Anda di halaman 1dari 11

Prosedur Penyambungan Fiber Optic

A. Pengenalan alat
1. Fiber Optic
a. Fiber optic Pig Tail.
Adalah fiber optic single mode yang berfungsi sebagai koneksi SC dengan panjang 1
m.

Fiber Optic Pig Tail


b. Fiber optic Patch Cord.
Adalah fiber optic single mode yang berfungsi sebagai duplex dari SC ke LCdan
dengan panjang 6 m.

Fiber Optic Patch Cord

2. Cleaver
Cleaver adalah alat yang digunakan sebagai pemotong inti/core dari fiber optic agar bisa
disambungkan atau instalasi pada fiber lain. Salah satunya adalah Cleaver Fujikura CT30.

Cleaver

Cleaver ini memiliki fitur :


1. Compact body & light weight
2. Applicable up to 12-fiber cleaving
3. 48,000 fibers blade life (3 height x 16 positions)
4. Fiber scrap collection-free
Pada cleaver ini dapa diaplikasikan pada fiber optic dengan berdiameter 125

m dengan

dimensi 69W x 82D x 41H dan memiliki berat 180 gram.

3. Sleeve
Sleeve adalah sebuah benda yang terbuat dari plastic yang memiliki besi pada bagian
dalamnya untuk berguna sebagai pelindung fiber optic yang telah terbuka kulitnya.

Sleeve
4. Splicer
Splicer adalah alat yang digunakan untuk menyambungkan dua core fiber optic dengan
cara laser dan juga memberikan info lost yang dihasilkan dari penyambungan fiber optic
tersebut. Lost maksimal yang dihasilkan sebagai batas agar fiber optic tersebut bisa
digunakan atau tidak adalah 0.05 dB. Splicer yang digunakan salah satunya adalah splicer
Fujikura FSM-60S.

Splicer
Splicer ini memiliki fitur:
1. Highly durable designed for tough environments
2. Worlds most compact & lightest of its class
3. Core alignment with auto-fiber identification (PAS)
4. 9 sec. splice time & 30 sec. tube-heat time
5. Auto-start tube heater

6. Optional fiber clamping methods


7. Splice image capture facility
8. Software upgrade via Internet
9. Includes multi-function worktable

Splicer ini dapat diaplikasikan pada fiber SM (ITU-T G.652), MM (ITU-T G.651), DS
(ITU-T G.653), NZDS (ITU-T G.655) and other SMF including ITU-T G.657 fiber.
Splicer ini juga dapat digunakan pada fiber optic yang yang berdiameter cladding 80
150 um dan coating 100 1000 um. Dengan berat 2.3 kg dengan ADC-13AC adaptor dan
2.7 kg dengan BTR-08 battery.

5. FDU (Fiber Distribution Unit)


FDU adalah alat sebagai pendistribusi fiber optic yang berukuran besar ke fiber optic
yang berukuran lebih kecil atau biasa dipakai patchcord. Pada PT. Chevron Pasifik
Indonesia, DPU yang digunakan memiliki kapasitas 24 SC ports pada single mode
including SC coupler, tipe dalam ruangan dan memiliki semua aksesoris yang
dibutuhkan. Produk yang biasa digunakan adalah Nexans, Altacel dan lain sebagainya.

FDU

6. OTDR (Optical Time Domain Reflectometer)


OTDR adalah alat yang digunakan untuk mengevaluasi suatu serat optic pada domain
waktu. OTDR dapat menganalisa setiap jarak akan insertion loss, refelction, dan loss
yang muncul pada setiap titik, serta dapat menampilkan informasi pada layar tampilan.
Fungsi dari OTDR adalah :
1. Mengukur loss persatuan panjang,
2. Mengevaluasi sambungan dan konektor,
OTDR yang digunakan salah satunya adalah OTDR M200 NOYES.

OTDR
B. Langkah langkah menyambungkan fiber optic
1. Persiapkan alat alat yang dibutuhkan seperti : tang fiber optic, cleaver, splicer, dan
sleeve.
2. Masukan core atau inti fiber tersebut ke Sleeve yang nantinya berguna sebagai
pembungkus inti fiber atau core tersebut.

Sleeve
3. Kupas kulit fiber optic dengan tang fiber dengan posisi lurus hingga menghasilkan core
intinya.

Cara Mengupas Fiber Optic

4. Lalu core tadi dibersihkan dengan tisu agar bersih dari debu dan plastic yang berasal dari
cladding yang telah dibuang.

Cara Membersihkan Core Setelah Di Kupas


5. Lalu core atau inti fiber optic tersebut dipotong hingga 18 mm dengan menggunakan
cleaver.

Memotong Core Fiber Optic


6. Lakukan langkah (3) hingga (5) di atas untuk menghasilkan inti fiber atau core yang lain,
dan sambungkan kedua inti fiber optic atau core tersebut dengan menggunakan Splicer.
Caranya adalah dengan meletakkan dua core atau inti fiber tersebut saling berhadapan

dengan ditengahnya jarum Splicer. Setelah kedua inti fiber optic atau core tersebut saling
berhadapan, lalu dijepit dan tutup lalu tekan tombol SET untuk proses penyambungan.

Splicer Sebagai Alat Penyambung Core Fiber Optic

7. Setelah Splicer dijalankan, kedua fiber optic atau core tersebut akan tersambung dan
Splicer akan mengkonfirmasikan Loss dB yang dihasilkan, batas Loss dB yang dapat
ditolerir dan dapat gunakan adalah 0.05 dB.

Penunjukan Loss dB setelah penyambungan core Fiber Optik

8. Setelah proses penyambungan dua into fiber optic atau core dijalankan, tekan tombol
reset, buka tutup Splicer, buka kedua jepitannya dan angkat kabel fiber optic tersebut.
Tampak dua into fiber optic atau core telah tersambung.

Pengangkatan Fiber optic setelah disambung


9. Bungkus core atau inti fiber optic tersebut dengan sleeve.

Core Fiber Optic dibungkus dengan sleeve


10. Panaskan Sleeve tersebut dengan menggunakan Splicer agar sleeve tersebut benar
benar lengket pada inti fiber optic atau core tersebut dan beralih fungsi sama dengan
cladding. Untuk proses pemanasan tekan tombol heat pada Splicer.

Pembakaran Sleeve dengan Splicer


11. Setelah pemanasan selesai, fiber optic yang telah tersambung siap digunakan.

Hasil Penyambungan Fiber Optic

Dari prosedur atau langkah langkah dalam penyambungan fibe optic, dapat kita
lihat hal hal yang mempengaruhi nilai Loss dB dalam layak atau tidaknya fiber optic
tersebut digunakan setelah penyambungan adalah :
1. Pengupasan cladding yang kurang sesuai sehingga merusak inti atau core fiber optic
tersebut.
2. Kurang bersihnya core atau inti fiber optic seelah dikupas claddingnya.
3. Jarak yang terlalu jauh atau terlalu dekat ketika meletakkan antar kedua inti atau core
fiber optic yang saling berhadapan.
4. Gagalnya proses penyambungan dua inti atau core fiber optic pada Splicer.

Anda mungkin juga menyukai