KELOMPOK 7
Kelompok 7
Dwi Yuliani
Tia Sabrina
Azwar Zulmi
Katedi
Harris Waisaka
Iis Martilopa
Deniz Mawarni
Fary Tri Sabdillah
Elvi Indahwati
Canggih Naluri
Intan Noor Indah
Suriya Kala
04061001009
04061001010
04061001041
04061001044
04061001046
04061001052
04061001053
04061001069
04061001070
04061001084
04061001120
04061001133
Data Tambahan
Kepala :
kembali) :
Pasien tidak sadar (GCS : E2M4V4)
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 60 x/menit
Respirasi : 32 x/menit (stridor (+) )
Pupil anisokor kanan midriasis dan kiri miosis
KLARIFIKASI ISTILAH
Luka di kepala : kerusakan pada struktur jaringan
KLARIFIKASI ISTILAH
Hematoma
IDENTIFIKASI MASALAH
Laki-laki 25 tahun dibawa ke RSUD dengan luka
IDENTIFIKASI MASALAH
Hasil pemeriksaan pertama dengan GCS 15, TD
130/90 mmHg
Kepala :
luka terbuka 4 x 9 cm, pelipis kanan, tepi tak rata dasar tulang
hematom rim orbita sebelah kanan
Deformitas dan epistaksis pada hidung kanan
Antebrachii dextra :
Deformitas, oedema, hematoma
Krepitasi, nyeri tekan
Pergerakan pasif dan aktif terhambat
ANALISIS PERMASALAHAN
Bagaimana biomekanika trauma pada kasus?
Keadaan awal penderita
perdarahan)?
Interpretasi dari data tambahan yang didapat?
Apa saja kemungkinan cedera kepala yang terjadi?
Bagaimana patofisiologi yang terjadi pada kasus? Mengapa
terdapat interval sadar tidak sadar yang terjadi pada
pasien?
Apa saja pemeriksaan tambahan yang
dibutuhkan?
ANALISIS PERMASALAHAN
Antebrachii dextra :
Bagaimana anatomi dan fisiologi?
Interpretasi dari data tambahan yang didapat?
Apa saja pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan?
prognosis?
HIPOTESIS
Laki-laki berusia 25 tahun mengalami
trauma kepala sedang yang menyebabkan
peningkatan TIK (tekanan intrakranial)
disertai adanya interval Lucid, trauma
mata, hidung dan fraktur tertutup lengan
bawah kanan
SINTESIS
Biomekanika Trauma
Mekanisme cidera sendiri dibagi
menjadi :
Cidera langsung, kulit kepala bisa robek,
Biomekanika trauma
pada kecelakaan motor
Ada 3 cara yang sering terjadi pada saat kejadian
kecelakaan :
septum
Dislokasi, yaitu bagian bawah kartilago septum ke luar dari
Krista maksila dan masuk ke dalam rongga hidung
Penonjolan tulang atau tulang rawan septum, bila
memanjang dari depan ke belakang disebut Krista, bila
sangat runcing disebut spina
Bila deviasi atau Krista septum bertemu dan melekat
dengan konka dihadapannya disebut sinekia, bentuk ini
akan menambah beratnya obstruksi
Epistaksis
perdarahan dari hidung yang dapat terjadi akibat sebab lokal
posterior.
Pada epistaksis anterior, perdarahan berasal dari pleksus
kiesselbach (yang paling sering terjadi dan biasanya pada anakanak) yang merupakan anastomosis cabang arteri ethmoidakis
anterior, arteri sfeno-palatina, arteri palatine ascendens dan
arteri labialis superior.
Pada epistaksis posterior, perdarahan berasal dari arteri
sfenopalatina dan arteri ethmoidalis posterior. Epistaksis
posterior sering terjadi pada pasien usia lanjut yang menderita
hipertensi, arteriosclerosis, atau penyakit kardiovaskuler.
Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti spontan
Epistaksis
Penatalaksanaan
Pertama-tama keadaan umum dan tanda vital
pasien
Menghentikan
perdarahan
Perdarahan anterior :
Menghentikan
perdarahan
Perdarahan posterior :
dicari sumber perdarahan dengan rinoskopi
Mencegah komplikasi
Komplikasi dapat terjadi sebagai akibat
Pasien sadar
Tanda vital:
RR 24x/min normal (16-24)
Nadi 98x/min normal (80-100)
TD 130-90 normal
GCS 15 normal
Skor GCS 14-15 cedera kepala ringan
9-13 cedera kepala sedang
< 8 cedera kepala berat
Fisiologi Kepala
Tekanan Intrakranial
Tekanan intrakranial (TIK) dipengaruhi oleh volume
Doktrin Monro-Kellie
Konsep utamanya adalah bahwa volume intrakranial
harus selalu konstan, konsep ini dikenal dengan Doktrin
Monro-Kellie.
Luka terbuka ukuran 4x9 cm, tepi luka tidak rata pada
Trauma Kapitis
Cedera kepala atau yang disebut dengan trauma
atas;
1. Cedera kepala tumpul;
2. Cedera tembus;
dikelompokkan menjadi;
1. Fraktur tengkorak;
2. Lesi intrakranial;
PEMBAGIAN CEDERA
KEPALA
Simple Head Injury
ditegakkan berdasarkan:
Ada riwayat trauma kapitis
Tidak pingsan
Gejala sakit kepala dan pusing
Commotio Cerebri
Commotio cerebri (geger otak) adalah keadaan
Laceratio Cerebri
Dikatakan laceratio cerebri jika kerusakan tersebut disertai
basis kranii.
menit
Pasien mengeluh pusing, sakit kepala
Ada muntah, ada amnesia retrogad dan tidak ditemukan kelainan
pada pemeriksaan neurologist.
Cedera Kepala Sedang (CKS)
gerak.
konstan
Trauma kepalahipoksia sesaat di otakpingsanada
kompensasi peningkatan simpatisaliran darah lancar
kembalisadarseiring waktu,darah makin
menumpukpengurangan CSFperdarahan
berlanjutpengurangan volume venaCSF trus keluar,
volume vena habisvolume arteri di kurangipenurunan
oksigenasi di otakhipoksiatidak sadar kembali
Interval sadar tidak sadar disebut juga dengan interval
Lucid (Lucids interval)
Manajemen lanjutan
Cedera kepala sedang
Saat diterima di UGD (pasien umumnyamasih mampu
bedah saraf
Penderita harus dirawat di ruang perawatan intensif atau yang
NO
FUNGSI
MUSKULUS
Fleksor elbow
Ekstensor elbow
m. triceps, m. Anconeus
Supinator elbow
m. supinator, m. Biceps
Pronator elbow
Fleksor
pergelangan
ulnaris
tangan
6
Ekstensor
pergelangan
brevis,
tangan
* deformitas
Adalah perubahan bentuk atau malformasi.
Hal ini disebabkan traumanya yang secara langsung
* edema
Adalah pengumpulan cairan di ruang interseluler tubuh.
Hal ini disebabkan karena obstruksi yang terjadi akibat
fraktur antebrachii
* hematoma
Adalah pengumpulan darah yang terlokalisasi.
Hal ini disebabkan karena penggumpalan yang terjadi pada
Pada palpasi:
* krepitasi
adalah suara yang terdengar seperti lemparan garam
* nyeri tekan
Nyeri tekan disebabkan karena rangsangan sensoris
dialaminya.
Darah rutin,
Faktor pembekuan darah,
Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi),
Urinalisa,
Kreatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk kliren
ginjal).
Jenis pemeriksaan
Nilai
-Terhadap suara
-Terhadap nyeri
-Tidak ada
-Melokalisir nyeri
-Tidak ada
Tatalaksana Lanjutan
Cedera Kepala
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pemeriksaan lanjutan:
Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan kemungkinan adanya cedera sistemik.
Pemeriksaan neurologis.
Pemeriksaan darah untuk menentukan kadar alkohol, pemeriksaan urine.
Pemeriksaan x-foto kepala
Pemeriksaan x-foto vertebra servikal dan lain-lain bila memang diperlukan.
Pemeriksaan CT-scan
Pengobatan medikamentosa :
Terapi Operatif
Penurunan klinis
Efek massa dengan volume > 20 cc dengan midline shift > 5
mm dengan penurunan klinis yang progresif.
Tebal epidural hematoma > 1 cm dengan midline shift > 5
mm dengan penurunan klinis yang progresif.
1.
2.
3.
4.
Imobilisasi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan atrofi otot dan
kekakuan pada sendi. Maka untuk mencegah hal tersebut diperlukan upaya mobilisasi
1. Fraktur Reduction
Manipulasi atau penurunan tertutup, manipulasi non bedah penyusunan kembali
secara manual dari fragmen-fragmen tulang terhadap posisi otonomi
sebelumnya.
Penurunan terbuka merupakan perbaikan tulang- terusan penjajaran insisi
pembedahan, seringkali memasukkan internal viksasi terhadap fraktur dengan
kawat, sekrup peniti plates batang intramedulasi, dan paku. Type lokasi fraktur
tergantung umur klien.
Peralatan traksi :
Traksi kulit biasanya untuk pengobatan jangka pendek
Traksi otot atau pembedahan biasanya untuk periode jangka panjang.
2. Fraktur Immobilisasi
Pembalutan (gips)
Eksternal Fiksasi
Internal Fiksasi
Pemilihan Fraksi
3. Fraksi terbuka
Pembedahan debridement dan irigrasi
Imunisasi tetanus
Terapi antibiotic prophylactic
Immobilisasi (Smeltzer, 2001)
Fraktur antebrachii
Kompikasi Umum :
Syok hipovolemia (karena perdarahan yang banyak), syok
neurogenik (karena nyeri yang hebat), koagulopati diffus,
gangguan fungsi pernafasan.
Komplikasi Lokal :
Infeksi, terutama pada kasus fraktur terbuka.
Osteomielitis yaitu infeksi yang berlanjut hingga tulang.
Atropi otot karena imobilisasi sampai osteoporosis.
Delayed union yaitu penyambungan tulang yang lama.
Non union yaitu tidak terjadinya penyambungan pada tulang yang
fraktur.
Artritis supuratif, yaitu kerusakan kartilago sendi.
Dekubitus, karena penekanan jaringan lunak oleh gips.
Lepuh di kulit karena elevasi kulit superfisial akibat edema.
Terganggunya gerakan aktif otot karena terputusnya serabut otot,
Sindroma kompartemen karena pemasangan gips yang terlalu
ketat sehingga mengganggu aliran darah.
Prognosis :
bergantung cepat dan tepatnya tindakan yang
Pertanyaan
Delfa:
Deformitas hidung: fraktur? Tampon?
Pingsan: hipoksia pd trauma; penyebab lain?
Tiar:
HR turun tp tekanan darah naik?
Rara:
Biomekanika: bgmn bs menyebabkan gejala?
GCS yg k 2: V4: lidah tdak tdorong kblkg tp
kok stridor?
Prognosis bgmn?