Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN DASAR PRODUKSI TERNAK

Identifikasi Kelas, Karakteristik, dan Anatomi Unggas

KELOMPOK 1
Bayu Alnoor Ahmadillah Maruf

D24130021

Nur Khamidah

D24130023

Miftakhun Naja

D24130030

Rizky Iiis Firunika

D24130047

Muhammad Riswan

D24130052

Mohammad Rizqi Ramdhani

D24130075

Ricky Fernaldy

D24130093

Diana Ayu Ambarsari

D24130111

Devina Talithania

D24130115

ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Unggas Hewan bersayap, berkaki dua dan berbulu yang termasuk sebagai
jenis burung, dapat dipelihara dan diternakkan sebagai penghasil pangan yaitu:
daging dan telur. Unggas adalah sebagian dari spesies burung yang telah
didomestikasi dan mempunyai manfaat sebagai sumber pangan. Yang dimaksud
didomestikasikan adalah proses penjinakan dalam jangka waktu yang panjang dan
mengahasilkan banyak keturunan. Penjinakan dilakukan agar unggas mengalami
perubahan yang lebih baik, karena asal usul unggas sendiri adalah hewan yang
liar.
Ternak unggas terdiri dari banyak jenis seperti ayam, itik, puyuh, burung dara
dan lain sebagainya. Diantara unggas tersebut paling banyak dikonsumsi
dagingnya yaitu ternak ayam.
Ternak ayam dan itik memiliki system pencernaan yang berbeda, walaupun
jika dilihat secara fisik kedua ternak serupa tetapi sebenarnya kedua ternak ini
berasal dari spesies dan bangsa yang berbeda.
Oleh karena itu dalam praktikum kali ini akan dilakukan pengamatan
mengenai eksterior dan anatomi fisiologi ternak ayam dan itik baik jantan maupun
betina, yang meliputi pernafasan, pencernaan, reproduksi, dan urinary.
Tujuan
Pratikum unggas ini bertujuaan untuk mengetahui dan melihat secara
langsung perbedaan bentuk,warna, bulu yang dimiliki, setiap tempat tinggal atau
asal pasti berbeda unggas satu dengan yang lain, dari melihat unggas local dan
non local.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengenalan Jenis dan Klasifikasi Ternak Unggas
Klasifikasi secara Internasional
Menurut The American Standart of Perfection unggas khususnya ayam
didasarkan pada standar unggas yang dikelompokkan berdasarkan ras, bangsa,
varietas, dan strain. Berdasarkan buku standar terdapat sebelas kelas, namun
hanya ada empat kelas yang penting, yaitu kelas Amerika, kelas Mediterania dan
kelas Asia ( Suprijatna et al. , 2005).
Kelas Inggris. Ayam kelas Inggris merupakan sekelompok ayam yang
dibentuk dan dikembangkan di Inggris dengan karakteristik bentuk tubuh besar,
cuping berwarna merah, kulit putih, kerabang telur coklat kekuningan, dan bulu
merapat ke tubuh. Contohnya Australorp, Dorking ( Suprijatna et al., 2005).
Bangsa ayam kelas ini Inggris sebagai ayam tipe dwiguna.
Kelas Amerika. Ayam kelas Amerika merupakan kelompok ayam yang
dibentuk dan dikembangkan di Amerika Serikat dengan karakteristik bentuk tubuh
sedang, cuping telinga berwarna merah, bulu mengembang,dan kulit berwarna
putih. Bangsa yang termasuk kelas ini adalah Plymouth Rock, Wyanditte, Rhode
Island Red, Hampshire, Jersey (Suprijatna et al. 2005).
Kelas Mediterania. Ayam kelas Mediterania merupakan kelompok ayam yang
dikembangkan di sekitar Negara dan pulau di Laut Tengah seperti Spanyol dan
Italia . Karakteristik bulu mengembang, cuping telinga berwarna putih, bentuk
tubuh ramping, warna kulit putih,ndan kerabang telur berwarna putih. Bangsabangsa yang termasuk kelas ini adalah Leghorn, Ancona, Spanish, Minorca,
Andalusia (Suprijatna et al. 2005).
Kelas Asia. Ayam kelas ini merupakan ayam yang dikembangkan di wilayah
Asia. Karakteristik bentuk tubuh besar, bulu merapat tubuh, cuping berwarna
merah, dan kerabang telur beragam, dari cokelat kekuningan sampai putih. Ciri
khas cakar berbulu, kulit berwarna putih sampai gelap merupakan dan tipe
pedaging. Bangsa ayam kelas Asia yang terkenal antara lain Brahma dari India,
Langshan dari Cina, dan Cochin dari Shanghai, Cina yang dikembangkan menjadi
ayam Amerika dan Inggris dan merupakan tipe ayam pedaging (Yuwanta 2004).

