Ginta Widya S.
3513100033
Balqis Imania N.
3513100090
Sarah Jeihan I.P
Penggunaan Data Spasial dalam upaya penyelesaian Sengketa atas Tanah oleh
Joko Subagyo dan Muh Arif Suhattanto
LATAR BELAKANG
Dewasa ini dengan bertambahnya jumlah penduduk, mengakibatkan
meningkatnya kebutuhan akan tanah, padahal sumber daya tanahnya tetap.
Kondisi tersebut dapat mendorong terjadinya konflik terkait penguasaan dan
pemilik tanah. Konflik yang banyak terjadi adalah sengketa tanah. Sengketa
tanah tidak lepas dari 3 komponen utama dalam perdaftaran tanah yang terdiri
dari subyek pendaftaran tanah atau pemilik hak atas tanah , objek pendafataran
tanah yang memberikan hubungan hukum antara pemilik dengan bidang
tanahnya. Dalam pendafatarn tanah , data-data tersebut dikenal sebagai data
yuridis yang memuat tentang hukum dan sistematikanya serta data yang tidak
kalah penting yang dikenal sebagai data spasial yang memberikan informasi
mengenai posisi dan letak bidang tanah dalam bentuk Surat Ukur dan Peta.
Sengketa tanah yang menjadi objek penelitian merupakan sengketa kepemilikan
yang terjadi karena adanya overlapping sertipikat Hak Guna Bangunan PT.Real
Jaya Property , Tbk dengan Sertipikat Hak Milik atas nama Abdul Wahab
Bachruddin yang terletak di Desa Pondok Pinang, kecamatan Pondok Aren,
kabupaten Tangerang, provinsi Banten.
MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dalam review paper ini adalah mengetahui
permasalan sengketa tanah yang terjadi akibat overlapping Hak Guna Bangunan
suatu perusahaan dengan Hak Milik atas perseorangan dan mengetahui
penyelesaian sengketa pertanahan dengan memberikan peranan yang sama
pentingnya data-data spasial dengan data-data yuridis.
METODOLOGI
Adapun metode dalam permasalahan ini yaitu :
1. Persiapan
Melakukan kajian pustaka terhadap buku-buku referensi yang berkaitan
topik
2. Pengumpulan data
Melakukan pengumpulan data antara lain data-data yuridi, data lapangan,
data spasial berupa surat ukur dan citra satelit
3. Pengolahan data
Data-data yang dipakai diperoleh dari Direktorat Penyelesaian Sengketa
dan Konflik Pertanahan BPN RI yang terdiri dari data-data yuridis dan datadata spasial. Dengan membandingkan 2 analisis antara analisis yang
dilakukan BPN dengangabungan analisi spasial dan analisis yuridis.
Diperoleh kesimpulan mengenai kesalahan-kesalahan prosedur apa aja
Kronologi Permasalahan
A. Proses Perolehan HGB an. PT Real Jaya Property
Tanah semual
berasal dari tanah
bekas Perkebunan
Serpong
Perkebunan Serpong
melepas haknya
kepada PT Supra
Veritas
Tanah dialihkan
kepada PT. Bintaro
Raya
Pererbitan SK
Gubernur Jawa Barat
mengenai pemberian
HGB an. PT. Bintaro
Raya
Kantor Pertanahan
Kabupaten
Tangerang
menerbitkan
sertipikat HGB an.
PT. Bintaro Raya
Tanah merupakan
tanah garapan yang
beralih kepada Idup
Nain berdasarkan
warisan
Tanah dialihkan
kepada Abdul Wahab
B.
Penerbitkan SK
tentang pemberian
HM kepada Abdul
Wahab
Kantor Pertanahan
Kab. Tangerang
menerbitkan setipikat
HM an. Abdul Wahab
Abdul Wahab
mengajukan
permohonan bahwa
PT. Perkebunan II
tidak lagi menguasai
tanah perkebunan
Serpong
C. Overlapping sertipikat HGB PT. Real Jaya Property, Tbk. Dengan sertipikat
HM an. Abdul Wahab
II.
Abdul Wahab
mengajukan
permohonan kepada BPN
Keluarnya putusan MA
yang menolak
permohonan kasasi dari
dari Abdul Wahab
Abdul Wahab
mengajukan surat-surat
pengaduan kepada
komisi Yudisial
Penyelesaian sengketa
menetapkan PT. Real
Jaya Property sebagai
pihak yang berhak atas
tanah obyek sengketa
III.
Dalam SK Gubernur Kepala Daerah tentang pemberian HGB kepada PT, Bintaro
disebutkan penggarapan rakyat secara menetap yang sudah ada sebelum
pemberian HGB ini dan belum mendapat penyelesaian maka mejadi kewajiban
atau tanggungjawab sepenuhnya dari penerima hak.
IV.
Penerbitan sertipikat HGB atas nama PT. Bintaro Raya yang berubah nama
menjadi PT. Real Jaya Proprety kenyataannya tidak mempertimbangkan
keberadaan pengharapan tanah oleh pihak lain. Sehinga, penerbitan
sertipikattersebut catat hukum dan untuk itu seharusnya dibatalkan oleh BPN RI
tanpa menunggu keputusan pengadilan. Dengan demikian berdasarkan analisis
yuridis dan spasial menyatakan Abdul Wahab sebagai pihak yang secara hukum
lebih berhak atas tanah objek sengketa.
KOMENTAR
Terjadi perbedaan hasil antara analisis yuridis yang dilakukan oleh BPN RI
dengan analisis data spasial yang dilakukan oleh Joko Subagyo dan Muh Arif
Suhattanto. Tidak adanya nilai ganti rugi uang kepada pihak yang tidak
menerima hak atas tanah tersebut.
SARAN
KELEBIHAN
1. Disajikan data spasial sehingga memudahkan pembaca untuk memahami
penyelesaian konflik sengketa tanah tersebut
2. Perancangan metode penyajian data sengketa yang sistematis
3. Rangkaian konflik pertanahan yang disajikan mudah dipahami dan runtut
KEKURANGAN
1. Tidak membahas tentang Undang-Undang pertanahan di dasar teori
sebagai dasar pertanahan di Indonesia dan tujuan yang harus di capai
2. Tiopologi konflik pertanahan dalam Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia tidak dijelaskan secara detail
3. Tidak ada tujuan dan manfaat penelitian
4. Tidak mencantumkan ruang lingkup penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Subagyo, Joko dan Muh Arif Suhattanto, 2013, Penggunaan Data Spasial Dalam
Upaya Penyelesaian Sengketa Atas Tanah. STPN, Jogjakarta