Anda di halaman 1dari 34

PIAGAM

HAK DAN KWAJIBAN


PASIEN TB
PERKUMPULAN PASIEN DAN MASYARAKAT PEDULI
TB INDONESIA (PAMALI TB INDONESIA)

Hak Pasien
Hak

asasi yang bersumber dari


hak dasar individual dalam
bidang kesehatan ( The Right
of Self Determination )
Hak atas pelayanan kesehatan
dianggap lebih mendasar
Negara berkewajiban untuk
menyelenggarakan
pemenuhan layanan kesehatan
- terjangkau, berkualitas dan
tersedia

UU 25/2009:
kegiatan

Pelayanan Publik

atau rangkaian kegiatan


dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa,
dan / atau pelayanan administrasi
yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik
(pasal 1, ayat 1).

UU 25/2009 : berdasarkan
pertimbangan :
a). bahwa negara berkewajiban melayani setiap warga negara
dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan
dasarnya dalam kerangka pelayanan publik ;
b). bahwa membangun kepercayaan masyarakat atas
pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan
publik merupakan kegiatan yang dilakukan seiring dengan
harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk
tentang peningkatan pelayanan publik ;
c). bahwa sebagai upaya untuk mempertegas hak dan
kewajiban setiap warga negara dan penduduk serta
terwujudnya tanggung jawab negara dan korporasi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma
hukum yang memberi pengaturan secara jelas;
d). bahwa sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan
menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asasasas umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta
untuk memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan
penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan pengaturan
hukum yang mendukungnya.

Sistim Pelayanan belum berpihak


pada warga pengguna

Prosedur pelayanan dirancang lebih untuk


mengontrol perilaku bukan melindungi hak dan
memfasilitasi warga pengguna. Prosedur
pelayanan selalu dikaitkan dengan hirarkhi
kekuasaan birokrasi
Fasilitas pelayanan bukan untuk membuat warga
merasa nyaman dalam mengurus pelayanan
tetapi lebih untuk memfasilitasi petugas
Sikap petugas kurang friendly, helpful, dan
peduli terhadap warga pengguna
Budaya yang berkembang dalam birokrasi
pelayanan bukan serving tetapi lebih pada
controlling dan ruling

Pola Interaksi antara Pemerintah


dengan warga negara

Desain Pelayanan
Hierarkhis
Birokrasi

Pelayanan

Birokrasi

Pelayanan

Desain Pelayanan
Interaktif
Birokrasi A

Warga
Pengguna
Birokrasi Pelayanan
Birokrasi B
Warga Pengguna

Birokrasi C

Pola Hubungan Antara Birokrasi


dengan warga saat ini
Birokrasi

Mengontrol

Pemegang
Kekuasaan

Rakyat

Obyek
Kekuasaan

Melayani

Birokrasi sebagai penguasa

Birokrasi sebagai instrumen kontrol


Personifikasi yang dikembangkan adalah
aparat yang tegas dan berwibawa. Simbolsimbol yang dimiliki untuk meningkatkan
kewibawaannya, misalnya: pakaian dinas,
mobil dinas, rumah dinas, dsb.
Sistim pelayanan dikembangkan lebih
banyak berbasis pada distrust.
Nilai yang diutamakan dalam proses
pelayanan adalah kepatuhan warga
negara.

Pola Hubungan Antara Birokrasi


dengan warga yang diharapkan

Birokrasi

Mengontrol

Rakyat

Agen

Prinsipal

Melayani, Mematuhi dan


Menghormati

Birokrasi sebagai agen


pelayanan
Birokrasi adalah instrumen pelayanan.