Unggas Darat adalah unggas yang hidup di darat, contoh dari unggas darat
adalah ayam ras dan ayam buras. Ayam secara umum memiliki ciri-ciri, yaitu
mempunyai ceker dengan tiga jari dan satu jalu, paruh bertipe pemakan biji-bijian,
memiliki jengger dan cuping (Susilorini et al., 2009). Ayam peliharaan yang ada
dewasa ini merupakan keturunan ayam hutan yang mengalami proses penjinakkan
yang sangat panjang. Jenis ayam itu terdiri dari: ayam hutan merah (Gallus
gallus), ayam hutan Ceylon (Gallus lafayettii), ayam hutan kelabu (Gallus
sonneratii) dan ayam hutan jawa atau Gallus varius (Siregar dan Sabrani 1970).
Unggas air ialah semua spesies hewan bersayap yang dapat hidup di air,
menghasilkan produk atau jasa yang bermanfaat bagi manusia, spesises yang
termasuk unggas air adalah itik, angsa, dan undan (Srigandono,1997). Ciri-ciri
unggas air tidak jauh berbeda dengan unggas darat akan tetapi memiliki beberapa
kekhususan antara lain pada kakinya memiliki selaput yang berfungsi untuk
berenang dan memiliki kelenjar minyak yang jauh lebih banyak jika dibandingkan
dengan unggas darat, jari-jari kaki satu sama lain dihubungkan oleh bulu, tidak
mudah kedinginan kecuali yang masih kecil karena di bawah kulitnya dilapisi oleh
lemak yang bersifat isolator, dan dagingnya agak gelap dibanding daging ayam.
Sistem pencernaan
Unggas tidak memiliki gigi atau pinggiran paruh yang bergerigi sehingga
pada mulut (paruh) tidak terjadi pencernaan secara mekanik (Anggorodi 1994).
Lidah unggas berbentuk runcing dan keras seperti ujung panah dengan arah
kedepan serta berbentuk seperti kail pada bagian belakang lidah. Lidah pada
unggas berfungsi membantu pada waktu makan karena ada bagian dari lidah yang
bercabang pada bagian belakang yang mendorong makanan turun kedalam
kerongkongan. Saliva atau kelenjar ludah dalam jumlah sedikit dikeluakan dalam
mulut untuk membantu menelan makanan untuk melicinkan makanan yang masuk
menuju esophagus dan diteruskan ketembolok (Akoso 1998).
Organ pencernaan ayam terdiri atas mulut, faring, esophagus, tembolok,
lambung, kelenjar, lambung otot, usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, dan
alat asesoris yang berupa hati, limpa, dan pankreas (Anggorodi 1994).
Kerongkongan atau esophagus adalah saluran yang menuju ke tembolok dan terus

berlanjut ke proventriculus. Bagian esophagus memiliki kemampuan untuk


mengembang sehingga menjadi tembolok. Tembolok memiliki bentuk menyerupai
kantung. Pakan disimpan dalam tembolok untuk sementara, di sini terjadi
pelunakan dan pencernaan pendahuluan yang dibantu oleh enzim. Pakan yang
berupa serat kasar dan biji-bijian tinggal di tembolok selama beberapa jam untuk
proses pelunakan dan pengasaman (Akoso 1998). Tembolok itik memiliki
perbedaan bentuk dengan tembolok ayam. Tembolok itik berbentuk pipih dan
tidak mempunyai batas yang nyata, sedangkan tembolok ayam berbentuk kantung
dengan batas yang nyata. Perbedaan bentuk ini disebabkan jenis pakan itik dimana
ia lebih banyak menyerap air. Tembolok ayam memiliki dinding yang keras, kuat,
dan tebal (Rasyaf 1997).
Proventriculus atau perut kelenjar merupakan pelebaran dan penebalan dari
ujung akhir esophagus. Pencernaan pakan di dalam perut kelenjar hanya kecil
peranannya karena makanan hanya tinggal sebentar di dalam organ ini dalam
waktu yang relatif singkat (Akoso 1998). Kelenjar-kalenjar yang terdapat di dalam
proventriculus memproduksi getah-getah (asamgaram, pepsin dan HCl) untuk
membantu pencernaan makanan di dalam perut dan perut muscular (ventriculus)
yang berfungsi sebagai alat penghancur makanan (Anggorodi 1994).
Empedal tersusun dari suatu struktur bertanduk yang berotot tebal. Empedal
berbentuk bulat telur dengan dua lubang saluran di ujung-ujungnya (Blakely dan
Bade 1991). Bagian depan empedal berhubungan dengan perut kelenjar dan
bagian lain berhubungan dengan usus halus. Fungsi utama empedal adalah
menggiling dan meremas pakan yang keras. Kerja penggilingan yang terjadi
secara tidak sadar oleh otot empedal memiliki kecenderungan untuk
menghancurkan pakan seperti yang dilakukan oleh gigi. Apabila unggas secara
rutin diberi pakan yang sudah siap tergiling, maka ukuran empedal lama-kelamaan
akan menyusut (Akoso 1998).
Usus halus dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejenum, dan
ileum. Duodenum merupakan bagian pertama dari usus halus dimana kelenjar
pankreas melekat sejajar pada bagian ini. Jejenum dan ileum agak sulit dibedakan
tetapi

biasanya

terdapat

suatu

tonjolan

kecil

yang

disebut

Michael

Diventrikulum yang memisahkan jejenum dan ileum. Sebagian besar pencernaan

terjadi di dalam usus halus. Proses penyerapan makanan juga mulai terjadi pada
usus halus. Lapisan dalam usus halus mempunyai bangunan yang berupa tonjolantonjolan yang berlipat-lipat, halus, dan jumlahnya sangat banyak, yang disebut
villi berfungsi memperluas permukaan absorbsi dari usus halus (Akoso 1998).
Cairan usus adalah enzim-enzim yang disekresikan untuk memecah guladan zatzat pakan lainnya menjadi bentuk-bentuk yang sederhana, dimana hasil
pemecahan tersebut disalurkan ke dalam aliran darah (Blakely dan Bade 1991).
Percabangan dari ujung usus halus dikenal dengan caecum. Panjang ceacum
mencapai 10-20cm. Didalam ceacum terjadi proses fermentasi dengan bantuan
mikroorganisme yang mencerna serat kasar (Srigandono 1997). Sekum dapat
disamakan dengan usus buntu pada manusia, dengan fungsi yang tidak dapat
diketahui dengan pasti. Unggas memiliki sepasang secum. Secum biasanya
berukuran panjang 10-15 cm dan berisi calon tinja. Usus besar adalah kelanjutan
saluran pencernaan dari persimpangan usus buntu ke kloaka. Kloaka merupakan
pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran sistem pencernaan, urinari,
genital dan kloaka merupakan pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran
sistem pencernaan, urinari, dan genital (Akoso 1998).
Hati dan pankreas membantu menghasilkan sekresi untuk pencernaan
meskipun makanan yang masuk tidak melalui organ tersebut. Hati berfungsi
menyaring darah dan menyimpan glikogen yang dibagikan ke seluruh tubuh
melalui aliran darah. Fungsi hati yang lain adalah mengeluarkan empedu yang
ditampung dalam kantong empedu yang berfungsi untuk mengemulsikan lemak
(Akoso 1998). Pankreas berfungsi mensekresikan enzim-enzim seperti amilase,
lipase, dan tripsin untuk membantu pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak.
Metabolisme gula juga diatur oleh hormon insulin yang dihasilkan oleh
pankreas (Blakely dan Bade 1991). Proses pencernaan pada unggas berlangsung
sangat cepat, hanya memerlukan waktu 2,5 jam untuk unggas betina bertelur dan
8-12 jam pada ayam betina tidak bertelur, untuk perjalanan dari mulut ke
kloaka (Sarwono 1993).

