Anda di halaman 1dari 4

1.

Anatomi fisiologi kepala


Kranium merupakan kerangka kaku yang berisi tiga komponen :
otak, cairan serebro-spinal dan darah yang masing-masing tidak
dapat diperas. Kranium hanya mempunyai sebuah lubang keluar
utama yaitu foramen magnum. Ia juga memiliki tentorium kaku
yang memisahkan hemisfer serebral dari serebelum. Otak tengah
terletak pada hiatus dari tentorium.
Volume total intrakranial harus tetap konstan ( Doktrin Monro-Kellie :
K = V otak + V css + V darah + V massa ). Kompensasi atas
terbentuknya lessi intrakranial adalah digesernya css dan darah
vena hingga batas kompensasi, untuk selanjutnya tekanan
intrakranial akan naik secara tajam.
Pada lesi yang membesar cepat seperti hematoma, perjalanan klinik
dapat diprediksi. Bila fase kompensasi terlewati, tekanan
intrakranial meningkat. Pasien nyeri kepala yang memburuk oleh hal
yang meninggikan TIK seperti batuk, membungkuk dan terlentang,
kemudian mulai mengantuk. Kompresi atau pergeseran batang otak
berakibat peninggian tekanan darah, sedang denyut nadi dan
respirasi menjadi lambat. Pupil sisi massa berdilatasi, bisa dengan
hemiparesisi sisikontralateral massa. Selanjutnya pasien jadi tidak
responsif, pupil tidak bereaksi dan berdilatasi, serta refleks batang
otak hilang. Akhirnya fungsi batang otak berhenti, tekanan darah
merosot, nadi lambat, respirasi lambat dan tidak teratur untuk
akhirnya berhenti. Penyebab akhir kegagalan otak adalah iskemia.
Peninggian TIK mempengaruhi ADO akibat kompresi arterial,
regangan atau robekan arteria dan vena batang otak serta
gangguan perfusi. ADO konstan 50 ml/100 gr/menit pada
otoregulasi normal. Jadi ADO dipengaruhi oleh tekanan darah
arterial, tekanan intrakranial, otoregulasi, stimulasi metabolik serta
distorsi atau kompresi pembuluh darah oleh massa atau herniasi.
Pada kenyataannya, banyak akibat klinis dari peninggian TIK adalah
akibat pergeseran otak dibanding tingkat TIK sendiri.
Edema otak yang terjadi oleh sebab apapun akan meninggikan TIK
yang berakibat gangguan ADO yang berakibat memperberat edema
sehingga merupakan lingkaran setan. TIK lebih dari 15 mm Hg harus
ditindak.
Triad klasik nyeri kepala, edema papil dan muntah ditemukan pada
duapertiga pasien. Sisanya hanya dua gejala. Tidak satupun khas
untuk peninggian TIK, kecuali edema papil, namun memerlukan
waktu yang lama untuk timbulnya. Simtom lebih banyak tergantung
penyebab dari pada tingkat tekanan. Tidak ada korelasi konsisten
antara tingkat tekanan dengan beratnya gejala.
Penurunan kesadaran adalah ciri cedera otak. Dua jenis cedera otak

yaitu cedera korteks bilateral serta cedera pada sistem pengaktif


retikuler batang otak disamping peninggian TIK dan penurunan ADO
dapat menurunkan tingkat kesadaran
2. Anatomi lengan
3. Bagaimana biomekanika dan pola trauma
4. Adakah dan bagaimana hubungan luka di kepala dengan lengan
sebelah kanan tidak bisa digerakkan...
Pada kasus ini tidak ada hubungan. Jadi lengan sebelah kanan yang
tidak bisa digerakkan terjadi karna adanya fraktur di antebrachii
dextra
5. Mengapa pasien tidak sadar selama 5 menit saat kejadian lalu
kembali sadar saat perjalanan ke RS...
6. Bagaimana
7. Mengapa
8. Bagaimana interpretasi dan mekanisme data tambahan
a) Kepala
b) Antebrachii dextra
Inspeksi :
- Udem (+)edema; pengumpulan cairan
secara abnormal dalam ruang jaringan
interseluler tubuh(+) fraktur tertutup pada
antebrachii dextra.
- Hematoma (+)pengumpulan darah
setempat, umumnya menggumpal dalam
organ, rongga, atau jaringan, akibat
pecahnya dinding pembuluh darah,
perdarahan berasal dari periosteum(+)
fraktur tertutup pada antebtrachii dextra.
- Deformitas (+) perubahan bentuk tubuh
sebagian atau umumakibat fraktur berupa
angulasi,rotasi, pemendekan dan akibat
pembengkakan atau perdarahan (+) fraktur
pada antebrachii dextra.
Palpasi :
- Krepitasi (+)bunyi yang timbul karena
gesekan ujung fragmen tulang yang patah
(+) fraktur tertutup
- Nyeri tekan (+)(+) fraktur displaced
tertutupmencederai organ atau jaringan
lunak disekitarnya nyeri tekan
Range of motion : pergerakan pasif dan aktif
terhambat akibat fraktur tertutup yang mana terjadi
deformitas, hematoma, udem dan nyeri tekan

