Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-6

Alternatif Perbaikan Perkuatan Lereng


Longsor Jalan Lintas Sumatra Ruas Jalan
Lahat - Tebing tinggi Km 237 + 511
Jody Setiawan, Prof. Ir. Noor Endah Mochtar, Msc., Ph.D dan Mustain Arif, ST., MT
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: noor_endah@ce.its.ac.id dan mustainarif@ce.its.ac.id
Abstrak - Jalan Lintas Sumatra adalah jalan penghubung
antar kota di pulau Sumatra menuju pulau Jawa. Jalan ini
dilewati oleh kendaraan - kendaraan berat yang mengangkut
barang dan jasa dalam meningkatkan kegiatan perekonomian
untuk memenuhi kebutuhan pasar. Ruas Jalan Lahat - Tebing
tinggi merupakan bagian dari Jalan Lintas Sumatra. Ruas Jalan
Lahat - Tebing tinggi memiliki intensitas hujan yang tinggi,
sehingga sering mengakibatkan bencana longsor dibagian
lereng jalan, dan tertutup nya badan jalan akibat longsor yang
datang dari bukit jalan.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah melakukan perencanaan
perbaikan alternatif perkuatan lereng longsor yang tepat dan
efisien pada jalan Lintas Sumatra, ruas jalan Lahat - Tebing
tinggi Km 237 +511, sehingga tidak terjadi lagi longsoran yang
diakibatkan oleh tinggi nya intensitas hujan. Perencanaan
alternatif perbaikan perkuatan lereng pada tugas akhir ini
dibagi menjadi dua alternatif, alternatif I adalah perbaikan
perkuatan lereng longsor dengan menggunakan gabion dan
minipile, sedangkan alternatif II adalah perbaikan perkuatan
lereng longsor dengan menggunakan geotextile.
Dari hasil perencanaan yang telah dilakukan, untuk alternatif
I, perbaikan perkuatan lereng longsor menggunakan gabion
dan minipile dengan SF terkritis dibutuhkan material untuk
panjang 1m tegak lurus bidang gambar sebanyak 21 m3
material batu dan 13 unit minipile. Untuk alternatif II,
perbaikan perkuatan lereng longsor menggunakan geotextile
dengan SF terkritis dibutuhkan material untuk panjang 1m
tegak lurus bidang gambar sebanyak 99.3 m2 geotextile,
sedangkan untuk SF = 1.00 dibutuhkan material untuk panjang
1m tegak lurus bidang gambar sebanyak 131.3 m2 geotextile.
Kata Kuncilongsor, gabion, geotextile, minipile.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tanggal 2 Februari 2010 terjadi bencana longsor di
Jalan Lintas Sumatra, ruas Jalan Lahat - Tebing tinggi Km
237 + 511. Bencana longsor yang terjadi mencapai ketinggian
6 m dari permukaan jalan, dan memakan badan jalan
dengan lebar 1m, sehingga mengakibatkan terganggu nya
kelancaran arus lalu lintas.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan utama yang harus diselesaikan dalam tugas
akhir ini adalah memberikan alternatif perbaikan perkuatan
lereng yang longsor pada jalan Lintas Sumatra ruas jalan

Lahat - Tebing tinggi Km 237 + 511. Adapun rincian masalah


yang harus diselesaikan adalah sebagai berikut :
Bagaimana stabilitas lereng pada lokasi studi ?
Apakah sistem penanggulangan sementara saat ini sudah
memenuhi keamanan stabilitas lereng ? jika belum,
apabila dipakai perkuatan gabion bagaimana konstruksi
gabion seharusnya ?
Apabila dipakai perkuatan lereng geotextile apakah
masih di perlukan tambahan perkuatan minipile ?
Bagaimana kelebihan dan kekurangan antara gabion dan
geotextile ditinjau dari segi kemudahan dalam
pelaksanaan, kemudahan memperoleh material dan
kelancaran akses lalu lintas dalam masa pelaksanaan ?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini
adalah :
Lokasi studi longsoran adalah Jalan Lintas Sumatra ruas
jalan Lahat - Tebing tinggi Km 237 +511.
Perencanaan didasarkan pada data sekunder.
Alternatif perbaikan perkuatan lereng yang dianalisis
terdiri dari dua jenis yaitu perkuatan dengan gabion dan
perkuatan dengan geotextile.
Analisis stabilitas lereng menggunakan metoda analitis
dan program bantu xstbl.

Tidak dilakukan Analisis biaya.