Sistem Reproduksi Unggas


Reproduksi Unggas Jantan
Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya elips dan
berwarnaterang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing mempunyai
sebuah saluran sperma yang bernama vas defferensserta sebuah kloaka yang
menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut (Srigandono 1997). Alat reproduksi
unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok danalat kelamin pelengkap. Alat
kelamin pokok adalah organ yang langsung membentuk spermatozoa yaitu testis.
Alat kelamin pelengkap terdiri atas salurantestis yang menuju kloaka yaitu
epididymis,vas defferens, dan papillae (Sarengat 1982).
Testis pada unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus
anterior ginjal. Ukuran testis tidak selalu konstan, karena menjadi besar pada saat
musim kawin. Bagian kiri sering lebih besar dari bagian kanan. Pinggir medial
testis sedikit konkaf dan mempunyai penjuluran kecil pipih yang dianggap sama
seperti epididimis pada mammalia. Dari situlah keluar saluran vas defferens yang
secara bergelombang-gelombang lateral terhadap ureter masuk ke dalam kloaka
(Soegiarsih 1990). Unggas jantan berbeda dari ternak piaraan lainnya, karena
testis tidak turun dalam skrotum tetapi tetap dalam rongga badan. Testis
menghasilkan sperma untuk membuahi telur yang berasal dari hewan betina.
Testis yang berbentuk bulat kacang tersebut besarnya berbeda-beda menurut umur
dan besar unggas. Permukaan testis diselaputi oleh suatu jaringan fibrosa yang
kuat yang diteruskan kedalam testis membentuk kerangka penunjang tenunan
testis (Sarwono 1993).
Masing-masing vas defferens menuju papilae yang berfungsi sebagai organ
cadangan yang mengalami rudimenter. Papilae ini terletak di bagian tengah dari
kloaka (Sarengat 1982). Unggas air memiliki alat kopulasi yang nampak jelas,
penis yang berbentuk spiral dan bengkok, terdiri dari tenunan fibrosa dan terletak
pada dinding ventral kloaka,mempunyai suatu legok, dan semen testis pada
unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus anterior ginjal
(Soegiarsih, 1990). Khusus pada itik, spermanya mampu bertahan hidup 5-6 hari
didalam saluran genetika itik betina (Srigandono 1997).

Sistem Pernapasan Ayam


Ayam merupakan salah satu ternak yang termasuk dalam kelas aves. Adapun
organ-organ yang berkaitan dalam sistem pernafasan paada aves, yaitu:
a. Nares Anteriores (lubang hidung), berjumlah sepasang terdapat pada
pangkal rostrum bagian dorsal.
b. Nares Posteriores, lubang pada palatum, hanya 1 buah, terletak di tengah.
c. Glottis, terletak tepat di belakang pangkal lidah dan melanjutkan ke
caudal, ke dalam larynx. Glottis ini berhubungan dengan rongga mulut
melalui celah yang disebut rima Glottis
d. Larink, bagian yang disokong oleh cartilago cricoidea, dan cartilago
arytenoidea yang berjumlah sepasang.
e. Trachea adalah lanjutan larynx ke arah caudal. Ini berupa suatu pipa
mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trechealis.
f. Bronchus adalah percabangan trachea ke kanan dan ke kiri, disebut
Bronchus dexter dan sinister. Tempat percebangan branchia tadi disebut
bifurcatio tracheae. Bronchi ini masih terbagi, ke dalam bronchi leteralis
yang masing-masing akan terbagi lagi parabronchi.
g. Pulmo, terdapat pada ujung-ujung bronchi berjumlah sepasang, melekat
pada dinding dorsal thorax. Pulmo ini dibungkus oleh selaput yang disebut
pleura. Pulmo mempunyai hubungan dengan kantong-kantong hawa yang
disebut saccus pneumaticus yang terdiri dari: (1) Saccus abdominalis,
terdapat diantara lipatan intestinum. (2) Saccus trhoracalis anterior,
terletak pada dinding sisi tubuh pada rongga dada sebelah muka. (3)
Saccus thoracolis posterior, terletak tepat di belakang saccus thoracolis
anterior. (4) Saccus interclavicularis, terletak di median, hanya satu buah
dan berhubungan dengan kedua pulmo. (5) Saccus cervicalis, terletak pada
pangkal leher, berjumlah sepasang. (6) Saccus axillaris, yaitu saccus yang
dibentuk oleh penonjolan sisi-sisi dari saccus interreclavicularis yang
terdapat pada daerah ketiak.
h. Syrinx, terdapat pada bifurcatio tracheae. Tersusun dari beberapa annulus
trachealis yang paling caudal dan annulus bronchialis yang paling cranial.
Alat ini membatasi suatu ruangan yang agak melebar yang disebut
tympanum.

