KELOMPOK 1
Bayu Alnoor Ahmadillah Maruf
D24130021
Nur Khamidah
D24130023
Miftakhun Naja
D24130030
D24130047
Muhammad Riswan
D24130052
D24130075
Ricky Fernaldy
D24130093
D24130111
Devina Talithania
D24130115
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Unggas Hewan bersayap, berkaki dua dan berbulu yang termasuk sebagai
jenis burung, dapat dipelihara dan diternakkan sebagai penghasil pangan yaitu:
daging dan telur. Unggas adalah sebagian dari spesies burung yang telah
didomestikasi dan mempunyai manfaat sebagai sumber pangan. Yang dimaksud
didomestikasikan adalah proses penjinakan dalam jangka waktu yang panjang dan
mengahasilkan banyak keturunan. Penjinakan dilakukan agar unggas mengalami
perubahan yang lebih baik, karena asal usul unggas sendiri adalah hewan yang
liar.
Ternak unggas terdiri dari banyak jenis seperti ayam, itik, puyuh, burung dara
dan lain sebagainya. Diantara unggas tersebut paling banyak dikonsumsi
dagingnya yaitu ternak ayam.
Ternak ayam dan itik memiliki system pencernaan yang berbeda, walaupun
jika dilihat secara fisik kedua ternak serupa tetapi sebenarnya kedua ternak ini
berasal dari spesies dan bangsa yang berbeda.
Oleh karena itu dalam praktikum kali ini akan dilakukan pengamatan
mengenai eksterior dan anatomi fisiologi ternak ayam dan itik baik jantan maupun
betina, yang meliputi pernafasan, pencernaan, reproduksi, dan urinary.
Tujuan
Pratikum unggas ini bertujuaan untuk mengetahui dan melihat secara
langsung perbedaan bentuk,warna, bulu yang dimiliki, setiap tempat tinggal atau
asal pasti berbeda unggas satu dengan yang lain, dari melihat unggas local dan
non local.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengenalan Jenis dan Klasifikasi Ternak Unggas
Klasifikasi secara Internasional
Menurut The American Standart of Perfection unggas khususnya ayam
didasarkan pada standar unggas yang dikelompokkan berdasarkan ras, bangsa,
varietas, dan strain. Berdasarkan buku standar terdapat sebelas kelas, namun
hanya ada empat kelas yang penting, yaitu kelas Amerika, kelas Mediterania dan
kelas Asia ( Suprijatna et al. , 2005).
Kelas Inggris. Ayam kelas Inggris merupakan sekelompok ayam yang
dibentuk dan dikembangkan di Inggris dengan karakteristik bentuk tubuh besar,
cuping berwarna merah, kulit putih, kerabang telur coklat kekuningan, dan bulu
merapat ke tubuh. Contohnya Australorp, Dorking ( Suprijatna et al., 2005).
Bangsa ayam kelas ini Inggris sebagai ayam tipe dwiguna.
Kelas Amerika. Ayam kelas Amerika merupakan kelompok ayam yang
dibentuk dan dikembangkan di Amerika Serikat dengan karakteristik bentuk tubuh
sedang, cuping telinga berwarna merah, bulu mengembang,dan kulit berwarna
putih. Bangsa yang termasuk kelas ini adalah Plymouth Rock, Wyanditte, Rhode
Island Red, Hampshire, Jersey (Suprijatna et al. 2005).
Kelas Mediterania. Ayam kelas Mediterania merupakan kelompok ayam yang
dikembangkan di sekitar Negara dan pulau di Laut Tengah seperti Spanyol dan
Italia . Karakteristik bulu mengembang, cuping telinga berwarna putih, bentuk
tubuh ramping, warna kulit putih,ndan kerabang telur berwarna putih. Bangsabangsa yang termasuk kelas ini adalah Leghorn, Ancona, Spanish, Minorca,
Andalusia (Suprijatna et al. 2005).
Kelas Asia. Ayam kelas ini merupakan ayam yang dikembangkan di wilayah
Asia. Karakteristik bentuk tubuh besar, bulu merapat tubuh, cuping berwarna
merah, dan kerabang telur beragam, dari cokelat kekuningan sampai putih. Ciri
khas cakar berbulu, kulit berwarna putih sampai gelap merupakan dan tipe
pedaging. Bangsa ayam kelas Asia yang terkenal antara lain Brahma dari India,
Langshan dari Cina, dan Cochin dari Shanghai, Cina yang dikembangkan menjadi
ayam Amerika dan Inggris dan merupakan tipe ayam pedaging (Yuwanta 2004).
Unggas Darat adalah unggas yang hidup di darat, contoh dari unggas darat
adalah ayam ras dan ayam buras. Ayam secara umum memiliki ciri-ciri, yaitu
mempunyai ceker dengan tiga jari dan satu jalu, paruh bertipe pemakan biji-bijian,
memiliki jengger dan cuping (Susilorini et al., 2009). Ayam peliharaan yang ada
dewasa ini merupakan keturunan ayam hutan yang mengalami proses penjinakkan
yang sangat panjang. Jenis ayam itu terdiri dari: ayam hutan merah (Gallus
gallus), ayam hutan Ceylon (Gallus lafayettii), ayam hutan kelabu (Gallus
sonneratii) dan ayam hutan jawa atau Gallus varius (Siregar dan Sabrani 1970).
Unggas air ialah semua spesies hewan bersayap yang dapat hidup di air,
menghasilkan produk atau jasa yang bermanfaat bagi manusia, spesises yang
termasuk unggas air adalah itik, angsa, dan undan (Srigandono,1997). Ciri-ciri
unggas air tidak jauh berbeda dengan unggas darat akan tetapi memiliki beberapa
kekhususan antara lain pada kakinya memiliki selaput yang berfungsi untuk
berenang dan memiliki kelenjar minyak yang jauh lebih banyak jika dibandingkan
dengan unggas darat, jari-jari kaki satu sama lain dihubungkan oleh bulu, tidak
mudah kedinginan kecuali yang masih kecil karena di bawah kulitnya dilapisi oleh
lemak yang bersifat isolator, dan dagingnya agak gelap dibanding daging ayam.
Sistem pencernaan
Unggas tidak memiliki gigi atau pinggiran paruh yang bergerigi sehingga
pada mulut (paruh) tidak terjadi pencernaan secara mekanik (Anggorodi 1994).
Lidah unggas berbentuk runcing dan keras seperti ujung panah dengan arah
kedepan serta berbentuk seperti kail pada bagian belakang lidah. Lidah pada
unggas berfungsi membantu pada waktu makan karena ada bagian dari lidah yang
bercabang pada bagian belakang yang mendorong makanan turun kedalam
kerongkongan. Saliva atau kelenjar ludah dalam jumlah sedikit dikeluakan dalam
mulut untuk membantu menelan makanan untuk melicinkan makanan yang masuk
menuju esophagus dan diteruskan ketembolok (Akoso 1998).
Organ pencernaan ayam terdiri atas mulut, faring, esophagus, tembolok,
lambung, kelenjar, lambung otot, usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, dan
alat asesoris yang berupa hati, limpa, dan pankreas (Anggorodi 1994).
Kerongkongan atau esophagus adalah saluran yang menuju ke tembolok dan terus
biasanya
terdapat
suatu
tonjolan
kecil
yang
disebut
Michael
terjadi di dalam usus halus. Proses penyerapan makanan juga mulai terjadi pada
usus halus. Lapisan dalam usus halus mempunyai bangunan yang berupa tonjolantonjolan yang berlipat-lipat, halus, dan jumlahnya sangat banyak, yang disebut
villi berfungsi memperluas permukaan absorbsi dari usus halus (Akoso 1998).
Cairan usus adalah enzim-enzim yang disekresikan untuk memecah guladan zatzat pakan lainnya menjadi bentuk-bentuk yang sederhana, dimana hasil
pemecahan tersebut disalurkan ke dalam aliran darah (Blakely dan Bade 1991).
Percabangan dari ujung usus halus dikenal dengan caecum. Panjang ceacum
mencapai 10-20cm. Didalam ceacum terjadi proses fermentasi dengan bantuan
mikroorganisme yang mencerna serat kasar (Srigandono 1997). Sekum dapat
disamakan dengan usus buntu pada manusia, dengan fungsi yang tidak dapat
diketahui dengan pasti. Unggas memiliki sepasang secum. Secum biasanya
berukuran panjang 10-15 cm dan berisi calon tinja. Usus besar adalah kelanjutan
saluran pencernaan dari persimpangan usus buntu ke kloaka. Kloaka merupakan
pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran sistem pencernaan, urinari,
genital dan kloaka merupakan pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran
sistem pencernaan, urinari, dan genital (Akoso 1998).