II DASAR TEORI
A. Pengertian Lereng
Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut
kemiringan tertentu dengan bidang. Faktor keamanan
didefinisikan sebagai berikut (Das 1985)[1].

B. Konsep Perencanaan Perkuatan dengan Geotextile


Pada perencanaan geotextile perlu diperhatikan kekuatan
tarik dari bahan untuk memikul gaya geser saat terjadinya
kelongsoran. Untuk menghitung kekuatan bahan geotextile
menurut Robert Koerner [2] didefenisikan sebagai berikut :

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

Jarak vertikal pemasangan geotextile ( ) seperti pada


dirumuskan sebagai berikut :

Panjang geotextile yang ditanam (L) dapat diselesaikan


dengan persamaan berikut :

Lr = (X1 X2)

Stabilitas guling terhadap gabion


Stabilitas terhadap guling pada gabion dinyatakan
sebagai berikut :

Panjang lipatan geotextile ( ) dimana gaya yang


diperhitungkan , diselesaikan dengan persamaan berikut
:

Panjang total geotextile yang diperlukan perlapisan adalah :

Stabilitas geser terhadap gabion


Stabilitas terhadap geser pada gabion dinyatakan sebagai
berikut :

L tot = Sv + Le + L R + Lo
Setelah geotextile direncanakan, maka perlu dilakukan
kontrol stabilitas pada geotextile yaitu sebagai berikut :
Stabilitas terhadap geser (sliding)
Keamanan lereng terhadap geser dihitung dengan
menggunakan rumus :

Stabilitas terhadap daya dukung


Keamanan lereng terhadap daya dukung dihitung dengan
menggunakan rumus :

Stabilitas terhadap guling


Keamanan lereng terhadap guling dihitung dengan
menggunakan rumus :

C. Konsep Perencanaan Perkuatan dengan Gabion


Sistem gabion mengandalkan berat sendiri untuk menahan
tekanan tanah. Gaya utama yang bekerja pada gabion adalah
gaya vertikal dari berat gabion. Bentuk persamaan tekanan
aktif tanah pada gabion adalah sebagai berikut :
Pa = Ka(((Ws.H2)/2) + qH)
Setelah gabion direncanakan, maka perlu dilakukan kontrol
stabilitas pada gabion yaitu sebagai berikut :

Stabilitas daya dukung terhadap gabion


Stabilitas terhadap daya dukung pada gabion dinyatakan
sebagai berikut :

Tekanan maksimum dibawah dasar, P adalah :

D. Konsep Perencanaan Perkuatan dengan Minipile


Tujuan dari penggunaan minipile adalah untuk menaikan
tegangan geser tanah, sehingga dapat menaikan daya dukung
tanah. Untuk menghitung kebutuhan cerucuk per-meter
terlebih dahulu ditentukan kemampuan untuk satu unit
cerucuk. Prosedur dari perhitungan kebutuhan kerucuk adalah
sebagai berikut :
Perhitungan kekuatan 1 (satu) buah cerucuk terhadap
gaya horisontal.
Menghitung faktor kekakuan relatif (T)

Harga f didapat dengan bantuan grafik hubungan antara f


dengan unconfined compression strength, qu = 2 Cu.
Menghitung gaya horizontal yang mampu ditahan 1
(satu) tiang.
Mp = F M ( P x T )
gaya horisontal maksimum (P max ) yang dapat dipikul
oleh 1 (satu) cerucuk adalah sebagai berikut :

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

3
Memastikan sistem penanggulangan sementara
apakah sudah memenuhi keamanan stabilitas lereng?
jika belum
Menentukan dimensi dan jenis sistem perkuatan
gabion yang dibutuhkan.
Merencanakan jumlah dan jarak minipile, jika
dibutuhkan sebagai tambahan perkuatan untuk
perkuatan gabion.
Perkuatan dengan geotextile
Merencanakan jenis geotextile yang sesuai
dengan kebutuhkan.
Merencanakan jumlah dan jarak minipile, jika
dibutuhkan sebagai tambahan perkuatan untuk
sistem geotextile.