Pada bagian trachea yang tercaudal terdapat suatu cartilago yang terletak
melintang dan ventral ke dorsal, yang disebut pessulus. Pessulus ini menyokong
suatu lipatan yang disebut membran seminularis. Adapun otot-otot yang terdapat
di trachea dan syarinx, yaitu:
1. Musculus syringealis intrinsic, sepasang berorigo pada dinding trchea, dan
berinsertio pada syrinx.
2. Musculus sterno trachealis, sepasang berorigo pada sternum dan berisertio
pada trachea.
Suara pada aves dihasilkan oleh getaran dari membrana seminularis. Rongga
hidung dilengkapi dengan silia (bulu getar) yang berperan menyaring partikelpartikel yang tercampur udara yang dihirup ayam, seperti debu maupun bibit
penyakit (virus maupun bakteri). Sedangkan pada bagian trakea, bronkus dan
bronkeolus dilengkapi dengan sel-sel epitel yang juga mempunyai bulu getar dan
sel tak bersilia yang akan menghasilkan lendir yang mengandung enzimproteolitik
dan surfaktan. Adanya enzim dan surfaktan (penurun tegangan permukaan)
tersebut mampu menghancurkan beberapa mikroorganisme patogen.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengenalan Jenis Dan Klasifikasi Ternak Unggas
Ayam Kelas Asia Bantam
Bangsa Champines dan Varietas Silver memiliki ciri-ciri luar:
-

Shank berwarna hitam,


Bulu lehernya berwarna putih,
Bulu badannya berwarna hitam dengan garis-garis berwarna hijau,
Cuping berwarna putih,
Tipe jengger single,
Terdapat pial berwarna merah.

Bangsa Sebright dan Varietas Golden memiliki ciri-ciri luar:


-

Bulu coklat keemasan dengan tepi hitam,


Cuping berwarna merah, shanknya berwarna hitam,
Paruh pendek,
Jantan dan betina memiliki pial,
Tipe jenggernya helmet.

Bangsa Polish dan Varietas Buff-Laced memiliki ciri-ciri luar:


-

Shank berwarna hitam,


Bulu berwarna kuning keemasan,
Tipe jengger v,
Memiliki cuping tetapi tidak terlalu terlihat,
Tidak memiliki pial.

Bangsa Booted dan Varietas Mille Fleur memiliki ciri-ciri luar :


-

Tipe jengger single, tidak memiliki pial,


Cuping berwarna merah,
Shank berwarna hitam,
Pada jenis yama betina memiliki ciri-ciri seluruh bulunya berwarna coklat,
Bulu pangkal ekor berwarna hitam tetapi ujungnya berwarna putih,
Pada ayam jantan memiliki bulu dari kepala atas punggung berwarna

coklat,
- Leher, dada sampai tubuh bagian bawah berwarna coklat bintik putih, bulu
betis menjuntai,
- Shank serta berwarna hitam.
Ayam Kelas Mediteran

Bangsa Leghorns dan Varietas Single Comb White memiliki ciri-ciri luar :
-

Bulu berwarna putih,


Jengger berwarna merah dengan tipe single,
Cuping berwarna putih, shank berwarn kuning serta tidak berbulu,
Pial berwarna merah,
Paruh berwarna kuning,
Merupakan ayam tipe petelur.

Bangsa Andalusians dan Varietas Single Comb Blue memiliki ciri-ciri luar :
-

Bulu berwarna biru kehitaman dengan bagian bawah abu-abu,


Shank berwarna hitam,
Cuping putih,
Jengger berwarna merah dengan tipe single,
Pial berwarna merah,
Paruh berwarna kuning,
Merupakan tipe ayam petelur.

Bangsa Anconas dan Varietas Single Comb memiliki ciri-ciri luar :


-

Cuping berwarna putih,


Bulu dominan hitam dengan bintik putih,
Jengger tipe single,
Shanknya berwarna kuning serta tidak berbulu,
Paruh berwarna kuning, merupakan tipe ayam petelur.

Bangsa Buttercups dan Varietas Buttercups memiliki ciri-ciri luar :


-

Single comb,
Cuping berwarna putih,
Shank berwana abu-abu,
Pial berwarna merah,
Bulu tubuh berwarna coklat kemerahan,
Warna bulu ekor biru kehitaman,
Paruh berwarna putih,
Merupakan tipe ayam petelur.

Bangsa Minorcas dan Varietas Single Comb White memiliki ciri-ciri luar :
-

Warna bulu putih,


Jengger berwarna merah dengan tipe single,
Shanknya berwarna putih,
Pial merah,
Tubuh jantan lebih tegak dibandingkan dengan betinanya,

- Shank tidak berbulu,


- Paruh berwarna putih,
- Merupakan tipe ayam petelur.
Ayam Kelas Amerika
Bangsa Rocks dan Varietas Barred Plymouth memiliki ciri-ciri luar :
- Berbadan besar dan panjang,
- Jengger tipe single dengan 5 gerigi dan cincin,
- Mata merah bulu berwarna barred.
Bangsa New Hampshire memiliki ciri-ciri luar :
-

Bulu berwarna kuning kecoklatan,


Bulu ekor berwarna hitam,
Jengger tipe single dengan 6 gerigi,
Cuping berwarna merah.

Bangsa Buft Wyandokkes memiliki ciri-ciri luar :


-

Bulu berwarna kuning keemasan,


Jengger berbentuk rose,
Cuping berwarna merah,
Bulu ekor pendek,
Pial lebar,
Kaki tidak berbulu,
Badan berbentuk bulat dengan bulu tebal.

Bangsa Rhode Island Red dan Varietas S.C memiliki ciri-ciri luar :
-

Bulu berwarna merah kecoklatan,


Cuping berwarna merah,
Tubuh berukuran besar,
Jengger berwarna merah,
Shanknya berwarna kuning,
Kaki tidak berbulu.

