Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Kata statistik berasal dari bahasa Latin, yaitu status yang berarti negara
atau untuk menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan.
Pada awalnya ststistik hanya berkaitan dengan sekumpulan angka mengenai
penduduk suatu daerah atau negara dan pendapatan masyarakat. Termasuk
pula,

kumpulan

angka

yang

dibutuhkan

oleh

pemerintah

dalam

menyelesaikan beberapa masalah.


Seiring dengan perkembangan zaman, statistik mulai mencakup hal-hal
yang lebih luas. Cakupan statistik tidak hanya bertumpu pada angka-angka
untuk pemerintahan saja, tetapi telah mengambil bagian di berbagai bidang
kehidupan, termasuk penelitian-penelitian pada hampir seluruh cabang ilmu,
seperti ekonomi, sains, pertanian, sosial, dan pendidikan.
Berikut
ini
beberapa
pengertian
statistik

sesuai

dengan

perkembangannya.
1. Pengertian Pertama
Statistik adalah sekumpulan angka untuk menerangkan sesuatu, baik
angka yang belum tersusun (masih acak) maupun angka-angka yang sudah
tersusun dalam suatu daftar atau grafik.
Dari pengertian tersebut, statistik diartikan dalam arti yang sempit,
yaitu keterangan ringkas berbentuk angka-angka.
Contoh :
Statistik penduduk, yang berarti keterangan mengenai penduduk
berupa angka-angka dalam bentuk ringkas, seperti jumlah penduduk
dan rata-rata umur penduduk.

2. Pengertian Kedua
Statistik adalah sekumpulan cara dan aturan tentang pengumpulan,
pengolahan, analisis, serta penafsiran data yang terdiri dari angka-angka.
3. Pengertian Ketiga
Statistik adalah sekumpulan angka yang menjelaskan sifat-sifat data
atau hasil pengamatan.
Dari pengertian kedua dan ketiga di atas, statistik sudah diartikan
dalam arti luas dan sudah merupakan suatu metode atau ilmu, yaitu metode
atau

ilmu

yang

mempelajari

cara

pengumpulan,

pengolahan,

penganalisaan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data yang ada.


Contoh:
Seorang pemilik pabrik bumbu masak merek SEDAP ingin
mengetahui jumlah bungkus bumbu masak merek tersebut yang
digunakan tiap rumah tangga per bulan, di sebuah desa. Di desa
tersebut tinggal 2.000 rumah tangga. Dari 2.000 rumah tangga tersebut
dipilih 200 rumah tangga sebagai sampel. Dari 200 sampel itu, data
dikumpulkan, diolah, dan dianalisis. Akhirnya diketahui bahwa ratarata jumlah bungkus yang digunakan tiap rumah tangga per bulannya
berkisar 20 sampai 25 buah.
Dari pengertian-pengertian di atas, terlihat adanya pergeseran
pengertian dari pengertian yang sempit ke pengertian yang luas. Berikut
ini diberikan pengertian statistik yang lebih jelas dan melingkupi
pengertian-pengertian di atas.
Statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang selak-beluk data,
yaitu

tentang

pengumpulan,

penganalisaan,

penafsiran,

dan

penarikan kesimpulan dari data yang berbentuk angka-angka.


Dari pengertian statistik di atas, dapat disebutkan komponenkomponen unsur-unsur dari statistik yaitu:
1. Data;
2. Perlakuan data, seperti pengumpulan dan pengolahan;
3. Kesimpulan;
4. Angka-angka.
Sebagai perbandingan mengenai pengertian statistik, diberikan
beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Croxton dan Cowden

Statistik adalah metode untuk mengempulkan, mengolah dan menyajikan,


serta menginterprestasikan data yang berwujud angka-angka.
Anderson dan Bancroft
Statistik adalah ilmu dan seni perkembangan dan metode paling efektif
untuk

pengumpulan,

pentabulasian,

dan

penginterprestasian

data

kuantitatif sedemikian rupa, sehingga kemungkinan salah dalam


kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan dengan penggunaan penalaran
induktif yang didasarkan pada matematika probabilitas (peluang).
Prof. Dr. Sudjana, M.A., M.Sc
Statistik adalah pengetahuan yang berhubungan dengn cara-cara
pengumpulan

data,

pengolahan

penganalisaannya,

dan

penarikan

kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisaan yang dilakukan.


Steel dan Torrie
Statistik adalah metode yang memberikan cara-cara guna menilai
ketidaktentuan dari penarikan kesimpulan yang bersifat induktif.
J. Supranto
J. Supranto memberikan pengertian statistik dalam dua arti, yaitu sebagai
berikut.

a. Dalam arti sempit


Statistik adalah data ringkasan yang berbentuk angka (kuantitatif).
b. Dalam arti luas
Statistik adalah ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, penyajian,
dan analisis data, serta cara pengambilan kesimpulan secara umum
berdasarkan hasil penelitian yang menyeluruh.
Drs. Djarwanto Ps.
Statistik adalah kumpulan angka-angka yang berhubungan dengan atau
melukiskan suatu persoalan.
B. PERANAN DAN PERLUNYA STATISTIK SERTA FUNGSINYA
Dalam kehidupan modern sekarang ini, statistik tidak diragukan lagi
perannya serta perlunya untuk dipelajari.
1. Peranan Statistik
Peranan statistik antara lain terlihat dalam kehidupan sehari-hari, dalam
penelitian ilmiah, dan dalam ilmu pengetahuan.
a. Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, statistik memiliki peran sebagai
penyedia bahan-bahan atau keterangan-keterangan berbagai hal untuk
diolah dan ditafsirkan.
Contoh:
Angka-angka kenakalan remaja, tingkat biaya hidup, tingkat
kecelakaan lalu lintas, serta tingkat pendapatan.
b. Dalam Penelitian Ilmiah
Dalam penelitian ilmiah, statistik memiliki peran sebagai penyedia alat
untuk

mengemukakan

atau

menemukan

kembali

keterangan-

keterangan yang seolah-olah tersembunyi dalam angka-angka statistik.


