Anda di halaman 1dari 2

TINGGINYA ANGKA GOLPUT DI INDONESIA

Permasalahan:
1. Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya menggunakan hak pilih,
terutama di daerah-daerah terpencil
2. Terdapat rasa krisis kepercayaan terhadap calon-calon wakil rakyat
3. Kekecewaan terhadap hasil kerja pemerintahan sebelumnya
4. Perilaku buruk politikus, contohnya korupsi
5. Permasalahan teknis seperti terdapat penduduk yang belum
terdaftar sebagai pemilih
6. Letak geografis indonesia terutama di daerah sangat terpencil yang
menyebabkan tidak ada akses untuk menuju ke KPU terdekat
7. Banyak pemilih yang tidak berada di tempat seharusnya ia memilih,
contohnya mahasiswa
8. Kurangnya kesadaran dari tiap individu, sehingga individu tersebut
lebih memberatkan beraktivitas seperti bekerja dibanding pergi ke
TPS untuk menggunakan hak pilihnya
Solusi:
1. Setiap partai politik lebih memperketat dan mementingkan kualitas
dalam kaderisasi calon-calon wakil rakyat, sehingga akan lahir wakil
rakyat yang tidak hanya bisa mengumbar janji tetapi juga
merealisasikannya
2. Wakil rakyat yang sedang menjabat mengevaluasi hasil kerjanya
dan meningkatkan performa kerjanya dalam bekerja untuk rakyat
sehingga dapat memuaskan rakyat
3. Setiap wakil rakyat menjauhkan dirinya dari KKN (korupsi, kolusi,
dan nepotisme) serta pelanggaran-pelanggaran hukum lain agar
kepercayaan rakyat dapat terbangun kembali
4. Waktu kampanye diperpanjang serta dimaksimalkan sampai rakyat
benar-benar paham visi misi dari setiap wakil rakyat dan dapat
memilih dengan tepat
5. Komisi Pemilihan Umum lebih menggencarkan sosialisasi tentang
penyelenggaraan pemilu sampai ke daerah-daerah terpencil agar
setiap rakyat di semua daerah dapat mengetahui tentang
penyelenggaraan dan informasi-informasi tentang pemilu
6. Menggencarkan sosialisasi tentang pentingnya pemilu oleh tokohtokoh masyarakat yang dipercaya dan dekat dengan rakyat, agar
rakyat-rakyat tergugah keinginannya untuk menggunakan hak pilih
mereka
7. Komisi Pemilihan Umum memperbaiki sistemnya dalam mendata
calon-calon pemilih, sehingga semua Warga Negara Indonesia tanpa
terkecuali dapat terdaftar, dan dapat mencari solusi agar penduduk
yang tidak memiliki KTP juga dapat menggunakan hak pilihnya

8. Mendirikan TPS-TPS bagi penduduk yang sedang tidak berada di


daerah dimana ia seharusnya memilih seperti mahasiswa atau
orang yang sedang berada di luar kota, karena mahasiswa yang
merantau di Indonesia jumlahnya cukup banyak dan biasanya
pemilu diadakan bukan sewaktu liburan namun saat kegiatan
belajar mengajar efektif. Solusinya bisa dengan mendirikan TPS
kampus di tiap universitas besar di Indonesia.
9. Saat hari diselenggarakannya pemilu, apabila memungkinkan jam
masuk kerja di undur sehingga pekerja dapat menggunakan hak
pilihnya terlebih dahulu sebelum bekerja.

Nama: Fadhila Nastiti


NIM: 13/349592/TK/41148

Anda mungkin juga menyukai