Bangsa Giants dan Varietas Jersey Black memiliki ciri-ciri luar :


-

Bulu berwarna hitam,


Paruh berwarna kuning,
Jengger,
Pial serta cupingnya berwarna merah,
Tipe jengger single dengan 5 gerigi,
Kaki tidak berbulu.

Perbedaan Jantan Dan Betina Unggas


Itik jantan memiliki warna bulu kepala lebih hitam dibandingkan dengan itik
betna, ekor itik jantan terbalik dan keriting. Itik jantan memiliki leher yang lebih
pendek dibandingkan dengan itik betina, tidak memiliki alis, paruh lebih lebar
dibandingkan dengan ayam, warna paruh kuning dan pada bagian tengah paruh
berwarna hitam, serta memiliki warna shanknya lebih terang (kuning).
Itik betina memiliki warna bulu lebih terang (cokelat), dengan leher lebih
panjang dibandingkan dengan leher itik jantan. Terdapat alis pada itik betina yang
berwarna putih, bulu ekor pada itik betina tidak menggulung. Bagian kepala itik
betina berwarna lebih terang, itik betina memiliki paruh lebar dan berwarna lebih
gelap dibandingkan dengan itik jantan, serta memiliki warna shank yang lebih
gelap (hitam).
Ayam jantan memiliki ukuran tubuh lebih besar dari ayam betina, memiliki
jalu panjang,jengger lebih besar, bulu ekor panjang dan menjuntai. Sedangkan
ayam betina memiliki ciri-ciri berukuran lebih kecil dari jantan, memiliki jalu
panjang pendek, terkadang tidak memiliki jalu, memiliki jengger kecil, bulu ekor
pendek.

Anatomi Ayam
Pencernaan Ayam
Pencernaan diartikan sebagai pengelolaan pakan sejak masuk kedalam mulut
sehingga diabsorpsi. Secara garis besar fungsi saluran pencernaan adalah sebagai
tempat paka ditampung, tempat pakan dicerna, tempat pakan diabsorbsi dan
tempat paka sisa yang dikeluarkan. Saluran pencernaan dapat dipandang sebagai
tabung memanjang yang dimulai dari mulut sampai anus dan pada bagian dalam
dilapisi oleh mukosa. Pencernaan itu sendiri merupakan suatu proses penguraian
bahan makanamenjadi zat-zat makanan pada saluran pencernaan untuk diserap
oleh jaringan tubuh untuk dimanfaatkan. Saluran pencernaan pada unggas terdiri
dari :
1. Mouth (mulut)
Ayam tidak mempunyai bibir, lidah, pipi dan gigi sejati, bagian mulut
atas dan bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut

dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti engsel. Lidah unggas


keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah ke depan. Bentuk
seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke
oeshopagus sewaktu lidah digerakkan dari depan ke belakang (Akoso
1993). Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi
sebagai pelumas makanan untuk mempermudah masuk ke oesophagu. Di
dalam mulut tidak diproduksi amilase. Air diambil dengan cara
menyendok saat minum dengan menggunakan paruh (beak), dan masuk ke
dalam kerongkongan setelah kepala menengadah dengan memanfaatkan
gaya gravitasi.
2. Oeshophagus (Tenggorok)
Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung
yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok
dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian bawah.
Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan makanan untuk
masuk ke dalam tembolok. Setiap kali ayam menelan secara otomatis
esophagus menutup dengan adanya otot.
3. Crop (Tembolok)
Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang
merupakan perbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat
banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk
melembekkan

makanan. Crop berfungsi

menyimpan

dan

menerima

makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus. Tembolok


adalah modifikasi dari esofagus. Bolus berada di tembolok selama dua
jam. Kapasitas tembolok mampu menampung pakan 250 g. Pada tembolok
terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat kenyang-lapar di
hipotalamus sehingga banyak sedikitnya pakan yang terdapat dalam
tembolok akan memberikan respon pada saraf untuk makan atau
menghentikan makan (Yuwanta 2004). Tembolok mensekresikan mukus
yang berfungsi sebagai cairan lubrikasi yang dapat menghaluskan pakan.
Jika ayam lapar, pakan akan melewati tembolok dan menuju langsung ke
proventrikulus dan lambung otot. Terjadi sedikit atau sama sekali tidak

terjadi pencernaan di dalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva


dalam mulut. Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di
dalam tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan
pengasaman. Hal ini disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar yang
mengeluarkan getah yang berfungsi untuk melunakkan makanan.
4. Proventriculus (Lambung Kelenjar)
Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan
juga merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat
terjadinya pencernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan
asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna mencerna protein.
Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar perut
begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis (Akoso
1993). Karena makanan berjalan cepat dalam jangka waktu yang pendek
di dalam proventriculus, maka pencernaan pada material makanan secara
enzimatis sedikit terjadi.
5. Gizzard (Empedal/Rempela)
Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada
bagian atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan

berasal

dari proventriculus dan bagian bawah lubang pengeluaran menuju ke


duodenum. Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila
ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka empedal akan
lisut (Akoso 1993). Gizzard disebut pula otot perut yang terletak
diantara proventriculus dan batas atas dari intestine. Gizzard mempunyai
otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan
mempunyai mucosa yang tebal. Perototan empedal dapat melakukan
gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu menit (Akoso 1993).
Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan
bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan
oleh ayam. Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel
makanan dengan adanya kontraksi otot dalam gizzard sehingga dapat
masuk ke saluran intestine.

