Anda di halaman 1dari 8

JETri, Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 57-64, ISSN 1412-0372

HUBUNGAN INTENSITAS MEDAN DEKAT


DENGAN DELTA PROFIL INDEKS
BIAS ((X,Y)) PADA GRADE
INDEKS FIBER OPTIK
Meiliayana
Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti
Abstract
Fiber optic refractive index profile can be reconstructed from its mode field distribution. To
analyzed this mode field image (digital image form), one formula, which derived from scalar
wave equation, is needed to describe a relationship between the intensity and refractive
index value as a radial function. This paper included numerical analysis to solve the second
order differentiation and made the formula more suitable for computer process.
Keywords: mode field distribution, scalar wave equation, refractive index, numerical
analysis

1. Pendahuluan
Profil indeks bias pandu gelombang merupakan hal yang penting
untuk diketahui karena mempengaruhi karakteristik pandu gelombang (fiber
optik).
Salah satu mode yang dapat digunakan untuk merekontruksi profil
indeks bias adalah inverse propagation mode near field method, yaitu
metode dimana profil indeks bias dari fiber direkontruksi berdasarkan
distribusi intensitas medan dekat moda fundamental dengan menggunakan
inversi persamaan gelombang scalar (Bibra, 1997: 1695).
Distribusi medan dekat keluaran dari fiber (citra medan dekat) hasil
pengukuran, merupakan citra intensitas medan (rapat arus energi) yang
merupakan citra digital. Oleh karena itu, dibutuhkan penurunan persamaan
gelombang scalar untuk menunjukkan hubungan antara rapat arus energi
(N), kuat medan listrik (E) dan delta profil indeks bias dan analisa numeric
untuk menuliskan kembali hubungan tersebut dalam bentuk yang lebih
sesuai untuk pengolahan data secara digital.
2. Perambatan Energi
Gerakan gelombang merupakan proses perambatan gangguan
tertentu. Setiap gangguan memerlukan masukan energi / momentum.

JETri, Tahun Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 57-64, ISSN 1412-0372

Karena itu gerakan gelombang juga merupakan proses perambatan energi


dan momentum. Gelombang tidak dapat diamati secara langsung, yang
dapat diamati hanya intensitasnya (rapat arus energi, N (J/m2s)). (Tjia,
1997: II. 11). Rapat arus energi juga dikenal sebagai vector poynting, yaitu:

N ExH
1
N E.E *v

Dimana adalah impendansi karakteristik gelombang [ohm] =

E
H

E = kuat medan listrik


H = kuat medan magnet
* E = kompleks konjugate dari medan E dan H
3. Hubungan Antara Delta Profil Indeks Dengan Intensitas Medan
Dekat
Hubungan antara delta indeks bias dan kuat medan listrik (E) dapat
diturunkan dari persamaan gelombangan scalar:

(t2 + 2) E z (x,y) = 0

(t2 + k2 - 2) E z (x,y) = 0
Berdasarkan hubungan (Pollock, 1995: 23-24):
n(x,y) = c/v
sehingga
k(x,y) = /v = (/c)n(x,y) = kon(x,y)
dimana
n(x,y) : indeks bias dalam medium sebagai fungsi jarak
c
: kecepatan cahaya dalam ruang hampa (3x108 m/s)

58

(1)

Meiliayana,Hubungan Intensitas Medan Dekat Delta Profil Indeks Bias ((X,Y)) Pada Grade

ko

: kecepatan cahaya dalam medium


: frekuensi angular (2f [rad])
: konstanta propagasi cahaya pada ruang bebas

Persamaan (1) dapat ditulis sebagai berikut:

2 E ( x, y )
n(x,y) = 1 t2 z

E z ( x, y )

ko

(2)

dimana:
/ko = neff
maka
= neff . ko
dan

2
2
2 2
x
y
2
t

Ekspansi sisi kanan dari persamaan (2) sesuai dengan deret Mac Laurin dan
dihentikan sampai pada term yang kedua (asumsikan bahwa term sisanya
adalah kecil), maka diperoleh:

1 t2 E z ( x, y )
n(x,y) ~

ko

2 k o E z ( x, y)

(3)

Pada kasus weakly guiding waveguide, neff ns (s = substrate) (Helms,


1990: 626), dan
N(x,y) = ns + n(x,y)

(4)

Maka dengan membandingkan persamaan (3) dan (4), diperoleh:

59

JETri, Tahun Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 57-64, ISSN 1412-0372

n(x,y) = -

1
1 2 E z ( x, y) 2 E z ( x, y)

2ns k o2 E ( x, y) x 2
y 2

(5)

Berdasarkan hubungan antara arus energi (N) dengan kuat medan listrik:

N ( x, y ) =

E ( x, y )

N ( x, y ) 2

N ( x, y )

perubahan indeks bias pandu gelombang adalah:


n(x,y) = dimana:
ko =

1
2n s k o2

2 N ( x, y ) 2 N ( x, y )

(6)
x 2
y 2
N ( x, y )

dan ns = nselubung

4. Analisa Numerik
Persamaan (6) merupakan persamaan array 2D dalam system
koordinat Cartesian. Berdasarkan pengertian bahwa pada posisi kolom
tertentu, intensitas adalah fungsi dari posisi x atau ditulis N(x,y) = N(x,yi);
dan pada posisi baris tertentu intensitas adalah fungsi dari posisi y atau
N(x,y) = N(xi,y). Maka pada kolom ke-I, differensiasi N(x,y=konstan)
hanya tergantung pada variable x, dan hanya ditulis N(x). Dan pada baris
ke-i, differensiasi N(x=konstan,y) hanya tergantung pada variable y dan
ditulis N(y). Maka persamaan (6) dapat ditulis menjadi:
n(x,y) = -

1
2n s k o2

1 2 N ( x)

x 2
N ( x)

2 N ( y)
(7)
y 2
N ( y)
1

Persamaan diatas terdiri atas 2 buah differensial orde 2 dan masing-masing


memiliki satu variable indenpenden. Persamaan differensial diatas disebut
ODE (Ordinary Differential Equation) orde dua.

60

Meiliayana,Hubungan Intensitas Medan Dekat Delta Profil Indeks Bias ((X,Y)) Pada Grade

2
d2
2
d2
dan
dapat
ditulis
menjadi
dan
y 2
dy 2
x 2
dx 2
Bentuk persamaan ODE orde dua dapat direduksi ke persamaan ODE orde
satu dengan mendefinisikan variable baru, misalkan:
Z(x) =

N (x) dan Z(y) =

N ( y)

sehingga
f(x,z) =

dz( x)
dz( y)
dan f(y,z) =
dx
dy

maka

df ( y, z ) d 2 z ( y )
df ( x, z ) d 2 z ( x)
dan

dy
dx
dy 2
dx 2
Persamaan (8) dapat diselesaikan dengan memakai metode Runge-Kutta
orde satu, dua atau orde-orde lainnya yang lebih tinggi (misalnya sama).
Disini dipilih metode Runge-Kutta orde dua. Untuk menyelesaikan f(x,y),
sebagai berikut:
Zi+1(x) = zi(x) + (a1k1 + a2k2)h
dimana
k1 = f(xi,zi) dan k2 = f(xi+pih , zi+q11k1h)
Dengan menggunakan metode Ralston, dimana nilai a2 = 2/3, a1 = 1/3 dan
p1 = q11 = 3/4 (Chapra, 1999: 599), maka persamaan Runge-Kutta orde dua
diatas menjadi:
Zi+1(x) = zi(x) + [ (1/3)k1 + (2/3)k2 ]h
dengan

61

JETri, Tahun Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 57-64, ISSN 1412-0372

k1 = f(xi,zi) dan k2 = f(xi + 3/4.h , zi 3/4k1h)


Karena fungsi z hanya merupakan fungsi dari satu variable indenpedent (x)
maka persamaan k1 dan k2 dapat direduksi menjadi:
k1 = f(xi,zi) = f(xi) dan k2 = f(xi + 3/4.h) = f(xi) + 3/4h (df/dx)
Substitusikan k1 dan k2 tersebut ke persamaan metode Ralston di atas
diperoleh:
Zi+1(x) = zi(x) + [ (1/3)f(xi) + (2/3)f(xi) + 1/2h(df/dx) ]h
= zi(x) + [ (1/3)hf(xi) + (2/3)hf(xi) + 1/2h2(df/dx) ]
Zi+1(x) = zi(x) + hf(xi) + 1/2h2(df/dx)

(9)

Dengan cara yang sama diperoleh:


Zi-1(x) = zi(x) - hf(xi) + 1/2h2(df/dx)

(10)

Penjumlahan persamaan (9) dan persamaan (10)


Zi+1(x) + Zi-1(x) = 2zi(x) + h2(df/dx)
Maka

df z ( xi 1 ) z ( xi 1 ) 2 z ( xi )

dx
h2
d 2 N ( xi )
dx

N ( xi 1 ) N ( xi 1 ) 2 N ( xi )
h2

dengan cara yang sama dapat diturunkan untuk f(y,z) dan diperoleh:

df z ( yi 1 ) z ( yi 1 ) 2 z ( y i )

dy
h2

62

(11)

Meiliayana,Hubungan Intensitas Medan Dekat Delta Profil Indeks Bias ((X,Y)) Pada Grade

d 2 N ( yi )
dy

N ( yi 1 ) N ( yi 1 ) 2 N ( yi )
h2

(12)

Bila disubstitusikan persamaan (11) untuk setiap posisi kolom ke-I (yi) dan
persamaan (12) untuk setiap posisi baris ke-i (xi) kepersamaan (7) dan
memberikan nilai h.

n(x,y) = -

1
2ns k o2

1
N ( xi , y i )

( N ( xi 1 , yi ) N ( xi 1 , yi )

N ( xi , yi 1 ) + N ( xi , yi 1 ) -4 N ( xi , yi ) )
(step size) = 1

5. Kesimpulan
Hubungan antara delta profil indeks bias fiber dan citra medan
dekatnya dapat diturunkan dengan menggunakan persamaan gelomnbang
scalar. Hasil yang diperoleh memberikan persamaan differensial orde dua
yang tidak dapat langsung sdiselesaikan. Oleh karena itu dilakukan analisa
numeric dengan menggunakan metode Rungge-Kutta orde dua untuk
mengubah persamaan differensial orde dua tersebut ke bentuk yang lebih
sesuai untuk pengolahan data dengan komputer.

Daftar Pustaka
1. Chapra, Steven C., and Raymond P. Canale. 1990. Numerical Method far
Engineers, 2nd ed. Singapure: McGraw-Hill
2. Helms Joachen, Joachim schmidtechen. Bernd Schppert and Klaus
Petermann. May 1990. Error Analysis for Refractive-Index profile
Determination from Near Field Measurements, Lightware technology,
vol 8, No. 5.
3. Tjia. M.O. Teori Elektrodinamika Klasik. 1997. Institut Teknologi
Bandung.

63

JETri, Tahun Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 57-64, ISSN 1412-0372

4. Pollock, Clifford R 1995. Fundamental of Optoelectronics. Chicago:


Richard d. Irwin, Inc.
5. Bibra Mark L. Von and Ann Roberts. September 1997. Refractive Index
Reconstruction of Graded Index Buried Channel Waveguide from their
Mode Intensities, Lightwave Technology. Vol. 15, No. 9.

64

Anda mungkin juga menyukai