Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER

Bianca Resita 1206319246

Mata kuliah

Perilaku Konsumen

Administrasi Niaga (Ekstensi)


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Indonesia

SOAL 1:
Analisis tentang kepribadian konsumen di kota besar seperti Jakarta
yang sesuai dengan pasar sasaran bisnis subsciption box:
Bisnis subscription box yang saat ini sedang popular di kalangan konsumen
tertentu termasuk konsumen di kota Jakarta dianggap menguntungkan bagi
perusahaan penyedia produk dan juga menarik untuk konsumen.
Untuk perusahaan penyedia produk, bisnis subscription box ini termasuk salah
satu tools sampling dan juga jalur penjualan untuk konsumen melalui perantara
yaitu bisnis penyedia jasa subscription box. Dari sudut pandang konsumen,
subscription box merupakan cara menarik untuk memberi kejutan atau treat
kepada

diri

sendiri

di

setiap

bulannya

walaupun

harus

berlangganan

sebelumnya.
Target pasar subscription box berdasarkan segmentasi geografis Indonesia
memang dianggap lebih cocok untuk konsumen di kota besar seperti Jakata. Hal
ini dikarenakan pertimbangan efisiensi biaya serta penjaminan kualitas barang
saat dikirim oleh penyedia jasa subscription box terkait.
Bentuk geografis Indonesia yang terbentuk dari gugusan kepulauan membuat
bisnis subscription box dirasa sulit untuk dapat diimplementasikan dengan baik
karena produk yang ditawarkan oleh penyedia jasa harus sampai di tanggal
yang bersamaan dengan kualitas prima dan dirasa tidak memungkinkan apabila
pusat bisnis hanya ada di kota besar namun diharuskan untuk mengantar
barang ke seluruh Indonesia. Oleh karena itu kota Jakarta dirasa cocok menjadi
target pasar utama dari bisnis subscription box.
Setelah diidentifikasi segmen pasar yaitu konsumen di Jakarta, selanjutnya
ditentukan target pasar yang lebih spesifik lagi. Untuk pasar yang targetkan
oleh bisnis subscription box seperti VanityTrove dan Lolabox, pola pasar yang
dipertimbangkan
berkonsentrasi

adalah

melayani

Market
berbagai

Specialization
kebutuhan

dalam

dimana

perusahaan

kelompok

tertentu.

Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua
produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko

akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau
kebutuhannya.
Apabila dilihat dari pesan yang disampaikan, adanya lini produk subscription
box dari e-commerce yang menyediakan, subscription box berfokus kepada
aspek emosional dibandingkan efek fungsi. Walaupun produk-produk yang
dikirimkan kepada konsumen belum tentu semuanya cocok dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen, efek mendapatkan surprise setiap bulannya dirasa
menyenangkan bagi konsumen.
Motif emosional mengandung arti bahwa pemilihan sasarannya menurut kriteria
pribadi atau subjektif (misalnya kebanggaan, ketakutan, kasih sayang, atau
status). Dalam kasus ini adalah efek surprise saat mendapatkan produk.
Namun motif emosional dianggap tidak memaksimumkan kegunaan atau
kepuasan.
Para konsumen selalu berusaha memilih berbagai alternatif yang menurut
pandangan

mereka

membantu

memaksimumkan

kepuasan.

Apa

yang

kelihatannya tidak rasional bagi pengamat dari luar mungkin benar-benar


rasional dalam konteks psikologis konsumen itu sendiri. Sebagai contoh, bagi
segmen kelas sosial di bawah A dan B pasti menganggap bahwa tidak ada
gunanya berlangganan produk yang mereka tidak tahu akan mendapatkan apa,
namun bagi kelas A B yang mau menyisihkan uang demi efek surprise ini,
mereka rela menyisihkan sekitar Rp 180.000 per bulannya untuk berlangganan.
Terdapat anggapan bahwa Indonesia merupakan
subscription

box

dikarenakan

sulitnya

akses

death trap dari bisnis

pengiriman

karena

bentuk

geografis Indonesia yang negara kepulauan. Namun, menurut penulis ada faktor
lainnya yang membuat pasar di Indonesia kurang cocok untuk implementasi
subscription box. Segmen pasar di Indonesia adalah satu ancaman untuk bisnis
subscription box .
Apabila ditelaah, segmen pasar untuk bisnis ini berdasarkan segmentasi sosial
budayanya, kelas ekonomi yag disasar adalah kelas A dan B yang kiranya mau
menyisihkan sekitar Rp 180.000 per bulannya untuk berlangganan produk yang
sebelumnya mereka belum tahu. Namun, rasio antara jumlah segmen kelas A

dan B terbilang kecil dan sedikit dibandingkan keseluruhan penduduk Indonesia.


