2.1
proyek.
Sebagai
contoh,
Microsoft
Corporation
yang
memulai
2.2
2.3
Definisi Proyek
evaluasi proyek yang lazim dilakukan setelah proyek selesai dilakukan (Nancy
mingus, 2006,p6). Iman Soeharto (1999,p2) mengartikan kegiatan proyek sebagai
satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan
alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang
kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas.
bukunya project management menyatakan bahwa proyek adalah urutan tugas yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang unik dalam kerangka waktu yang
telah ditetapkan. Dalam setiap proyek langkah-langkah pelaksanaan bisa bervariasi,
akan tetapi tipe-tipe langkah tersebut konsisten dan umumnya bisa diulangi. Dalam
bukunya
10
2.4
Kegiatan Operasional
Berulang-ulang, rutin
setajam proyek.
2.5
11
Biaya
waktu
Cakupan
Gambar 2.1 Hubungan kelima tolak ukur
12
2.6
Perencanaan Proyek
Perencanaan suatu proyek mensyaratkan bahwa tujuan proyek harus
dinyatakan dengan jelas sehingga manajer dan timnya mengetahui apa yang
diinginkannya.
Pada
fase
ini
didefinisikan
tujuan
dan
sasaran
proyek,
13
2.6.1
Santosa
(2003,p49)
pembuatan
juga
penjadwalan
memaparkan
bahwa
pemecahan
proyek
estimasi
ongkos
dan
ini
serta
menentukan siapa yang harus bertanggung jawab. Sampai sejauh mana pedoman
harus dipecah tidak ada pedoman yang baku. Sejauh pekerjaan itu sudah cukup
mudah dilaksanakan, dapat ditentukan waktu penyelesaiannya, sumber daya apa
yang diperlukan dan biaya yang diperlukan dapat dihitung, itu berarti sudah cukup
memadai.
Struktur pemecahan kerja memiliki tingkatan sebagai berikut (Budi
Santosa,2003,p49) :
Tabel 2.2 Tingkatan pemecahan proyek
Tingkat
Deskripsi
Proyek
Tugas
Subtugas
Paket Pekerjaan
14
1. Selama analisis WBS manajer fungsional dan personel akan terlibat dalam
pengerjaan WBS. Persetujuan mereka membantu memastikan tingkat akurasi
dan kelengkapan pendefinisian pekerjaan dan mendapatkan komitmennya
terhadap proyek.
2.6.2
Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk
seluruh kegiatan proyek. Pada penjadwalan orang, uang, dan bahan dihubungkan
untuk kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing kegiatan satu dengan
yang lainnya. Penjadwalan proyek meliputi: pengurutan dan pembagian waktu untuk
seluruh kegiatan proyek. Pada tahap ini manajer memutuskan berapa lama tiap
kegiatan memerlukan waktu penyelesaian dan menghitung berapa banyak orang
yang diperlukan pada tiap tahap produksi (Jay Heizer & Barry Render,2006,p75).
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006,p78) suatu pendekatan
penjadwalan
proyek
yang
populer
adalah
Diagram
Gantt.
Diagram
Gantt
15
2.7
teknik
melalui
gambar-gambar
rencana
dan
spesifikasi
teknis.
16
2.7.1
17
network
adalah
alat
yang
digunakan
untuk
merencanakan,
Aktivitas (activity)
:Merupakan
sebuah
elemen
proyek
yang
memerlukan waktu.
Aktivitas Gabungan
Aktivitas paralel
18
Jalur
:Sebuah
urutan
dari
berbagai
aktivitas
yang
Predecessor
:Aktivitas pendahulu
Successor
Jalur kritis
:Jalur
terpanjang
pada
jaringan.
Jika
sebuah
Aktivitas menggelembung
mengikuti
ketergantungan
(lebih
dari
satu
yang
mengalir
anak
dari
panah
aktivitas
tersebut).
Event
2.8.1
19
Event / node
20
node akhir proyek tuggal dapat digunakan untuk mengindikasikan akhir proyek.
21
Kegiatan-pada-Titik
(AON)
A
A
B
Kegiatan-pada-Panah
A
C
B
B
A
C
A
C
C
D
C
Kegiatan
B
Kegiatan
22
Selain gambar aktivitas dan kegiatan di atas, maka terdapat pula aktivitas
semu (dummy) untuk memperjelas hubungan. Kegiatan semu berfungsi sebagai
penghubung yang tidak membutuhkan sumber daya maupun waktu penyelesaian
(Budi Santosa, 2003,p57). Dummy diperlukan bila sebuah jaringan mempunyai dua
kegiatan dengan kejadian mulai dan akhir yang sama. Aktivitas semu (dummy) juga
digambarkan sebagai anak panah putus-putus dan mempunyai waktu penyelesaian
nol (Jay Heizer & Barry Render,2006,p81).
Dummy
2.8.2
ES
23
Yaitu waktu paling awal suatu kegiatan (Earliest Start Time). Bila waktu kegiatan
dinyatakan atau berlangsung dalam hari, maka waktu ini adalah hari paling awal
kegiatan dimulai.
EF
Yaitu waktu selesai paling awal suatu kegiatan (Earliest Finish Time). Bila hanya
ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan ES
kegiatan berikutnya.
LS
Yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai (Latest Allowable Start Time),
Waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara
keseluruhan.
LF
Yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh selesai (Latest Allowable Finish Time)
tanpa memperlambat penyelesaian proyek.
Fordward pass mulai dengan aktivitas pertama dari proyek dan melacak
masing-masing jalur di sepanjang jaringan sampai aktivitas terakhir dari proyek.
24
Ketika melacak sepanjang jalur ditambahkan waktu aktivitasnya (Clifford F.Gray dan
Erik W. Larson, 2007,p146).
Berdasarkan definisinya, start awal (ES) merupakan waktu tercepat suatu
kegiatan dapat dimulai, yang berarti hari pertama. EF dari suatu kegiatan adalah
jumlah dari waktu mulai terdahulu (ES) dan waktu kegiatannya (EF = ES + waktu
kegiatan). Dalam fordward pass mengharuskan mengingat tiga hal ketika
menghitung waktu aktivitas awal, yaitu (Clifford F.Gray dan Erik W. Larson,
2007,p146):
1. Menambahkan waktu aktivitas sepanjang masing-masing jalur di dalam jaringan
(ES + Dur = EF)
2. Membawa finish awal (EF) ke aktivitas berikutnya di mana ia menjadi start
awal(ES), kecuali
3. Aktivitas berikutnya adalah aktivitas gabungan. Dalam hal ini dipilih angka finish
awal (EF) paling besar dari semua aktivitas pendahulunya.
25
backward pass dimulai dengan kegiatan terakhir dari suatu proyek. Untuk tiap
kegiatan, langkah pertama menentukan nilai LF diikuti nilai LS (Jay Heizer & Barry
Render,2006,p89).
Start akhir (LS) adalah waktu paling akhir di mana suatu tugas dapat dimulai
tanpa penundaan tugas berikutnya. Perhitungannya dengan mengurangi durasi
tugas dari finish akhir (LF) dan kemudian menambah satu hari.
Start akhir (LS) serupa dengan (ES); diharuskan mengingat tiga hal berikut
(Clifford F.Gray dan Erik W. Larson, 2007,p149):
1. Mengurangi waktu aktivitas sepanjang masing-masing jalur mulai dengan
aktivitas terakhir dari proyek (LF Dur = LS)
2. Membawa LS ke aktivitas mendahului berikutnya untuk menetapkan LF, kecuali
3. Ativitas mendahului berikutnya adalah aktivitas menggelembung (burst activity);
dalam hal ini memilih LS terkecil dari semua aktivitas pengganti berikutnya untuk
menetapkan LF-nya.
26
Finish akhir (LF) dari suatu kegiatan adalah perbedaan antara waktu finish
akhir dan waktu kegiatannya (LS = LF waktu kegiatan) (Jay Heizer & Barry
Render,2006,p90).
untuk
bisa
diundur,
tanpa
menyebabkan
keterlambatan
proyek
Free float adalah lamanya suatu tugas dapat mundur tanpa menunda tugas
berikutnya.
Total float adalah lamanya suatu tugas dapat mundur tanpa menunda seluruh
proyek.
27
Dalam proyek sederhana, free float dan total float biasanya sama, tetapi
dalam proyek dengan beberapa jalur paralel, keduanya dapat berbeda secara
signifikan.
Jalur kritis merupakan suatu hal yang selalu menjadi perhatian dalam
penjadwalan proyek disamping umur proyek, karena terlambat atau tidaknya proyek
tergantung dari terlambat atau tidaknya kegiatan yang berada pada lintasan kritis itu
(Eddy Herjanto,2007,p370).
Kegiatan pada slack = 0 disebut sebagai kegiatan kritis dan berada pada
jalur kritis. Jalur kritis adalah jalur tidak terputus melalui jaringan proyek yang (Jay
Heizer & Barry Render,2006,p92):
2.9
Terdiri dari hanya kegiatan kritis (yaitu kegiatan yang tidak memiliki waktu slack)
Program evaluation and review technique (PERT) dan chritical path method
(CPM) dikembangkan di tahun 1950-an untuk membantu para manajer membuat
penjadwalan , memonitor, dan mengendalikan proyek besar dan complex. Meskipun
pada dasarnya terdapat persamaan pendekatan antara metode CPM dengan metode
PERT, namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar dalam mengestimasi
waktu kegiatan (Render, Stair, dan Hanna, 2003, p520).
CPM dan PERT keduanya memiliki enam langkah sebagai berikut (Jay Heizer
& Barry Render,2006,p80):
a. Mendefinisikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja
b. Membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang
28
2.9.1
Technique)
PERT memiliki banyak kesamaan dengan CPM. Seperti dalam CPM , PERT
menggunakan teknik diagram AOA/AON (Wulfram I. Ervianto,2007,p36). Metode
PERT
merupakan
teknik
dengan
menggunakan
probabilitas,
yaitu
yang
29
t = (a + 4m + b)/6
30
PERT
menentukan
menggunakan
varians
proyek
varians
kegiatan
keseluruhan.
jalur
Varians
kritis
proyek
untuk
dihitung
P2
= Varian Proyek =
Contoh :
Waktu kegiatan f adalah: a = 1 minggu, b = 9 minggu, m = 2 minggu
Maka:
varians kegiatan f :
membantu
dengan
31
32
Z=X/
Keterangan : Z = probabilitas
= deviasi standart
X = target waktu penyelesaian
= rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan
Nilai ini kemudian digunakan untuk menemukan probabilitas yang berhubungan
dalam Tabel A.1 dari Apendiks A, dapat dilihat pada lampiran 9.
Contoh :
Z=X/
2.9.2
33
yang
bila
pelaksanaannya
terlambat
akan
menyebabkan
Yaitu
waktu
tecepat
untuk
menyelesaikan
kegiatan.
3. Latest start time (LS)
2.9.3
Crashing Proyek
34
Wajar bagi seorang manajer proyek menghadapi salah satu situasi berikut
(Jay Heizer & Barry Render,2006,p100):
1. Proyek tertinggal dari jadwal yang telah ditetapkan
2. Waktu penyelesaian proyek yang telah dijadwalakan dimajukan
Dalam situas manapun, beberapa atau semua kegiatan yang ada harus
dipercepat untuk menyelesaiakan proyek pada batas waktu yang diinginkan. Proses
di mana kita ingin memperpendek jangka waktu suatu proyek dengan biaya paling
rendah disebut sebagai crashing proyek. Seberapa banyak sebuah kegiatan bisa
diperpendek (perbedaan antara waktu normal dan waktu crash) bergantung pada
kegiatannya, mungkin juga terdapat kegiatan yang tidak dapat diperpendek sama
sekali. Percepatan waktu proyek seringkali bertujuan untuk memperoleh biaya total
yang minimum atau terkadang bertujuan untuk mengejar suatu momen tertentu
(Eddy Herjanto,2007,p374).
Demikian pula biaya crashing sebuah kegiatan tergantung pada sifat proyek
tersebut. Biasanya lebih disukai percepatan sebuah proyek dengan biaya tambahan
yang paling sedikit. Karenanya, kita memilih kegiatan mana yang dilakukan crash,
dan seberapa banyak , harus memastikan hal berikut (Jay Heizer & Barry
Render,2006,p101):
35
Langkah 1 : Hitung biaya crash per minggu (atau satuan waktu lain) untuk setiap
kegiatan dalam jaringan. Jika biaya crash linear menurut waktu, maka
rumus berikut dapat digunakan :
Biaya crash per periode = ( biaya crash biaya normal) / (waktu normal
waktu crash)
Langkah 2 : Dengan menggunakan waktu kegiatan sekarang temukan jalur kritis
pada jaringan proyek. Kenali kegiatan kritis.
Langkah 3 : Jika hanya ada satu jalur kritis, pilihlah kegiatan jalur kritis yang (a)
masih bisa dilakukan crash dan (b) mempunyai biaya crash terkecil per
preiode. Jika terdapat lebih dari satu jalur kritis ,maka pilih satu kegiatan
dari setiap jalur kritis sedemikian rupa sehingga (a) setiap kegiatan yang
dipilih masih bisa dilakukan crash dan (b) biaya crash total per periode
dari semua kegiatan yang dipilih merupakan yan terkecil. Crash setiap
kegiatan dengan satu periode.
Lanhkah 4 : Perbaharui semua waktu kegiatan. Jika waktu kegiatan yang diinginkan
telah tercapai berhenti. Jika tidak, kembali ke langkah 2.
2.10
No
CPM
1 Deterministik,satuangka
2 Kurunwaktupenyelesaianproyekditandai
dengansuatuangkatertentu
3
Hitungananalisisuntukprobabilitytidak
PERT
Probabilitas,tigaangka
Kurunwaktupenyelesaianproyekdi
tandaisuatuangkatertentuditambah
varians
Dapatmenghitungdanmenganalisis
36
2.11
asa
prosedurjelasdalammenganalisijadwal
yangekonomis
probability
Dalammenganalisisjadwal
ekonomisperludikonversikankeCPM
dahulu
2.
3.
Penjadwalan Lembur
37
Cara paling mudah untuk menambahkan lebiah banyak tenaga kerja pada
sebuah proyek bukanlah menambahkan lebih banyak orang pekerja, tetapi
dengan menjadwalakan lembur. Lembur mempunyai kerugian: pekerja yang
digaji perjam pada umumnya dibayar satu setengah kali upah per jam ketika
mereka lembur, dan dua kali upah perjam ketika mereka lembur akhir pekan
dan hari libur. lembur mengakibatkan produktivitas menurun karena adanya
batasan alamiah pada manusia. Sekalipunada kerugaian potensial ,lembur
dan bekerja dengan jam yang lebih panjang menjadi pilihan yang disukai
untuk mempersepat penyelasaian proyek.
4.
5.
38
a. Fast Tracking
kadang-kadang memungkinkan untuk menyusun kembali logika jaringan
proyek sedemikian sehingga aktivitas kritis dilakukan secara paralel
ketimbang sekuensial.
b. Rantai Kritis
Rantai kritis (c-c) dirancang untuk mempercepat penyelesaian proyek.
Prinsip ini sangat baik dan layak dilakukan bila kecepatan adalah krusial.
Tetapi sulit dilakukan karena memerlukan pelatihan yang memadai dan
perubahan yang perspektif dan kebiasaan, yang mempunyai banyak
waktu diadopsi.
c.
d. Brainstorming
Anggota tim proyek dapat menjadi sumber gagasan untuk mempercepat
aktivitas proyek , mereka juaga dapat menawarkan cara yang kelihatan
(tangibel) untuk mengurangi biaya-biaya proyek.
e. Mengompromikan Kualitas
39
40
2.12
Kerangka Pemikiran
PT. Duta Graha Indah
Penjadwalan Proyek
Kurva S
Penetapan Work
Breakdown Structure
Analisis Proyek
Pengaplikasian
Metode PERT/CPM
Pengaplikasian
Metode Crashing
Rekomendasi