Assalamualaikum Wr.Wb
Pertama-tama saya
limpahan-Nya jualah sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini agar pembaca dapat lebih mengetahui lagi
tentang jenis-jenis peta.
Disadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, tentunya
masih terdapat banyak kekeliruan yang tidak disengaja didalamnya Saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan.
Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan kekuatan lahir dan batin dalam
melaksanakan aktivitas keseharian kita, amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Permukaan bumi merupakan suatu bidang lengkung yang tidak beraturan, sehingga
hubungan geometris antara titik satu dengan titik titik lainnya dipermukaan tersebut
sulit untuk ditemukan. Hubungan geometris tersebut, yang secara praktis dapat dinyatakan
dalam bentuk peta topografi, merupakan formasi penting
bagi
berbagai
keperluan,
baik
untuk pembangunan fisik maupun penelitian ilmiah Peta adalah gambaran bentuk bumi yang
tiga dimensi dipindahkan ke dua dimensi dan di perkecil menggunakan sekala tertentu.
Pada sebuah peta terdapat berbagai unsure wilayah dipermukaan bumi, seperti
gunung, sungai, kota, jalan raya, jalan kereta api, dataran rendah, dan dataran tinggi. Unsur
wilayah tersebut digambarkan dalam bentuk symbol-simbol untuk memudahkan orang
menggunakannya. Ada peta yang menggunakan warna- warna tertentu untuk menggambarkan
keadaan alam seperti hijau untuk dataran rendah, kuning untuk dataran tinggi, dan biru untuk
wilayah perarairan. Misalnya symbol segitiga untuk gunung dan lingkaran kecil untuk kota.
BAB II
PEMBAHASAN
JENIS-JENIS PETA
Jenis Peta berdasarkan isinya
1. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini
memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam)
maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau dan
lainnya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan
lainnya.
Peta umum ada 2 jenis yaitu: peta topografi dan peta chorografi.
a. Peta Topografi
Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan
bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama. Kelebihan peta topografi:
Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.
Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng.
Beberapa ketentuan pada peta topografi:
1) Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah tersebut
semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur menunjukkan daerah tersebut
semakin landai.
2) Garis kontur yang diberi tanda bergerigi menunjukkan depresi (lubang/cekungan) di puncak,
misalnya puncak gunung yang berkawah.
b. Peta Chorografi
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi
dengan skala yang lebih kecil antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta chorografi
menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua bahkan dunia. Dalam peta
chorografi digambarkan semua kenampakan yang ada
pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung, sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api,
batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain. Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi
yang dibuat dalam berbagai tata warna.
2. Peta Khusus atau Tematik
Setelah Anda memahami jenis peta umum, sekarang kita akan mempelajari jenis peta khusus
atau tematik. Disebut peta khusus atau tematik karena peta tersebut hanya menggambarkan satu
atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan. Dengan kata lain, yang
ditampilkan berdasarkan tema tertentu. Peta khusus adalah peta yang menggambarkan
kenampakan-kenampakan (fenomena geosfer) tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial budaya.
Contoh peta khusus/tertentu: peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil
pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur penerbangan atau pelayaran).
Jenis peta berdasarkan skalanya
Peta tidak sama besarnya (ukurannya). Ada peta yang berukuran besar dan ada peta yang
berukuran kecil. Besar-kecilnya peta ditentukan oleh besar-kecilnya skala yang digunakan. Skala
peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi (lapangan).
Untuk lebih jelasnya marilah kita bahas penggolongan peta berdasarkan skalanya.
Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1 : 5.000. Peta
ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah, oleh karena itu
banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri, pada Dinas Agraria (Badan Pertanahan Nasional).
2. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta skala
besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan,
peta kecamatan.
3. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1: 500.000.
Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta
propinsi Jawa Tengah, peta propinsi maluku.
4. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau
lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta
negara, benua bahkan dunia.
Jenis peta berdasarkan tujuannya
Peta dibuat orang dengan berbagai tujuan. Berikut ini contoh-contoh peta untuk berbagai tujuan:
1. Peta Pendidikan (Educational Map). Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.
2. Peta Ilmu Pengetahuan. Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.
3. Peta Informasi Umum (General Information Map). Contohnya: peta pusat perbelanjaan.
4. Peta Turis (Tourism Map). Contohnya: peta museum, peta rute bus.
5. Peta Navigasi. Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran.
6. Peta Aplikasi (Technical Application Map). Contohnya: peta penggunaan tanah, peta curah
hujan.
7. Peta Perencanaan (Planning Map). Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan, peta
pertambangan.
Peta stasioner adalah peta yang sifat datanya menggambarkan keadaan permukaan bumi yang
tetap atau relatif stabil. Contohnya:.
-
Peta geologi
Peta kontur
Peta topografi
Peta dinamis
Peta dinamis adalah peta yang sifat datanya menggambarkan keadaan permukaan bumi yang
bersifat dinamis atau berubah-ubah. Contoh:
-
Fungsi Peta
Peta sangat diperlukan oleh manusia. Dengan peta Anda dapat mengetahui atau menentukan
lokasi yang Anda cari, walaupun Anda belum pernah mengunjungi tempat tersebut.
Secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi.
2. Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi.
3. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai
dan bentuk-bentuk lainnya.
4. Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan
diteliti.
5. Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
6. Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
7. Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
8. Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena (gejala-gejala)
geografi di permukaan bumi.
KOMPONEN/KELENGKAPAN PETA
Komponen-komponen/Kelengkapan Peta
1. Judul Peta
Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta Anda dapat segera mengetahui data dan daerah mana
yang tergambar dalam peta tersebut. Contoh: - peta penyebaran penduduk pulau Jawa.
- peta bentuk muka bumi Asia.
- peta Indonesia.
Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum pembaca
memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya. Judul peta hendaknya
memuat/mencerminkan informasi yang sesuai dengan isi peta. Selain itu, judul peta jangan
sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta. Judul peta biasanya diletakkan di bagian
tengah atas peta. Tetapi judul peta dapat juga diletakkan di bagian lain dari peta, asalkan tidak
mengganggu kenampakan dari keseluruhan peta.
2. Skala Peta
Selain judul Anda juga akan menemukan skala pada peta. Skala merupakan ciri yang
membedakan peta dengan gambar lain. Skala peta sangat erat kaitannya dengan data yang
disajikan. Bila ingin menyajikan data secara rinci, maka gunakanlah skala besar, (1 : 5.000
sampai 1 : 250.000). Sebaliknya bila ingin menunjukkan data secara umum, gunakanlah skala
kecil (1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih). Skala pada peta adalah perbandingan jarak
antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi. Contoh: skala 1 : 500.000
artinya 1 cm jarak di peta sama dengan 500.000 cm ( 5Km) jarak sebenarnya di permukaan
bumi.
3. Proyeksi Peta
Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar, dalam ukuran (luas, jarak) bentuk
permukaan bumi pada peta, maka dalam pembuatan peta digunakan proyeksi peta. Proyeksi peta
adalah teknik pemindahan bentuk permukaan bumi yang lengkung (bulat) ke bidang datar.
Uraian mengenai proyeksi peta akan dibahas lebih rinci pada modul 3 nanti.
4. Legenda/Keterangan Peta
Legenda merupakan komponen penting pada peta. Karena peta tanpa legenda.keterangan
petanya, sulit untuk dibaca. Jadi agar mudah dibaca dan ditafsirkan, peta harus dilengkapi
dengan legenda/ keterangan. Legenda menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat dalam
peta.Contoh: legenda/keterangan peta. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta.
Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak mengganggu
kenampakan peta secara keseluruhan.
5. Petunjuk Arah/Tanda Orientasi
Petunjuk arah juga penting artinya pada peta. Gunanya untuk menunjukkan arah Utara, Selatan,
Timur dan Barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan.
Petunjuk arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk
ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak menggnaggu kenampakan peta.
Simbol-simbol yang Anda lihat pada peta, ada yang menyatakan jumlah dan ada yang hanya
membedakan. Berdasarkan sifatnya, simbol peta dibedakan menjadi dua macam yaitu: simbol
yang bersifat kualitatif dan bersifat kuantitatif. Simbol berdasarkan sifatnya.
a) Simbol yang bersifat kualitatif.
Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran benda yang digambarkan. Misalnya untuk
menggambarkan daerah penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk dan lainnya.
b) Simbol yang bersifat kuantitatif. Simbol ini digunakan untuk membedakan atau menyatakan
jumlah.
Contoh: simbol yang bersifat kuantitatif.
3) Macam-macam simbol berdasarkan fungsinya.
Penggunaan simbol pada peta tergantung fungsinya, untuk menggambarkanbentuk-bentuk muka
bumi di daratan, di perairan atau bentuk-bentuk budayamanusia. Berdasarkan fungsinya simbol
peta dapat dibedakan menjadi: simbol daratan, simbol perairan dan simbol budaya.
a) Simbol daratan, digunakan untuk simbol-simbol permukaan bumi di daratan. Contoh: gunung,
pegunungan, gunung api.
b) Simbol perairan, digunakan untuk simbol-simbol bentuk perairan. Contoh: simbol perairan.
c) Simbol budaya, digunakan untuk simbolsimbol, bentuk hasil budaya. Contoh: simbol budaya.
b. Warna
Penggunaan warna pada peta harus sesuai maksud/tujuan si pembuat peta dan kebiasaan umum.
Contoh: - laut, danau digunakan warna biru.
- temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
- curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
- dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan laut digunakan warna
hijau.
- daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 sampai 3000 meter) digunakan warna coklat
tua.
Warna berdasarkan sifatnya, ada dua macam yaitu warna bersifat kualitatif dan bersifat
kuantitatif.
Di bawah ini contoh warna yang bersifat kualitatif dan bersifat kuantitatif.
Membuat Peta
Langkah-langkah prinsip pokok dalam pembuatan peta adalah:
1. Menentukan daerah yang akan Anda petakan.
2. Membuat peta dasar (base map) yaitu peta yang belum diberi simbol.
3. Mencari dan mengklarifikasikan (menggolongkan) data sesuai dengan kebutuhan.
4. Membuat simbol-simbol yang mewakili data.
5. Menempatkan simbol pada peta dasar.
6. Membuat legenda (keterangan).
7. Melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar.
Tata Cara Penulisan pada Peta
Untuk membuat tulisan (lettering) pada peta ada kesepakatan di antara para ahli (kartografer)
yaitu sebagai berikut:
1. Nama geografi ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat. Contoh:
Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatera Utara). Nama sungai ditulis searah
dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring. Untuk lebih jelasnya lihat gambar.
2. Nama jalan ditulis harus searah dengan arah jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak
kecil.
3. Nama kota ditulis dengan 4 cara yaitu:
a. di bawah simbol kota.
melihat atau mengenal medan (muka bumi) yang bersangkutan secara langsung. Beberapa hal
yang dapat diketahui dalam membaca peta antara lain:
1. Isi peta dan tempat yang digambarkan, melalui judul.
2. Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur.
3. Arah, melalui petunjuk arah (orientasi).
4. Jarak atau luas suatu tempat di lapangan, melalui skala peta.
5. Ketinggian tempat, melalui titik trianggulasi (ketinggian) atau melalui garis kontur.
6. Kemiringan lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis kontur yang berdekatan.
7. Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda).
8. Kenampakan alam, misalnya relief, pegunungan/gunung, lembah/sungai, jaringan lalu
lintas, persebaran kota. Kenampakan alam ini dapat diketahui melalui simbol-simbol peta
dan keterangan peta.
Selanjutnya kita dapat menafsirkan peta yang kita baca, antara lain sebagai berikut:
1. Peta yang banyak gunung/pegunungan dan lembah/sungai, menunjukkan bahwa daerah itu
berelief kasar.
2. Alur-alur yang lurus, menunjukkan bahwa daerah itu tinggi dan miring. Jika alur sungai
berbelok-belok (membentuk meander), menunjukkan daerah itu relatif datar.
3. Pola (bentuk) pemukiman penduduk yang memusat dan melingkar, menunjukkan daerah itu
kering (sulit air) tetapi di tempat-tempat tertentu terdapat sumber-sumber air. Dengan membaca
peta Anda akan dapat mengetahui,
1. Jarak lurus antar kota.
2. Keadaan alam suatu wilayah, misalnya suatu daerah sulit dilalui kendaraan karena daerahnya
berawa-rawa.
3. Keadaan topografi (relief) suatu wilayah.
4. Keadaan penduduk suatu wilayah, misalnya kepadatan dan persebarannya.
5. Keadaan sosial budaya penduduk, misalnya mata pencaharian, persebaran sarana kota dan
persebaran pemukiman.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan skala
tertentu.
2. Peta dapat digolongkan berdasarkan isi (content), skala (scale) dan tujuannya (purpose).
Berdasarkan isinya peta dibedakan menjadi peta umum dan peta khusus. Berdasarkan skalanya
peta dibedakan menjadi peta kadaster/teknik, peta skala besar, peta skala sedang dan peta skala
kecil. Sedangkan berdasarkan tujuannya ada peta pendidikan (education map), peta ilmu
pengetahuan (science map), peta informasi umum (general information map), peta navigasi
(navigation map) dan sebagainya berdasarkan tujuan pembuatan peta itu.
3. Secara umum fungsi peta adalah untuk menunjukkan lokasi, ukuran (luas, jarak dan sudut),
bentuk, kondisi fisik, karakter daerah, alat perencana dan lainnya.
4. Peta yang baik harus dilengkapi dengan komponen-komponen kelengkapan peta agar si
pemakai mudah membacanya. Komponen-komponen tersebut adalah: judul peta, skala peta,
legenda, tanda arah, sumber peta, tahun pembuatan, proyeksi peta, simbol-simbol, warna, garis
tepi (border), garis lintang dan garis bujur, inset peta.
5. Dalam pembuatan peta ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan yaitu:
menentukan daerahnya, membuat peta dasar, mencari data, membuat simbol-simbol,
menempatkan simbol peta, membuat legenda, melengkapi dengan tulisan yang baik dan benar.
6. Dalam membaca peta orang harus memahami dengan baik semua simbol dan informasi yang
ada pada peta. Membaca peta pada hakekatnya mempelajari medan/lapangan lewat simbolsimbol yang ada. Faktor-faktor yang dapat dibaca pada peta antara lain, kenampakan alam, sosial
dan ekonomi, jarak, arah, lokasi, ketinggian.
DAFTAR PUSTAKA
dwikarsip.blogspot.com/2009/07/jenis-jenis-peta.html
www.akujagoan.com/2011/02/jenis-jenis-peta.html?m=1
Andimanwno.wordpress.com/2010/06/30/jenis-jenis-peta/