6. Small Intestine (Usus Kecil)


Small intestine memanjang dari ventriculus sampai large intestinum
dan terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum.
Duodenum berbentuk huruf V dengan bagian pars descendens sebagai
bagian yang turun dan bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik.
Menurut Akoso (1993) selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki
jonjot yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai
penggerak aliran pakan dan memperluas permukaan penyerapan nutrien.
Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim
amilase, lipase dan tripsin. Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh
dinding sel dari small intestine yang dapat mencerna protein dan
karbohidrat. Pencernaan pakan ayam di dalam usus kecil secara enzimatik
dengan berfungsinya enzim-enzim terhadap protein lemak dan karbohidrat.
Protein oleh pepsin dan khemotripsin akan diubah menjadi asam amino.
Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol.
Karbohidrat oleh amilase akan diubah menjadi disakarida dan kemudian
menjadi monosakarida.
7. Ceca (Usus Buntu)
Ceca terletak

diantara small

intestine

(usus

kecil)

dan large

intestine (usus besar) dan pada kedua ujungnya buntu, maka disebut juga
usus buntu. Usus buntu mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan
berisi calon tinja (Akoso 1993). Fungsi utama ceca secara jelas belum
diketahui tetapi di dalamnya terdapat sedikit pencernaan karbohidrat dan
protein dan absorbsi air. Di dalamnya juga terjadi digesti serat oleh
aktivitas mikroorganisma.
8. Large Intestine (Usus Besar)
Large intestine berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali
dari diameter small intentine dan berakhir pada kloaka. Usus besar paling
belakang terdiri dari rektum yang pendek dan bersambungan dengan
kloaka (Akoso 1993). Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk
meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan
air pada unggas.

9. Cloaca
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka
merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara
saluran reproduksi. Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat
dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta
putih (Akoso 1993). Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan
yaitu urodeum sebagai
kelamin, coprodeum sebagai

muara

saluran
muara

kencing
saluran

dan
makanan

dan proctodeum sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan
dengan udara luar disebut vent. Kloaka juga bertaut dengan bursa
fabricius pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya (Akoso 1993). Kloaka
pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang
pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat
keluarnya telur.
Organ Pencernaan Tambahan
Organ tambahan mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan dengan
adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan
material dari organ tambahan ke saluran pencernaan yang berguna untuk
kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga organ pencernaan tambahan yaitu
hati, pankreas dan limpa.
a. Hati
Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan
terdiri dari

dua

lobus,

yaitu lobus dexter

dan sinister.

Hati

mengeluarkan cairan berwarna hijau kekuningan yang berperan dalam


mengemulsikan lemak. Cairan tersebut tersimpan di dalam sebuah kantung
yang disebut kantung empedu yang terletak di lobus sebelah kanan.
Makanan yang berada pada duodenum akan merangsang kantung empedu
untuk mengkerut dan menumpahkan cairan empedu (Akoso 1993). Hati
juga menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa
protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal.
b. Pankreas

Pankreas terletak pada lipatan duodenum. Pankreas mensekresikan


cairan

pankreas

ke

duodenum

melalui ductus

pancreaticus dan

menghasilkan enzim yang mendigesti karbohidrat, lemak dan protein .


c. Limpa
Limpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada
titik antara proventriculus, gizzard dan hati. Fungsi dari limpa sampai
sekarang belum diketahui, hanya diduga sebagai tempat untuk memecah
sel darah merah dan untuk menyimpan Fe dalam darah.
Pernapasan Ayam
Ayam merupakan salah satu ternak yang termasuk dalam kelas aves. Adapun
organ-organ yang berkaitan dalam sistem pernafasan paada aves, yaitu:
a. Nares Anteriores (lubang hidung), berjumlah sepasang terdapat pada
pangkal rostrum bagian dorsal.
b. Nares Posteriores, lubang pada palatum, hanya 1 buah, terletak di tengah.
c. Glottis, terletak tepat di belakang pangkal lidah dan melanjutkan ke
caudal, ke dalam larynx. Glottis ini berhubungan dengan rongga mulut
melalui celah yang disebut rima Glottis
d. Larink, bagian yang disokong oleh cartilago cricoidea, dan cartilago
arytenoidea yang berjumlah sepasang.
e. Trachea adalah lanjutan larynx ke arah caudal. Ini berupa suatu pipa
mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trechealis.
f. Bronchus adalah percabangan trachea ke kanan dan ke kiri, disebut
Bronchus dexter dan sinister. Tempat percebangan branchia tadi disebut
bifurcatio tracheae. Bronchi ini masih terbagi, ke dalam bronchi leteralis
yang masing-masing akan terbagi lagi parabronchi.
g. Pulmo, terdapat pada ujung-ujung bronchi berjumlah sepasang, melekat
pada dinding dorsal thorax. Pulmo ini dibungkus oleh selaput yang disebut
pleura. Pulmo mempunyai hubungan dengan kantong-kantong hawa yang
disebut saccus pneumaticus yang terdiri dari: (1) Saccus abdominalis,
terdapat diantara lipatan intestinum. (2) Saccus trhoracalis anterior,
terletak pada dinding sisi tubuh pada rongga dada sebelah muka. (3)
Saccus thoracolis posterior, terletak tepat di belakang saccus thoracolis
anterior. (4) Saccus interclavicularis, terletak di median, hanya satu buah

