Diameter Pori
Salah satu peran matriks aktif dalam katalis perengkahan adalah sebagai perengkah awal karbon
rantai panjang sebelum direngkah lebih lanjut oleh zeolit menjadi produk yang diinginkan
(Timken dan Habib, 2009).
Struktur mikro dari logam oksida yang diperoleh dari proses sol-gel tergantung oleh reaksi
hidrolisis dan kondensasi yang dikendalikan oleh pH larutan. Pada suasana asam, reaksi
hidrolisis akan lebih mendominasi dibandingkan kondensasi. Sedangkan pada suasana basa,
reaksi kondensasi akan terselenggara lebih cepat dari hidrolisis sehingga akan menghasilkan
spesi yang dapat teraglomerasi menjadi partikel-partikel halus (sol). Untuk menstabilkan sol
yang terbentuk, pH dapat diatur pada rentang di selain titik isoelektrk silika yakni pH = 2.2.
Perlakuan tersebut akan membentuk muatan pada permukaan yang berakibat pada menurunnya
interaksi antar partikel dan menghilangkan aglomerasi. Dengan menggeser pH, muatan pada
permukaan akan menurun dan menyebabkan terjadinya pembentukan gel. Pada pH tinggi,
partikulat memiliki kelarutan tinggi di dalam sol dan menghasilkan struktur dengan jumlah pori
yang banyak. Namun demikian, penelitian oleh Musgo et al. menyatakan bahwa pada pH terlalu
tinggi ukuran pori akan mengecil.
Kristalinitas
Crude oil umumnya tidak mengandung olefin, sedangkan zeolit sebagai pusat aktif katalis
perengkahan membutuhkan senyawa dengan ikatan rangkap untuk menginisiasi pembentukan
ion karbanium sehingga perengkahan parafin harus diinisiasi oleh asam lewis (akseptor elektron)
dari katalis yaitu matriks aktif atau melalui reaksi termal
Dan dilanjutkan dengan reaksi pada zeolit yang yang berperan sebagai asam bronsted (donor
proton) yang dapat merengkah olefin yang terbentuk