Hasil Pembelajaran:
1. Diagnosis dan penatalaksanaan diare pada anak.
2. Edukasi mengenai penanganan awal diare pada anak.
RANGKUMAN
1. Subyektif
Sejak 5 hari SMRS, ibu os mengatakan bahwa anaknya mengalami mencret 10 x/hari, berupa
cairan tanpa ampas dan tidak berbau. Mencret tidak disertai dengan adanya lendir maupun darah.
Keluhan disertai dengan muntah 2x/hari, dan panas badan. Os masih diberikan ASI, tidak
menggunakan susu formula. Tidak ada keluhan BAB menyemprot. Tidak ada keluhan batuk. Os
tampak kehausan dan rewel. Buang air kecil tidak ada keluhan. Atas keluhan ini os langsung dibawa
ke RSUD Cicalengka.
2. Obyektif
Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan os tampak rewel dengan T = 37,8C. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan UUB cekung, mata tidak cekung, mukosa mulut basah, dan turgor
kulit kembali lambat.
3. Assessment
DIARE PADA ANAK
Definisi
Diare adalah BAB pada bayi atau anak 3x dalam 24 jam disertai dengan adanya perubahan
konsistensi tinja menjadi lebih lunak atau cair dengan/tanpa adanya lendir dan darah dan
berlangsung dalam waktu < 14 hari.
Faktor Resiko
1. Tidak diberikan ASI eksklusif dalam 4 bulan 6 bulan pertama kehidupan.
2. Kurang memadai sumber air bersih.
3. Pencemaran air oleh tinja.
4. Kurang tersedianya sarana kebersihan (MCK).
5. Kebersihan pribadi dan lingkungan.
6. Persiapan dan penyimpanan makanan yang kurang higienis.
7. Penyapihan yang kurang baik.
Etiologi
1. Infeksi
a. Bakteri
b. Virus
c. Parasit
2. Non-Infeksi
a. Alergi
: protein susu sapi
b. Intoleransi
: karbohidrat
c. Malabsorpsi
: kabohidrat, lemak, protein
d. Keracunan Makanan
e. Zat Kimia Beracun
f. Toksin Mikroorganisme
g. Imunodefisiensi
Cara Penularan
1. Fecal-Oral
2. Kontak Langsung
3. Kontak Tidak Langsung
Berdasarkan patomekanismenya, diare dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Diare Sekretorik
Diare yang terjadi akibat aktifnya enzim adenil siklase yang akan mengubah ATP menjadi
cAMP. Akumulasi cAMP intraseluler menyebabkan sekresi aktif air, ion CL, Na, K, dan HCO3
ke dalam lumen usus. Adenil siklase ini diaktifkan oleh toksin yang dihasilkan dari
mikroorganisme, antara lain Vibrio cholera, Enterotoxigenic Eschericia coli (ETEC), Shigella,
Clostridium, Salmonella, dan Campylobacter.
2. Diare Invasif
Diare yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke dalam mukosa usus sehingga terjadi
kerusakan mukosa usus. Diare invasif disebabkan oleh virus (rotavirus), bakteri (Shigella,
Salmonella, Campylobacter, Enteroinvasive Eschericia coli/EIEC, dan Yersenia), atau parasite
(Amoeba). Diare invasif terdapat dalam 2 bentuk, yaitu :
a. Diare non-dysentriform
Diare tidak berdarah, biasanya disebabkan oleh rotavirus.
Sesudah masuk ke dalam saluran cerna, virus akan berkembang biak dan masuk ke
dalam apikal usus halus yang akan menyebabkan kerusakan pada bagian apikal dari vili
yang selanjutnya diganti oleh bagian kripta yang belum matang (imatur, berbentuk kuboid
atau gepeng). Sel yang masih imatur ini tidak dapat berfungsi normal karena tidak dapat
menghasilkan enzim laktase.
Diare ini paling sering terjadi pada anak usia < 2 tahun berupa diare cair, muntah, dan
batuk pilek.
b. Diare dysentriform
Diare berdarah, biasanya disebabkan oleh bakteri Shigella, Salmonella, dan EIEC.
Sesudah bakteri melewati barrier asam lambung, selanjutnya masuk ke dalam usus halus
dan berkembang biak serta mengeluarkan enterotoksin. Enterotoksin ini merangsang enzim
adenil siklase, megubah ATP menjadi cAMP sehingga terjadi diare sekretorik. Bakteri ini
akan sampai di kolon karena peristaltik usus dan melakukan invasi membentuk mikroulkus
yang disertai dengan serbuan sel-sel radang PMN dan menimbulkan BAB yang berlendir
dan berdarah.
3. Diare Osmotik
Diare yang disebabkan oleh tekanan osmotik yang tinggi di dalam lumen usus sehingga
menarik cairan dari intraseluler ke dalam lumen usus yang menimbulkan watery diarrhea. Diare
jenis ini paling sering disebabkan oleh malabsorpsi karbohidrat. Laktosa akan diubah menjadi
glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase, kemudian diabsorpsi di dalam usus halus. Apabila
terjadi defisiensi enzim laktase, maka akumulasi laktosa pada lumen usus akan menimbulkan
tekanan osmotik yang tinggi sehingga terjadi diare.
Manifestasi Klinis
a. Panas badan
b. Nyeri perut
c. Tenesmus
d. Mual dan muntah
e. Dehidrasi karena pengeluaran elektrolit seperti Na, Cl, dan HCO3.
Tabel. Tanda dan Gejala Klinis Dehidrasi
Gejala & Tanda
A
B
Keadaan Umum
Baik, sadar
* Gelisah, rewel
Mata
Air Mata
Mulut/Lidah
Rasa Haus
Kulit
Normal
Basah
Basah
Minum normal, tidak
haus
Turgor kembali cepat
Derajat dehidrasi
Tanpa dehidrasi
Terapi
Defisit cairan
Rencana terapi A
< 5% atau <
50mL/KgBB
Cekung
Kering
Kering
* Tampak kehausan
* Turgor kembali
lambat
Dehidrasi
ringan/sedang
Bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau lebih
tanda lain
Rencana terapi B
5-10% atau 50-100
mL/KgBB
C
* Letargik, penurunan
kesadaran
Sangat cekung
Sangat kering
Sangat kering
* Sulit, tidak dapat
minum
* Turgor kembali sangat
lambat
Dehidrasi berat
Bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau lebih
tanda lain
Rencana terapi C
> 10% atau >
100mL/KgBB
Diagnosis
1. Anamnesis
- Lama diare, frekuensi, volume, konsistensi feces, warna, bau, ada atau tidak ada lendir
maupun darah.
- Bila ada muntah : volume dan frekuensi.
- Jumlah atau frekuensi buang air kecil.
- Makanan atau minuman yang diberikan selama diare.
- Gejala lain : panas badan, kejang, atau penyakit lain yang menyertai seperti batuk, pilek,
dan campak..
- Tindakan yang sudah dilakukan : pemberian oralit, riwayat pengobatan sebelumnya, dan
riwayat imunisasi.
2. Pemeriksaan Fisik
- Berat badan dan tanda-tanda vital
- Tanda-tanda dehidrasi
- Bising usus
- Ruam perianal
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Darah rutin, elektrolit, AGD, glukosa darah, kultur, dan tes kepekaan tehadap antibiotik.
b. Tinja
- Makroskopik
: warna, konsistensi, darah, lendir, nanah.
- Mikroskopik
: eritrosit, leukosit, telur cacing, amuba, lemak.
4. Plan
Diagnosis
: Diare Akut Non Disentri dengan Dehidrasi Ringan-Sedang
.
Pengobatan
:
- IVFD RL 75 cc/KgBB/3 jam maintenance KaEN 3B 700 cc/24 jam
- L-Bio 1 x 1 sachet
- Zink 1x20 mg
- Dehidralit 100 cc-200 cc/mencret
- Paracetamol syr 3x70 mg PO
Pendidikan
:
- Orang tua pasien harus dijelaskan tentang penyakit meliputi tanda-tanda dehidrasi dan
komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien.
- Edukasi untuk mencegah terjadinya diare pada anak dan tatalaksana awal diare pada anak.
Konsultasi
:
Orang tua pasien dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mengetahui faktorfaktor penyebab terjadinya diare, cara menjaga higienitas makanan sebelum diberikan kepada
anak.
Rujukan
:
Rumah sakit memiliki fasilitas untuk menegakkan dan menangani kasus ini sehingga pasien
tidak perlu dirujuk ke rumah sakit lain.
Terapi