c. Dalam Ilmu Pengetahuan
Dalam ilmu pengetahuan, statistik memiliki peran sebagai peralatan
analisis dan interprestasi dari data kuantitatif ilmu pengetahuan,
sehingga didapatkan suatu kesimpulan dari data-data tersebut.
Dengan semakin pentingnya peranan statistik pada berbagai bidang
dalam kehidupan modern, maka timbul cabang-cabang ilmu baru yang

merupakan gabungan antara ilmu tersebut dengan statistik atau penerapan


statistik dalam ilmu tersebut. Cabang-cabang ilmu baru tersebut antara lain:
1.) Ekonometrika, merupakan gabungan antara ilmu ekonomi dengan
statistik;
2.) Sosiometri, merupakan gabungan antara ilmu sosiologi dengan statistik;
3.) Psikometri, merupakan gabungan antara ilmu psikologi dengan statistik.
2. Perlunya Statistik
Perlunya mengetahui atau mempelajari statistik adalah karena statistik
berperan sebagai alat bantu dalam hal-hal berikut.
a. Menjelaskan hubungan antara variabel-variabel
Variabel atau peubah merupkan sesuatu yang nilainya tidak tetap,
seperti harga, produksi, hasil penjualan, umum, dan tinggi. Dengan
statistik,

variabel-variabel

tersebut

dapat

dijelaskan.

Misalnya,

hubungan antara permintaan produk dengan tingkat pendapatan, dengan


jumlah penduduk atau dengan jenis penganut agama. Analisis korelasi
dan regresi mampu memberikan jawaban yang terbaik.
b. Membuat rencana dan ramalan
Rencana dan ramalan merupakan dua hal yang diperlukan dalam
pelaksanaan sesuatu, sehingga dapat diperleh hasil yang baik dan
berkualitas. Oleh karena itu, rencana dan ramalan harus baik pula.
Dengan statistik, rencana dan ramalan dapat dibuat sebaik mungkin.
Misalnya, rencana pembuatan perumahan untuk lima tahun mendatang
dari suatu pemerintahan kota, yang dipengaruhi oleh banyak faktor,
seperti jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat. Analisis
data berkala mampu memberikan jawaban terbaik.
c. Mengatasi berbagai perubahan
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu pengambilan keputusan
tidak mungkin dapat diabaikan atau dihindari, supaya pihak-pihak lain
tidak ada yang dirugikan. Dengan statistik, perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi dapat diantisipasi sedini mungkin.
Misalnya, rencana pembuatan perumahan untuk lima tahun mendatang
dari suatu pemerintahan kota, yang dipengaruhi oleh banyak faktor,

seperti jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat. Analisis


data berkala mampu memberikan jawaban terbaik.
d. Membuat keputusan yang lebih baik
Keputusan yang baik dan rasional amat diperlukan dalam menjaga
kelancaran sebuah aktivitas kerja supaya kelestarian dari sebuah usaha
dapat terjamin. Dengan statistik, keputusan yang baik dan rasional
dapat dihasilkan. Misalnya, seorang kepala bagian pemasaran sebuah
perusahaan dihadapkan pada kondisi yang tidak menentu dari produk
perusahaannya di masa datang, apakah pemasaran produk itu akan
tinggi, rendah atau sedang. Kepala bagian pemasaran harus dapat
mengambil sikap atau tindakan tertentu, misalnya melakukan perluasan
dengan membangun sendiri dan mempertahankan kapasitas produk
yang ada. Teori keputusan dan uji hipotesis dapat membantu
pelaksanaannya.
3. Fungsi Statistik
Dari peran dan perlunya mempelajari statistik, dapat disusun beberapa
fungsi statistik dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi statistik antara lain:
1.) Bank data, menyediakan data untuk diolah dan diinterprestasikan agar
dapat dipakai untuk menerangkan keadaan yang perlu diketahui atau
diungkap.
2.) Alat quality control, sebagai alat pembantu standarisasi dan sekaligus
sebagai alat pengawasan.
3.) Alat analisis, merupakan metode penganalisisan data.
4.) Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, sebagai dasar
penetapan kebijakan dan langkah lebih lanjut untuk mempertahankan,
mengembangkan perusahaan dalam perolehan keuntungan.
C. PEMBAGIAN STATISTIK
Statistik dapat dibagi atas beberapa macam yang didasarkan atas kriteriakriteria tertentu, seperti cara pengolahan data, ruang lingkup penggunaan atau
disiplin ilmu yang menggunakannya, dan bentuk parameternya.
1. Pembagian Statistik Berdasarkan Cara Pengolahan Datanya
a. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif atau statistik dedukatif adalah bagian dari statistik


yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data sehingga
mudah dipahami.
Statistik deksriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau
memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan
atau fenomena. Dengan kata lain, statistik deskriptif hanya berfungsi
menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan. Berikut ini contohcontoh pertanyaan yang termasuk dalam cakupan statistik deskriptif.
1.) Sekurang-kurangnya 10% dari semua kebakaran di sebuah kota
tertentu yang dilaporkan tahun lalu diakibatkan oleh tindakantindakan sengaja yang tidak bertanggung jawab.
2.) Sebanyak 50% di antara semua pasien yang menerima suntikan
obat tertentu, ternyata kemudian menderita efek samping obat
tersebut.
Penarikan kesimpulan pada statistik deskriptif (jika ada) hanya
ditujukan pada kumpulan deskriptif mencakup hal berikut.
1.) Distribusi frekuensi beserta bagian-bagiannya, seperti:
a.) grafik distribusi (histogram, polygon frekuensi, dan ogif);
b.) ukuran nilai pusat (rata-rata, median, modus, kuartil, dan
sebagainya);
c.) ukuran dispresi (jangkauan, simpanga rata-rata, variasi,
simpangan baku, dan sebagainya);
d.) kemencengan dan keruncingan kurva.
2.) Angka indeks
3.) Time series/deret waktu atau data berkala
4.) Korelasi dan regresi sederhana
b. Statistik inferensi

Statistik inferensi atau statistik induktif adalah bagian dari statistik


yang mempelajari mengenai penafsiran dan penarikan kesimpulan
yang berlaku secara umum dari data yang telah tersedia.
Statistik inferensi berhubungandengan pendugaan populasi dan
pengujian hipotesis dari suatu data atau keadaan atau fenomena.
Dengan kata lain, statistik inferensi berfungsi meramalkan dan
mengontrol keadaan atau kejadian. Berikut ini contoh-contoh
pernyataan yang termasuk dalam cakupan statistik infernsi.

