Anda di halaman 1dari 5

Kurnia Maratus Solichah

12/335362/KU/15175
Tutorial AGK : Diabetes Mellitus dan Obesitas
1. DM 2 NO: Diabetes mellitus tipe 2 no obesitas. Diabetes melitus adalah
suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula dalam darah
seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan
oleh tubuh. Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan penyakit
gula darah atau kencing manis yang mempunyai jumpah penderita yang
cukup banyak di Indonesia juga di seluruh dunia. Pada orang yang sehat
karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah menjadi glukosa
yang akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi
dengan bantuan insulin. Pada orang yang menderita kencing manis,
glukosa sulit masuk ke dalam sel karena sedikit atau tidak adanya zat
insulin dalam tubuh. Akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi
yang nantinya dapat memberikan efek samping yang bersifat negatif atau
merugikan (Kurnia, 2009).
2. Melena: melena adalah keluarnya tinja lengket dan hitam yang
menunjukkan perdarahan saluran pencernaan bagian atas serta
dicernanya darah pada usus halus. Warna merah gelap atau hitam berasal
dari konversi Hb menjadi hematin oleh bakteri setelah 14 jam. Sumber
perdarahan biasanya berasal dari saluran cerna bagian atas (Sylvia,
2005).
Etiologi melena:
a. Kelainan di esophagus: pecahnya varises esophagus, karsinoma
esophagus, esofagitis
b. gastritis erisova hemoragika (gejala terjadi setelah minum obatobatan yang menyebabkan iritasi lambung)
Pada melena dalam perjalanannya melalui usus, darah menjadi berwarna
merah gelap bahkan hitam. Perubahan warna disebabkan oleh HCl
lambung, pepsin, dan warna hitam ini diduga karena adanya pigmen
porfirin.
Diperkirakan darah yang muncul dari duodenum dan jejunum akan
tertahan pada saluran cerna sekitar 6-8 jam untuk merubah warna feses
menjadi hitam. Paling sedikit perdarahan sebanyak 50-100 cc baru
dijumpai keadaan melena. Feses tetap berwarna hitam selama 42-72 jam
setelah perdarahan berhenti.
3. Ruptur esophagus: Dikenal dengan nama lainnya perforasi esophagus
adalah pecahnya dinding esophagus karena muntah-muntah. 90%
penyebab ruptur adalah endoskopi atau pembedahan. 10% disebabkan
karena muntah-muntah.
Penyebab ruptur esophagus:
a. Kerusakan iatrogenis dari struktur esophagus atau trauma dari luar
b. Peningkatan tekanan intraesophagus disertai muntah hebat
c. Penyakit esophagus seperti esofagitis korossif, esophageal ulcer dan
neoplasma.
4. Injeksi insulin:

1. Assessment
A. Antropometri
- Laki-laki umur 76 tahun, TB = 167, BB = 60kg, IMT = 21,51
(normal)
Seharusnya lansia pengukuran status gizi tidak menggunakan IMT,
tetapi karena pada data hanya ada TB dan BB maka menggunakan IMT.
B. Biokimia
Kadar normal
Kadar dalam
Intrepetasi
darah
Albumin
3,4-5,0 g/dl
2,2 g/dl
Rendah
TIBC
250-450 ug/dl
281 ug/dl
Normal
Feritin
68-434 ng/ml
16,5 ng/ml
Rendah
HGB
13,2-17,3 g/dl
7,1 g/dl
Rendah
GDS
74-140 mg/dl
343 mg/dl
Tinggi
Asam urat
2,6-7,2 mg/dl
8,9 mg/dl
Tinggi
-

Albumin:
albumin
di
sintesa
oleh
hati
dan
fungsinya
mempertahankan keseimbangan distribusi air dalam tubuh
(tekanan onkotik koloid). Albumin membantu transport beberapa
komponen darah, seperti: ion, bilirubin, hormon, enzim, dan obat.
Implikasi klinis dari nilai albumin yang terganggu:
1. Nilai meningkat pada keadaan dehidrasi
2. Nilai menurun pada keadaan: malnutrisi, sindroma absorbsi,
hipertiroid, kehamilan, gangguan fungsi hati, infeksi kronik, luka
bakar, edema, asites, sirosis, nefrotik sindrom, SIADH, dan
perdarahan.
- Asam urat terbentuk dari penguraian basa purin pada asam
nukleat. Konsentrasi asam uratmeningkat apabila terjadi kelebihan
produksi atau destruksi sel (contoth: psoriasis, leukimia).
Kesimpulan:
Nilai albumin yang rendah (hipoalbumin) disebabkan karena
pasien mangalami ganggguan pada hati (hepatitis). Nilai feritin dan
hemoglobin yang rendah menunjukan pasien mengalami anemia
defisiensi besi. Gula darah sewaktu yang tinggi (hiperglikemi)
menunjukkan pasien mengalami diabetes mellitus. Terakhir, nilai asam
urat tinggi (hiperuric) dikarenakan konsumsi berlebih pada makanan
yang mengandung basa purin yaitu tahu atau tempe goreng baik untuk
makanan utama maupun pada saat selingan.
C. Fisik klinis
- Keluhan utama masuk RS: BAB hitam dan lembek
- Mual, nyeri pada ulu hati
- Nadi, suhu, respirasi, dan tekanan darah normal
Kesimpulan:
BAB hitam disebabkan karena perdarahan pada saluran cerna
bagian atas. Mual dan nyeri pada ulu hati disebabkan karena penyakit
hati (hepatitis).
D. Dietary