Ia dibentuk
untuk mempermudah akses warga terhadap pelayanan
Personifikasi yang dikembangkan adalah aparat yang
santun, peduli, dan hormat pada warga negara.
Simbol yang dikembangkan dalam birokrasi mestinya
harus menggambarkan fungsinya sebagai abdi. Misal,
pakaian. Dibuat untuk memudahkan warga
mengenalinya, bukan untuk menggambarkan sosoknya
sebagai penguasa.
Sistim pelayanan dikembangkan berdasar atas prinsip
trust, atau keseimbangan antara mencegah moral
hazards dan melayani warga.
Nilai yang penting adalah kepuasan warga

Menciptakan mindset dan budaya


baru

Aparat pelayanan bukan penguasa tetapi


civil servant (abdi masyarakat)
Menciptakan sosok baru sebagai abdi:
santun, ramah, dan peduli pada
kepentingan warga pengguna. Harus ada
code of conducts sebagai abdi masyarakat
Menggusur nilai, bahasa, simbol, dan
perilaku yang tidak cocok dengan sosok
mereka sebagai abdi, misal: aparat yang
tegas dan berwibawa. Menciptakan nilai,
bahasa, simbol, dan perilaku baru yang
relevan dengan sosok barunya.

Menempatkan kepentingan warga


sebagai kriteria utama

Disain dan fasilitas pelayanan harus


berdasar pada kepentingan warga
Prosedur pelayanan harus dipisahkan
dengan hirarkhi kekuasaan. Prosedur
bukan instrumen kontrol dan kekuasaan
semata tetapi juga instrumen untuk
menjamin kepastian pelayanan
Prosedur harus menjamin hak dan
kewajiban pengguna dan penyelenggara
secara seimbang dan proporsional
Memperlakukan warga sebagai orang baik
dan dapat dipercaya kecuali memiliki
alasan kuat untuk melakukan sebaliknya

Memahami kebutuhan dan


aspirasi warga

Survei warga pengguna secara periodik untuk


mengetahui kepuasan, aspirasi, dan kendala
yang dihadapi oleh warga dalam menikmati
pelayanan
Survei atau FGD dengan petugas garis depan
untuk mengetahui kendala yang dihadapi dan
kebutuhan untuk memuaskan kebutuhan
warganya
Menciptakan mekanisme penyampaian keluhan
dan menjadikannya sebagai bagian dari
learning organization.

Membuat standar pelayanan

Standar pelayanan minimum yang menjamin hak


konstitusional warga negara mengenai minimum
kualitas dan kuantitas pelayanan dasar yang dapat
diperoleh
Standar proses yang mengatur tentang biaya, waktu,
dan cara pelayanan
Mekanisme penyelesaian jika rezim pelayanan dan
warga pengguna gagal memenuhi standar yang
ditentukan

HAK 1 : AKSES PELAYANAN


baik dan
Pelayanan yang
manusiaw i
Pelayanan yang be
rmutu
dan bersahabat
roleh
e
p
m
e
tuk m
atan
b
o
Hak un
g
n
e
d an p
t
a
h
e
s
h yang
a
na
d
i
a
k
rkan
berdasa esuai dengan
s
berlaku
pasien
n
a
h
u
t
kebu

Hak untuk
mendapat
kan
penyuluha
n tentang
pencegah
an dan pe
nularan
TB

HAK 2 : INFORMASI
Mendapatkan semua
informasi mengenai
pelayanan TB termasuk
pembiayaannya

memperoleh gambaran
secara jelas, singkat dan
tepat waktu mengenai
keadaan kesehatan,
pengobatan dan akibat
yang biasa terjadi serta
penanganan yang tepat.

HAK 2 : INFORMASI

mengetahui nama dan


dosis obat dan
tindakan yang akan
dilakukan serta akibat
yang mungkin terjadi
dan berpengaruh
terhadap keadaan
pasien
.

HAK 2 : INFORMASI

berbagi pe
ngalaman d
engan sesa
pasien lain
ma pasien
nya serta
TB dan
mendapatk
(konseling)
an bimbing
sukarela,
an
mulai dari
diagnosis s
selesai pen
ampai
gobatan

memperoleh
pendapat dokter
yang lain atau ahli
kesehatan yang lain

HAK 3 :
PILIHAN

menerima atau
menolak tindakan
bedah jika
pengobatan masih
memungkinkan dan
mendapatkan
informasi tentang
akibatnya

memilih menerima
atau menolak ikut
dalam kegiatan
penelitian tanpa
membahayakan
perawatannya

HAK 4: KERAHASIAAN

Hak untuk dihargai dalam kebebasan


pribadi, martabat, agama, kepercayaan,
serta sosial budaya.
Hak untuk memperoleh informasi yang
berkaitan dengan keadaan kesehatan
yang dirahasiakan, kecuali kepada pihak
lain dengan persetujuan pasien. *

HAK 5: KEADILAN

Menyampaikan keluhan
melalui saluran yang
tersedia dan hak untuk
mendapatkan
penanganan keluhan
dengan tepat dan adil.