1.) Akibat penurunan produksi minyak oleh negara-negara penghasil


minyak dunia, diramalkan harga minyak akan menjadi dua kali
lipat pada tahun-tahun yang akan datang.
2.) Dengan mengasumsikan bahwa kerusakan tanaman kopi sejenis
Arabica kurang dari 30% akibat musim dingin yang lalu maka
harga kopi tersebut di akhir tahun nanti tidak akan lebih dari 50
sen per satu kilogramnya.
Penarikan kesimpulan pada statistik inferensi ini merupakan generalisasi
dari suatu populasi berdasarkan data (sampel) yang ada. Didasarkan atas
ruang lingkup bahasannya, maka statistik inferensi mencakup:
1.) probabilitas atau teori kemungkinan,
2.) distribusi teoritis,
3.) sampling dan distribusi sampling,
4.) pendugaan populasi atau teori populasi,
5.) uji hipotesis,
6.) analisa korelasi dan uji signifikansi, dan
7.) analisis regresi untuk peramalan.
Dengan demikian, statistik inferensi sebenarnya merupakan kelanjutan
dari statistik desktiptif. Berikut ini disajikan diagram alur mengenai statistik
deskriptif dan statistik inferensi serta hubungan keduanya. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan gambar 1.1.

Gambar 1.1 Diagram alur statistik deskriptif dan inferensi serta hubungannya
2. Pembagian Statistik Berdasarkan Ruang Lingkup Penggunaannya
Didasarkan atas ruang lingkup penggunaannya atau displin ilmu yang
menggunakannya, statistik dapat dibagi atas beberapa macam, yaitu
sebagai berikut.
1.) Statistik Sosial
Statistik sosial adalah statistik yang diterapkan atau digunakan dalam
ilmu-ilmu sosial.
2.) Statistik Pendidikan
Statistik pendidikan adalah statistik yang diterapkan atau digunakan
dalam ilmu dan bidang pendidikan
3.) Statistik Ekonomi
Statistik ekonomi adalah statistik yang diterapkan atau digunakan
dalam ilmu-ilmu ekonomi-ekonomi.
4.) Statistik Perusahaan
Statistik perusahaan adalah statistik yang diterapkan atau digunakan
dalam bidang perusahaan.
5.) Statistik Pertanian
Statistik pertanian adalah statistik yang digunakan atau diterapkan
dalam ilmu-ilmu pertanian.

6.) Statistik Kesehatan

Statistik kesehatan adalah statistik yang diterapkan atau digunakan


dalam bidang kesehatan.
3. Pembagian Statistik Berdasarkan Bentuk Parameternya
Didasarkan atas bentuk parameternya (data yang sebenarnya), statistik
dapat dibagi dua, yaitu statistik parametrik, seperti nonparametik.
a. Statistik Parametrik
Statistik parametrik adalah bagian statistik yang parameter dari
populasinya mengikuti suatu distribusi tertentu, seperti distribusi
normal, dan memiliki varians yang homogen.

b. Statistik Nonparametik

Statistik nonparametrik adalah bagian statistik yang parameter dari


populasinya tidak mengikuti suatu distirbusi tertentu atau memiliki
distribusi yang bebas dari persyaratan, dan variansnya tidak perlu
homogen.
D. METODOLOGI STATISTIK
Seperti halnya disiplin yang lain, dalam menyelesaikan suatu masalah,
statistik juga menggunakan pendekatan ilmiah (metode ilmiah). Metode
ilmiah terdiri dari atas beberapa tahap, dikenal sebagai metodologi
pemecahan masalah secara statistik atau metodologi statistik. Jadi,
metodologi statistik adalah pemecahan masalah secara statistik yang terdiri
dari atas beberapa tahap.
Tahapan-tahapan metodologi statistik adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
Tahap identifikasi masalah merupakan tahap awal atau tahap perencanaan.
Pada tahap itu, masalah atau persoalan yang ada dipahami dan
didefinisikan secara jelas dan tepat, misalnya sifat permasalahan, luas
permasalahan, dan dampak situasi.
2. Pengumpulan Data atau Fakta

Pada tahap pengumpulan data, data yang mendukung atau bersangkutan


dengan permasalahan dikumpulkan. Data tersebut dapat berupa data intern
(data yang mendukung permasalahan). Data intern dan ekstern
dikumpulkan melalui:
1.) Data-data yang tersedia, artinya data-data yang diperoleh dan
dikumpulkan melalui sumber-sumber yang telah ada, misalnya data
dari laporan peneliti sebelumnya atau data yang ada di perpustakaan.
2.) Data-data asli, artinya data-data diperoleh dan dikumpulkan secara
langsung oleh peneliti yang bersangkutan, jadi berupa data-data baru.
Data suatu fakta yang dikumpulkan harus memiliki sifat-sifat tertentu.
Sehingga tidak menyimpang dari permasalahan yang ada. Sifat-sifat data
tersebut antara lain:
1) Akurat, artinya harus mencerminkan atau sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya;
2) Up to date, artinya harus tepat waktu;

3) Komprehensif, artinya harus dapat mewakili;


4) Relevan, artinya harus ada hubungannya dengan masalah yang akan
diselesaikan;
5) Memiliki kesalahan baku kecil, artinya memiliki tingkat ketelitian
yang tinggi.
3. Klasifikasi Data
Pada tahap klasifikasi data, data yang sudah ada dikelompokkan sesuai
dengan tujuan studi. Data yang ada diidentifikasi berdasarkan kemiripan
atau kesamaan sifat, kemudian disusun dalam kelompok-kelompok. Salah
satu metode pengklasifikasian data yang sering digunakan adalah metode
coding (penggunaan kode).
4. Penyajian Data

Pada tahap penyajian data, data yang sudah diklasifikasikan, disajikan atau
ditampilkan dalam bentuk tertentu misalnya tabel atau grafik. Selain itu,
ditampilkan pula nilai-nilai deskriptif.
5. Analisis Data
Tahap analisis data merupakan tahap akhir dari metodologi statistik,
sebelum penarikan kesimpulan. Pada tahap itu, diinterpreatsikan hasil dari
tahap-tahap sebelumnya. Setelah itu, dibuat kesimpulan yang merupakan
titik akhir suatu permasalahan, berupa keputusan atau rencana yang
menjadi jawaban terbaik dari permasalahan tersebut. Berikut ini diberikan
diagram alur metodologi statistik (lihat Gambar 1.2).
E. BEBERAPA KONSEP DASAR
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan nilai yang mungkin, hasil pengukuran
ataupun perhitungan, kualitatif ataupun kuantitatif mengenai karakteristik
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya.
Contoh:
Keseluruhan mahasiswa sebuah perguruan tinggi, jika mahasiswa
perguruan tinggi tersebut dijadikan sebagai objek penelitian.
2. Sampel