dan berhubungan dengan kedua pulmo. (5) Saccus cervicalis, terletak pada
pangkal leher, berjumlah sepasang. (6) Saccus axillaris, yaitu saccus yang
dibentuk oleh penonjolan sisi-sisi dari saccus interreclavicularis yang
terdapat pada daerah ketiak.
h. Syrinx, terdapat pada bifurcatio tracheae. Tersusun dari beberapa annulus
trachealis yang paling caudal dan annulus bronchialis yang paling cranial.
Alat ini membatasi suatu ruangan yang agak melebar yang disebut
tympanum.
Pada bagian trachea yang tercaudal terdapat suatu cartilago yang terletak
melintang dan ventral ke dorsal, yang disebut pessulus. Pessulus ini menyokong
suatu lipatan yang disebut membran seminularis. Adapun otot-otot yang terdapat
di trachea dan syarinx, yaitu:
1. Musculus syringealis intrinsic, sepasang berorigo pada dinding trchea, dan
berinsertio pada syrinx.
2. Musculus sterno trachealis, sepasang berorigo pada sternum dan berisertio
pada trachea.
Suara pada aves dihasilkan oleh getaran dari membrana seminularis. Rongga
hidung dilengkapi dengan silia (bulu getar) yang berperan menyaring partikelpartikel yang tercampur udara yang dihirup ayam, seperti debu maupun bibit
penyakit (virus maupun bakteri). Sedangkan pada bagian trakea, bronkus dan
bronkeolus dilengkapi dengan sel-sel epitel yang juga mempunyai bulu getar dan
sel tak bersilia yang akan menghasilkan lendir yang mengandung enzimproteolitik
dan surfaktan. Adanya enzim dan surfaktan (penurun tegangan permukaan)
tersebut mampu menghancurkan beberapa mikroorganisme patogen.
Sistem Reproduksi Unggas
Reproduksi Unggas Jantan
Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya elips dan
berwarnaterang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing mempunyai
sebuah saluran sperma yang bernama vas defferensserta sebuah kloaka yang
menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut (Srigandono 1997). Alat reproduksi
unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok danalat kelamin pelengkap. Alat
kelamin pokok adalah organ yang langsung membentuk spermatozoa yaitu testis.

Alat kelamin pelengkap terdiri atas salurantestis yang menuju kloaka yaitu
epididymis,vas defferens, dan papillae (Sarengat 1982).
Testis pada unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus
anterior ginjal. Ukuran testis tidak selalu konstan, karena menjadi besar pada saat
musim kawin. Bagian kiri sering lebih besar dari bagian kanan. Pinggir medial
testis sedikit konkaf dan mempunyai penjuluran kecil pipih yang dianggap sama
seperti epididimis pada mammalia. Dari situlah keluar saluran vas defferens yang
secara bergelombang-gelombang lateral terhadap ureter masuk ke dalam kloaka
(Soegiarsih 1990). Unggas jantan berbeda dari ternak piaraan lainnya, karena
testis tidak turun dalam skrotum tetapi tetap dalam rongga badan. Testis
menghasilkan sperma untuk membuahi telur yang berasal dari hewan betina.
Testis yang berbentuk bulat kacang tersebut besarnya berbeda-beda menurut umur
dan besar unggas. Permukaan testis diselaputi oleh suatu jaringan fibrosa yang
kuat yang diteruskan kedalam testis membentuk kerangka penunjang tenunan
testis (Sarwono 1993).
Masing-masing vas defferens menuju papilae yang berfungsi sebagai organ
cadangan yang mengalami rudimenter. Papilae ini terletak di bagian tengah dari
kloaka (Sarengat 1982). Unggas air memiliki alat kopulasi yang nampak jelas,
penis yang berbentuk spiral dan bengkok, terdiri dari tenunan fibrosa dan terletak
pada dinding ventral kloaka,mempunyai suatu legok, dan semen testis pada
unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus anterior ginjal
(Soegiarsih, 1990). Khusus pada itik, spermanya mampu bertahan hidup 5-6 hari
didalam saluran genetika itik betina (Srigandono 1997).
Sistem Reproduksi Unggas Betina
Sistem reproduksi unggas betina terdiri dari alat kelamin primer dan alat
kelamin sekunder. Alat kelamin primer adalah ovarium dan alat kelamin sekunder
adalah oviduct atau saluran telur. Unggas betina secara normal hanya memiliki
ovarium dan oviduct sebelah kiri yang berkembang sempurna (Sarengat 1982).
Ovarium merupakan bagian alat kelamin primer yang berfungsi sebagai alat
pembentuk telur. Ovarium terletak diantara paru-paru dan ginjal dibawah dan
dibelakang hati, ovarium tersebut terletak pada tulang belakang dan dikelilingi

oleh alat-alat lainnya sehingga ia tertutup dalam suatu kantung ovarium sehingga
jalan satu-satunya adalah oviduct (Sarwono 1993).
Ovarium tersebut terletak pada tulang belakang dan dikelilingi oleh alatalat lainnya, sehingga ia tertutup dalam suatu kantong ovarium. Jalan satu-satunya
untuk keluar adalah oviduct (Blakely dan Bade 1991). Oviduct digantung oleh dua
lapis lipatan peritoneum yang membentuk ligamen-ligamen oviduct. Oviduct
terdiri dari 5 bagian, yaitu infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan vagina.
Infundibulum berfungsi sebagai corong yang terdapat pada bagian ujung oviduct,
di tempat inilah terjadi pembuahan. Magnum terletak di bagian bawah funnel,
panjangnya 33 cm. Vagina merupakan tempat penyimpanan telur sementara
waktu, sebelum telur dikeluarkan dari dalam tubuh (Sarwono 1993). Tugas uterus
adalah menyempurnakan pembentukan.
Sistem Ekskresi Ayam
Pengertian ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme
yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Proses metabolisme menghasilkan
beberapa senyawa biokimia yang diperlukan oleh tubuh untuk berbagai
aktivitas ,metabolisme juga menghasilkan senyawa kimia lain yang tidak dapat
digunakan dan sebagian berupa racun sehingga harus dikeluarkan. Pengeluaran
zat sisa tersebut dapat melalui urin, keringat, dan pernapasan. Alat-alat tubuh yang
berfungsi dalam sistem ekskresi di antaranya adalah ginjal ,paru-paru,hati dan
kulit.
Sistem ekskresi pada unggas terdiri dari dua buah ginjal yang bentuknya
relative sama memanjang, berlokasi di belakang paru-paru, dan menempel pada
tulang punggung. Masing-masing ginjal terdiri dari tiga lobus yang tampak dan
jelas. Ginjal terdiri dari banyak tubulus kecil atau nephron yang menjadi unit
fungsional utama dari ginjal (Suprijatna et al. 2005). Ginjal berfungsi
memproduksi urin melalui proses filtrasi darah dan reabsorbsi beberapa nutrient.
Sistem urinaria ayam maupun itik terdiri atas sepasang ginjal yang berbentuk
panjang yang menempel rapat pada tulang punggung dan tulang rusuk serta
melekat pada selaput rongga perut (peritonium). Air kencing keluar dari tubuh
melalui cloaca bersama-sama feses dan kelihatan sebagai masa putih diatas feses

