Epidermis
Epidermis terbagi atas 3 lapisan :
1. Lapisan Basal atau Stratum Basale
2. Lapisan Malphigi atau Stratum Spinosum
3. Lapisan Granular atau Stratum Granulosum
4. Lapisan Tanduk atau Stratum Korneum
Pada telapak tangan dan kaki dijumpai lapisan tambahan diatas lapisan granular yaitu
stratum lusidum atau lapisan sel sel jernih.
Lapisan basal terdiri dari 1 lapis sel sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis
tersusun palisade ( seperti pagar ). Didalam sel-sel ini terdapat sitoplasma yang basofilik dengan
inti yang besar, lonjong, berwarna hitam, sel sel basal mengadakan mitosis dan berfungsi
reproduktif.
Pada lapisan basal ini terdapat melanosis yaitu sel dendrit yang membentuk melanin.
Melanin berfungsi untuk melindungi kulit terhadap sinar matahari. Semua ras mempunyai jumlah
melanosit yang sama. Perbedaan warna kulit bergantung pada kegiatan melanosit.
Lapisan Malphigi, merupakan lapisan epidermis yang paling tebal dan kuat. Terdiri dari 4
8 sel poligonal yang dibagian atas menjadi lebih gepeng. Sel sel ini mempunyai protoplasma
yang menonjol dan terlihat seperti duri-duri. Sel-selnya mengandung banyak glikogen. Diantara
sel-selnya terdapat sel Langerhans. Didapati jembatan antar sel yang merupakan desmosom
yang penting dalam penyakit-penyakit imunologi karena sering ditimbun oleh Ig. Lapisan granular
terdiri dari 2 3 lapisan tanpa inti, mengandung granula keratohialin, basofilik. Lapisan ini
berfungsi sebagai filter U.V.
Lapisan tanduk terdiri dari 20-25 lapis sel tanpa inti, gepeng, tipis dan mati. Pada bagian
permukaan, sel-sel ini terus menerus mengelupas tanpa terlihat. Pada kulit normal pembentukan
epidermis dari basal sampai stratum korneum berlangsung dalam 27 hari ( turn over time ).
Histologi sel lendir adalah sama dengan kulit tetapi tidak mengandung lapisan granular dan lapisan
tanduk kecuali di dorsum lidah dan palatum.
Epidermis juga mengandung kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebasea, rambut dan kuku.
Dermis
Merupakan lapisan dibawah epidermis dan diatas jaringan sub kutan. Terdiri dari jaringan
ikat yang dibagian atas terjalin rapat ( pars papilaris ) sedang di lapisan bawah terjalin lebih
longgar ( pars retikularis ). Pars retikularis terdiri dari sel-sel penunjang, kolagen, elastin dan
retikulin. Pada lapisan ini didapati pula pembuluh darah, serabut saraf, rambut dan kelenjar
keringat dan kelenjar sebasea.
Jaringan Sub Kutis
Merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis. Batas antara sub kutis dan dermis
tidak tegas. Mengandung banyak sel liposit yang menghasilkan banyak lemak yang disebut
Panikulus Adiposa. Jaringan sub kutis banyak mengandung pembuluh darah , serabut saraf dan
limfa, kandung rambut dan dilapisan atas jaringan ini terdapat kelenjar keringat.
Fungsi jaringan sub kutis adalah untuk penyekat panas, bantalan terhadap trauma dan tempat
penumpukan energi.
Vaskularisasi kulit diatur oleh 2 pleksus yaitu pleksus superfisialis yang terletak di bagian atas dan
pleksus profunda yang terletak pada sub kutis. Bergandengan dengan pembuluh darah ini,
terdapat saluran limfa.
Adneksa Kulit
Adneksa kulit terdiri kelenjar kulit ( kelenjar ekrin, apokrin dan sebaseus ), rambut dan
kuku.
Kelenjar Kulit
Kelenjar ekrin berbentuk spiral dan bermuara langsung ke permukaan kulit. Kelenjar ini
terdapat di seluruh permukaan tubuh terutama di telapak tangan, kaki, dahi dan aksila. Sekresinya
bervariasi pada tiap individu dan dipengaruhi oleh saraf kolinergik, rangsang panas, status
emosional, dll.
Sekretnya mengandung 99,5% air ditambah dengan sisa elektrolit, karbohidrat, asam amino, urea,
laktat, amonia, hormon, obat, vitamin, dll dengan pH 4 6,8. Kelenjar ini berfungsi sebagai
termoregulasi.
Fungsi kelenjar apokrin pada manusia belum jelas benar. Kelenjar ini terdapat di aksila,
areola mamma, anogenital, kelenjar mata, saluran telinga luar. Sekretnya kental, mengkilat,
dipengaruhi saraf adrenergik dan ketokolamin dan pengeluarannya episodik, meskipun diproduksi
terus menerus. Kelenjar ekrin dan apokrin baru berfungsi 40 minggu setelah kelahiran.
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar holokrin, terdapat diseluruh permukaan kulit kecuali
telapak tangan dan kaki. Sekretnya disebut sebum, mengandung asam lemak bebas, skualen,
wax ester dan kolesterol. Kelenjar ini aktif pada bayi, berkurang pada anak dan bertambah saat
pubertas.
Rambut
Rambut terdapat di seluruh permukaan kulit kecuali telapak tangan dan kaki, dorsal falang,
distal jari tangan dan kaki, labium minor dan bibir. Ada 2 jenis rambut yaitu rambut velus ( lanugo )
yang halus, sedikit mengandung pigmen dan terdapat pada bayi dan rambut terminal yang lebih
kasar , didapat pada dewasa.