Sampel adalah bagain dari sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili
populasi tersebut.
Contoh:
Mahasiswa Fakultas Ekonomi di sebuah perguruan tinggi yang dianggap
dapat mewakili keseluruhan mahasiswa yang ada di perguruan tinggi
tersebut.
3. Variabel Diskrit
Variabel diskrit adalah variabel yang selalu memiliki nilai bulat dalam
bilangan asli, tidak berbentuk pecahan atau variabel yang tidak mengambil
keseluruhan nilai dalam sebuah interval (selang).
Contoh:
1) Jumlah anak yang terdapat dalam sebuah keluarga, dapat berjumlah 0,
1, 2, 3, 4, , tidak mungkin berjumlah 0,5; 1,43; 2,452;
2) S = {5, 6, 7, 8)
Data yang dinyatakan dalam bentuk variabel diskrit disebut data diskrit.

4. Variabel Kontinu
Variabel kontinu adalah variabel yang memiliki nilai sembarang, baik
berupa nilai bulat maupun pecahan, di antara dua nilai tertentu atau
variabel yang mengambil seluruh nilai dalam suatu interval.
Contoh:
1) Tinggi badan seseorang 150 cm, 163,54 cm
2) S = {X : 1 X 3)
Data yang dinyatakan dalam bentuk variabel kontinu disebut data kontinu.
5. Pembulatan Data
Dalam pengumpulan dan penganalisisan data, seringkali diperlukan
pembulatan terhadap bilangan. Pembulatan itu biasanya dilakukan ke arah
bilangan terdekat. Pembulatan ke bawah dapat dilakukan pada bilangan
sampai dengan 5, selebihnya dibulatkan ke atas.
Contoh:
1) 56,47
dibulatkan menjadi 56,5
2) 535,375
dibulatkan menjadi 235,38
3) 452,500
dibulatkan menjadi 452
Pembulatan data itu berguna untuk membuat seminim mungkin kesalahan
pembulatan kumulatif dalam menganalisis data yang lebih banyak.

6. Notasi Sigma
Notasi sigma merupakan notasi yang digunakan untuk menyatakan
penjumlahan. Notasi sigma dilambangkan dengan .
n

X
i 1

X 1 X 2 X 3 ... X n

BAB 2
DATA STATISTIK
A. PENGERTIAN DATA
Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keteranganketerangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau
dianggap. Jadi, data dapat diartikan sebagai sesuatu yang diketahui atau yang
dianggap atau anggapan.
Sesuatu yang diketahui biasanya didapat dari hasil pengamatan atau
percobaan dan hal itu berkaitan dengan waktu dan tempat. Anggapan atau
asumsi merupakan suatu perkiraan atau dugaan yang sifatnya masih
sementara, sehingga belum tentu benar. Oleh karena itu, anggapan atau
asumsi perlu diuji sebenarnya.
Contoh :
1. Agar gambaran dan permasalahan sosial dan ekonomi diketahui oleh
masyarakat maka pemerintah dalam hal ini Biro Pusat Statistik (BPS),
mengeluarkan publikasi (data), berupa indikator sosial dan indikator
ekonomi.
2. Karena ada anggapan bahwa persediaan beras masih cukup untuk jangka
waktu dua tahun maka pemerintah memutuskan untuk tidak mengimpor
beras.
B. PENGUMPULAN DATA
Data statistik dapat dikumpulkan dengan menggunakan prosedur yang
sistematis. Pengumpulan data dimaksudkan sebagai pencatatan peristiwa atau
karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi.
Pengumpulan data dapat dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan
karakteristiknya, yaitu:
1. Berdasarkan jenis cara pengumpulannya
2. Berdasarkan banyaknya data yang diambil.
1. Berdasarkan Jenis Cara Pengumpulannya
Ada beberapa cara pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
a. Pengamatan (observasi)

Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun


dan melihat langsung ke lapangan (laboratorium), terhadap objek yang
diteliti (populasi). Pengamatan disebut juga penelitian lapangan.
b. Penelusuran literatur
Penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan
menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan
data dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literatur disebut juga
pengamatan tidak langsung.
c. Penggunaan kuesioner (angket)
Penggunaan kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap
objek yang diteliti (populasi).
d. Wawancara (interview)
Wawancara adalah cara pengumpulan

data

dengan

langsung

mengadakan tanya jawab kepada objek yang diteliti atau kepada


perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang sedang diteliti.
2. Berdasarkan Banyaknya Data yang Diambil
Dikenal dua cara pengumpulan data, yaitu sensus dan sampling.
a. Sensus
Sensus adalah cara pengumpulan data dengan mengambil elemen
atau anggota populasi secara keseluruhan untuk diselidiki. Data yang
diperoleh dari hasil sensus disebut parameter atau data yang sebenarnya
(true value).
Contoh:
1) Sensus penduduk Indonesia tahun

1990, memberikan

data

sebenarnya mengenai penduduk Indonesia.


2) Sensus pertanian
3) Sensus pegawai negeri tahun 1973
b. Sampling
Sampling adalah cara pengumpulan data dengan mengambil
sebagian dari elemen atau anggota populasi untuk diselidiki. Data yang
diperoleh dari sampling disebut statistik (tanpa s) atau data perkiraan
(estimate value).
Contoh :
Misalkan dalam sebuah kabupaten ada 1.000 rumah tangga
pemakai bumbu masak merek SEDAP sebagai objek penelitian, namun

hanya 100 rumah tangga yang diselidiki dan dianggap sebagai sampel
yang mampu mewakili lainnya.
Sampling dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut:
1) Cara acak
Cara pemilihan sampel dikatakan acak apabila setiap elemen
atau anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih.
Cara itu bersifat objektif dan samplingnya disebut probability
sampling.
2) Cara tidak acak
Cara pemilihan sampel dikatakan tidak acak apabila setiap
elemen populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih.
Cara itu bersifat subjektif dan samplingnya disebut nonprobability
sampling.
C. PENGOLAHAN DATA
Data yang telah dikumpulkan (data mentah) kemudian diolah.
Pengolahan data dimaksudkan sebagai suatu proses untuk memperoleh data
ringkasan dari data mentah dengan menggunakan cara atau rumus tertentu.
Data ringkasan yang diperoleh dari pengolahan data itu dapat berupa jumlah
(total), rata-rata (average), persentase (percentage), dan sebagainya.
Contoh :
Data mentah, misalnya modal sebuah perusahaan, didalamnya bergabung
tujuh orang (X) dengan modal masing-masing:
X1 = 15 juta, X2 = 7 juta, X3 = 11 juta, X4 = 13 juta
X5 = 9 juta, X6 = 14 juta, X7 = 8 juta
Pengolahan data
1) Jumlah modal
= X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7
= 15 + 7 + 11 + 13 + 9 + 14 + 8
= 77 juta
2) Rata rata

