VERTIKAL ( SAVONIUS ) Terinspirasi oleh sekawanan ikan yang berenang secara berkelompok dan membuat pola yang tepat antar ikan, John Dabiri, Kepala Laboratorium Propulsi Biologi California Institute of Technology di Amerika Serikat, mencoba membuat prototip turbin angin sumbu vertikal. Menurut Dabiri, sebuah turbin angin yang menggunakan propeler atau baling-baling akan mengalami penurunan unjuk kerja ketika berada dalam jarak tertentu dengan turbin angin lainnya. Konsekuensinya, jarak antar turbin angin jenis tersebut harus cukup, yang berarti juga bahwa ruang yang harus disediakan untuk ladang turbin model tersebut harus semakin luas dan menjadi masalah jika lahan yang tersedia tidak memadai. John Dabiri bersama dua mahasiswanya mempunyai konsep untuk menerapkan pola berenang ikan secara berkelompok ke dalam ladang turbin angin sumbu vertikal. Sumbu vertikal hanya memerlukan ruang yang relatif lebih sempit dan tidak terlalu memperhitungkan kepadatan bangunan ataupun pepohonan dibandingkan turbin sumbu horisontal atau jenis propeler. Ikan yang berenang dalam kelompok memang diketahui menunjukkan performa yang handal. Baik dalam bermanuver atau dalam hal kecepatan berenang. Energi yang dibutuhkan untuk bergerak juga berkurang, karena pusaran atau turbulensi yang timbul karena gerakan ikan lainnya membantu ikan yang terdekat untuk berenang lebih mudah. Uniknya jarak berenang antar mereka juga tidak berubah-ubah, meski formasi yang digunakan pada waktu itu berubah. Turbin angin horisontal saat ini cenderung didesain agar propelernya berputar searah dan diposisikan dengan jarak tertentu antara yang satu dengan lainnya. Sementara berdasar satu pengamatan yang dilakukan Dabiri, pusaran yang ditinggalkan ikan-ikan berbeda, beberapa menghasilkan putaran searah jarum jam, yang lainnya menghasilkan putaran berlawanan arah jarum jam. Pada pengamatan yang lain, Dabiri mendapati bahwa pusaran yang ada juga membentuk pola ''tangga'', berbeda dengan konsep teknologi turbin angin sumbu horisontal saat ini yang disusun berderet dengan rapi.
Hasil riset yang dilakukan Dabiri bersama dengan rekan-rekannya
mendapat sambutan dari windspire Energy yang menyediakan beberapa turbin anginnya bagi Caltech Field Laboratory for Optimized Wind Energy (FLOWE), sebuah laboratorium lapangan untuk uji coba teknologi baru tersebut. Menurut Dabiri, model komputer dan wind tunnel membeikan hasil yang berbeda dengan kondisi di lapangan. Dabiri juga yakin bahwa energi angin yang dimanfaatkan dengan prinsip interferensi aerodinamika konstruktif bisa sebesar sepuluh kali lipat dari energi yang dimanfaatkan dengan menggunakan teknologi turbin angin saat ini.