Menyampaikan kepada
pimpinan sarana
pelayanan kesehatan
jika keluhannya tidak
ditanggapi.

HAK 6: ORGANISASI
Ikut

serta
dalam
paguyuban
TB/orgs.
kesehatan
lainnya.

HAK 7:KEAMANAN

Hak untuk dijamin


tetap bekerja (tidak di
PHK) dan tidak
dikucilkan.

Hak untuk memperoleh


gizi atau makanan
tambahan jika
diperlukan, untuk
memenuhi pengobatan
dari berbagai sumber
yang
memungkinkan.

KEWAJIBAN PASIEN

KEWAJIBAN 1: Berbagi Informasi

Berkewajiban memberikan
informasi yang lengkap dan
jujur tentang kondisi
kesehatan, penyakit-penyakit
sebelumnya, semua alergi dan
informasi lain yang dibutuhkan
kepada petugas kesehatan

Berkewajiban memberikan
informasi kepada petugas
kesehatan mengenai kontak
langsung dengan keluarga
dekat, teman atau siapapun
yang mungkin mudah tertular
TB

Berkewajiban mencari
informasi ke berbagai sumber
yang berhubungan dengan
penyakit TB.

KEWAJIBAN 2: Mematuhi Pengobatan

Berkewajiban mematuhi
rencana pengobatan yang
telah disetujui, serta selalu
taat pada petunjuk yang
diberikan untuk melindungi
dirinya dan orang lain.
Berkewajiban
menginformasikan kepada
petugas kesehatan
mengenai kesulitan atau
masalah yang timbul dalam
menjalani pengobatan atau
jika ada yang tidak
dipahami dengan jelas

KEWAJIBAN 3: Pencegahan Penularan


Berkewajiban
menutup mulut
bila batuk, tidak
membuang dahak
di sembarang
tempat.
Berkewajiban
mengajak anggota
keluarga untuk
memeriksakan diri
bila mempunyai
gejala TB

KEWAJIBAN 4: Peran serta dalam


Kesehatan Masyarakat

Berkewajiban berperan serta dalam


kesejahteraan masyarakat dengan
mengajak orang lain untuk mendapatkan
informasi kesehatan apabila mereka
menunjukkan gejala TB.
Berkewajiban menghargai hak sesama
pasien dan para petugas kesehatan.

KEWAJIBAN 5: Kesetiakawanan

Berkewajiban untuk
setiakawan pada
sesama pasien dan
bersama menuju
kesembuhan.
Berkewajiban untuk
berbagi informasi dan
pengetahuan yang
diperoleh selama
pengobatan, dan
menyampaikan
kepada orang lain,
sehingga
pemberdayaan
semakin kuat.

Berkewajiban untuk ikut serta


dalam upaya mewujudkan
masyarakat bebas TB

KEWAJIBAN 6: Mematuhi Ketentuan yang


Berlaku di Sarana Pelayanan Kesehatan
Administrasi.

Pembiayaan.
Prosedur pemeriksaan.
Tata tertib setempat.

Hubungan dokter-pasien : saling menghargai


dan saling mempercayai
tidak seimbang, relatif pasien lebih lemah
Kekurangmampuan pasien untuk bela
kepentingannya-- ketidaktahuan -- timbul
kebutuhan untuk mempermasalahkan hak
pasien dalam menghadapi profesi kesehatan

Hubungan biasanya paternalistik pasien


mengikuti dokter tanpa bertanya apapun
Sebenarnya patner setara kedudukan di
mata hukum.
Pasien dan dokter sama punya hak dan
kewajiban tertentu

Dulu

Hubungan dekat
Waktu banyak
Pasien belum banyak

Sekarang

Pasien banyak
Waktu sedikit
= hal yang tidak diinginkan baik sengaja atau
tidak sengaja.

Anda mungkin juga menyukai