77
= 11 juta
7

3) Persentase orang dengan modal lebih dari 10 juta rupiah adalah =


4
x 100% = 57,14%
7

D. PENYAJIAN DATA

Data yang sudah diolah, agar mudah dibaca dan dimengerti oleh orang
lain atau pengambil keputusan, perlu disajikan ke dalam bentuk-bentuk
tertentu. Penyajian data memiliki fungsi antara lain:
1) menunjukkan perkembangan suatu keadaan,
2) mengadakan perbandingan pada suatu waktu.
Penyajian data dapat dilakukan melalui tabel dan grafik.
1. Tabel Data
Tabel data, disingkat tabel adalah penyajian data dalam bentuk
kumpulan angka yang disusun menurut kategori-kategori tertentu, dalam
suatu daftar. Dalam tabel, data disusun dengan cara alfabetis, geografios,
menurut besarnya angka, histories, atau menurut kelas-kelas yang lazim.
Sebuah tabel memuat bagian-bagian sebagai berikut:
1) Kepala tabel
Kepala tabel memuat:
a) nomor tabel
b) Judul tabel (mungkin termasuk tahun dan/atau unit)
2) Leher tabel
Leher tabel memuat keterangan atau judul kolom (mungkin termasuk
unit) yang harus ditulis singkat dan jelas.
3) Badan tabel
Badan tabel memuat data (mungkin termasuk tahun).
4) Kaki tabel
Kaki tabel memuat:
a) keterangan-keterangan tambahan,
b) sumber data, yaitu sumber yang menjelaskan dari mana data itu
dikutip atau diambil.
Contoh:
TABEL 2.1 HARGA BEBERAPA KOMODITAS EKSPOR
(Rp/kuintal)
Nama
Komoditas
Karet
Kopi
The
Kopra
Jumlah

1977
28.464
126.438
72.167
20.611
247.680

Tahun
1979
68.726
125.431
68.333
25.109
287.599

1981
57.556
78.780
69.375
26.736
232.447

Sumber : Statistik Indonesia, 1982, BPS


Dalam penyusunan tabel, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
sebagai berikut:

1)

Judul tabel dibuat singkat dan jelas. Bila perlu diberikan

2)

keterangan yang dicantumkan di kaki tabel


Judul atau kepala kolom dibuat ringkas. Jika ada penjumlahan data
dalam baris, dimuat pada kolom terakhir. Apabila jumlah kolom
banyak, dapat diberi nomor. Pencantuman unit ukuran tidak boleh

3)

dilupakan
Jika dianggap perlu, data dapat dikelompok-kelompokkan.
Kelompok data yang akan dibandingkan, diletakkan berdekatan.

4)

Penjumlahan data dalam kolom dimuat pada baris paling bawah.


Keterangan di bawah (foot note) dimuat untuk memberi penjelasan

mengenai judul, kepala kolom, atau angka-angka dalam tabel.


5)
Sumber data dicantumkan untuk mengetahui dari mana data yang
bersangkutan diperoleh dan jika perlu dapat diadakan pengecekan dari
sumber aslinya. Data untuk bidang tertentu dapat diperoleh dari Biro
Pusat Statistik, Bank Indonesia, Departemen Keuangan.
Didasarkan atas pengaturan datanya, tabel dapat dibedakan atas beberapa
jenis, yaitu tabel frekuensi, tabel klasifikasi, tabel kontingensi, dan tabel
korelasi.
a.
Tabel frekuensi
Tabel frekuensi adalah tabel yang menunjukkan atau memuat
banyaknya kejadian atau frekuensi dari suatu kejadian.
Contoh :
Tabel 2.2 Hasil Ulangan Statistik
Nilai
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75-79
80-84
85-89
Jumlah
b.

Jumlah Mahasiswa
3
5
6
8
12
15
10
7
4
70

Tabel klasifikasi

Tabel klasifikasi adalah tabel yang menunjukkan atau memuat


pengelompokkan data. Tabel klasifikasi dapat berupa tabel klsifikasi
tunggal dan ganda
Contoh :
Tabel 2.3 JUMLAH KAMBING DI KOTA Y TAHUN 1990
MENURUT JENISNYA
Jenis
Jumlah(Ekor)
Jantan
57
Betina
345
Jumlah
402
Sumber : Dinas Peternakan Kota Y
Tabel 2.3 tersebut merupakan tabel klasifikasi tunggal. Contoh tabel
klasifikasi ganda ialah sebagai berikut.
TABEL 2.4 SAPI PERAH DI KOTA Y, TAHUN 1990. MENURUT
JENIS SAPI DAN PENGUSAHA
Pengusaha
A
B
Fries Holland
508
198
225
Yersey
150
45
30
Ayrshire
125
30
25
Jumlah
783
273
280
Sumber : Dinas Peternakan Kota Y
Jenis

c.

Jumlah

C
85
75
70
230

Tabel kontingensi
Tabel kontingensi adalah tabel yang menunjukkan atau memuat data
sesuai dengan rinciannya. Apabila bagian baris tabel berisikan m baris
dan bagian kolom tabel berisikan n kolom maka didapatkan tabel
kontingensi berukuran m x n.
Contoh :
Tabel 2.5 PRODUKSI MINYAK MENTAH OPEC, UNI SOVIET,
DAN DUNIA TAHUN 1975 1979
Tahun
1975
1976
1977
1978
1979

OPEC
9.934
11.240
11.468
10.914
11.205

Uni Soviet
3.600
3.822
4.013
4.204
4.307

Dunia
20.174
21.831
22.672
22.897
23.666

Jumlah
33.708
36.893
38.153
38.015
39.178

d.