Rambut terdiri dari akar rambut yang terdiri dari sel-sel tanpa keratin dan batang rambut
yang terdiri dari sel-sel keratin. Batang rambut adalah rambut yang muncul dari permukaan kulit.
Akar dan bagian bawah kandung rambut mengandung sel-sel matriks rambut. Bagian dermis yang
masuk kedalam kandung rambut disebut papil. Melanosit terdapat pada bagian atas kandung
rambut dan menghasilkan pigmen yang memberi warna pada rambut. Pertumbuhan rambut
berlangsung secara siklik dimana pada fase anagen ( 2-6 bulan ) rambut tumbuh dengan
kecepatan 0,35 mm/hari diikuti fase katagen yang merupakan fase transisi istirahat dan akhirnya
fase telogen ( istirahat ) yang berlangsung 3-4 bulan. 85% rambut berada dalam fase anagen dan
15% fase telogen. Kerontokan rambut 40-100 lembar/hari dianggap masih normal. Komposisi
rambut terdiri dari karbon 50-60%, hidrogen 6,26%, nitrogen 17,14%, sulfur 5,0% dan oksigen
20,80%.
Kuku
Merupakan lempeng yang terdiri dari keratin yang tebal dan padat. Kuku terdiri dari 2
bagian yaitu pinggir bebas, badan kuku dan akar yang melekat pada kulit dan dikelilingi oleh
lipatan kulit lateral dan proksimal. Kuku tumbuh dengan kecepatan 1mm/minggu, kuku tangan
tumbuh 2-3X lebih cepat dari kuku kaki. Fungsi kuku menjadi penting ketika mengutip bendabenda kecil.
II. FUNGSI KULIT
Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan diri denga lingkungannya.
1. Sebagai pelindung ( proteksi )
2. Fungsi ekskresi
3. Fungsi absorbsi
4. Keratinisasi
5. Pembentuk pigmen
6. Termoregulasi
7. Pembentuk vitamin D
8. Persepsi
9. Peran dalam imunologi kulit
1. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga tubuh dari gangguan fisik, kimia, suhu, sinar ultraviolet dan mikro
organisme. Proteksi terhadap gangguan fisik dan mekanis dilaksanakan oleh stratum korneum
pada telapak tangan dan kaki dan proses keratinisasi berperan sebagai barier mekanis. Serabut
elastis dan kolagen menyebabkan adanya elastisitas kulit dan lapisan lemak pada sub kutis juga
sebagai barier terhadap tekanan.
Proteksi terhadap gangguan kimia dilaksanakan oleh stratum korneum yang impermeabel
terhadap berbagai zat kimia dan air serta adanya keasaman kulit.
Proteksi tehadap radiasi dan sinar ultraviolet dilaksanakan oleh melanosit, ketebalan
stratum korneum dan asam uroleanat yang dijimpai pada keringat.
2. Fungsi Ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat dan sisa metabolisme seperti Na Cl, urea, asam urat,
amonia. Kelenjar sebasea menghasilkan sebum yang berguna untuk menekan evaporasi air yang
berlebihan. Kelenjar keringat mengeluarkan keringat beserta garam-garamnya.
3. Fungsi Absorbsi
Fungsi absorbsi dimungkinkan dengan adanya permeabilitas kulit. Absorbsi berlangsung
melalui celah antar sel, menembus epidermis atau melalui muara saluran kelenjar. Kulit yang sekat
tidak mudah menyerap air, larutan atau benda-benda padat dan lebih mudah menyerap cairan
yang menguap. Kemampuan absorbsi dipengaruhi oleh ketebalan kulit, hidrasi, kelembaban,
metabolisme, umur, trauma pada kulit dan jenis vehikulum.
4. Fungsi Keratinisasi
Keratinisasi adalah proses diferensiasi sel-sel stratum basale menjadi sel-sel yang
berubah bentuk dan berpindah ke lapisan atas menjadi sel-sel yang makin gepeng dan akhirnya
mengalami deskuamasi. Proses keratinisasi ini berlangsung 14-21 hari dan memberi perlindungan
kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.
5. Fungsi Pembentukan Pigmen
Pembentukan pigmen kulit dilaksanakan oleh sel melanosit yang ada di stratum basale.
Proses pembentukan melanin terjadi didalam melanosom yang terdapat dalam melanosit dan
kemudian melalui dendrit-dendritnya membawa melanosom ke sel keratinosit, jaringan sekitarnya
bahkan sampai ke dermis. Warna kulit ditentukan oleh jumlah, tipe, ukuran, distribusi pigmen,
ketebalan kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.
6. Fungsi Termoregulasi
Pengaturan regulasi panas dilaksanakan oleh sekresi kelenjar keringat, kemampuan
pembuluh darah untuk berkontraksi dan vaskularisasi kulit yang banyak pada dermis. Panas tubuh
keluar melalui kulit dengan cara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi.
7. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Pembentukan Vitamin D berlangsung pada stratum spinosum dan stratum basale yaitu
dengan mengubah 7 dehidro kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet B. Walaupun didapat
pembentukan vitamin D ditubuh tapi kebutuhan ini belum cukup sehingga perlu pemberian vitamin
D dari luar.
8. Fungsi Persepsi
Fungsi persepsi dimungkinkan dengan adanya saraf sensori di dermis dan sub kutis.
Persepsi yang dapat diterima kulit adalah perabaan, tekanan, panas, dingin dan rasa sakit.
Persepsi raba terletak pada badan taktil Meisnier yang berada di papila dermis dan Merkel Ranvier
di epidermis. Persepsi tekana oleh badan Vater Paccini di epidermis, rasa panas oleh badan
Ruffini di dermis dan sub kutis, rasa dingin oleh badan Krause dan rasa sakit oleh free nerve
ending. Saraf-saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.
9. Peran dalam imunologi kulit
Pada kulit didapat apa yang disebut SALT ( Skin Associated Lymphoid Tissue ) yang terdiri
dari sel Langerhans, keratinosit, saluran limfatik kulit dan sel endotel kapiler khusus yang memiliki
reseptor khusus untuk menarik sel limfosit T kedalam epidermis.
Sel Langerhans berfungsi sebagai antigen presenting cell yang membawa antigen ke sel
limfatik dalam reaksi alergi kontak. Sel keratinosit memproduksi cairan yang mengandung protein
yang akan berikatan dengan antigen yang masuk ke epidermis untuk membentuk antigen
kompleks yang potensial.
Keratinosit juga memproduksi Limphokine Like Activity seperti Epidermal Thymocyte
Activating Factor ( ETAF ) yang identik dengan IL-1 dan berbagai fungsi lain. SALT juga sangat
penting untuk memonitor sel-sel ganas yang timbul akibat radiasi UV, zat kimia maupun oleh virus
onkogenik. Sampai saat ini peranan SALT masih terus diselidiki.
Duktus Deferens
Merupakan pipa penghubung antara kutub dibawah epididimis dan alas prostat kanan dan
kiri. Saluran ini berjalan naik dibelakang epididimis lalu ikut membentuk furikulus spermatikus.
Bagian akhir melebar membentuk ampula duktus deferentis, menyempit dan bersatu dengan
saluran vesikula seminalis duktus ejakulatorius.
Testis dan Epididimis
Keduanya terbungkus dalam kantong buah zakar ( skrotum ) epididimis melekat pada
permukaan posterolateral buah zakar testis. Dari rete testis dilepaskan 20 saluran duktulus
eferensis yang membentuk kutub atas epididimis lalu bersatu menjadi satu saluran yang berlikuliku dan membentuk kaput dan kauda epididimis.
pria
Vulva
Adalah organ genital eksternal wanita yang terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut :
1. Mons veneris dan labium mayus
Kedua labium mayus pudenda masing-masing berasal benjolan genital kanan dan kiri yang
pada pria menjadi skrotum. Penyatuan kedua labium ini dibagian ventrokranial menjadi mons
pubis atau mons veneris yang banyak mengandung jaringan lemak sub kutis. Sesudah
pubertas bagian ini ditutupi rambut.
2. Labium mayus
Penyatuan labium mayus kanan dan kiri dibagian belakang bersatu pada pada komisura
posterior 2,5 cm didepan anus. Dalam labium mayus terdapat jaringan lemak berbentuk
kumparan.
3. Labium minor
Berasal dari lipatan-lipatan urogenitalis kanan dan kiri yang pada wanita tidak bersatu digaris
tengah. Dimuka keduanya bertemu membentuk preputium klitorides dan ke belakang bersatu
dalam komisura posterior ( fourchette )
4. Klitoris ( kelentit )
Terletak dipertengahan labium minora kanan dan kiri terdiri dari jaringan erektil dan alat ini
ekuivalen dengan penis pada pria.
5. Vestibulum pudenda ( serambi kemaluan )
Adalah ruiangan yang dibatasi kedua labium minora, dan pada ruangan ini bermuara OUE,
saluran kelenjar Bartholini dan ostium vaginae.
6. Kelenjar Bartholini
Ada dua, bermuara dipermukaan dalam labium minus pada perbatasan antara 2/3 bagian
depan dan 1/3 bagian belakang. Muara saluran ini ditutupi lipatan-lipatan mukosa dan epitel
kolumnar.
Himen ( Selaput Dara )
Merupakan lipatan mukosa yang membatasi ostium vaginae pada gadis.
Uretra
Pada wanita panjangnya 3 cm, kelenjar Skene terletak disebelah kanan dan kiri lateral
dari OUE dan salurannya bermuara di vestibulum vaginae OUE.
Vagina
Adalah saluran penghubung antara vestibulum pudenda dan servik uteri. Dinding depan
mempunyai panjang 9 cm dan yang belakang 14 cm. Vagina sendiri dari epitel gepeng berlapis
dan mengandung banyak glikogen. Sekresi yang normal mengandung sel epitel, basil gram
(+).dan basil Dderlein. Basil-basil ini akan memproduksi asam laktat sehingga pH vagina bersifat
asam ( 4,5 ) yang berperan mencegah infeksi.
Uterus ( rahim )
Terdiri dari leher rahim ( serviks ) dan badan ( korpus ) uterus. Korpus uterus terdiri dari 3
lapisan yaitu : andometrium, miometrium dan perimetrium. Dibagioan dalam terdapat rongga rahim
( cavum uteri ). Bagian atas korpus uteri disebut fundus uteri dan di kedua sudut fundus uteri
bermuara saluran tuba ( tuba uiterina ) kedalam kavum uteri.
