi vesika urinaria dan relaksasi
sphincter-sphincter uretra. Kontrol volunter micturition terjadi dari serebral korteks yang
akan menahan relaksasi sphincter uretra eksterna.
tarihoran01.blogspot.com/2008/06/fisiologi-ginjal.html - 53k
o Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat
sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses
penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan
hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di
glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian
besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam
amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan
menjadi bagian dari endapan.
o Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang
komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat
glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram lainnya.
2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
o Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat
glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi
penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
o Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah.
Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap
hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa.
Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
o Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang
komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih
diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme
yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat
mencapai 2% dalam urin sekunder.
o Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap
melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi
pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5%
garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi
memberi warm dan bau pada urin.
Uji Fisik
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan pada urin dari setiap probandus yang ada.
Perlakuan ini merujuk pada pengujian fisik dengan mengamati pH, bau dan warna dari
setiap urine yang diujikan. Untuk penentuan pH dari setiap urine, pH yang ada berkisar
antara 5 7. pH 5 ada 7, pH 6 ada 22 dan pH 7 ada 2. Untuk bau dari setiap urine,
terdapat 4 macam diantaranya pesing, tidak berbau, menyengat dan berbau. Untuk bau
pesing ada 9, tidak berbau ada 18, menyengat 1 dan berbau ada 2. Sedangkan untuk
warna dari setiap urine, juga terdapat 4 macam yaitu kuning gading, kuning berbuih,
bening dan kuning berbusa. Kuning gading adalah warna yang paling dominan yaitu 26,
kuning berbuih ada 3, bening 1 dan kuning berbusa juga 1. Warna kuning gading
mengindikasikan bahwa pigmen yang terkandung dalam urin adalah normal. Kuning
berbuih kemungkinan disebabkan oleh naiknya pigmen melanin. Bening dan kuning
berbusa menunjukkan bahwa konsentrasi urin tereduksi.
Menurut Adnan (2008), urine normal berwarna kuning atau kuning gading, transparan,
pH berkisar 4,6 8,0 atau rata-rata 6,0, berat jenis 1,001 1,035, bila agak lama berbau
seperti amoniak.
Berikut dijelaskan mengenai beberapa warna urie dan kemungkinan penyebabnya. Urine
berwarna kemerahan menandakan adanya darah pada urine, yang bisa menjadi indikasi
adanya gangguan batu ginjal, atau kanker pada ginjal dan kandung kemih. Namun bisa
jadi urine berwarna merah jika mengkonsumsi pencahar atau makan buah bit secara
berlebihan. Urine berwarna kecoklatan bisa menandakan adanya darah dalam urine. Tapi
urine juga dapat berubah warna coklat jika ada otot yang rusak atau melakukan olahraga
terlalu berlebihan. Bisa juga akibat terlalu banyak makan kacang. Urine berwarna
kecoklatan juga mengindikasikan adanya porphyria penyakit kelainan pada darah. Urine
berwarna kuning tua atau pekat kemungkinan akibat dehidrasi, tapi bisa juga merupakan
tahap awal penyakit liver. Urine berwarna kuning terang bisa juga akibat mengkonsumsi
vitamin dalam dosis tinggi, terutama riboflavin (vitamin B). Urine berwarna orange
mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium, antibiotik yang biasa
digunakan untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat membuat urine
Anda berwarna orange. Begitu juga bila Anda melakukan diet vegetarian. Selain warna,
urin juga mengelurkan bau yang juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit.
Misalnya pada penderita diabetes dan kelaparan bau urinnya cenderung manis dan berbau
buah, sementara untuk urin yang terinfeksi bakteri E. coli lebih memproduksi urin dengan
bau yang sangat menyengat. Berbeda dengan urin pada tubuh sehat yang cukup steril dan
hampir tidak berbau saat keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah
meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin
sehingga menghasilkan bau yang khas
Uji Glukosa
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan pada urin dari setiap probandus yang ada.
Perlakuan ini merujuk pada pengujian kimia yaitu uji glukosa dengan mengamati ada
tidaknya kandungan gula dalam urine setelah penambahan beberapa tetes fehling A dan
fehling B yang kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan dijumpai ada 3 macam warna
yaitu biru, biru kehijauan dan kuning. Untuk biru ada 4, untuk biru kehijauan yang
merupakan warna yang paling dominan ada 26 dan kuning hanya 1. Setelah dipanaskan,
terdapat 5 macam warna yang mengindikasikan kadar gula pada setiap urin yaitu biru,
biru kehijauan, kuning kehijauan, coklat kehijauan dan jingga kuning.
Jika urine berwarna biru maka diindikasikan bahwa kadar gula dalam urine negatif. Tidak
adanya gula dalam urine kemungkinan disebabkan oleh proses filtrasi pada badan
Malpighi yang berlangsung dengan baik. Dari hasil pengamatan, yang diperoleh hanya
ada 1 yang demikian dengan persentase 3,23 %.
Jika urine berwarna biru kehijauan maka dapat diindikasikan bahwa ada gula dalam
urine. Namun konsentrasi gula masih sangat rendah. Dari hasil pengamatan, terdapat 10
dengan persentase 32,26 %.
Jika urine berwarna kuning kehijauan maka dapat diindikasikan bahwa kadar gula dalam
urine adalah 1 +. Dari hasil pengamatan, terdapat 15 dengan persentase 48,38 %.
Jika urine berwarna coklat kehijauan maka dapat diindikasikan bahwa kadar gula dalam
urine adalah 2 +. Dari hasil pengamatan, terdapat 4 dengan persentase 12,90 %.
Jika urine berwarna jingga kuning maka dapat diindikasikan bahwa kadar gula dalam
urine adalah 3 +. Dari hasil pengamatan, yang diperoleh hanyalah 1 dengan persentase
3,23 %.
Kadar gula dalam darah disebabkan karena kurangnya hormon insulin. Hormon insulin
yang dihasilkan tidak cukup dan tidak dapat bekerja dengan semestinya. Hormon insulin
dihasilkan oleh sekelompok sel beta di kelenjar pankreas dan sangat berperan dalam
metabolisme glukosa dalam sel tubuh. Kadar glukosa yang tinggi dalam tubuh tidak bisa
diserap semua dan tidak mengalami metabolisme dalam sel. Akibatnya, seseorang akan
kekurangan energi, sehingga mudah lelah dan berat badan terus turun. Kadar glukosa
yang berlebih tersebut dikeluarkan melalui ginjal dan dikeluarkan bersama urine. Gula
memiliki sifat menarik air sehingga menyebabkan seseorang banyak mengeluarkan urine
dan selalu merasa haus. Gangguan ini berujung pada sebuah penyakit yang sering kita
sebut diabetes mellitus