Tabel korelasi
Tabel korelasi adalah tabel yang menunjukkan atau memuat adanya
korelasi (hubungan) antara data yang disajikan.
Contoh :
Tabel 2.6 HASIL UJIAN STATISTIK DAN AKUNTANSI 100
MAHASISWA DI SUATU AKADEMI
Nilai

Nilai Statistik
Akuntansi 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
90-99
2
4
4
80-89
1
4
6
5
70-79
5
10
8
1
60-69
1
4
9
5
2
50-59
3
6
6
2
40-49
3
5
4
2. Grafik Data
Grafik data, disebut juga diagram data, adalah penyajian data dalam
bentuk gambar-gambar. Grafik data biasanya berasal dari tabel, Karena itu
tabel dan grafik biasanya dibuat secara bersama-sama, yaitu tabel
dilengkapi dengan grafik. Grafik data sebenarnya merupakan penyajian
data secara visual dari data bersangkutan. Grafik data dapat dibedakan atas
beberapa jenis, yaitu:
a. Piktogram
Piktogram adalah grafik data yang menggunakan gambar atau
lambang dari data itu sendiri dengan skala tertentu.
Contoh :
Penduduk dunia pada akhir abad ke-20 diperkirakan:
1) Afrika
: 350 juta jiwa
2) Amerika
: 500 juta jiwa
3) Asia
: 2.000 juta jiwa
4) Eropa
: 600 juta jiwa
5) Jerman
: 50 juta jiwa
6) Uni Soviet
: 250 juta jiwa
Dalam bentuk piktogram, data tersebut digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Piktogram penduduk dunia akhir abad ke-20


b. Grafik batang atau balok
Grafik batang atau balok adalah grafik data berbentuk persegi
panjang yang lebarnya sama dan dilengkapi dengan skala atau ukuran
sesuai dengan data yang bersangkutan. Setiap batang (persegi panjang)
tidak boleh saling menempel atau melekat antara satu dengan yang
lainnya dan jarak antara setiap batang yang berdekatan harus sama.
Susunan dari batang-batang tersebut boleh tegak atau mendatar.
Grafik batang dapat berupa grafik batang tunggal, berganda, atau
komponen berganda.
Contoh:
1. Data kecelakaan lalu lintas di kota A tahun 1991 sampai 1995,
sebagai berikut:
Tahun
Jumlah

1991
400

1992
300

1993
425

1994
350

1995
250

Kecelakaan
Dalam bentuk diagram batang data diatas digambarkan sebagai
berikut.

Gambar 2.2 Grafik batang banyaknya kecelakaan di kota A


2. Banyaknya mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan, Akuntansi,
dan Manajemen Fakultas Ekonomi suatu Universitas tahun 1991
sampai 1995, sebagai berikut.
TABEL 2.7 JUMLAH MAHASISWA PER JURUSAN FAKULTAS
EKONOMI SEBUAH INVERSITAS, 1991 1995
Tahun

Ekonomi

Akuntansi

Manajemen

Pembangunan
1991
200
80
1992
240
100
1993
240
90
1994
220
60
1995
220
70
Diagram batang dari data tersebut ialah sebagai berikut:

50
60
50
40
40

Gambar 2.3 Grafik batang jumlah mahasiswa per jurusan Fakultas


Ekonomi
3. Contoh lain diagram batang.
TABEL 2.8 NILAI IMPOR NEGARA X TAHUN 1973 1975
(dalam jutaan $)
Jenis Impor

Tahun

1973
1974
1975
Minyak Bumi
160
450
1.250
Nonminyak Bumi
1.150
2.500
3.900
Jumlah
1.310
2.950
5.150
Dalam bentuk diagram batang komponen, data tersebut digambarkan
sebagai berikut:

Gambar 2.4 Grafik batang komponen nilai empor Negara X,


1973-1975
c. Grafik Garis
Grafik garis adalah grafik data berupa garis, diperoleh dari
beberapa ruas garis yang menghubungkan titik-titik pada bidang
bilangan (sistem salib sumbu). Pada grafik garis digunakan dua garis
yang saling berpotongan dan saling tegak lurus (sistem salib sumbu).
Pada garis horizontal (sumbu-X) ditempatkan bilangan-bilangan yang
sifatnya tetap, seperti tahun dan ukuran-ukuran. Pada garis tegak
(sumbu-Y) ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya berubahuibah, seperti harga, biaya, dan jumlah.
Contoh :
TABEL 2.9 SUHU TUBUH PASIEN A DAN B PUKUL 06.00 12.00
Pasien A
Pasien B
o
Pukul
Suhu( C)
Pukul
Suhu(oC)
06.00
42
06.00
36
07.00
41
07.00
37
08.00
40
08.00
37
09.00
39
09.00
39
10.00
39
10.00
40
11.00
37
11.00
40
12.00
36
12.00
41
Dalam bentuk diagram garis, data tersebut digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 2.5 Diagram garis pasien A dan B dari pukul 06.00 12.00
d. Grafik lingkaran
Grafik lingkaran adalah grafik data berupa lingkaran yang telah
dibagi menjadi juring-juring sesuai dengan data tersebut. Bagian-bagian
dari keseluruhan data tersebut dinyatakan dalam persen. Untuk
membuat grafik lingkaran, biasanya dipakai dua cara, yaitu:
1) Membagi keliling lingkaran menurut data-data yang ada
2) Membagi lingkaran menurut data yang ada dengan menggunakan
busur derajat.
Contoh:
Menurut laporan kepala SMA X, dari 300 lulusan sekolahnya tahun
1994, tercatat sebagai berikut:
1) 180 orang diterima kuliah di perguruan tinggi negeri
2) 60 orang diterima kuliah di perguruan tinggi swasta
3) 40 orang kerja di kantor-kantor
4) Sisanya masih menganggur
Dalam bentuk grafik lingkaran, data diatas digambarkan sebagai
berikut.

Gambar. 2.6 Grafik Lingkaran lulusan SMA X, tahun 1994

Untuk mencari besar sudut tiap-tiap juring atau %, caranya sebagai


berikut.
1) Sudut untuk kuliah di perguruan tinggi negeri
180
x 360o = 216o
300
180
=
x 100% = 60%
300

2) Sudut untuk kuliah di perguruan tinggi swasta


60
x 360o = 72o
300
60
=
x 100% = 20%
300

3) Sudut untuk yang bekerja


40
x 360o = 48o
300
40
=
x 100% = 13,33%
300

4) Sudut untuk yang menganggur


20
x 360o = 24o
300
20
=
x 100% = 6,67%
300

Salah satu bentuk khusus dari diagram lingkaran adalah diagram


(grafik) pastel. Diagram lingkaran ini berbentuk tiga dimensi (memiliki
tebal), setiap juring yang menunjukkan persentase data masing-masing
dipisah-pisah.

e. Kartogram
Kartogram atau peta statistik adalah grafik data berupa peta yang
menunjukkan kepadatan penduduk, curah hujan, hasil pertanian, hasil
pertambangan, dan sebagainya.
Contoh :

TABEL 2.10 PEMASARAN PESAWAT TELEVISI PERUSAHAAN


X SEMESTER I, 1990
Daerah Pemasaran
Jumlah
Semarang
500.000
Yogyakarta
400.000
Purwokerto
300.000
Tegal
300.000
Pati
200.000
Surakarta
350.000
Dalam bentuk kartogram (peta statistik), data tersebut digambarkan
sebagai berikut.

Gambar 2.7 Kartogram pemasaran pesawat televisi perusahaan X,


semester I, 1990

E. ANALISIS DATA
Dalam buku Statistik Teori dan Aplikasi, disebutkan bahwa analisis
memiliki 3 arti, yaitu sebagai berikut.
1. Membandingkan dua hal atau dua nilai variabel untuk mengetahui
selisihnya (X-Y) atau rasionya (

X
) kemudian menyimpulkan.
Y

2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi komponenkomponen yang lebih kecil, sesuai dengan tujuan analisis, agar dapat:
a) Mengetahui bagian yang memiliki sifat menonjol atau mempunyai nilai
ekstrim;

b) Melakukan perbandingan antar bagian dengan menggunakan nilai rasio


atau selisih;
c) Melakukan perbandingan antara bagian dengan keseluruhan, dengan
memakai proporsi (%), lalu menyimpulkan.
3. Memperkirakan atau memperhitungkan besar pengaruh secara kuantitatif
dari perubahan suatu kejadian terhadap suatu kejadian lainnya, kemudian
meramalkan.
Contoh:
Ada dua orang karyawan, yaitu A dan B. Dalam waktu yang sama, A dapat
menghasilkan pekerjaan sebanyak 150 unit. Sedangkan B hanya 100 unit.
Selisih kerja A dan B = (150 100) unit = 50 unit. Rasio kerka A dan B
=

150
unit = 1,5.
100

Kesimpulan:
A lebih berprestasi daripada B, sebab hasil kerja A 50 unit lebih besar
daripada kerja B. A lebih berprestasi daripada B sebesar 1,5 kali.
F. PEMBAGIAN DATA
Data dapat dibagi dalam kelompok tertentu berdasarkan kriteria yang
menyertainya, misalnya menurut susunan, sifat, waktu pengumpulan, dan
sumber pengambilan.
1. Pembagian Data Menurut Susunannya
Menurut susunannya, data dibagi atas data acak atau tunggal dan data
berkelompok.
a.
Data acak atau data tunggal
Data acak atau tunggal adalah data yang belum tersusun atau
dikelompokkan ke dalam kelas-kelas interval.
Contoh:
Data hasil pengukuran tinggi siswa kelas II SMA X (dalam cm) ialah
sebagai berikut:
155
153
165
155
149
b.

152
150
160
171
154

157
162
165
169
153

155
165
162
162
167

Data berkelompok

159
160
159
167
158

160
157
154
160
166

155
150
152
158
168

154
170
151
163
153

Data berkelompok adalah data yang sudah tersusun atau


dikelompokkan ke dalam kelas-kelas interval. Data kelompok disusun
dalam bentuk distribusi frekuensi atau tabel frekuensi. (Mengenai
distribusi frekuensi akan dibahas lebih lanjut pada Bab 3).
Contoh:
Data nilai dan jumlah anak yang memperolehnya untuk pelajaran
Matematika kelas II SMA X ialah sebagai berikut:
Nilai
1-2
3-4
5-6
7-8
9-10

Turus
III
IIII
IIII IIII
IIII IIII IIII
IIII II

Frekuensi
3
5
10
15
7

2. Pembagian Data Menurut Sifatnya


Menurut sifatnya, data diatas dibagi atas data kualitatif dan data
kuantitatif.
a. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan.
Contoh:
Warna, Jenis Kelamin, Status Perkawinan, (merah, Pria, Kawin)
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan.
Contoh:
Tinggi, umur, jenis, jumlah (170 cm, 41 tahun, 70 buah)
3. Pembagian Data Menurut Waktu Pengumpulannya
Menurut waktu pengumpulannya, data dibagi atas data berkala dan
data cross section.
a. Data berkala
Data berkala adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu
untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan.
Contoh:
Data perkembangan hanya 9 macam bahan pokok selama 10 bulan
terakhir yang dikumpulkan setiap bulan.
b. Data cross section
Data cross section adalah data yang terkumpul pada suatu waktu
tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan keadaan atau
kegiatan pada waktu itu.

Contoh:
Data sensus penduduk 1990
4. Pembagian Data Menurut Waktu Pengambilannya
Menurut sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu
data primer dan data sekunder.
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari
sumber-sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari
perpustakaan atau laporan-laporan peneliti yang terdahulu. Data
sekunder disebut juga data tersedia.
5. Pembagian Data Menurut Skala Pengukurannya
Skala pengukuran adalah peraturan penggunaan notasi bilangan
dalam pengukuran. Menurut skala pengukurannya, data dapat dibedakan
atas empat, yaitu data nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio.
a. Data nominal
Data nominal adalah data yang diberikan pada objek atau kategori
yang tidak menggambarkan kedudukan objek atau kategori tersebut
terhadap objek atau kategori lainnya, tetapi hanya sekadar label atau
kode saja. Data ini hanya mempunyai dua ciri, yaitu:
1. Kategori data bersifat saling lepas (satu objek hanya masuk pada
satu kelompok saja);
2. Kategori data tidak disusun secara logis.
Contoh:
Jenis kelamin manusia: 1 untuk pria
0 untuk wanita
b. Data ordinal
Data ordinal adalah data yang penomoran objek atau kategorinya
disusun menurut besarnya, yaitu dari tingkat terendah ke tingkat
tertinggi atau sebaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus sama.
Data ini memiliki ciri seperti pada ciri data nominal ditambah satu ciri
lagi, yaitu kategori data dapat disusun berdasarkan urutan logis dan
sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki.

Contoh:
Mengubah nilai ujian ke nilai prestasi, yaitu:
1. Nilai A adalah 80 100
2. Nilai B adalah 65-79
3. Nilai C adalah 55 64
4. Nilai D adalah 45 54
5. Nilai E adalah 0 - 44
c. Data interval
Data interval adalah data dimana objek/kategori dapat diurutkan
berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval
antara tiap objek/kategori sama. Besarnya interval dapat ditambah atau
dikurangi. Data ini memiliki ciri sama dengan ciri pada data ordinal
ditambah satu ciri lagi, yaitu urutan kategori data mempunyai jarak
yang sama.
Contoh:
A B C D E
1 2 3 4 5
Interval A sampai C adalah 3-1=2. Interval C sampai D adalah 43=1. Kedua interval ini dapat dijumlahkan menjadi 2 + 1 = 3. Atau
interval antara A dan D adalah 4 1 = 3. Pada data ini yang
dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran, melainkan interval dan
tidak terdapat titik nol absolut.
d. Data rasio
Data rasio adalah data yang memiliki sifat-sifat data nominal, data
ordinal, dan data interval, dilengkapi dengan titik nol absolut dengan
makna empiris. Karena terdapat angka nol maka pada data ini dapat
dibuat perkalian atau pembagian. Angka pada data menunujukkan
ukuran yang sebenarnya dari objek/kategori yang diukur.
Contoh:
A dan B adalah dua orang mahasiswa Universitas X yang nilai mata
kuliah Statistik I masing-masing 60 dan 90. Ukuran rasionya dapat
dinyatakan bahwa nilai B adalah nilai 1,5 kali nilai A.
Conoth lain dari keempat jenis data ini adalah seperti berikut.
TABEL 2.1 HASIL LOMBA BACA PUISI PERAYAAN HARI
PENDIDIKAN SISWA SMP PINTAR
No

Nama

Kelas

Nilai

Juara

Hadiah

Ke

1.

Andy

86

70

77

2.

Ira

71

70

88

3.

Ina

70

70

88

4.

Dedi

88

60

66

5.

Eman

75

60

66

6.

Udin

70

70

66

7.

Arni

63

60

77

8.

Laila

59

60

77

9.

Indah

55

50

77

10.

Amas

60

50

66

23
3
22
9
22
8
21
4
21
2
20
6
20
0
19
6
18
2
17
6

1
2
3
4

Rp.
125.000,00
Rp.
100.000,00
Rp.
75.000,00
Rp.
50.000,00
25 buku tulis
25 buku tulis
25 buku tulis
25 buku tulis
25 buku tulis
25 buku tulis

Angka-angka dalam tabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


(1) Angka (1, 2, s.d 10) di kolom No. adalah jenis data nominal.
Angka-angka ini sebenarnya hanyalah nomor urut yang fungsinya
sama dengan pengganti nama peserta. Angka 3 dikolom ini tidak
berarti lebih besar atau lebih tinggi dari angka 1 atau 2, dan tidak
lebih rendah dari angka 4 atau 9. Angka-angka ini tidak dapat
dijumlahkan atau dibagi atau dikalikan.
(2) Angka-angka 1,2, dan 3 di kolom Kelas adalah jenis data ordinal.
Angka-angka ini juga tidak dapat dijumlahkan, di bagi, atau
dikalikan. Namun, angka yang lebih tinggi mengandung arti siswa
bersangkutan sudah lebih lama bersekolah. Misalnya angka 4
dikolom ini mengandung arti bahwa siswa yang bersangkutan telah
berada di tahun ke-4 bersekolah disekolah tersebut (tidak termasuk

siswa pindahan), yang berarti pula sudah lebih lama 1 tahun dari
mereka yang dikelas 3 atau lebih lama 2 tahun dari mereka yang
berada di kelas 2.
Perhatikan hal yang sama pada kolom Juara Ke, angka-angka
1,2,3, dan 4 dikolom ini hanya mengandung perbedaan urutan saja
karena angka-angka ini merupakan pengganti bagi angka-angka
nilai masing-masing 233, 229, 228, dan 214 tidak mempunyai jarak
selisih yang sama. Yang dilihat atau digunakan hanyalah posisi
urutan besarnya saja, sedangkan berapa selisihnya pada masingmasing angka tidak diperhatikan.
(3) Angka-angka pada kolom Nilai adalah jenis data interval. Angkaangka di kolom ini dapat dijumlahkan, dibagi atau dikalikan.
Selisih angka-angka ini dicacah dengan kelipatan satu angka yang
sama (dalam hal ini angka satu yang bermakna berselisih satu yang
sama dan tetap.
(4) Angka-angka yang menunjukkan jumlah uang (hadiah) pada kolom
Hadiah adalah jenis data rasio. Angka-angka ini dapat
dijumlahkan, dibagi, dikalikan, dan hasilnya bisa saja mencapai
satuan yang lebih kecil dari ratusan rupiahan, puluhan rupiahan,
atau satu rupiahan, dan tetap dapat memberikan makna yang apat
dipahami pembaca, misalnya Rp. 9.999,99 (baca: Sembilan ribu
sembilan ratus sembilan puluh sembilan rupiah sembilan puluh
sembilan sen).
5) Sudut untuk kuliah di perguruan tinggi negeri
180
x 360o = 216o
300
180
=
x 100% = 60%
300

6) Sudut untuk kuliah di perguruan tinggi swasta


60
x 360o = 72o
300
60
=
x 100% = 20%
300

7) Sudut untuk yang bekerja

40
x 360o = 48o
300
40
=
x 100% = 13,33%
300

8) Sudut untuk yang menganggur


20
x 360o = 24o
300
20
=
x 100% = 6,67%
300

9) Sudut untuk kuliah di perguruan tinggi negeri


=

180
x 360o = 216o
300

Anda mungkin juga menyukai