Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA

Pancasila Sebagai Sistem Etika

Disusun Oleh :
1. Aulia Sargiasih
2. Linda Nurhasanah
3. Nesya Sabrina Rahmadani

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat, rahmat, dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktu yang diberikan. Makalah ini berisikan tentang bagaimana
pancasila sebagai suatu sistem etika dan aplikasinya dalam masyarakat Indonesia.
Penulis masih menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, ini dapat
disebabkan pada saat pengumpulan data yang kurang atau hal-hal lain. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca agar makalah
ini dapat menjadi lebih sempurna. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 18 November 2014

Penulis

Daftar Isi
Kata pengantar
.1
Daftar isi
.2
Bab 1 Pendahuluan
.3
1.
2.

Latar belakang
.3
Tujuan penulisan

.3

Bab 2 Pembahasan
.5
1.

Pengantar
.5

2.

Pengertian Etika

.6

3.

Pengertian Nilai, Norma, dan Moral .7

4.

Hubungan Nilai, Norma, dan Moral ..12

Bab 3 Penutup
..14
1.

Kesimbulan
..14

2.

Saran
..14

Daftar Pustaka
..15

BAB 1
PENDAHULUAN
1.
A. Latar Belakang
Pancasila adalah ideologi yang dianut oleh negara kesatuan republik Indonesia. Dan
salah satu fungsinya adalah sebagai sistem etika dimana etika itu sendiri merupakan
gabungan dari tiga unsur, yaitu nilai, norma, dan moral. Ketiga unsur tersebut saling
berhubungan satu sama lain.
Pada hakikatnya, pancasila bukan merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat
normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang
merupakan sumber norma.
Namun, pada kenyataannya sekarang sudah berubah. Tingkah laku masyarakat
Indonesia dalam prakteknya sekarang tidak lagi mewujudkan bagaimana bentuk
pancasila dan tidak lagi memperlihatkan nilai etika yang baik itu sendiri. Akhir akhir ini
nilai pancasila sudah memudar, maksudnya hanya sedikit bangsa Indonesia yang
menggunakan nilai pacasila bagi kehidupannya. Jangankan untuk menggunakan nilai
pancasila, masih banyak bangsa Indonesia lupa atau tertukar dengan sila sila
pancasila. Hal ini dikarenakan kurangnya kita menyebutkan sila sila pancasia. Dulu
sewaktu kita duduk di bangku sekolah, setiap senin kita pasti selalu menjalankan upacara
bendera, kita serentak hormat kepada bendera merah putih, menyanyikan lagu Indonesia
raya dan lagu wajib, bahkan kita serentak menyebutkan pancasila. Tapi sekarang? Hanya
sebagian kecil yang masih menganggap Pancasila itu merupakan pedoman dan sesuatu
yang sangat penting bagi pribadi bangsa Indonesia itu sendiri.
1.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.

Untuk memenuhi tugas pancasila semester 1 yang diberikan oleh dosen.

2.

Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai pancasila sebagai


suatu sistem nilai.

3.

Untuk memberikan pandangan bagaimana seharusnya mengaplikasikan


pancasila di kehidupan kita sehari-hari, terutama dari segi etika.

BAB 2
PEMBAHASAN
PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM ETIKA
1.
A. Pengantar
Dalam filsafat pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat
kritis, mendasar, rasional, sistematis, dan komperhensif (menyeluruh) dan sistem
pemikiran ini merupakan suatu nilai. Sebagai suatu nilai, pancasila memberikan dasardasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Adapun nilai-nilai tersebut akan dijabarkan
dalam kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan yang nyata dalam masyarakat,
bangsa, maupun negara, maka nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam suatu norma-norma
yang jelas sehingga merupakan suatu pedoman yang jelas.
Norma-norma tersebut, meliputi:

Norma moral
berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun
buruk, sopan ataupun tidak, susila ataupun tidak.
Dalam kapasitas inilah nilai-nilai pancasila telah terjabarkan dalam suatu norma-norma
moralitas atau norma-norma etika, sehingga pancasila merupakan sistem etika dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Norma hukum
suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Dalam pengertian inilah, maka pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala
sumber hukum di negara Indonesia.
Sebagai sumber dari segala sumber hukum nilai-nilai Pancasila yang sejak dahulu telah
merupakan suatu cita-cita moral yang luhur yang terwujud dalamkehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia sebelum membentuk negara.
Atas dasar pengertian inilah, maka nilai-nilai pancasila sebenarnya berasal dari bangsa
Indonesia sendiri atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai asal mula materi
(kausa materialis) nilai-nilai pancasila.
Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang
langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai
etika yang merupakan sumber norma.
1.
B. Pengertian Etika
Pengertian etika menurut para ahli diantaranya adalah :

Drs. O.P. Simorangkir

mengatakan bahwa etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik

Drs. H. Burhanudin Salam


mengatakan bahwa etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya
Jadi kesimpulan dari pendapat para ahli, etika adalah perilaku baik atau buruk manusia
yang dilakukan secara alami dan tanpa paksaan dari orang lain.
Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia
bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika merupakan
suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan
moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab
dengan berbagai ajaran moral.
Kedua kelompok etika yaitu:

Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan


manusia. Pemikiran etika beragam, tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-asas
dari tindakan dan perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung
didalamnya.
Etika khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut diatas dalam hubungannya
dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual)
maupun makhluk sosial (etika sosial)
Etika khusus dibagi menjadi 2 macam yaitu:

Etika Individual:

membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan kepercayaan agama
yang dianutnya serta kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.

Etika Sosial:
membahas norma-norma sosial yang harus dipatuhi dalam hubungannya dengan
manusia, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pancasila sebagai sistem etika adalah poin poin yang terkandung di dalam pancasila
yang mencerminkan etika yang ada pada diri bangsa Indonesia. Pembentukan etika ini
berdasarkan hati nurani dan tingkah laku, tidak ada paksaan dalam hal ini. Pancasila
memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini.
Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah
laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua kemanusian yang adil dan beadab tidak
dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat
berandil besar, setiap sila pada dasarnya merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri,
namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan.

1.
C. Pengertian Nilai, Norma, dan Moral
Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat
seseorang atau kelompok. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan
mengarahkan (motivator) sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem
merupakan salah satu wujud kebudayaan di samping sistem sosial dan karya.
Pandangan para ahli tentang nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat :
1.

Alportmengidentifikasikan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat menjadi 6


macam, yaitu:
1.
Nilai Teori
2.

Nilai Politik

3.

Nilai Sosial

4.

Nilai Religius

5.

Nilai Ekonomi

6.

Nilai Estetika

7.

Walter G. Everetmengidentifikasikan nilai-nilai manusiawi kedalam 8


kelompok, yaitu:
1.
Nilai Kejasmanian

membantu pada kesehatan, efisiensi, dan keindahan dari kehidupan badan.


1.

Nilai Ekonomis

nilai yang ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputi semua benda yang dapat dibeli.
1.

Nilai Estetis

nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni.


1.

Nilai Sosial

nilai yang berasal mula dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan.
1.

Nilai Intelektual

nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran


1.

Nilai Religi

nilai keagamaan
1.

Nilai Hiburan

nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapat menyumbangkan pada


pengayaan kehidupan.
1.

Nilai Watak

keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan.


1.

Max Scheler, mengelompokkan nilai menjadi enam tingkatan, yaitu:


1.
Nilai kenikmatan

nilai yang mengenakkan atau tidak mengenakkan (die Wertreihe des Angenehmen
und Unangehmen) dan menyebabkan orang senang atau menderita tidak enak.
1.
Nilai kehidupan
nilai yang penting bagi kehidupan (Werte des vitalen Fuhlens), misalnya kesehatan,
kesegaran jasmani, kesejahteran umum
1.
Nilai kejiwaan
nilai-nilai kejiwaan (geistige warte) yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan
jasmani maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam ini ialah keindahan, kebenaran, dan
pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.
1.
Nilai kerohanian
modalitas nilai dari yang suci dan tidak suci (wermodalita des Heiligen ung
Unheiligen). Nilai-nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi.
1.
Notonagoro, membedakan nilai menjadi tiga, yaitu :
1.
Nilai material
segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia, atau kebutuhan
material ragawi manusia.
1.

Nilai vital

segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau
aktifitas.
1.

Nilai kerohanian

segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.


Nilai ini terbagi atas 4 macam, yaitu:
1.

Nilai kebenaran

nilai yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manusia.


1.