Bila kekuatan bahan dan dimensi bahan diketahui,


maka :
P max 1cerucuk =
Menghitung jumlah cerucuk yang dibutuhkan (n)
Menghitung momen penggerak (OM)

Menghitung momen penahan tambahan


RM = RM rencana RM

C.
yang ada )

Menghitung jumlah cerucuk


Jumlah cerucuk yang dibutuhkan, n, adalah :

III METODOLOGI
A. Pengumpulan data
Data yang digunakan untuk perencanaan ini adalah data
sekunder, dengan rincian sebagai berikut :
Peta topografi daerah ruas jalan Lahat - Tebing tinggi.
Data penyelidikan tanah tidak terganggu di Jalan Lintas
Sumatra ruas jalan Lahat - Tebing tinggi Km 237 + 511.
Data penyelidikan tanah di lapangan, dengan metoda
penyelidikan standard penetration test (SPT).
B. Analisa Data Dan Perhitungan
Analisa data dan perhitungan dalam studi kasus alternatif
perbaikan perkuatan lereng longsor Jalan Lintas Sumatra ruas
jalan Lahat Tebing tinggi, dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
Pengelompokkan data tanah
Data tanah yang diperoleh dari pengujian laboratorium
dan pengujian lapangan diolah dengan langkah sebagai
berikut :
Penggambaran stratigrafi dan pendeskripsian tanah
menurut jenis tanah dan tingkat kekerasan nya.
Selang kepercayaan data pengujian bor log,
parameter tanah hasil dari pengujian bor Log (d, t,
Wc, LL, PL, LI, Cu, ) dicari selang kepercayaan
nya mengunakan nilai tengah dengan probabilitas 90
%, agar diperoleh parameter - parameter tanah yang
akurat. Metoda yang digunakan untuk menentukan
nilai tengah adalah metoda selang kepercayaan
(confidence interval)
Perhitungan stabilitas lereng menggunakan software
xstabl dengan memasukkan parameter - parameter tanah
yang telah diolah pada langkah diatas.
Perencanaan perbaikan perkuatan lereng longsor dengan
alternatif dan langkah perencanaaan sebagai berikut :

Penentuan dan Pemilihan Perkuatan Lereng


Dari alternatif yang telah direncanakan dilakukan
pemilihan alternatif yang tepat dengan pertimbangan sebagai
berikut :
Kemudahan dalam pelaksanaan.
Kemudahan dalam memperoleh material.
Tidak mengganggu kelancaran akses lalu lintas.
IV PERENCANAAN PERBAIKAN
PERKUATAN LERENG
A. Alternatif Perbaikan Perencanaan Gabion Didasarkan
pada Mr Untuk Bidang Longsor dengan Fs = 0.547
Alternatif I perbaikan perkuatan lereng longsor adalah
konstruksi gabion. Konstruksi ini akan dipasang pada lereng
dengan elevasi - 5.3 m dari permukaan jalan. Adapun
perhitungan gabion adalah sebagai berikut :
Perhitungan momen tambahan yang dibutuhkan (Mr)

Kn.m
Perencanaan perkuatan lereng dengan gabion dan
minipile
Direncanakan bahwa momen tambahan yang dipikul
oleh gabion adalah Mr 1 dan momen tambahan yang
dipikul oleh perkuatan beronjong eksisting adalah
Mr2.
Perhitungan Mr1
Dari hasil perhitungan diperoleh resultan gaya
yang bekerja pada gabion di atas bidang longsor
adalah sebagai berikut :
tegak lurus bidang longsor (Nx)
Nx = W x cos x tgn
= 196.0162 Kn
Sejajar bidang longsor (Ny)
Ny = W x sin
= 107.0316 Kn
1758.3 Kn.m

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

Perhitungan Mr2
Dari hasil perhitungan diperoleh resultan gaya
yang bekerja pada beronjong di atas bidang
longsor adalah sebagai berikut :
tegak lurus bidang longsor (Nx)
Nx = (W x cos x tgn2/3 ) + (C x L)
= 23.8591 + 18.96
= 42.819 Kn
Sejajar bidang longsor (Ny)
Ny = W x sin
= - 7.64483 Kn

=996.743 Kn.m
Total momen tambahan (Mr) yang dipikul oleh
gabion dan beronjong eksisting adalah :

Kn.m
Kekurangan momen tambahan adalah sebesar (Mr3).
Mr 3 = Mr yang dibutuhkan
Mr 1 Mr 2
Mr 3 = 4194.097 1758.336
996.743
Mr 3 = 1439.018 Kn.m
Kekurangan momen tambahan (Mr 3) direncanakan
akan dipikul oleh perkuatan minipile.
Perencanaan minipile yang dibutuhkan untuk tambahan
perkuatan gabion.
1unit minipile mampu menahan gaya horizontal
583,767 Kg. Jumlah minipile yang dibutuhkan untuk
tambahan perkuatan gabion adalah :

B. Alternatif Perbaikan Perencanaan Geotextile Didasarkan


pada Mr untuk Bidang Longsor dengan Fs = 0.547
Alternatif II adalah perkuatan geotextile, dengan kekuatan
T ultimit 52 Kn/m. Adapun perhitungan dari Geotextile
adalah sebagai berikut :
Menghitung mr yang dibutuhkan

Kn.m
Menghitung kekuatan Geotextile (T allow )

Menghitung jumlah momen tambahan yang dipikul


oleh geotextile (Mr1) dan oleh perkuatan eksisting
(Mr2). Direncanakan geotextile dengan lapisan
sebagai berikut :
Sv 1 = 0.25 m, n = 10 lapis, h = 2.5 m
Sv 2 = 0.50 m, n = 5 lapis, h = 2.5 m
mr = M Geotextile
M Geotextile = Ti x Tallow
Tabel Momen yang Dipikul Geotextile

Kontrol daya dukung


Lapisan

qu = (C x Nc) + (0.3 x x Nx B)
= (7.08 x 9.058) + (0.3 x 16.063 x 1.575 x 8)
= 124.848 Kn/m2
Mr = Mr + Mr 1 + Mr 2 + Mr 3
= 2857 + 1758.336 + 996.74 + 1439.018
= 7051.097 Kn.m
Mo = Mo
= 5223.035 Kn.m
W = luas total gabion x x 1
= 21 x 19 x 1
= 399 Kn/m

Ti

T allow

M Geotextile

15

18.84

14.222

267.947

14

4.75

18.59

14.222

264.391

13

4.5

18.34

14.222

260.836

12

4.25

18.09

14.222

257.28

11

17.84

14.222

253.724

10

3.75

17.59

14.222

250.169

3.5

17.34

14.222

246.613

3.25

17.09

14.222

243.058

16.84

14.222

239.502

2.75

16.59

14.222

235.947

2.5

16.34

14.222

232.391

15.84

14.222

225.28

1.5

15.34

14.222

218.169

14.84

14.222

211.058

1
0.5
14.34
Momen Geotextile total

14.222

203.947
3610.31Kn.m

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6


Dari hasil perhitungan sebelum nya diketahui momen
tambahan yang dipikul oleh perkuatan beronjong
eksisting (Mr 2) sebesar 996.743 Kn.m, sehingga
diperoleh total momen tahanan yang dipikul oleh
perkuatan geotextile dan perkuatan eksisting sebagai
berikut :
Mr
Mr
Mr

= Mr 1 + Mr 2
= 3610.31 + 996.743
= 4607.053 Kn.m

Menghitung panjang geotextile di depan bidang


longsor
Lr = X1 X2, dimana X1 adalah absis permukaan
tanah di bidang longsor, sedangkan X2 adalah absis
permukaan tanah di depan bidang longsor.
Contoh dari perhitungan panjang geotextile di depan
bidang longsor
Lr 15 = 21.91 - 1928 = 2.63 m
Menghitung panjang Geotextile di belakang bidang
longsor (Le)
Contoh dari perhitungan panjang lipatan geotextile
adalah sebagai berikut :

Kn/m2

5
Tabel Panjang geotextile yang Dibutuhkan
No
L
lapisa Le Lo
Lr
Sv
Total
n
(m)
15
1.5
1
2.63 0.25
5.4
14
2.1 1.1 3.07 0.25
6.6
13
2.0 1.0 3.52 0.25
6.8
12
2.0 1.0 3.66 0.25
7
11
2.0 1.0 3.76 0.25
7.1
10
2.0 1.7 3.61 0.25
7.6
9
2.0
1
3.14 0.25
6.4
8
1.8
1
3.12 0.25
6.2
7
1.8
1
3.07 0.25
6.2
6
1.8
1
3
0.25
6.1
5
1.9 1.6
2.8
0.5
6.8
4
2.0
1
2.44 0.5
6.0
3
2.2 1.1 2.64 0.5
6.5
2
2.5 2.0 2.83 0.5
7.9
1
2.9 1.5 1.71 0.5
6.7
Kontrol stabilitas longsor

Mr = Mr + Mr 1 + Mr 2
= 2858 + 3610.31 + 997.165
= 7465.475 Kn.m
Mo = 5224.86 Kn.m

Kn/m2
Kontrol daya dukung
Menghitung panjang lipatan geotextile (Lo)
Contoh dari perhitungan panjang lipatan geotextile
adalah sebagai berikut :

Menghitung panjang total geotextile yang dibutuhkan


(L total)
Contoh dari perhitungan panjang lipatan geotextile
adalah sebagai berikut :
L total = L R + Le + Lo + Sv
L 15 = 2.63 + 1.5 +1 + 0.25 = 5.4 m

qu = (C x Nc) + (0.3 x x Nx B)
= (7.08 x 9.058) +
(0.3 x 16.063 x 1.575 x 8)
= 124.848 Kn/m2
P =xz
= 18 x 1.42
= 25.56 Kn/m2

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

C. Alternatif Perencanaan Geotextile Didasarkan pada


Mr untuk Bidang Longsor dengan Fs = 1.00
Dengan cara yang sama didapatkan hasil perencanaan
seperti yang diberikan dalam Tabel berikut.
Tabel Panjang geotextile yang Dibutuhkan
No
Lapisan

Le

Lo

Lr

Sv

L Total
(m)

15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

2.0
2.0
1.8
1.6
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.4
1.4
1.6
1.8
2.1
2.5

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1.1
1.3

2.63
3.07
4.121
5.114
5.774
6.043
5.91
6.174
6.376
6.525
6.515
6.499
6.995
7.304
6.55

0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5

5.9
6.4
7.2
8.0
8.4
8.6
8.5
8.8
9.0
9.2
9.5
9.6
10.3
11.0
10.9

Ditinjau dari segi kemudahan mendapatkan


material, alternatif
I lebih sulit dalam
memperoleh material dari pada alternatif II,
karena alternatif I menggunakan material batu
sedangkan alternatif II menggunakan hasil tanah
galian dari lereng yang ada di lapangan.
Ditinjau dari segi kelancaran akses lalu lintas,
alternatif I lebih baik dari pada alternatif II,
karena panjang nya galian lereng di bawah badan
jalan pada alernatif II lebih panjang dari pada
alternatif I.
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis Mengucapkan puji dan syukur atas limpahan


rahmad dan karunia ALLAH SWT yang telah memberikan
kekuatan dan kemudahan dalam pengerjaan Tugas Akhir.
Terima kasih kepada Ibu/Bapak dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dengan keihklasan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan tepat waktu.
Terima kasih kepada Bapak dosen penguji yang telah
memberikan masukan kepada penulis untuk kesempurnaan
Tugas Akhir ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1]

V KESIMPULAN

[2]

Dari hasil perencanaan alternatif perbaikan perkuatan


lereng di Jalan Lintas Sumatra ruas Jalan Lahat Tebing
tinggi Km 237 + 511 diperoleh rangkuman sebagai berikut :
Untuk Alternatif I, perbaikan perkuatan lereng longsor
dengan menggunakan perkuatan gabion dan minipile
menggunakan sf terkritis = 0,547 dibutuhkan material
untuk panjang 1m tegak lurus bidang gambar sebanyak
21 m3 batu dan 5 unit minipile.
Untuk Alternatif II, perbaikan perkuatan lereng
longsor dengan menggunakan geotextile menggunakan
sf terkritis = 0,547 dibutuhkan material untuk panjang
1m tegak lurus bidang gambar sebanyak 99.3 m2
geotextile. Untuk perbaikan perkuatan lereng longsor
dengan menggunakan sf = 1,00 dibutuhkan material
untuk panjang 1m tegak lurus bidang gambar sebanyak
131.3 m2 geotextile.
Perbandingan kekurangan dan kelebihan alternatif
perbaikan perkuatan lereng longsor menggunakan
perkuatan gabion dan minipile (alternatif I), dengan
alternatif perbaikan perkuatan lereng longsor
menggunakan geotextile (alternatif II) ditinjau dari
segi kemudahan dalam pelaksanaan, kemudahan
mendapatkan material dan kelancaran akses lalu lintas
adalah sebagai berikut :
Ditinjau dari segi kemudahan dalam pelaksanaan,
alternatif I lebih sulit dari pada alternatif II
karena dalam pelaksanaan nya alternatif I
menggunakan minipile sedangkan alternatif II
tidak menggunakan minipile.

[3]

Das, Braja. M. 1985. Mekanika Tanah: Prinsip-prinsip Rekayasa


Geoteknik, Jilid 2. Diterjemahkan oleh Noor Endah dan Indrasurya B.
Mochtar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Koerner, Robert M. 1997. Designing with Geosynthetics. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
Setiawan Jody. 2012. Alternatif Perbaikan Perkuatan Lereng
Longsor Jalan Lintas Sumatra Ruas Jalan Lahat-Tebing tinggi Km
237+511,Tugas Akhir SI, ITS, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai