BU SAPTO Principles of Toxicology
BU SAPTO Principles of Toxicology
chemical agents
Agent
Species
Ethanol
Sodium chloride
Ferrous sulphate
Morphine sulphate
Phenobarbital Sod
DDT
Picrotoxin
Strychnine sulphate
Nicotin
D-Tubocurarine
Hemicholinium-3
Tetrodoxin
Dioxin (TCDD)
Botulinum toxin
Mouse
Mouse
Rat
Rat
Rat
Rat
Rat
Rat
Rat
Rat
Rat
Rat
Guinea-pig
Rat
10,000
4,000
1,500
900
150
100
5
2
1
0.5
0.2
0.1
0.001
0.00001
Uji Toksisitas
Karena pertimbangan moral etik dan hukum
penelitian toksikologik eksperimental tidak
dilakukan pd manusia
Pada hewan uji in vivo / in vitro
Rancangan yang baik dan penelitian yang
seksama (properly qualified ) dpt
memberikan gambaran efek toksik pd
manusia
UJI TOKSISITAS
Uji Toksisitas Akut
Mendapatkan informasi tentang dosis yg dpt
mematikan 50% hewan uji (LD50) suatu bahan
serta gejala keracunan, penyebab kematian dan
urutan proses kematian
Satu kali
Kurang dari 1
minggu
Satu kali
Lebih dari 4
minggu
Satu kali
Paling tidak
26 minggu
Paling tidak 1
tahun
Dosis terendah :
Dosis tertinggi yang tidak menyebabkan
kematian hewan uji
Dosis tertinggi :
Dosis terendah yang menyebabkan seluruh
atau hampir seluruh hewan uji mati
Dpt dicari dengan dosis yang secara tehnis
dapat diberikan pada hewan uji
Kisaran dosis diperkirakan menyebabkan 10-90%
kematian hewan uji pd masa akhir uji
Cara menghitung LD 50
1. Perhitungan dengan grafik Miller dan
Tainter (1944)
Menggunakan kertas grafik logaritmik-probit
(skala logaritmik pd absis, skala probit pd
ordinat)
Probit : transformasi dr hasil pengukuran yg
digambarkan dlm kurva sigmoid (hubungan
antara respon kuantal dgn logaritme dosis)
menjadi kurva yg lurus
Lihat copy-an
DFP
fenobarbital
IV
45
0,34
80
IP
230
1,00
130
IM
630
0,85
124
SC
800
1,00
130
Oral
500
0,90
280
DFP= diisoprophyfluorophosphat
Peringkat dosis
dosis terendah: yang tidak menimbulkan
gejala toksik akut
Dosis tertinggi : yang menimbulkan gejala
keracunan akut tapi tidak menyebabkan
kematian
Lama pemberian
Lama masuknya bahan uji
dalam keadaan sehari-hari
Pemeriksaan hematologik
Kuantitatif (jumlah sel) dan
kualitatif (morfologik)
Pemeriksaan postmortal
Pengamatan makros-mikros pd organ
Pengamatan abnormalitas bentuk, ukuran,
berat organ dan homogenitas jaringan
Perlu diperhatikan bahwa hasil pemeriksaan
mikros dpt dipengaruhi oleh cara
pemrosesan pembuatan preparatnya.
Hewan uji
Satu jenis hewan rodensia dan satu jenis
hewan non rodensia, umur dewasa, 2 jenis
kelamin
Tiap kelompok rodensia min. 20 ekor,
nonrodensia min 4 ekor
Peringkat dosis
Paling tidak 3 peringkat dosis
Dosis terkecil : dosis yg pd uji toksisitas akut
tidak menimbulkan gejala keracunan
Dosis terbesar : dosis yg pada uji toksisitas
akut menimbulkan beberapa kematian hwn
uji.
Dosis antara termasuk dosis yg digunakan
dalam keadaan sehari-hari
-tidak diperlukan
-paling tidak 6 bulan
-paling tidak satu tahun
Reproductive Toxicology
Utk mengetahui efek toksik dr suatu bahan
(agen eksogen) pada sistem reproduksi
Efek terhadap libido, sterilitas, mutagenesis,
kematian fetus, kematian perinatal dll
Spermatogenesis
Testiculer pathogenesis
Epididymal sperm
Celuller biochemistry
Fertility
In vitro fertilization
Hormon profile
Motility
etc
Betina
Embriogenesis
Ovarian pathogenesis
Estrus cycle
Fertility
Hormon profile
In vitro fertilization
etc
Abnormalitas
morfologi sperma
Reproductive toxicology
on female rodent (mice, rat)
treatment
gestation
lactation
15 days
mating
parturition
euthanasia
19-20
22
weaning
euthanasia
42
days
maturasi
histogenesis
organogenesis
0
10
20
30
40
Masa embrio
50
60
70
80
90
Masa fetus
280
(hari)
Masa organogenesis
Hari ke6-15
6-15
6-18
22
19
33
Marmot
10-18
66
Hamster 8-12
manusia 21-56
15
267
heart
eye
Nervous sistem
External genitalia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
day
Nama zat
Talidomid
Tiourasil
Klorpropamid
Kortison
Etinil testoteron
Klorambusil
Nitrogen mustard
Uretan
kolsikin
No.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Nama Zat
Hipervitaminosis A
Kelebihan a. nikotinat
Biru tripan
Biru evan
Aktinomisin D
Tetrasiklin
Fenilmerkuri asetat
Timah hitam
talium
UJI TERATOGENESIS
Hewan uji yg sering digunakan adalah mice,
rat dan kelinci (didasarkan kedekatan ciri
dan sifat tertentu pd manusia)
Penelitian dgn mudigah ayam ternyata
terlalu sensitif, hasil berbeda pada manusia
Hewan uji babi digunakan krn sifat biologik
banyak anak dan peka terhadap teratogen
Penggunaan hewan uji kera kedekatan
filogenetik dgn manusia
Uji teratogenesis
Hewan uji
Jumlah Harus memenuhi sarat statistik
Jika angka kejadian malformasi 0,5%, berarti 1 malformasi
hanya ditemukan pada 200 ekor hewan uji
Pengamatan :
Jumlah implantasi (ada nodul yg kaya
vaskularisasi)
Jika ada selisih antara implantasi total
dengan jumlah korpora luteaterjadi
preimplantation loss (resorpsi awal)
Jumlah resorpsi : selisih jumlah
persarangan dengan jumlah janin yg tetap
hidup sampai cukup umur
Uji karsinogenesis
Efek Iritatif
Hewan uji yg sering digunakan kelinci,
marmut, tikus putih
Jika bahan uji merupakan bahan yg
sengaja/tidak sengaja terjadi kontak pada
kulit berkali-kaliperlu uji toksisitas utk
melihat efek sistemik
Referensi :
Donald J.Ecobichon The Basis of Toxicity Testing
Ngatijan, Metodologi Penelitian dalam Toksikologi