Nilai keindahan atau nilai estetis

nilai yang bersumber pada unsur perasaan (esthesis, gevoel, rasa) manusia.
1.

Nilai kebaikan atau nilai moral

nilai yang bersumber pada unsur kehendak (wiel, wollen karsa) manusia
1.

Nilai religius

yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai ini bersumber kepada
kepercayaan atau keyakinan manusia.

Kelompok nilai menurut penjabarannya:


1. Nilai Dasar
Meskipun nilai bersifat abstrak dan tidak dapat diamati oleh panca indra manusia, namun
dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku manusia. Setiap meiliki nilai
dasar yaitu berupa hakikat, esensi, intisari atau makna yang dalam dari nilai-nilai
tersebut. Nilai dasar bersifat universal karena karena menyangkut kenyataan obyek dari
segala sesuatu. Contohnya tentang hakikat Tuhan, manusia serta mahkluk hidup lainnya.
Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan maka nilai dasar itu bersifat mutlak
karena Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama). Nilai dasar yang berkaitan
dengan hakikat manusia maka nilai-nilai itu harus bersumber pada hakikat kemanusiaan
yang dijabarkan dalam norma hukum yang diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi
manusia). Dan apabila nilai dasar itu berdasarkan kepada hakikat suatu benda
(kuatutas,aksi, ruang dan waktu) maka nilai dasar itu juga dapat disebut sebagai norma
yang direalisasikan dalam kehidupan yang praksis. Nilai Dasar yang menjadi sumber
etika bagi bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai
dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila belum memiliki formulasi serta
parameter atau ukuran yang jelas dan konkrit. Apabila nilai instrumental itu berkaitan
dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari makan itu akan menjadi
norma moral. Namun apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi
atau Negara, maka nilai instrumental itu merupakan suatu arahan, kebijakan, atau
strategi yangbersumber pada nilai dasar sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai
instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar. Dalam kehidupan

ketatanegaraan Republik Indonesia, nilai-nilai instrumental dapat ditemukan dalam pasalpasal undang-undang dasar yang merupakan penjabaran Pancasila.
3. Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan
yang lebih nyata dengan demikian nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata
dari nilai-nilai dasar dan nilai-nilai instrumental.
Nilai berperan sebagai pedoman menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai manusia
berada dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan dan
kepercayaan yang bersumber pada berbagai sistem nilai.
Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya, moral, religi, dan
sosial. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata
nilai untuk dipatuhi. Oleh karena itu norma dalam perwujudannya norma agama, norma
filsafat, norma kesusilaan, norma hukum dan norma sosial. Norma memiliki kekuatan
untuk dipatuhi karena adanya sanksi.
Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat antara lain :

Norma agama adalah ketentuan hidup masyarakat yang bersumber pada agama.
Norma kesusilaan adalah ketentuan hidup yang bersumber pada hati nurani,

moral atau filsafat hidup.


Norma hukum adalah ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan bersumber

pada UU suatu Negara tertentu.


Norma sosial adalah ketentuan hidup yang berlaku dalam hubungan antara
manusia dalam masyarakat.

Pengertian moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan,
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku dan perbuatan manusia.

Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak secara moral. Jika
sebaliknya yang terjadi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral.

Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar,
baik terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan
norma yang mengikat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

1.

D.

Hubungan Nilai, Norma, dan Moral

Keterkaitan nilai, norma dan moral merupakan suatu kenyataan yang seharusnya tetap
terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia. Keterkaitan itu mutlak
digarisbawahi bila seorang individu, masyarakat, bangsa dan Negara menghendaki
fondasi yang kuat tumbuh dan berkembang.
Sebagaimana tersebut diatas maka nilai akan berguna menuntun sikap dan tingkah laku
manusia bila dikonkritkan dan diformulakan menjadi lebih obyektif sehingga
memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam aktivitas sehari-hari. dalam
kaitannya dengan moral maka aktivitas turunan dari nilai dan norma akan memperoleh
integritas dan martabat manusia. Derajat kepribadian itu amat ditentukan oleh moralitas
yang mengawalnya. Sementara itu hubungan antara moral dan etika seringkali
disejajarkan arti dan maknanya. Namun demikian, etika dalam pengertiannya tidak
berwenang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan seseorang.
Wewenang itu dipandang berada di tangan pihak yang memberikan ajaran moral.

Anda mungkin juga menyukai