Tuba uterina dan Ovarium
Melintang disisi kanan dan kiri rahim dengan panjang 12 cm terdiri dari pars uteri, ismus,
ampula, dan fibrie. Saluran ini dilapisi epitel torak berambut getar. Ovarium melekat pada
permukaan belakang ligamentum latum uteri.
10
11
Sistem pembuluh getah bening dan kelenjar kelenjar getah bening alat kelamin
Ada dua kelompok besar yaitu :
1. Traktus horizontalis kelenjar inguinal superfisial dan kelenjar-kelenjar inguinal dalam
(profundus)
2. Kelenjar-kelenjar getah bening dalam panggul dan sepanjang aorta abdominalis yang
terutama merupakan kelenjar-kelenjar regional bagi alat-alat reproduksi.
1. Pada Pria
Penis
: - ditampung kelenjar-kelenjar inguinal superfisial medial
- kadang-kadang ditampung kelenjar-kelenjar iliaka eksterna.
- Pembuluh getah bening ( PGB ) dalam ditampung kelenjar inguinal dalam
medial.
Skrotum : ditampung kelenjar superfisial medial.
Uretra :
Pars spongiosa : kelenjar superfisial medial, kelenjar inguinal dalam dan kadang-kadang oleh
kelenjar iliaka eksterna.
Pars prostatika dan membranasea ditampung kelenjar vesikal lateralis dan terus ke kelenjar
iliaka interna.
Prostata, v.seminalis : ditampung kelenjar sakral iliaka eksterna, iliaka interna dan anorektal
Testis dan epididimis : ditampung kelenjar-kelenjar sepanjang aorta abdominalis.
2. Pada Wanita
Labium mayus
Labium minus
Kelenjar Bartholini
Klitoris
Uretra
Ovarium
Uterus
.
Vagina
12
13
2. Memproduksi asam lemak bebas C.acnes dan Coccus gram (-) dapat menghidrolisis
lemak sebum dan menghasilkan asam lemak bebas. Corynaebacteria aerobic
menyebabkan bau pada sekret kelenjar apokrin di ketiak.
Flora Transien
Berasal dari luar kulit, bersifat patogen, mudah dihilangkan dari kulitdengan cara menghapus
dengan desinfektan, tidak dapat memperbanyak diri dan jenis organismenya sangat banyak a.l :
1. Organisme erobik yang membentuk spora ( Bacillus sp.)
2. Streptococcus
3. Neisseria
4. Basil gram negatif yang berasal dari daerah intertriginosa
Flora Residen
Hidup saprofit pada kulit normal, stabil di permukaan kulit kalau disucihamakan mudah kembali
sepertti semula dan memperbanyak diri secara teratur. Yang termasuk jenis flora ini adalah :
1. Famili Micrococcaceae ( termasuk Micrococcus, Staphylococcus, Sarcina )
2. Corynaebacterinaceae
3. Aerobic diphteroid
Berdasarkan kemampuan membentk gluikosa dalam kondisi anerobik Micrococcaceae dibagi
dalam genus Staphylococcus yang memberi reaki positif dan genus Micrococcacea yang
memeberi reksi negatif. Masing-masing genus terbagi lagi atas sub difisi berdasarkan kemampuan
organisme memproduksi asam dari gula, pembentukkan phosphatase, pembentukkan aceton dari
glukosa.
S I adalah Staphylococcus aureus, S II dan S V disebut Staphylococcus epidermidis.
S IV adalah Strain yang memproduksi asam dari manitol secara erobik.
S I jarang sitemuksn dalam jumlah besar pada kulit normal dewasa.
S II sampai V dapat diisolasi dari hampir setiap kulit normal.
S IV dapat meragi manitol secara erobik.
Micrococcus
Tipe M1 dan M2 sering ditemukan didaerah intertriginosa.
Tipe M3
: dominan pada kulit kepala dewasa
Tipe M7 : Sarcina Lutea, lebih sering ditemukan pada kulit normal daripada
dermatitis
Corynebacteria.
C. aerobic diphtheroid merupakan genus yang non patogen. Organisme ini adalah batang
Gram (+).
Anaerobic diphtheroid
C. acnes merupakan flora residen di kulit terutama di folikel kelenjar sebum dan bertanggung
jawab pada sebagian besar lipolisis dalam kanal folikel. Jumlahnya bertambah setelah akil balik.
Organisme gram (-)
Termasuk Escherechia coli, Pseudomonas aeruginosa dan organisme grup Mima-Herellea.
14
15
16
2. Dermis
Papilomatosis
Degenerasi hialin
Fibrosis
Sklerosis
Pada proses peradangan dapat ditemukan dalam dermis infiltrasi berbagai sel radang seperti
netrofil, limfosit, plasma, histiosit, eosinofil,. Sel-sel ini dapat tersebar di dermis atau diantara
serabut kolagen atau tersusun di sekitar pembuluh darah atau tersusun sejajar epidermis sehingga
menyerupai pita ( likenoid ) atau membentuk bulatan dengan batas tegas ( nodular ). Bila masuk
ke dinding pembuluh darah : vaskulitis.
Jaringan sub kutis
Banyak penyakit kulit dengan kelainan yang lebih menonjol di jaringan sub kutis, seperti eritema
nodosum, skleroderma dan jamur dalam. Kelainannya dapat berupa peradangan, proses
degeneratif, nekrosis jaringan atau vaskulitis.
17
18
Kista : suatu kantong yang berisi cairan, bisa encer atau semi solid
Eritema : kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler
Abses : kumpulan nanah dalam jaringan / dalam kutis atau subkutis
19
Ruam sekunder :
Erosi : kehilangan jaringan yang tidak melampaui stratum basale,
misalnya kulit digaruk.
Ekskoriasi : kehilangan jaringan lebih dalam dari erosi sampai
ujung papilla dermis.
Ulkus : hilangnya jaringan yang lebih dalam dari ekskoriasi
sehingga terbentuk pinggir, dinding, dasar dan isi ulkus
Fissura : kulit terbelah secara linier, vertikal pada
epidermis dan dermis.
Ruam khusus :
Vegetasi : pertumbuhan berupa penonjolan penonjolan bulat
atau runcing menjadi satu
Papul yang verukosa : papul yang permukaannya verukosa,
misalnya pada veruka.
20
Nodul yang verukosa : nodul yang permukaannya verukosa, misalnya pada veruka
Teleangiectasi :pelebaran pembuluh darah kecil superficial (kapiler,
arteriol, dan venul) yang menetap pada kulit.
Petekie : keluarnya darah dari pembuluh darah ke dermis, karena
itu, tidak memucat bila ditekan. diameter < 5 mm.
Purpura: petekie yang lebih lebar > 5 mm.
Purpura terbagi 2 :
1. Non palpable macula : kerusakan pembuluh darah, tanpa inflammasi, akibat kerapuhan
pembuluh darah.
Non palpable macula : - petekia (makula < 5mm)
- ekimosis ( makula > 5mm)
2. Palpable papular : akibat kerusakan pembuluh darah oleh inflammasi (vaskulitis)
Komedo :
ruam akne yang non inflamasi yang timbul akibat
tersumbatnya keratin di muara saluran pilosebasea.
Lesi target :
terdiri dari 3 zona yang berbentuk lingkaran,
lingkaran pertama mengandung purpura atau vesikel di bagian
tengah yang dikelilingi oleh lingkaran pucat (lingkaran kedua),
lingkaran ketiga adalah lingkaran eritema. Lesi target biasanya
dijumpai di telapak tangan penderita eritema multiforme (gambaran
seperti mata sapi).
21
Dalam mendeskripsikan ruam (dalam pembuatan status) setiap ruam baik primer maupun
sekunder haruslah dijabarkan dalam : bentuk, jumlah, susunan, letak, dan gambaran.
Ruam :
Primer : Ruam harus dideskripsikan/dijabarkan menurut :
- Bentuk
- Jumlah
- Ukuran
: milier
- Susunan
lentikuler
numuler
Plakat
Geografis
: Soliter
: sendiri (nevus)
- Gambaran
: Diskret
Difus
Konfluens
: Anuler
: seperti cincin
(T. korporis, MH, psoriasis, ptirisis rosea)
22
: setengah lingkaran
(impetigo vesiko bulosa/krustosa)
Sirsiner
Geografis
: seperti peta
(urtikaria, T. korporis, morbus Hansen)
Lesi iris
: seperti mata
(erithema multiforme)
Folikuler
- Ukuran
- Susunan
- Letak
- Gambaran
23
ANALOGI KATA
DOMONKOS
Keluhan objektif :
(makula milier,petechie,eritem milier)
Bintik bintik :
(makula,purpura,eritem)
Bercak bercak :
(papel,vegetasi,komedo)
- merah
- putih
- hitam
- merah
- putih
- hitam
Benjolan / tumor
Skuama
ketebalan :
- tipis
- sedang
- tebal
Warna :
- putih
- perak
Sisik sisik
24
Keluhan subyektif :
Rasa gatal (paling sering)
Rasa panas (rasa terbakar)
Rasa dingin (rasa geli)
Rasa mencucuk
Rasa menyengat
Rasa menjalar
Rasa sakit / nyeri / mendenyut
Kebas /semut semutan
Kurang berasa
Kepekaan kulit berlebihan
Mati rasa (tidak berasa)
STATUS DERMATOLOGIKUS
Lokalisasi :
Distribusi : lokal, regional, dermatomal, linear, generalisata, universal.
Ruam primer
Bentuk
Jumlah
Macula
Tunggal
Hypopigmentasi Buah
Hyperpigmentasi Mulitipel
Kecoklatan
Erithema
Ruam sekunder
Bentuk
Jumlah
Skuama
Tunggal
Tipis
Buah
Sedang
Multipel
Tebal
Putih
Ukuran
Milier
Lentikuler
Numuler
Plakat
Geografis
Susunan
Soliter
Berkelompok
Diseminata
Letak
Difus
Diskret
Konfluens
Koalisi
Diseminata
Ukuran
Milier
Lentikuler
Numuler
Plakat
Susunan
Soliter
Berkelompok
Diseminata
Letak
Difus
Diskret
Konfluens
Koalisi
Diseminata
Gambaran
Anuler
Sirsiner
Arsiner
Geografisme
Gyrata
Polisiklis
Korimbiformis
Lesi iris
Gambaran
Anuler
Sirsiner
Arsiner
Geografisme
Circle
Polisiklis
Korimbiformis
Lesi iris
25
- Keluhan
- Riwayat penyakit
- Penggunaan obat obatan :
*penyakit yang diderita
*penyakit lain
- Penyakit pada anggota keluarga
- Penyakit yang diderita pasien pada masa lampau
- Kebiasaan
Anamnesis tidak perlu terlalu rinci tetapi harus terarah kepada diagnosis banding.
PEMERIKSAAN
: (Dalam ruangan terang, kalau perlu pakai kaca pembesar)
INSPEKSI
: Untuk melihat lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran,
batas, ruam.
PALPASI
: Untuk mencari tanda tanda radang akut (dolor, kalor,fungsiolesa,
rubor, tumor, indurasi, fluktuasi, dan pembesaran kelenjar limfe)
Prinsip prinsip untuk menegakkan diagnosis (Looking Bill)
Data dikumpulkan dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, kadang kadang dibantu hasil
pemeriksaan lab, dibuat diagnosis banding secara umum kemudian dipilih diagnosis yang paling
tepat.
Pencatatan riwayat penyakit dibagi atas format pre-liminary dan format follow up.
Bagian pemeriksaan fisik yang paling penting adalah INSPEKSI.
RIWAYAT PENYAKIT anamnesis (history taking)
Pertanyaan pembuka adalah :
o Apa problem kulit anda ? (keluhan utama)
o Kapan mulai ?
o Bagaimana perkembangannya ?
o Bertambah baik atau makin parah ?
o Bagaimana gejala gejalanya ? gatal ?
26
RIWAYAT PENGOBATAN :
Telah diberi (pengobatan) apa ?
Salep (bahan bahan lain) atau obat makan / sistemik / topikal ?
Tidak adanya menyebutkan dermatitis kontak oleh pemberian obat topikal tapi perlu dicari apa
sebelumnya dermatitis kontak oleh getah pohon (gatal, karena diberi salep yang ada komponen
yang menimbulkan gatal). Akhirnya dalam pemberian resep harus ditanyakan obat yang sudah
pernah dipakai / diperolehnya. Pasien sering mengatakan saya sudah pernah pakai obat ini tapi
tidak ada hasilnya.
Dalam pembuatan status, setelah mendapat data data riwayat penyakit dan penelusuran ruam
ruam (tapi belum mendeskripsikannya di status) sebaiknya anda telah dapat menentukan
diagnosis sementara atau sekurang kurangnya DB nya , supaya pertanyaan untuk anamnesis
bisa lebih fokus, misalnya DK tanya kerjanya, ada kena apa ? DA, NF, apa ada keturunan ?
Varisela, Skabies, apa ada keluarga yang kena ?
Pemeriksaan fisik (kulit)
Pemeriksaan kulit sebaiknya dalam cahaya terang : cahaya matahari langsung, lampu fluoresen,
kadang kadang diperlukan kaca pembesar (Whichham striae)
Sekalipun pemeriksaan fisik paling banyak tergantung pada inspeksi, namun kita tidak boleh
meninggalkan pemeriksaan palpasi. Ada 2 kegunaannya, yaitu untuk mengetahui tekstur dan
konsistensi ruam serta untuk menenangkan pasien bahwa kita tidak takut menyentuh ruamnya
karena pasien tidak mengidap penyakit menular yang berbahaya.
Pemeriksaan ruam tidak usah memakai sarung tangan, pasien akan menjadi cemas apabila kita
memeriksa memakai sarung tangan (kecuali untuk pemeriksaan daerah anogenital)
Terminologi ruam : istilah istilah yang dipakai yaitu macula, papula, plak, dstnya.
Korelasi histopatologi-klinik : perobahan komponen komponen kulit dengan timbulnya ruam
kulit, misalnya hiperplasi kelenjar sebasea papul, komedo.
Konfigurasi ruam ruam kulit dapat membantu diagnosis, misalnya vesikel berkelompok
(herpes)
Distribusi ruam ruam kulit : banyak penyakit kulit daerah yang terlibat pada lokasi tertentu, ini
dapat membantu diagnosis, misalnya herpes zoster, vesikel, berkelompok, dermatomal.
Pemeriksaan laboratorik : dapat membantu diagnosis misalnya : ANA, STS.
27
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
- Nadi
- Tek. Darah
- Pernapasan
:
:
:
- Abdomen
- Genitalia
- Esktremitas
:
:
:
28
STATUS DERMATOLOGIKUS :
Lokalisasi
:
Ruam :
Primer :
(Jabarkan sifat sifatnya)
Sekunder :
(Jabarkan sifat sifatnya)
TES TES YANG DILAKUKAN :
PEMERIKSAAN LABORATORIK :
Rutin :
Khusus :
RINGKASAN :
DIAGNOSIS BANDING :
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS SEMENTARA :
PENATALAKSANAAN :
Umum :
Khusus :
PEMERIKSAAN ANJURAN :
PROGNOSIS :
29
:
:
:
:
:
:
:
:
:
ANAMNESIS :
Keluhan utama :
Keluhan tambahan :
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT :
Masa inkubasi :
Kontak seksual sebelum ada keluhan :
dengan :
hari/minggu/bulan y.l:
Kontak seksual sesudah ada keluhan :
dengan :
Premedikasi/autoterapi :
GAMBARAN KLINIK :
o. u. e./introitus vagina :sekret
warna:
sifat
:
glanspenis/vulva(labia mayora & labia minora):
ektropion :
disuri :
dispareunia :
ulkus
vesikel :
vegetasi :
lain lain :
PEMERIKSAAN LABORATORIK :
Diplokokus Gram negatif:
-VDRL :
Yeast :
- TPHA :
Trichomonas :
Leukosit :
DIAGNOSIS BANDING :
DIAGNOSIS :
PENGOBATAN :
30
FOLLOW UP :
CARA MENGISI Status Penderita Penyakit Kulit
I. IDENTIFIKASI :
Status Penderita Penyakit Kulit
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Bangsa/Suku
Kawin/Tdk Kawin
:
:
:
:
:
Agama
Pekerjaan
Kegemaran
Alamat
:
:
:
:
II. ANAMNESIS :
Diperoleh dari : - penderita sendiri (autoanamnesis) dan/atau pengantarnya (aloanamnesa)
Keluhan utama : - keluhan yang menyebabkan penderita datang berobat, berupa :
keluhan objektif (ruam) + keluhan subjektif (rasa)+ lokalisasi ruam + lamanya timbul
ruam.