tersebut (Yuwanta 2004). Ureter adalah saluran muscular yang mengalirkan urine
dari dinding ginjal menuju ke blader (kantong kencing). Kloaka merupakan suatu
tabung yang berhubungandengan saluran pencernaan, saluran kencing dan
reproduksi (Rasyaf 2002).
Saluran pernafasan atau respirasi pada unggas terdiri dari laring, trakea,
syrinx, bronkus, paru-paru, dan kantong udara (Suprijatna et al. 2005). Fungsi
utama paru adalah untuk mencukupi kebutuhan oksigen yang diperlukan tubuh
untuk pembakaran dan untuk pembentukan tenaga, paru juga berfungsi untuk
tempat pengeluaran karbondioksida sebagai sisa dari pembakaran (sistem
ekskresi). Unggas tidak berkeringat karena kulit ayam mempunyai kulit yang
relatif tipis jika dibandingkan dengan mamalia dan tidak terdapat kelenjar
keringat pada kulit kecuali kelenjar minyak .
Sistem ekskresi pada hati akan menghasilkan cairan empedu yang akan
dikeluarkan melalui usus. Empedu berasal dari perombakan sel darah merah
(Eritrosit) yang telah tua dan rusak. Perombakan sel darah merah menjadi empedu
di lakukan oleh sel-sel hati yang di sebut sel Histiosit. Sel histiosit akan
hemoglobin dalam darah akan diuraikan menjadi senyawa hemin, Fe, dan
globulin. Senyawa hemin inilah yang kemudian oleh hati di ubah menjadi zat
warna empedu dan di kirim ke usus untuk kemudian di buang keluar tubuh
melalui feces dan urin. Sedangakn Fe dan globulin di manfaatkan kembali untuk
proses metabolisme berikutnya.

KESIMPULAN
Unggas memiliki kelas dan variasi serta bangsa-bangsa yang tersebar seperti
kelas asia, kelas mediterania serta berbagai kelas lainnya yang masing-masing
mempunyai ciri-ciri khas yang berbeda. Unggas telah dikembangbiakan secara
intensif, ekstensif dan semi intensif, untuk menghasilkan produk pangan serta
sebagai hewan hias. Dalam perkembangbiakannya unggas memiliki ciri-ciri
sebagai pembeda antara jantan dan betina serta antara produk pangan yang
dihasilkan. Ciri-ciri tersebut dilihat dari ciri-ciri fisik unggas yang dapat
berbengaruh pada tingkat produksi. Setiap ciri-ciri pada unggas menggambarkan
asal, produk yang dihasilkan, umur, jenis kelamin dan tingkat produksi. Unggas
juga mempunyai saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran pernafasan,
saluran ekskresi, saluran urinary. Saluran tersebut mempunyai fungsi yang
mempengaruhi tingkat pertumbuhan, produktivitas, reproduksi serta tingkat
kesehatan. Semua kompenen tersebut dimiliki oleh unggas sebagai dasar dalam
kelangsungan hidupnya.

DAFTAR PUSTAKA
Akoso, Nuggroho. 1993. Keanekaragaman Ternak Unggas. Jakarta (ID) : Dian
Rakyat
Akoso, B.T. 1998. Kesehatan Unggas. Yogyakarta(ID) : Kanisius
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta (ID) : PT Gramedia
Pustaka
Anggorodi R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Jakarta (ID) : Gramedia
Pustaka Utama:
Blakely, J dan D. H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Yogyakarta (ID) : Gadjah
Mada University Press. (Diterjemahkan oleh Bambang Srigandono).
Fadilah, Roni. 2006. Panduan Beternak Ayam Broiler Komersial. Jakarta(ID) :
Penebar Swadaya
Kamal S. 1994. Pencernaan Ayam Bloiler. Bogor (ID) : ACIAR
Rasyaf M. 2002. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Yogyakarta (ID) :
Kanisius,
Rasyaf, M. 1997. Penyajian Makanan AyamPetelur. Jakarta (ID) : Kanisius
Sarengat, W. 1982. Pengantar Ilmu Ternak Unggas. Semarang (ID) : Fakultas
Peternakan dan Perikanan Universitas Diponegoro.
Sarwono, B. 1993. Ragam Ayam Piaraan. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya
Soegiarsih, P. 1990. Diktat Ilmu Ternak Unggas. Semarang (ID) : Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro.
Srigandono, B. 1997. Produksi Unggas Air. Yogyakarta (ID) : Gadjah Mada
University Press.
Suprijatna EU, Atmomarsono, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya,
Yuwanta T. 2004. Dasar Ternak Unggas Cetakan ke-5. Yogyakarta (ID) : Kanisius

LAMPIRAN

Gambar 1. Bangsa ayam brahma, cochin, dan lengshan.

Gambar 2. Sistem reproduksi dan kerangka ayam.

Gambar 3. Sistem pencernaan ayam dan itik.

Gambar 4. Itik alabio dan itik cihatep.

Gambar 5. Ayam jantan arab, betina layer, betina arab, dan ayam broiler jantan
dan betina.

Anda mungkin juga menyukai