Market size untuk produk ini penulis anggap tidak profitable, pasarnya terlalu
niche.

SOAL 2:
Saran agar bisnis subsciption box dapat dijalankan di Indonesia, atau
setidaknya di kota besar seperti Jakarta, jika dilihat dari perspektif
perilaku konsumen & contoh produk apa yang sesuai dengan bisnis ini
da pasar yang ada:
Seperti yang dijabarkan sebelumnya pada pemaparan analisa di Soal 1, penulis
beranggapan bahwa pasar untuk bisnis subscription box ini adalah kelas A dan B
yang

dianggap

mau

menyisihkan

sejumlah

uang

untuk

berlangganan

subscription box.
Menurut penulis, untuk produk pakaian dan kosmetik dianggap tidak terlalu
sesuai dengan konsumen di Indonesia karena perbedaan selera dan kecocokan
akan produk yang nantinya dikirimkan. Produk-produk yang penulis anggap
cocok adalah sebagai berikut:
1. Makanan (Cemilan): Konsumen Indonesia suka menikmati cemilan. Dan
pada dasarnya, makanan adalah benda yang pasti habis, baik bagi
pembeli maupun untuk orang sekitarnya. Yang penulis perhatikan, budaya
konsumen Indonesia saat di rumah d kantor, atau di lingkungan
pertemanan, konsumen suka berbagi.
2. Peralatan Rumah Tangga: Peralatan rumah tangga yang penulis maksud
adalah peralatan-peralatan kecil seperti misalkan setrika portable, hair
dryer portable, bahkan mug-mug unik. Peralatan rumah tangga seperti itu
dianggap tidak terlalu beresiko rugi karena pasti digunakan oleh
konsumen.
Namun meninjau bisnis subscription box yang saat ini sudah ada di Indonesia,
penulis mengambil contoh VanityTrove untuk selanjutnya diekslor lebih lanjut
bagaimana

strategi

pemasaran

yang

baik

untuk

subscription

box

dari

VanityTrove ini.
VanityTrove yang merupakan salah satu bisnis yang menyediakan subscription
box adalah salah satu pemain yang menyasar kelas premium, tentunya dengan
harga yang premium apabila dibandingkan dengan pesaing sejenis. Menerut

penulis, untuk pasar niche yang disasar oleh VanityTrove bisa jadi merupakan
kekuatan dan peluang untuk strategi pemasaran.
Untuk pasar yang niche seperti ini, VanityTrove penulis anggap tidak perlu untuk
secara masal memasarkan produknya. Berikut strategi pemasaran yang
penulis usulkan:

Pesan:
Pesan umbrella yang disampaikan masyarakat harus sesuai dengan positioning
yang

subscription

subscription

box

box

VanityTrove

yang

premium.

tampilkan
Untuk

yaitu

sebagai

mempertegas

salah

pesan

satu

tersebut,

VanityTrove harus memiliki slogan utama yang sesuai dengan identitas


VanityTrove. Slogan yang penulis usulkan adalah Special Surprise for the
Precious You.
Slogan ini digunakan untuk menyentuh aspek emosional dari konsumen bahwa
bagi para konsumen yang berharga, VanityTrove memberikan kejutan yang
special di setiap bulannya.
Aktivitas Pemasaran:
Aktivitas pemasaran yang disarankan adalah aktivitas pemasaran terintegrasi
namun dengan jalur yang terkostumisasi. Berikut tools yang penulis sarankan
untuk aktivitas pemasaran VanityTrove.
1. Above The Line
Pemasaran

atau

marketing Above

The Line

(ATL) artinya adalah

pemasaran yang melakukan pemasaran produk atau jasa dengan


menggunakan media masa. Untuk implementasi aktivitas marketing
Above The Line yang penulis sarankan adalah PR, Advertising, serta
Digital.
a. Public Relation (PR)
Untuk