menghambat pemeriksa dan pasien untuk


menggerakkan lengan bawahnya.
c) Pemeriksaan tanda vital pada saat pasien tidak sadar kembali
9. Bagaimana
10.
Pemeriksaan penunjang
11.
Diagnosis kerja
Laki-laki 25 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas
A. F
B. Fraktur antebrachii dextra (lengan kanan bawah)
a. Defenisi
fraktur adalah putusnya, pecahan atau ruptur
kontinuitas jaringan tulang
b. Etiologi
1) Trauma : (pada kasus)
Trauma langsung berakibat fraktur pada tempat trauma
dan kerusakan jaringan
Trauma tidak langsung berakibat fraktur diluar tempat
fraktur
2) Patologis
Kongenital ( osteogenesis inperfekta )
infeksi ( osteomyelitis )
tumor ( contoh bone cyst., Metastase Ca
mammae )
3) Tarikan yang terlalu kuat
c. Faktor risiko
d. Klasifikasi
Menurut derajatnya :
fracture incomplete : fisurra, greenstick
fraktur tulang muda ( anak )
fracture complete : simple fraktur bila
fragmen tulang tak bergeser dari tempatnya
, komunitif fraktur bila patah lebih dari 2
fragmen
Ada tidaknya hubungan dengan dunia luar :
Open fracture ( Compund Fracture) ada
hubungan langsung rfagmen fraktur dengan
permukaan kulit.
Closed fracture ( fraktur oklusa/ patah
tulang tertutup).
Berdasar usia penderita :
usia dewasa dan tua , sering patah akibat
osteoporosis,misalnya vertebra, colum
femoris, dan frakture tulang panjang.
Usia anak-anak , jarang robek ligamen.
Penanganannya perlu pertimbangan khusus,

sebab pemendekan dapat ditoleransi


dengan percepatan pertumbuhan tulang
panjang yang patah.
Berdasar penyebabnya : misalnya fraktur
patologis, bukan karena trauma.
e. Manifestasi klinis
deformitas akibat fraktur berupa angulasi,rotasi
dan pemendekan.
krepitasi karena gesekan ujung fragmen tulang
yang patah
false movement
fragmen tulang yang menonjol dari luka
tampak pada gambar X foto
nyeri pada fraktur, terdapat nyeri subyektif, nyeri
obyectif, nyeri lingkar,
nyeri sumbu pada tarikan atau tekanan.
deformitas disebabkan oleh pembengkakan,atau
akibat perdarahan.
nyeri spontan , menghebat bila digerakkan
fungsiolesa
f. Patofisiologi/patogenesis
Patah tulang dipengaruhi oleh 2 faktor :
Faktor ekstrinsik :
Adalah gaya dari luar yang bereaksi pada
tulang
Tergantung dari besarnya , waktu/lamanya
dan arah gaya tersebut dapat
menyebabkan patah tulang.
Beberapa macam gaya : gaya tension, gaya
kompresi, gaya shear.
Faktor intrinsik : Beberapa sifat sifat yang penting
dari tulang yang menentukan daya tahan untuk
timbulnya fraktur:
kapasitas absorbsi dari energi
daya elastisitas
daya terhadap kelelahan
densitas/kepadatan
12.
Penatalaksanaan
13.
Prognosis komplikasi
14. kompetensi

Anda mungkin juga menyukai