Hati dan pankreas membantu menghasilkan sekresi untuk pencernaan
meskipun makanan yang masuk tidak melalui organ tersebut. Hati berfungsi
menyaring darah dan menyimpan glikogen yang dibagikan ke seluruh tubuh
melalui aliran darah. Fungsi hati yang lain adalah mengeluarkan empedu yang
ditampung dalam kantong empedu yang berfungsi untuk mengemulsikan lemak
(Akoso 1998). Pankreas berfungsi mensekresikan enzim-enzim seperti amilase,
lipase, dan tripsin untuk membantu pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak.
Metabolisme gula juga diatur oleh hormon insulin yang dihasilkan oleh
pankreas (Blakely dan Bade 1991). Proses pencernaan pada unggas berlangsung
sangat cepat, hanya memerlukan waktu 2,5 jam untuk unggas betina bertelur dan
8-12 jam pada ayam betina tidak bertelur, untuk perjalanan dari mulut ke
kloaka (Sarwono 1993).
Pada bagian trachea yang tercaudal terdapat suatu cartilago yang terletak
melintang dan ventral ke dorsal, yang disebut pessulus. Pessulus ini menyokong
suatu lipatan yang disebut membran seminularis. Adapun otot-otot yang terdapat
di trachea dan syarinx, yaitu:
1. Musculus syringealis intrinsic, sepasang berorigo pada dinding trchea, dan
berinsertio pada syrinx.
2. Musculus sterno trachealis, sepasang berorigo pada sternum dan berisertio
pada trachea.
Suara pada aves dihasilkan oleh getaran dari membrana seminularis. Rongga
hidung dilengkapi dengan silia (bulu getar) yang berperan menyaring partikelpartikel yang tercampur udara yang dihirup ayam, seperti debu maupun bibit
penyakit (virus maupun bakteri). Sedangkan pada bagian trakea, bronkus dan
bronkeolus dilengkapi dengan sel-sel epitel yang juga mempunyai bulu getar dan
sel tak bersilia yang akan menghasilkan lendir yang mengandung enzimproteolitik
dan surfaktan. Adanya enzim dan surfaktan (penurun tegangan permukaan)
tersebut mampu menghancurkan beberapa mikroorganisme patogen.
coklat,
- Leher, dada sampai tubuh bagian bawah berwarna coklat bintik putih, bulu
betis menjuntai,
- Shank serta berwarna hitam.
Ayam Kelas Mediteran
Bangsa Leghorns dan Varietas Single Comb White memiliki ciri-ciri luar :
-
Bangsa Andalusians dan Varietas Single Comb Blue memiliki ciri-ciri luar :
-
Single comb,
Cuping berwarna putih,
Shank berwana abu-abu,
Pial berwarna merah,
Bulu tubuh berwarna coklat kemerahan,
Warna bulu ekor biru kehitaman,
Paruh berwarna putih,
Merupakan tipe ayam petelur.
Bangsa Minorcas dan Varietas Single Comb White memiliki ciri-ciri luar :
-
Bangsa Rhode Island Red dan Varietas S.C memiliki ciri-ciri luar :
-
Anatomi Ayam
Pencernaan Ayam
Pencernaan diartikan sebagai pengelolaan pakan sejak masuk kedalam mulut
sehingga diabsorpsi. Secara garis besar fungsi saluran pencernaan adalah sebagai
tempat paka ditampung, tempat pakan dicerna, tempat pakan diabsorbsi dan
tempat paka sisa yang dikeluarkan. Saluran pencernaan dapat dipandang sebagai
tabung memanjang yang dimulai dari mulut sampai anus dan pada bagian dalam
dilapisi oleh mukosa. Pencernaan itu sendiri merupakan suatu proses penguraian
bahan makanamenjadi zat-zat makanan pada saluran pencernaan untuk diserap
oleh jaringan tubuh untuk dimanfaatkan. Saluran pencernaan pada unggas terdiri
dari :
1. Mouth (mulut)
Ayam tidak mempunyai bibir, lidah, pipi dan gigi sejati, bagian mulut
atas dan bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut
menyimpan
dan
menerima
berasal
diantara small
intestine
(usus
kecil)
dan large
intestine (usus besar) dan pada kedua ujungnya buntu, maka disebut juga
usus buntu. Usus buntu mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan
berisi calon tinja (Akoso 1993). Fungsi utama ceca secara jelas belum
diketahui tetapi di dalamnya terdapat sedikit pencernaan karbohidrat dan
protein dan absorbsi air. Di dalamnya juga terjadi digesti serat oleh
aktivitas mikroorganisma.
8. Large Intestine (Usus Besar)
Large intestine berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali
dari diameter small intentine dan berakhir pada kloaka. Usus besar paling
belakang terdiri dari rektum yang pendek dan bersambungan dengan
kloaka (Akoso 1993). Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk
meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan
air pada unggas.
9. Cloaca
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka
merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara
saluran reproduksi. Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat
dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta
putih (Akoso 1993). Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan
yaitu urodeum sebagai
kelamin, coprodeum sebagai
muara
saluran
muara
kencing
saluran
dan
makanan
dan proctodeum sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan
dengan udara luar disebut vent. Kloaka juga bertaut dengan bursa
fabricius pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya (Akoso 1993). Kloaka
pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang
pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat
keluarnya telur.
Organ Pencernaan Tambahan
Organ tambahan mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan dengan
adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan
material dari organ tambahan ke saluran pencernaan yang berguna untuk
kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga organ pencernaan tambahan yaitu
hati, pankreas dan limpa.
a. Hati
Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan
terdiri dari
dua
lobus,
dan sinister.
Hati
pankreas
ke
duodenum
melalui ductus
pancreaticus dan
dan berhubungan dengan kedua pulmo. (5) Saccus cervicalis, terletak pada
pangkal leher, berjumlah sepasang. (6) Saccus axillaris, yaitu saccus yang
dibentuk oleh penonjolan sisi-sisi dari saccus interreclavicularis yang
terdapat pada daerah ketiak.
h. Syrinx, terdapat pada bifurcatio tracheae. Tersusun dari beberapa annulus
trachealis yang paling caudal dan annulus bronchialis yang paling cranial.
Alat ini membatasi suatu ruangan yang agak melebar yang disebut
tympanum.
Pada bagian trachea yang tercaudal terdapat suatu cartilago yang terletak
melintang dan ventral ke dorsal, yang disebut pessulus. Pessulus ini menyokong
suatu lipatan yang disebut membran seminularis. Adapun otot-otot yang terdapat
di trachea dan syarinx, yaitu:
1. Musculus syringealis intrinsic, sepasang berorigo pada dinding trchea, dan
berinsertio pada syrinx.
2. Musculus sterno trachealis, sepasang berorigo pada sternum dan berisertio
pada trachea.
Suara pada aves dihasilkan oleh getaran dari membrana seminularis. Rongga
hidung dilengkapi dengan silia (bulu getar) yang berperan menyaring partikelpartikel yang tercampur udara yang dihirup ayam, seperti debu maupun bibit
penyakit (virus maupun bakteri). Sedangkan pada bagian trakea, bronkus dan
bronkeolus dilengkapi dengan sel-sel epitel yang juga mempunyai bulu getar dan
sel tak bersilia yang akan menghasilkan lendir yang mengandung enzimproteolitik
dan surfaktan. Adanya enzim dan surfaktan (penurun tegangan permukaan)
tersebut mampu menghancurkan beberapa mikroorganisme patogen.
Sistem Reproduksi Unggas
Reproduksi Unggas Jantan
Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya elips dan
berwarnaterang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing mempunyai
sebuah saluran sperma yang bernama vas defferensserta sebuah kloaka yang
menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut (Srigandono 1997). Alat reproduksi
unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok danalat kelamin pelengkap. Alat
kelamin pokok adalah organ yang langsung membentuk spermatozoa yaitu testis.
Alat kelamin pelengkap terdiri atas salurantestis yang menuju kloaka yaitu
epididymis,vas defferens, dan papillae (Sarengat 1982).
Testis pada unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus
anterior ginjal. Ukuran testis tidak selalu konstan, karena menjadi besar pada saat
musim kawin. Bagian kiri sering lebih besar dari bagian kanan. Pinggir medial
testis sedikit konkaf dan mempunyai penjuluran kecil pipih yang dianggap sama
seperti epididimis pada mammalia. Dari situlah keluar saluran vas defferens yang
secara bergelombang-gelombang lateral terhadap ureter masuk ke dalam kloaka
(Soegiarsih 1990). Unggas jantan berbeda dari ternak piaraan lainnya, karena
testis tidak turun dalam skrotum tetapi tetap dalam rongga badan. Testis
menghasilkan sperma untuk membuahi telur yang berasal dari hewan betina.
Testis yang berbentuk bulat kacang tersebut besarnya berbeda-beda menurut umur
dan besar unggas. Permukaan testis diselaputi oleh suatu jaringan fibrosa yang
kuat yang diteruskan kedalam testis membentuk kerangka penunjang tenunan
testis (Sarwono 1993).
Masing-masing vas defferens menuju papilae yang berfungsi sebagai organ
cadangan yang mengalami rudimenter. Papilae ini terletak di bagian tengah dari
kloaka (Sarengat 1982). Unggas air memiliki alat kopulasi yang nampak jelas,
penis yang berbentuk spiral dan bengkok, terdiri dari tenunan fibrosa dan terletak
pada dinding ventral kloaka,mempunyai suatu legok, dan semen testis pada
unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus anterior ginjal
(Soegiarsih, 1990). Khusus pada itik, spermanya mampu bertahan hidup 5-6 hari
didalam saluran genetika itik betina (Srigandono 1997).
Sistem Reproduksi Unggas Betina
Sistem reproduksi unggas betina terdiri dari alat kelamin primer dan alat
kelamin sekunder. Alat kelamin primer adalah ovarium dan alat kelamin sekunder
adalah oviduct atau saluran telur. Unggas betina secara normal hanya memiliki
ovarium dan oviduct sebelah kiri yang berkembang sempurna (Sarengat 1982).
Ovarium merupakan bagian alat kelamin primer yang berfungsi sebagai alat
pembentuk telur. Ovarium terletak diantara paru-paru dan ginjal dibawah dan
dibelakang hati, ovarium tersebut terletak pada tulang belakang dan dikelilingi
oleh alat-alat lainnya sehingga ia tertutup dalam suatu kantung ovarium sehingga
jalan satu-satunya adalah oviduct (Sarwono 1993).
Ovarium tersebut terletak pada tulang belakang dan dikelilingi oleh alatalat lainnya, sehingga ia tertutup dalam suatu kantong ovarium. Jalan satu-satunya
untuk keluar adalah oviduct (Blakely dan Bade 1991). Oviduct digantung oleh dua
lapis lipatan peritoneum yang membentuk ligamen-ligamen oviduct. Oviduct
terdiri dari 5 bagian, yaitu infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan vagina.
Infundibulum berfungsi sebagai corong yang terdapat pada bagian ujung oviduct,
di tempat inilah terjadi pembuahan. Magnum terletak di bagian bawah funnel,
panjangnya 33 cm. Vagina merupakan tempat penyimpanan telur sementara
waktu, sebelum telur dikeluarkan dari dalam tubuh (Sarwono 1993). Tugas uterus
adalah menyempurnakan pembentukan.
Sistem Ekskresi Ayam
Pengertian ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme
yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Proses metabolisme menghasilkan
beberapa senyawa biokimia yang diperlukan oleh tubuh untuk berbagai
aktivitas ,metabolisme juga menghasilkan senyawa kimia lain yang tidak dapat
digunakan dan sebagian berupa racun sehingga harus dikeluarkan. Pengeluaran
zat sisa tersebut dapat melalui urin, keringat, dan pernapasan. Alat-alat tubuh yang
berfungsi dalam sistem ekskresi di antaranya adalah ginjal ,paru-paru,hati dan
kulit.
Sistem ekskresi pada unggas terdiri dari dua buah ginjal yang bentuknya
relative sama memanjang, berlokasi di belakang paru-paru, dan menempel pada
tulang punggung. Masing-masing ginjal terdiri dari tiga lobus yang tampak dan
jelas. Ginjal terdiri dari banyak tubulus kecil atau nephron yang menjadi unit
fungsional utama dari ginjal (Suprijatna et al. 2005). Ginjal berfungsi
memproduksi urin melalui proses filtrasi darah dan reabsorbsi beberapa nutrient.
Sistem urinaria ayam maupun itik terdiri atas sepasang ginjal yang berbentuk
panjang yang menempel rapat pada tulang punggung dan tulang rusuk serta
melekat pada selaput rongga perut (peritonium). Air kencing keluar dari tubuh
melalui cloaca bersama-sama feses dan kelihatan sebagai masa putih diatas feses
tersebut (Yuwanta 2004). Ureter adalah saluran muscular yang mengalirkan urine
dari dinding ginjal menuju ke blader (kantong kencing). Kloaka merupakan suatu
tabung yang berhubungandengan saluran pencernaan, saluran kencing dan
reproduksi (Rasyaf 2002).
Saluran pernafasan atau respirasi pada unggas terdiri dari laring, trakea,
syrinx, bronkus, paru-paru, dan kantong udara (Suprijatna et al. 2005). Fungsi
utama paru adalah untuk mencukupi kebutuhan oksigen yang diperlukan tubuh
untuk pembakaran dan untuk pembentukan tenaga, paru juga berfungsi untuk
tempat pengeluaran karbondioksida sebagai sisa dari pembakaran (sistem
ekskresi). Unggas tidak berkeringat karena kulit ayam mempunyai kulit yang
relatif tipis jika dibandingkan dengan mamalia dan tidak terdapat kelenjar
keringat pada kulit kecuali kelenjar minyak .
Sistem ekskresi pada hati akan menghasilkan cairan empedu yang akan
dikeluarkan melalui usus. Empedu berasal dari perombakan sel darah merah
(Eritrosit) yang telah tua dan rusak. Perombakan sel darah merah menjadi empedu
di lakukan oleh sel-sel hati yang di sebut sel Histiosit. Sel histiosit akan
hemoglobin dalam darah akan diuraikan menjadi senyawa hemin, Fe, dan
globulin. Senyawa hemin inilah yang kemudian oleh hati di ubah menjadi zat
warna empedu dan di kirim ke usus untuk kemudian di buang keluar tubuh
melalui feces dan urin. Sedangakn Fe dan globulin di manfaatkan kembali untuk
proses metabolisme berikutnya.
KESIMPULAN
Unggas memiliki kelas dan variasi serta bangsa-bangsa yang tersebar seperti
kelas asia, kelas mediterania serta berbagai kelas lainnya yang masing-masing
mempunyai ciri-ciri khas yang berbeda. Unggas telah dikembangbiakan secara
intensif, ekstensif dan semi intensif, untuk menghasilkan produk pangan serta
sebagai hewan hias. Dalam perkembangbiakannya unggas memiliki ciri-ciri
sebagai pembeda antara jantan dan betina serta antara produk pangan yang
dihasilkan. Ciri-ciri tersebut dilihat dari ciri-ciri fisik unggas yang dapat
berbengaruh pada tingkat produksi. Setiap ciri-ciri pada unggas menggambarkan
asal, produk yang dihasilkan, umur, jenis kelamin dan tingkat produksi. Unggas
juga mempunyai saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran pernafasan,
saluran ekskresi, saluran urinary. Saluran tersebut mempunyai fungsi yang
mempengaruhi tingkat pertumbuhan, produktivitas, reproduksi serta tingkat
kesehatan. Semua kompenen tersebut dimiliki oleh unggas sebagai dasar dalam
kelangsungan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, Nuggroho. 1993. Keanekaragaman Ternak Unggas. Jakarta (ID) : Dian
Rakyat
Akoso, B.T. 1998. Kesehatan Unggas. Yogyakarta(ID) : Kanisius
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta (ID) : PT Gramedia
Pustaka
Anggorodi R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Jakarta (ID) : Gramedia
Pustaka Utama:
Blakely, J dan D. H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Yogyakarta (ID) : Gadjah
Mada University Press. (Diterjemahkan oleh Bambang Srigandono).
Fadilah, Roni. 2006. Panduan Beternak Ayam Broiler Komersial. Jakarta(ID) :
Penebar Swadaya
Kamal S. 1994. Pencernaan Ayam Bloiler. Bogor (ID) : ACIAR
Rasyaf M. 2002. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Yogyakarta (ID) :
Kanisius,
Rasyaf, M. 1997. Penyajian Makanan AyamPetelur. Jakarta (ID) : Kanisius
Sarengat, W. 1982. Pengantar Ilmu Ternak Unggas. Semarang (ID) : Fakultas
Peternakan dan Perikanan Universitas Diponegoro.
Sarwono, B. 1993. Ragam Ayam Piaraan. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya
Soegiarsih, P. 1990. Diktat Ilmu Ternak Unggas. Semarang (ID) : Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro.
Srigandono, B. 1997. Produksi Unggas Air. Yogyakarta (ID) : Gadjah Mada
University Press.
Suprijatna EU, Atmomarsono, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya,
Yuwanta T. 2004. Dasar Ternak Unggas Cetakan ke-5. Yogyakarta (ID) : Kanisius
LAMPIRAN
Gambar 5. Ayam jantan arab, betina layer, betina arab, dan ayam broiler jantan
dan betina.