aktiitas

PR

yang

penulis

sarankan

adalah

mengadakan

konferensi pers dengan target media yang disesuaikan dengan


segmen pasar dari VanityTrove. Target media yang penulis sarankan
adalah media harian (Koran) dan online untuk boost pemberitaan
tentang VanityTrove seperti Kompas, Detik.com, Okezone dan berbagai
media harian dan online lainnya; media perempuan premium seperti
Harpers Bazaar, Cosmopolitan, Marie Claire serta berbagai media
sejenis lainnya karena diangga sesuai dengan segmentasi VanityTrove.

Coverage yang didapatkan dari aktivitas public relation dianggap lebih


terpercaya

dan

memiliki

nilai

lebih

karena

diliput

dengan

penerjemahan yang lebih baik oleh media yang menulis sesuai dengan
segmentasi pembaca mereka

b. Advertising
Jalur periklanan juga dianggap penting untuk boost awareness serta
pemahaman konsumen terhadap VanityTrove secara masal. Target
media yang penulis sarankan yaitu sama seperti sebelumnya pada PR
yaitu adalah media harian (Koran) dan online untuk boost pemberitaan
tentang VanityTrove seperti Kompas, Detik.com, Okezone dan berbagai
media harian dan online lainnya; media perempuan premium seperti
Harpers Bazaar, Cosmopolitan, Marie Claire serta berbagai media
sejenis lainnya karena diangga sesuai dengan segmentasi VanityTrove.
c. Digital
Untuk konsumen A & B yang lebih sering mengakses media digital
dianggap merupakan suatu peluang untuk pemasaran dari lini digital.
VanityTrove harus aktif di berbagai media sosial seperti Facebook,
Instagram, Twitter, serta forum kecantikan online agar dapat secara
lebih dekat menjangkau konsumen dan target pasarnya. Pesan yang
disampaikan harus terintegrasi dengan pesan umbrella yang telah
diberikan sebelumnya.
Selain posting tentang lini produk yang ditawatkan VanityTrove,
kompetisi-kompetisi melalui media digital juga baik untuk diadakan
agar konsumen dan target pasar menjadi lebih dekat dan lebih tahu
tentang VanityTrove.
2. Below The Line
Aktivitas pemasaran Below The Line adalah segala aktifitas marketing
atau promosi yang dilakukan di tingkat retail/konsumen dengan salah

satu tujuannya adalah merangkul konsumen supaya aware dengan


produk kita.
Aktivitas pemasaran yang penulis anggap cocok untuk target pasar A & B
adalah activation dalam bentuk kreatif yang dapat menimbulkan rasa
penasaran konsumen terhadap VanityTove
a. Activation
Bentuk

activation

yang

penulis

usulkan

salah

satunya

adalah

memberikan Surprise Box VanityTrove kepada beberapa pengunjung


restoran atau club premium yang berpakaian paling baik atau paling
fashionable. Misalkan pada setiap malam Sabtu dan malam Mnggu,
agen dari VanityTrove disebar ke berbagai tempat hang out para target
konsumen misalkan di restaurant dan club papan atas.

Agen

VanityTrove selanjutnya memberikan VanityTrove Surprise Box kepada


beberapa pengunjung dedngan pakaian terbaik. Hal ini menekankan
pesan Special Surprise for the Precious You dimana bagi
pengunjung yang precious mereka diberikan kejutan yang special.
Pemberian Surprise Box ini penulis anggap bisa memicu word of
mouth dari konsumen yang mendapatkan. Dilihat dari perilaku
konsumen yang saat ini makin aktif di media digital, apabila
mendapatkan kejutan cantik karena cantik tentunya akan menjadi
sebuah kebanggaan apabila mereka membaginya dengan temanteman mereka.
Tentunya selain aktivitas-aktivitas yang penulis paparkan di atas ini, masih
banyak lagi bentuk pemasaran lainnya yang bisa dieksplor untuk VanityTrove.
Namun

tentunya

dibutuhkan

pemikiran

dan

perencanaan

yang

lebih

komprehensif.
Sekian pemaparan saya, Bianca Resita, tentang bisnis subscription box untuk
Ujian Tengah Semester Perilaku Konsumen.
Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai