Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Miras
Senin, 15/12/2014 20:18 WIB
Sleman - Korban tewas akibat minuman keras (miras) oplosan kembali terjadi Sleman.
Dua orang tewas dan dua orang masih dirawat di rumah sakit.
Dua orang tewas adalah Abdul Wahid dan adiknya Tri Adi warga Dusun Jogokerten Desa
Trimulyo Sleman. Sedangkan dua orang yang dirawat di rumah sakit adalah Budi dan
Edot. Keduanya saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Sleman.
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan Abdul Wahid meninggal hari ini Senin
(15/12/2014) pagi. Sedangkan adiknya Tri Adi meninggal di rumah sakit sekitar pukul
14.30 WIB.
Ketiga korban yakni Tri Adi, Edot dan Budi baru dirawat di rumah sakit pada Senin pagi.
Namun karena kondisinya kritis Tri Adi akhirnya meninggal. "Jenazah Abdul Wahid tadi
sore sudah dimakamkan oleh keluarganya di makam dusun. Adiknya Tri Adi sore tadi
juga meninggal," kata Warsono warga Jogokerten, Trimulyo Sleman, Yogyakarta.
Keluarga korban saat ini masih menunggui di rumah sakit. Kedua orang yang ikut pesta
miras masih diinfus dan kondisinya lemah. Mereka mengalami perut mual, pusing,
keringat dingin dan sesak nafas.
Sementara itu secara terpisah Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin mengatakan mereka
melakukan pesta miras pada hari Sabtu (13/12/2014) siang. Saat melakukan pesta miras
bersama enam orang di rumah warga Trimulyo, yakni Agus.
"Mereka membeli miras dari seorang bernama Catur warga Trimulyo. Dia juga sudah
diperiksa di Polsek Sleman," katanya.
Dia mengatakan meski sudah sering melakukan razia miras di sejumlah tempat, masih
ada warga yang menjual secara sembunyi-sembunyi. Oleh karena itu pihaknya akan terus
melakukan operasi terhadap peredaran miras di Sleman.
Sumber: http://news.detik.com/read/
2. Kelautan
Terima Info 30 Kapal Ilegal Ditangkap Hari ini, Jokowi Sebut Masih Sangat
Kurang
Senin, 15 Desember 2014 | 15:51 WIB
Kompas.c
om/SABRINA ASRILPresiden Joko Widodo di Hari Nusantara 2014 di Pulau Laut, kabupaten
"30 kapal, Pak," jawab Susi yang terlihat santai dengan menggunakan
kaus berwarna putih, berkacamata hitam, sambil memegang kipas.
"Oh, 30-an, yang beredar itu ada 5.000-7.000 kapal, masih sangat
kurang," celetuk Jokowi.
Mendengar sindiran Presiden, Susi langsung tertawa lepas dan menunjuk
ke arah Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kapolri Jenderal (Pol)
Sutarman. Seisi ruangan pun tertawa mendengar sindiran halus Jokowi
itu.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap agar ke depannya
penenggelaman kapal bisa terus dilakukan.
"Semoga tidak ada yang ditangkap karena sekarang sudah tidak ada lagi
yang berani masuk ilegal," imbuh dia.
Jokowi mengaku telah memerintahkan Menteri Keuangan Bambang
Brodjonegoro agar mengalokasikan anggaran untuk pembelian kapal
patroli sebanyak-banyaknya. Selama ini, sebut Jokowi, Indonesia telah
rugi Rp 300 triliun karena tak mengawasi kekayaan laut yang dimiliki.
"Lihatlah laut ini, laut adalah masa depan kita," ucap Jokowi.
Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2014/12/15/15511311/
3. Pendidikan Nasional
Senin, 15/12/2014 20:23 WIB
Grandyos/de
tikcom
Sumber: http://news.detik.com/read/2014/12/14/083004/2776645/1148/
4. Agama
Sabtu, 13/12/2014 13:28 WIB
Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan angkat bicara soal kelompok yang
menentang Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sehingga muncul
gubernur tandingan. Zulkifli mengajak masyarakat tidak mengkritik Ahok karena
latar belakang pribadi Ahok, tapi gagasan dan pemikirannya.
Hal itu disampaikan saat memberi kuliah pada seminar nasional bertema 'Potret
Komunikasi Politik Parlemen RI' di kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta
(UMJ) di Cirendeu, Tangsel, Sabtu (13/12/2014).
"Soal Ahok boleh dikritisi, tapi konsep dan pemikirannya. Tidak boleh karena
Tionghoa. Soal suku, agama dan ras sudah selesai. Itu janji kemerdekaan kita,"
kata Zulkifli dalam konteks kebangsaan kepada sekitar 300 mahasiswa yang
hadir.
"Tidak ada Undang-undang yang melarang anak bangsa apapun untuk tidak
boleh jadi apapun di negara ini. Itu tugas pokok kita dengan pemerintah untuk
memenuhi janji politik dalam perilaku kita sehari-hari," imbuhnya.
Sumber: http://news.detik.com/read/2014/12/13/132807/2776447/10/
Sabtu, 13/12/2014 16:10 WIB
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Ahok kembali menjadi sorotan setelah beredar
tudingan jika suksesor Jokowi itu hendak melegalkan miras. Namun, tahukah
Anda jika sebelum Ahok menjadi gubernur pun miras sudah diproduksi secara
legal, hanya saja distribusinya kerap tidak terkontrol dengan baik.
"Ahok katanya meresmikan miras, dari dulu miras emang resmi tapi bagaimana
jualannya," ungkap Ahok di peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
yang digelar di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12/2014).
Miras yang perlu disoroti dikatakan suami Veronica Tan ini adalah mengenai
peredaran dan produksinya. Jika miras tidak diproduksi di pabrik-pabrik yang
telah tersertifikasi dan peredarannya sembarangan, itulah yang disebut Ahok
tidak resmi.
"Nanti dibuat jadi miras oplosan. Terus Ahok dibilang katanya mau mengkafirkan
orang Jakarta (karena miras), emang yang korupsi nggak lebih kafir? Semua
dihubung-hubungkan dengan agama," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
Seringnya Ahok mendapat tudingan miring, membuatnya telah terbiasa. Bahkan
ia sudah siap jika kebijakannya terkait kartu anggota PKL yang terintegrasi
dengan ATM bank akan kembali dicibir nanti.
"Nanti saya dibilang Ahok pembela neoliberalisme juga. Ahok neolib. Mimpin
Jakarta nggak harus cerdas karena di Jakarta orang pintarnya banyak. Nggak
perlu latihan otak, tapi latihan otot. Otot kaki, kalau didemo dikejar bisa lari lah,"
tutur Ahok bersarkasme.
"Saya dengan tegas mengatakan tidak apa kalau tidak memilih saya (di Pilgub
berikutnya), pilih saja orang yang makan uang Anda," tutupnya.
Sumber : http://news.detik.com/read/2014/12/13/161007/2776519/10/