PRAKTIKUM GEOFISIKA II
METODA ELEKTROMAGNETIK CONDUCTIVITY
Interpretasi Data Anomali Konduktivitas Lapangan Merah
Universitas Padjadjaran
oleh:
Salim Muhammad
NPM: 140710110014
Asisten Laboratorium:
Gilang Ramdhany
Tiar Rinaldi
Angga Apriansyah
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA
NPM
JADWAL PRAKTIKUM
: Salim Muhammad
: 140710110014
: Senin, 12.00 14.30
KOLOM NILAI
Laporan Akhir
Jatinangor, .................................
Asisten
___________________________
NPM
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Lapangan Merah merupakan sebuah lokasi strategis yang berada pada lingkungan
Universitas Padjadjaran, khususnya untuk Mahasiswa Geofisika Unpad untuk mengadakan
pengukuran-pengukurangeofisika di LapanganMerah. Lokasi geografis Lapangan Merah terletak
pada 6.927525 Lintang Selatan, 107.7750328 Bujur Timur. Permukaan Lapangan Merah
merupakan tanah liat dengan relief yang datar.
Untuk mata kuliah Praktikum Geofisika, biasanya praktikan menggunakan Lapangan
Merah sebagai daerah pengukuran. Oleh karena itu pembimbing pengukuran menanam sebuah
benda berupa tong ke bawah permukaan Lapangan Merah. Dan praktikan menggunakan metodemetode geofisika untuk menggambarkan bawah permukaan dari Lapangan Merah tersebut.
Pada praktikum kali ini, kami menggunakan metode elektromagnetik menggunakan alat
Electromagnetic Conduktivity Meter CMD yang digunakan demi mendapatkan nilai
konduktivitas Lapangan Merah Universitas Padjadjaran. Agar kita dapat menginterpretasi
anomali konduktivitas yang kita dapatkan di Lapangan Merah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Agar praktikan dapat memahami konsep elektromagnetik dan mendapatkan pengalaman
dalam pengukuran konduktivitas dengan menggunakan metode elektromagnetik.
2. Agar praktikan dapat menginterpretasikan hasil pembelajaran selama berada di
Universitas Padjadjaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1985). Dalam bentuk diferensial, persamaan Maxwell dalam domain frekuensi dapat dituliskan
sebagai berikut,
Dimana
Tampak bahwa dalam persamaan Maxwell yang dinyatakan oleh persamaan (3) hanya terdapat
dua variabel yaitu medan listrik E dan medan magnet H. Dengan operasi curl terhadap
persamaan (3a) dan (3b) serta mensubstitusikan besaran-besaran yang telah diketahui pada
persamaan (3) akan kita peroleh pemisahan variabel E dan H sehingga,
Perlu diingat bahwa pada persamaan tersebut di atas variabel E dan H merupakan fungsi posisi
dan waktu. Jika variasi terhadap waktu dapat direpresentasikan oleh fungsi periodik sinusoidal
maka,
dimana E0 dan H0 masing-masing adalah amplitudo medan listrik dan medan magnet, dan
adalah frekuensi gelombang EM.
2.2 Co-Planar
Taksatu pun dari EM perangkat induksi borehole komersial tradisional memiliki azimuth
yang memfokuskan property sampai sekitar 10 tahun yang lalu, sedangkan konvensional
coplanar coil array yang memiliki ,dengan desain , focus azimuth kuat . Karakteristik ini
coplanar array kumparan telah dieksplorasi selama beberapa dekade di permukaan survey
elektromagnetik . Yang mendorong Moran & Gianzero ( 1979) dan Kaufman & Keller ( 1989)
untuk menyelidiki penerapan melintang EM ini berbagai induksi pada geometri sederhana dari
lingkungan lubangbor . Untuk pemahaman yang lebih baik darirespon coplanar dalamlubangbor ,
kelompok yang dipimpinoleh Prof Om Verma di Federal University membangun model
laboratorium ( Carvalho&Verma , 1994; Souza &Verma , 1995; Carvalho&Verma , 1998)
jugasebagai model numeriksatudimensi ( Carvalho , 2000; Santos , 2007) . Kriegshuser et al .
(2000) disajikan array multi- coil untukmengevaluasipasir - serpihurutan tipis dilaminasi
,ditemui dalam turbidites dalam air . Pada dasarnya ,dalam alat induksi triaksial tersebut ada tiga
gulungan sumber , salah satu yang koaksial dengan sumbu lubang bor dan dua yang melintang
ituseperti yang ditunjukkanpada Gambar 1 . Wang et al .( 2003) menunjukkan bahwa Sembilan
komponen medan magnet hanya berbeda dalam lingkungan trimatra dan / atau anisotropic . Lu
&Alumbaugh( 2001) menerapkan enam komponen lintas digabungkan untuk menentukan posisi
azimuth alat ke dalam lubangbor . Souza &Verma( 1995) adalah salah satu yang pertama untuk
mengeksplorasi azimuth memfokuskan sifat dari array coplanar dalam penyelidikan lubang bor
situasi geologi asimetris seperti vugular dan patah zona .
Dua keterbatasan utama alat induksi uniaksial( array coaxial ) adalah pembacaan resistivitas
salah dalam mencelupkan tidur dan dalam lapisan anisotropic . Anderson ( 2008) menunjukkan
beberapa studi kasus di mana keterbatasan ini diatasi dengan induksi triaksial ( coaxial dan
coplanar array bersama-sama ) pengukuran . Resistivitas lebih akurat mengarah kesaturasi air
yang lebih akurat , yang memungkinkan petrophysicist suntuk benar mengevaluasi reservoir
hidrokarbon .
Sebagai Ellis & Singer ( 2007) , dalam karya ini kita mengabaikan enam komponen lintas
digabungkan dan membandingkan hanya tanggapan yang diperoleh dari array kumparan koaksial
dengan yang dari array coplanar coil , karena mereka adalah sinyal yang paling penting dari
induksi yang modern logging alat . Hal ini membuat kita dengan hanya tiga komponen yang
berbeda dari medan magnet .
Untukmendapatkanhasildaribeberapaumumdengantetapmenjagatingkatkesederhanaandalampemo
delan
,hasil
yang
disajikan
Dalampengobatanteoritiskami
di
siniterbataspada
array
dua
coil
dasar
,kumparandirepresentasikansebagaititikdipolmagnetiksejakjari-
jarikumparannyatadalamalatinduksidianggapsangatkecildibandingkandenganjarakkoildanpanjang
gelombang
Santos
2007)
Howard
1997)
sangat cocok dengan DC pencitraan . Cara mudah ini dapat sangat dihargai dalam kondisi
lapangan menuntut seperti tanah kering dan dingin .
Keunggulan:
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3. Lalu pilih menu Grid Data pilih data *.bln yang kita simpan tadi akan muncul kotak
dialog seperti di bawah ini. Masukkan Gridding Method dan klik OK
4. Lalu pilih menu Map New Contour Map dan pilih hasil *.grd yang telah kita dapatkan
5. Peta penampang akan muncul di layer Plot1. Edit sesuai kebutuhan, misalnya menambahkan
warna, indeks kontur, dan lain-lain.
6. Lalu tentukan peta yang akan kita slicing yaitu peta yang memiliki anomali yang selanjutnya
akan kita interpretasi. Pilih Map Digitize dan mulai mendijitasi titik A ke B.
7. Ketika kita mendijitasi titik Adan B, maka akan muncul kotak dialog seperti berikut. Setelah
selesai, maka pilih File Save As dalam format *.bln
9. Lalu klik File Open pilih ab_slice.dat dan akan muncul data seperti dibawah ini. Pilih
kolom D sebagai x dan kolom C sebagai y pindahkan ke Microsoft Excel untuk membuat grafik
yang akan di analisa. Lakukan slicing pada 3 titik untuk mendapatkan perbandingan.
BAB IV
HASIL DAN INTERPRETASI
4.1 Hasil
Adapun peta hasil dari pengukuran konduktivitas Lapangan Merah Universitas
Padjadjaran ini adalah:
Dan setelah slicing kita mendapatkan grafik di AB, CD, dan EF adalah:
4.2 Interpretasi
4.2.1 InterpretasiKualitatif
Dalam pembuatan peta, penulis melakukan dua metoda dalam interpolasi data, yaitu
krigging dan minimum curvature agar mendapatkan perbandingan interpolasi mana yang lebih
bagus. Lalu ketika peta penampang konduktivitas 2D telah terbentuk, penulis menemukan bahwa
interpolasi data pada pengukuran penulis dan teman-teman lakukan lebih baik diinterpolasi
dengan metode krigging.
Lalu kemudian, pada peta penampang 2D konduktivitas tersebut, penulis melakukan
slicing pada titik AB, CD, dan EF agar mendapatkanperbandingan. Terlihat pada sudut kiri
bawah dan sudut kanan atas, konduktivitasnya sangat beragam dan berbeda secara signifikan.
Sedangkan pada bagian tengah peta dapat dilihat perubahan secara linear. Penulis merasa bahwa
ada yang mempengaruhi pengukuran pada dua titik ini.
Konduktivitas adalah tingkat sebuah benda dapat mengantarkan arus listrik. Namun jika
kita mengatakan bahwa terdapat kandungan mineral ferromagnetic di daerah pengekuran, hal itu
akan menyebabkan kesalahan fatal karena medan pengukuran tidak menunjukkan ada kandungan
mineral besi.
Hal ini memungkinkan bahwa pada daerah sana disaat pengukuran yang panas, alat
conductivity meter terkena imbas elektromagnetik dari matahari sehingga ada gangguan pada
daerah tersebut.
4.2.2 Interpretasi Kuantitatif
Lalu secara kuantitatifpenulis melihat skala harga konduktivitas dari rentang -15 ohm -1
hingga 60 ohm-1. Dan pada hasil slicing AB perbedaan konduktivitas pada rentang 30 ohm -1
hingga 50 ohm-1 sama seperti slicing EF. Namun dari tabel konduktivitas listik yang saya lihat
pada internet konduktivitas listrik pada rentang tersebut adalah silikon dan barang-barang plastik.
Mungkin terdapat barang plastik tertanam di daerah itu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang penulis lakukan
adalah:
1. Pengukuran yang dilakukan di Lapangan Merah Universitas Padjadjaran mendapatkan
hasil 434 titik yang tersebar dalam 5 line.
2. Mendapatkan peta anomaly konduktivitas yang perbandingannya kemudian setelah
slicing terlihat pada Grafik AB, CD, dan EF
3. Secara kualitatif dapat disimpulkan bahwa alat terkena imbas elektromagnetik dari
matahari dan lingkungan sekitar pada titik AB. Karena jika kita menganalisa bahwa
disana ada bahan ferromagnetic maka hal tersebut dapat dikatakan salah ketika kita
melihat medan pengukuran yang tidak menunjukkan adanya besi sekalipun.
4. Secara kuantitatif dapat dilihat bahwa anomaly konduktivitas terdapat pada rentang -15
ohm.m-1 dan 60 ohm.m-1 yang menunjukkan bahwa adanya benda anomali yang bersifat
konduktiv di bawah permukaan lapanganmerah.
5.2 Saran
Adapun saran-saran dari penulis untuk pengukuran lanjutan kedepannya adalah:
1. Pengukuran lebih baik di lakukan menggunakan 2 metode, tidak hanya Horizontal CoPlannar tapi juga menggunakan metode geolistrik sehingga mendapatkan perbandingan
nilai.
2. Penelitian sebaiknya dilakukan pada saat sore hari sehingga terik matahari tidak terlalu
berpengaruh pada alat
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gfinstruments.cz/index.php?menu=gi&cont=cmd_ov
http://rilgeofisika.blogspot.com/2012/07/metode-elektromagnetik-vlf.html
http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S0102-261X2010000100002&script=sci_arttext
Telford, W.M., Geldart, R.E., Sheriff, D.A.,and Keys, 1979, Applied Geophysics,Cambridge
University Press.