Keluhan tambahan : Kadang kadang ada/ diperlukan keluhan tambahan.
Riwayat Perjalanan Penyakit (RPP) :
RPP mulai dari awal/mula mula timbul ruam / keluhan sampai sekarang disusun secara
kronologis (ditandai dengan garis garis indeks).
RPP ini berisi uraian tentang lama penyakit, bentuk mula mula, lokalisasi ruam berturut
turut, perkembangan/perjalanan penyakit (cepat atau lambat, hilang/timbul), sudah diobati
atau belum, bila sudah bagaimana hasilnya. Hubungannya dengan iklim (bila ada).
Hubungannya dengan makanan. Hubungannya dengan penyakit sistemik. Hubungannya dengan
obat obatan yang dimakan atau dipakai.
Aturan aturan menyusun RPP :
1. Garis garis indeks pada RPP menunjukkan kronologisasi waktu.
2. Antar dua garis indeks dibentuk satu alinea yang disusun secara singkat dan rinci terdiri
dari ruam ruam, keluhan subjektif , tindakan (manipulasi) dan akibatnya
(perbaikan,pemburukan,atau status quo/menetap secara objektif maupun subjektif).
Misalnya : Tiga bulan yang lalu timbul bintil bintil kemerahan disertai rasa gatal dikedua
tungkai bawah oleh o.s diberi Kalpanax beberapa hari, penyakitnya tidak sembuh malah
timbul pembengkakan.
Rumus :
Perbaikan objektif (berkurangnya ruam)
Perbaikan subjektif (berkurangnya rasa gatal)
Keluhan Objektif
Keluhan Subjektif
Tindakan
(Manipulasi)
31
- Kesadaran
- Nadi
- Gizi
- Tek. Darah
- Suhu badan
- Pernafasan
Keadaan Spesifik
- Kepala
- Abdomen
- Leher
- Genetalia
- Thorax
- Ekstremitas
32
Status Dermatologikus :
Lokalisasi
Ruam :
Primer : Ruam harus dideskripsikan/dijabarkan menurut :
- Bentuk
- Jumlah
- Ukuran
: milier
lentikuler
numuler
33
- Susunan
Plakat
Geografis
: Soliter
: sendiri (nevus)
- Gambaran
: Diskret
Difus
Konfluens
: Anuler
: seperti cincin
(T. korporis, MH, psoriasis, ptirisis rosea)
Arsiner
: setengah lingkaran
(impetigo vesiko bulosa/krustosa)
Sirsiner
Geografis
: seperti peta
(urtikaria, T. korporis, morbus Hansen)
Lesi iris
: seperti mata
(erithema multiforme)
Folikuler
34
- Ukuran
- Susunan
- Letak
- Gambaran
35
Contoh :
Seorang laki laki bangsa Indonesia, suka Jawa, umur 25 tahun datang dengan keluhan
adanya bintil bintil disertai rasa gatal pada sela paha sudah 2 minggu. Pada pemeriksaan
dermatologik didapatkan ruam papul papul eritematus, skuama, plak di pinggir aktif, bagian
tengahnya menyembuh, pada regio inguinal. Pada pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10 %
didapatkan hifa. Tes goresan lilin (-), tes Gunawan (-).
VII. DIAGNOSIS BANDING
Diperlukan bila berdasarkan gambaran klinik meragukan untuk suatu diagnosis.
Misalnya :
Kulit yang eritematus disertaai skuama skuama, maka dapat di DD dengan penyakit penyakit
golongan eritoskuamosa seperti : dermatomikosis, ptiriasis rosea, dermatitis seboroika, psoriasis
dan Morbus Hansen. Penyusunan DD dibuat berurutan, dimulai dari yang paling mendekati
diagnosis.
VIII. DIAGNOSIS SEMENTARA
Diagnosis yang paling mungkin dari DD yang telah disusun (dipilih menempati rangking I).
merupakan kesimpulan dari semua hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Jika penyebab
penyakit sudah diketahui (dari biopsy atau kultur) diagnosis pastipun telah dapat ditegakkan.
IX. PENATALAKSANAAN
1. Umum
2. Khusus
36
X. PEMERIKSAAN ANJURAN
Untuk mempertegas diagnosis atau untuk menyingkirkan atay memperkecil kemungkinan DD lain
(biopsi, kultur).
XI. PROGNOSIS
Baik, sedang, buruk. Bergantun kepada :
Jenis penyakit, cepat/lambatnya penanggulangan, adekuat tidaknya pengobatan dan kepatuhan
penderita (pada anjuran/larangan dan pemakain obat).
37
Form II
: Sioedomo Halim
: Laki laki
: 23 tahun
: Indonesia / Cina
: Budha
: Jl. Sutomo 27 Medan
: Karyawan Bengkel
: Belum kawin
II. ANAMNESIS :
Keluhan utama
Keluhan tambahan
38
VDRL
: belum diperiksa
39
Form I
: K. Panitera A.N
: Ermakulit
: 10 Oktober 1983
: K. U Rapan
: 19 tahun
: Laki laki
: Belum menikah
: Indonesia / Jawa
: Katholik
: Karyawan bengkel
: Basket
: Jl. Selam 18 Medan
II. ANAMNESIS :
autoanamensis/alloanamnesis
Keluhan utama : Timbul bintil bintil kehitaman disertai rasa gatal di pantat sudah 2
bulan.
Keluhan tambahan : Timbul gelembung gelembung berisi cairan disertai rasa panas di
lokasi yang sama.
Riwayat perjalanan penyakit :
- Dua bulan yang lalu timbil bintil bintil sebesar kacang hijau di daerah pantat bagian
kiri disertai rasa gatal, oleh o.s diberi afitson tapi tidak sembuh, malah timbul rasa
perih.
- 1 1/2 bulan yang lalu o.s memakai krim Betason dari Apotek, tapi penyakitnya tidak
berkuran atau berubah, malah meluas ke pantat sebelah kanan.
- Tadi malam ruam kulit oleh o.s diberi oli sepeda motor (oli bekas yang masih panas)
dan rasa gatal berkurang.
- Tadi pagi timbul gelembung gelembung, pembengkakan berwarna merah disertai
rasa panas, dan rasa gatal semakin menghebat.
- Pekerjaan, makanan dan obat obat yang dimakan tidak ada hubungannya dengan
penyakit o.s. Tapi cuaca panas /berkeringat membuat penyakit o.s makin berkembang.
40
Keadaan spesifik :
- Kepala : t.t.k.
- Leher : t.t.k
- Toraks : t.t.k
- Abdomen: supel
- Genetalia:t.t.k
- Ekstremitas:t.t.k
Status dermatologikus :
Lokalisasi : regio glutea sinistra
regio glute dextra
Ruam primer : (sebutkan sifat sifatnya)
- plague erithem 2 buah, yang pinggirnya aktif ditandai papel papel erithema sebesar
milier sampai lentikuler, di tengah lebih tenang ditandai makula erithema, diskret
membentuk gambaran polisiklis dan geografis.
- Vesikel, multipel, sebesar milier sampai lentikuler, diskret.
- Edema.
Ruam sekunder : (sebutkan sifat sifatnya)
- Skuama, multipel, lentikuler, diskret
- Erosi, multipel, milier, diskret
41
:
Oral :
o
o
o
o
Topikal :
o Kompres sol. PK 1 : 15 000 selama 3 5 hari
o Salep / krim Ketokonazol 1 % setelah lesi agak kemps/ kering/ setelah
kompresi distop.
X. PEMERIKSAAN ANJURAN : 42
43
ANALOGI KATA
DOMONKOS
Keluhan objektif :
(makula milier,petechie,eritem milier)
Bintik bintik :
(makula,purpura,eritem)
Bercak bercak :
(papel,vegetasi,komedo)
- merah
- putih
- hitam
- merah
- putih
- hitam
Benjolan / tumor
Skuama
ketebalan :
- tipis
- sedang
- tebal
Warna :
- putih
- perak
Sisik sisik
44
Ruam sekunder
Bentuk
Jumlah
Skuama
Tunggal
Tipis
Buah
Sedang
Multipel
Tebal
Putih
Ukuran
Milier
Lentikuler
Numuler
Plakat
Geografis
Susunan
Soliter
Berkelompok
Diseminata
Letak
Difus
Diskret
Konfluens
Koalisi
Diseminata
Ukuran
Milier
Lentikuler
Numuler
Plakat
Susunan
Soliter
Berkelompok
Diseminata
Letak
Difus
Diskret
Konfluens
Koalisi
Diseminata
Gambaran
Anuler
Sirsiner
Arsiner
Geografisme
Gyrata
Polisiklis
Korimbiformis
Lesi iris
Gambaran
Anuler
Sirsiner
Arsiner
Geografisme
Circle
Polisiklis
Korimbiformis
Lesi iris
45
46
47
Sel langerhans epidermis berperan pada sistem imunitas seluler. Merupakan satu sel
dendritik yang berasal dari sum-sum tulang ditandai dengan adanya organel sitoplasma
dikenal sebagai granule Birbeck. Sel langerhans berperan sebagai sel yang
mempresentasikan antigen kepada sel limfosit dan menghasilkan interleukin, eicosanoid
dan tumor necrosis faktor.
2. Sel limfosit T
Sel limfosit T bersirkulasi pada kulit normal. Sel ini berperan pada reaksi imun tipelambat.
Ada beberapa subtipe limfosit T yaitu :
Sel T helper
Sel T sitotoksik
Sel T supresor
Sel T tersensitisasi
3. Sel mast
Sel mast merupakan sel residen yang dijumpai di dermis seperti juga makrofag. Sel ini
terperan pad reaksi inflamasi , dimana sel-sel ini akan mengeluarkan histamin,eicosanoid,
dan enzym-enzym lainnya.
4. Keratinosit
Sel-sel ini berperan pada proses imunitas dengan menghasilkan sejumlah sitokin-sitokin
eradangan seperti interleukin, colonystimulating factor, interferon dan eicosanoid.
Keratinosit juga dapat mengekspresikan molekul MHC (Major Histocompatibility Complex)
kelas II dan ICAM-1 (Intercelluler Adhesion Molecule) pada permukaannya.
48