Pola makan:
- Karbohidrat: nasi 3x sehari, @ 1,5 centong
- Lauk hewani:
Daging ayam/telur 2x perminggu/1 butir
Bebek goreng 1x / minggu 1 porsi
- Lauk nabati:
Tahu/tempe 3x sehari, @1 potong dan lebih sering digoreng
- Sayuran: terong dan wortel 1-2 sendok setiap kali makan.
- Buah-buahan: jeruk dan pisang
- Selingan: tahu goreng dan ubi (sehari 2x selingan)
- Minuman: teh manis 1 gelas setiap hari
Kesimpulan:
Komposisi makanan sudah baik, karena terdapat beraneka macam
jenis bahan makanan, hanya supaya lebih baik perlu beberapa variasi.
Contoh variasinya yaitu cara pemasakannya, karena banyak yang
digoreng mungkin bisa diganti dengan di bacem atau di ungkep. Lauk
nabati seperti tahu dan tempe akan lebih baik jika dikontrol
konsumsinya karena asam urat yang berlebih, misalnya makanan
selingan tidak dengan tahu goreng melainkan diganti dengan jagung
rebus, ubi, maupun singkong kukus yang lebih rendah purin. Lauk
hewani untuk bebek sebaiknya diganti dengan ikan (tetapi selain ikan
sarden, makarel dan kerang karena tinggi purin). Konsumsi sayuran
lebih bervariasi yaitu dengan menambahakn tomat, oyong gambas,
jipang, dll. Intinya yaitu asupan makan sudah bagus, hanya sumber
lemak dan purin yang berlebih perlu dikurangi.
2. Diagnosis
1. Inappropriate intake of types of carbohydrates (NI-53.3) berkaitan
dengan diabetes mellitus dibuktikan oleh pemeriksaan biokimia kadar
gula darah sewaktu yang tinggi
2. Perubahan nutrisi yang berhubungan dengan nilai laboratorium (NC2.2) berkaitan dengan hepatitis dibuktikan oleh pemeriksaan biokimia
kadar albumin darah yang rendah
3. Intake komponen bioaktif berlebih (NI-4.2) berkaitan dengan kurangnya
pengetahuan mengenai makanan dan zat gizi dibuktikan oleh data
biokimia kadar asam urat yang tinggi
4. Kesulitan menelan (NC.1-1) berkaitan dengan terjadinya ruptur
esophagus dibuktikan oleh data riwayat gizi diberikan diet cair saat
masuk rumah sakit
3. Intervensi gizi
A. Planning
1. Tujuan diet
a. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
b. Memberikan cukup energi untuk mempertahankan berat badan
c. Menurunkankadar asam urat darah
d. Memberikan makanan sesuai daya terima saluran pencernaan
makanan pasien
2. Syarat atau prinsip diet
a. Energi cukup sesuai kebutuhan
b. Protein cukup 10%
c. Lemak sedang 20%
d. Bentuk makanan lunak

3.

4.

5.

6.

e. Menghindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai


kandungan purin >150 mg/100 gr
f. Prinsip pemberian makan dengan 3J
g. Tidak merangsang saluran cerna
Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi
a. Kebutuhan energi
BMR
= 66,5 + (13,7 x BB) + (5 x TB) (6,8 x U)
= 66,5 + 822 + 835 516,8
= 1206,7
TEE
= BMR x Faktor stress x faktor aktifitas
= 1206,7 x 1,2 x 1,2
= 1737,648 kkal
b. Protein = 10% x TEE
= 10% x 1737,648
= 173,7648 kkal = 43 gr
c. Lemak
= 20% x TEE
= 20% x 1737,648
= 347,5296 kkal = 38 gr
d. Karbohidrat
= TEE (energi dari lemak + protein)
= 1737,648 5211,2944
= 1216,3536 kkal = 304 gr
Rekomendasi diet
- Diet DM 1700 kkal lunak
- Distribusi kalori makanan sehari:
Makan pagi 20%
Snack pagi 15%
Makan siang 30%
Snack sore 15%
Makan malam
20%
Rencana monitoring dan evaluasi
a. Antropometri: berat badan tidak mengalami penurunan
b. Biokimia: kadar glukosa darah mendekati normal, kadar purin
normal (untuk albumin dan anemia masih bingung)
c. Fisik-klinis: mual berkurang; tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
normal
d. Asupan zat gizi: energi, karbohidrat, protein, lemak minimal
memenuhi 80% dari kebutuhan.
Rencana konsultasi gizi
- Tujuan konsultasi gizi
- Prinsip pemberian makan pada DM (3J)
- Informasi mengenai hiperuric
- Makanan-makanan yang baik dikonsumsi untuk DM dan
hiperuric

4. Saran untuk pasien dan keluarga


- Saran untuk pasien:
a. Melakukan aktifitas fisik ringan, karena sudah lansia mungkin
bisa dengan jalan-jalan santai saat pagi hari
b. Pengaturan makan sesuai dengan prinsip pemberian makan
pada DM
c. Membatasi makanan dengan kadar purin yang tinggi, seperti:
otak, hati, jantung, jeroan, ekstrak daging/kaldu, bebek, ikan
sarden, makarel, remis, dan kerang.

Saran untuk keluarga pasien: karena pasien sudah sepuh, maka


peran keluarga sangat penting baik dalam mengawasi pola makan
dan aktifitass dari pasien.

5. Pentingnya pengaturan jam makan untuk pasien DM


Menjaga kadar gula darah untuk tetap mendekati kadar normalnya,
karena apabila terjadi hipoglikemi dapat menyebabkan koma, dan apabila
hiperglikemi dapat menjadi faktor risiko untuk penyakit-penyakit yang
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai