ITS NonDegree 10329 Presentation
ITS NonDegree 10329 Presentation
ITS NonDegree 10329 Presentation
1.1Latar Belakang:
Kebutuhan manusia akan peralatan penghasil energi yang bebas
polusi, mudah diaplikasikan, serta fleksibel, juga dapat digunakan
sebagai energi cadangan di luar ketergantungan kita terhadap
energi yang selama ini disuplai oleh negara.
Pada tahun 1839, William Grove memperkenalkan fuelcell untuk
pertama kalinya. Prinsip kerja dari fuel cell adalah kebalikan dari
proses elektrolisis. Elektrolisis adalah proses pemisahan H2O
Menjadi H2 dan O2. Sedangkan prinsip kerja Fuel cell adalah
menggabungkan H2 dan O2 untuk membentuk H2O.
Emisi yang dihasilkan oleh Fuel cell jauh lebih kecil daripada
emisi mesin berbahan bakar fosil sehingga ramah terhadap
lingkungan. Daya yang dihasilkan dari fuel cell bisa mencapai 2 Kw
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik cadangan yang
fleksibel serta aplikatif. Fuelcell juga mempunyai nilai efisiensi
yang baik hingga mencapai 70%.
Mencari bahan pengganti dari elektroda platina yang saat ini
digunakan pada Alkaline Fuel Cell dimana harga platina sangatlah
mahal.
BAB I
Perencanaan dan rancang bangun pembuatan Alkaline Fuel Cell (AFC) sederhana.
Tegangan yang dihasilkan masing masing elektroda ( Stainless steel, alumunium,
besi, dan seng)
Efisiensi tiap elektroda
Dampak dari penggunaan masing- masing elektroda
Perbandingan besar tegangan dan efiensi yang dihasilkan dari keempat elektroda
(stainless steel, alumunium, besi, dan seng) dengan elektroda tembaga yang telah
diuji sebelumnya yang menghasilkan listrik maksimum sebesar 0,04Volt dan Efisiensi
aktual sebesar 3,1%
BAB I
1.3 Tujuan :
Dapat diketahui bagaimana cara merencanakan dan membuat
Alkaline Fuel Cell (AFC) sederhana.
Dapat diketahui besar tegangan yang dihasilkan fuelcell dari
masing- masing elektroda. (stainless steel, alumunium, besi dan
seng)
Efisiensi fuelcell dari masing- masing elektroda
Dampak dari pemakaian elektroda
Dari beberapa parameter di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahan mana yang paling baik untuk dijadikan pengganti elektroda
platina pada Alkaline Fuel Cell (AFC)
1.4 Batasan Masalah :
Hidrogen dan oksigen bertekanan 1 atm
Aliran hidrogen dan oksigen yang masuk steady flow
Efisiensi
Hidrogen dan oksigen yang dimasukkan murni
BAB I
B = Pengoksidasi
H = Panas reaksi
:A
A+n + ne: B + ne- + A+
C
Reaksi total
:A+B
: H2
2H+ + 2e: O2 + 2H+ + 2e-
Reaksi
: H2 + O2
H2O(gas)
BAB II
BAB II
BAB II
BAB II
Mulai
Studi Literatur
Pemilihan Bahan
Perakitan alat
Pengujian alat
Data percobaan
Hasil
Tidak
Perbaikan Model
Selesai
BAB III
BAB III
BAB III
Material
Elektroda
Tegangan
yang
dhasilkan
(Volt)
Temperatur
yang
dihasilkan
(OC)
Keterangan
Stainless Steel
7,2
42
Tidak bereaksi
Alumunium
2,85
43
Bereaksi
(sebagian
material
elektroda ikut
terlarut dalam
KOH)
Besi
5,4
44
Bereaksi
Seng
2,6
40
Bereaksi
Data yang diperoleh dari percobaan menggunakan larutan dengan konsentrasi 30% :
Material Elektroda
Tegangan yang
dhasilkan ( Volt)
Temperatur yang
dihasilkan (OC)
Keterangan
Stainless Steel
7,5
45
Tidak bereaksi
Alumunium
4,2
65
Bereaksi (sebagian
material elektroda ikut
terlrut dalam KOH)
Terdapat endapan
logam berwarna hitam
dan merubah warna
larutan KOH
Terjadi kenaikan
temperatur yang tinggi
akibat alumunium
bereaksi dengan larutan
KOH
Besi
5,8
46
Bereaksi ( terjadi
perubahan warna pada
plat besi akibat
sebagian material
terlarut dalam KOH)
Seng
4,1
43
Bereaksi ( Terdapat
endapan logam pada
larutan)
Merubah warna
menjadi sedikit keruh
1.Plat alumunium
Keterangan :
Pada saat alumunium dicelupkan ke dalam larutan KOH, terjadi reaksi dengan ditandai dengan terjadinya gelembung- gelembung kecil.
Muncul endapan berwarna hitam pada larutan KOH
Pada saat penambahan konsentrasi (dari 10% menjadi 30%) terjadi kenaikan temperature yang cukup signifikan yaitu 43oC naik menjadi 65oC.
Plat berubah warna menjadi kehitaman seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas
2.Plat seng :
Keterangan :
Terjadi perubahan warna pada larutan KOH menjadi keruh namun tidak sepekat yang terjadi pada plat alumunium
Muncul endapan berwarna hitam seperti yang terjadi alumunium namun tidak sebanyak yang terjadi pada plat alumunium
Terjadi perubahan warna pada plat menjadi hitam seperti yang ditunjukkan gambar di atas
3.Plat besi :
Keterangan :
Warna pada plat besi berubah menjadi lebih bersih dan mengkilap
Korosi yang menempel pada besi menjadi hilang.
Keterangan:
Tidak terjadi perubahan warna pada plat stainless steel
65
60
51
Temperatur (OC)
50
45
46
44
42
43
40
40
30
20
10
0
Stainless steel
Alumunium
Larutan 10%
Besi
Larutan 30%
Seng
7.5
7.2
5.8
6
5.4
Tegangan (Volt)
5
4.2
3.9
4
2.85
2.6
0
Stainless steel
Alumunium
Larutan 10%
Besi
Larutan 30%
Seng
58
60
54
act (%)
50
42
38
40
28
30
26
20
10
0
Stainless steel
Alumunium
Larutan 10%
Besi
Larutan 30%
Seng
Kesimpulan:
Nilai efisiensi sel berbanding lurus dengan tegangan listrik
yang dihasilkan, makin besar tegangan listrik yang
dihasilkan, makin besar pula nilai efisiensi yang dimiliki
fuelcell.
Dari keempat elektroda yang diuji, stainless steel
menghasilkan tegangan listrik yang paling tinggi ( 7,5Volt)
dan mempunyai efisiensi yang paling tinggi (act= 75).
Selain itu , stainless steel juga tidak mengalami kerusakan
seperti yang terjadi pada ketiga elektroda lainnya.
Stainless steel dapat dijadikan elektroda pengganti
elektroda platina.
BAB V
Terima Kasih
volume KOH
volume total
Kita ambil contoh perhitungan pada larutan dengan konsentrasi 10%, cara
pembuaannya adalah sebagai berikut :
Konsentrasi = 10% = 0,1
Volume total = 1,2 liter (1,2 dm3)
Maka,
Volume KOH = 0,1 x 1,2 dm3 = 0,12 dm3
Diasumsikan bahwa 1 liter air = 1 kg, maka volume KOH = 120 gram
KOH yang tersedia di pasaran biasanya berbentu kristal, sehingga
untuk membuat volume KOH sebesar 0,12 dm3 maka perlu kita ketahui
massa jenis dari KOH, massa jenis tersebut dapat kita ketahui dari table 3.1
2,044 gram/cm3 = massa KOH/ 120 cm3
Massa KOH = 245,28 gram
BAB III
Pada perhitungan ini, data yang kita ambil adalah data dari elektroda besi.
Karena elektroda besi menghasilkan listrik yang besar, juga karena suhu yang dihasilkan tidak begitu tinggi.
Diketahui :
T = 46oC + 273 = 319K
V = 5,8 Volt
Asumsi :
Hidrogen bertekanan 1atm
Oksigen bertekanan 1,1 atm
Produk uap bertekanan 1 atm
Dari tabel 3.1 didapatkan data :
Pada tekanan 1 atm dan temperatur 25oC (pada kondisi standard):
G(uap)= 298,13
H(uap) = 241,83
H(air) = 285,83
Dengan menggunakan data di atas, kemudian dilakukan interpolasi dari tabel 3.1 (Lampiran) maka didapatkan data sebagai berikut:
Data uap air:
Gf(H2O) = 302,09
Hf(H2O) =241,124
Sf(H2O)= 191,1015
Data Hidrogen:
Hf(H2) =0,601
Sf(H2)= 132,627
Data Oksigen:
Hf(O2)= 0,595
Sf(O2)= 207,036
: H2 + O2
G = H - T
S
H
= Hf (H2O(gas)) (Hf(H2) + (0,5)Hf(O2))
= 241,124 - (0,601 ) + (0,5) 0,595 )
= 241,124
- 0,8985
= 240,2255
S
(132,627
= 191,1015
- 238,145
= -47,0435
+ (0,5)207,036
T
S
= 319K x 47,0435
= -15.006,8765
= 240,2255
= nFy Eog
EoG
+15.006,8765
=
=1,323Volt
= 1,323Volt +
= 1,323Volt 0,5496Volt
= 0,7735Volt
.ln
= 255,23238
Efisiensi Maksimum:
=
max=
Sedangkan G = H - TS
Maka,
max = 1max = 1
= 1 0,0624
= 0,937 = 93,7%
Efisiensi Aktual:
act=
act =
=
= 0,582
= 58,2%