Publiksi 07.11.1728
Publiksi 07.11.1728
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh :
Setyo Aji Nugroho
07.11.1728
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013
1.
Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat telah membuat
banyak perubahan bagi kehidupan manusia dewasa ini. Komunikasi nirkabel
(wireless) telah menjadi kebutuhan dasar atau gaya hidup baru masyarakat
informasi. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya tempat yang menyediakan
layanan hotspot wifi, baik di instansi pemerintahan, perusahaan, lembaga
pendidikan, maupun public area seperti cafe dan mall.
Jaringan hotspot wifi jika tidak dikelola dengan baik, sering kali terjadi
adanya dominasi bandwidth antar client yang diakibatkan salah satu atau
beberapa client melakukan download sehingga akan mengganggu client lain.
Untuk itu diperlukan suatu mekanisme jaringan yang memungkinkan para
pengguna jaringan mendapatkan bandwidth yang adil dan memuaskan.
QoS
(Quality
of
Service)
merupakan
mekanisme
jaringan
yang
memungkinkan trafik tetap dapat terkontrol untuk menjaga kecepatan akses klien
tetap rasional. Tanpa QoS, pengguna fasilitas hotspot akan bersaing dengan
satu sama lain untuk mendapatkan bandwidth internet.
Pengaplikasian QoS pada jaringan hotspot wifi ada beberapa macam cara,
salah satunya yaitu dengan Custom Limitation. Custom Limitation memungkinkan
untuk melakukan limitasi berdasarkan kriteria koneksi yang beragam dengan
memanfaatkan fitur Firewall Mangle dan Queue Tree pada Mikrotik. Diharapkan
dengan mengimplementasikan Custom Limitation dapat memanfaatkan bandwith
yang ada secara maksimal dan merata sesuai dengan jumlah client yang aktif
sehingga dapat menambah kenyamanan pengguna fasilitas hotspot dalam
mengakses internet.
2.
2.1
Tinjauan Pustaka
2.2
Landasan Teori
2.2.1
2.2.2
Fungsi acces point, sering disingkat AP, pada sebuah jaringan nirkabel
mirip dengan hub pada jaringan computer berbasis kabel. Jika tanpa AP,
komputer yang mempunyai adapter nir-kabel dapat berkomunikasi dengan
komputer lainnya, dan hal ini sama dengan hubungan komputer ke komputer
(peer-to-peer) dengan menggunakan kabel metode saling-silang (cross-over). AP
akan mengeluarkan sinyal Service Set Identification (SSID) dan semua komputer
yang akan terhubung ke AP tersebut harus diisi konfigurasi yang sesuai dengan
AP yang ada sehingga semua komputer akan dapat berkomunikasi dengan
WLAN yang sama.
2
3
Hartono, Rudy, S.Si dan Purnomo, Agus, S.Si, Wireless Network, 2011
Utomo, Eko Priyo, Wireless Networking, 2012, hal. 16
2.2.3
Mikrotik
adalah
perusahaan
kecil
berkantor
pusat
di
Latvia,
pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins. John Trully
yang berkebangsaan Amerika Serikat berimigrasi ke Latvia dan berjumpa Arnis
yang sarjana Fisika dan Mekanika sekitar tahun 1995. Mereka memulai dengan
sistem operasi berbasis Linux dan MS DOS yang dikombinasikan dengan
teknologi Wireless LAN (W-LAN) Aeronet berkecepatan 2Mbps di Moldova, baru
kemudian mereka membuat satu peranti lunak router yang handal dan
disebarkan ke seluruh dunia.
2.2.3.3 Winbox
Winbox adalah sebuah utility yang digunakan untuk melakukan remote ke
server Mikrotik dalam mode GUI. Mengkonfigurasi Mikrotik melalui Winbox kini
lebih banyak digunakan karena selain penggunaannya yang mudah kita juga
tidak harus menghapal perintah-perintah Mikrotik. Semua perintah itu sudah
tersedia dalam bentuk Graphical Menu pada Winbox.
Imam Cartealy, Tips & Trik Mikrotik Router OS untuk SOHO, 2012
2.2.4
mengelola
jaringan,
sangat
penting
untuk
mengendalikan
pemakaian bandwith yang akan digunakan oleh user. QoS tidak selalu berarti
pembatasan bandwidth, tetapi adalah cara yang digunakan untuk mengatur
penggunaan bandwidth yang ada secara rasional. QoS bisa digunakan juga
untuk mengatur prioritas berdasarkan parameter yang diberikan, menghindari
terjadinya trafik yang memonopoli seluruh bandwidth yang tersedia.
2.2.4.2 Mangle
Mangle digunakan untuk memberi tanda pada paket yang akan digunakan
oleh Mikrotik untuk mengatur bandwith yang akan diberikan untuk setiap koneksi.
Secara sederhana, mangle bisa dikatakan seperti memberikan label atau tanda
ke paket TCP/IP.
2.2.4.3 Queue
Queue digunakan untuk membatasi atau mengatur prioritas trafik. Queue
cukup fleksibel karena dapat digunakan untuk membatasi trafik berdasarkan IP,
port, protocol, atau parameter lain. Salah satu kemampuan queue yang
membuatnya cukup fleksibel adalah kemampuannya untuk mengenali tanda
paket (packet-mark) yang telah diberikan oleh mangle.
Dalam menjalankan queue, Router Mikrotik memiliki dua cara, yaitu :
1. Simple Queue, cara ini merupakan cara termudah untuk melakukan
pengaturan bandwith, diterapkan pada jaringan skala kecil sampai
menengah untuk mengatur pemakaian bandwith upload dan download pada
setiap user.
2. Queue Tree, cara ini relatif lebih rumit, namun dapat melakukan pembatasan
bandwith berdasarkan group bahkan secara hirarki. Harus menggunakan
fitur Mangle jika akan menggunakannya.
3.
3.1
Analisis Masalah
Penggunaan jaringan wireless yang tidak disertai manajemen yang benar
dapat mengakibatkan beberapa masalah seperti IP conflict, perebutan bandwidth
dan lain sebagainya.
http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=29, 2013
Rendra Towidjojo, Mikrotik Kung Fu Kitab 1, 2012, hal. 93
9
Valens Riyadi, Mendalami HTB pada QoS Mikrotik Router OS, diakses dari
http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=29, 2013
8
3.1.1
3.1.2
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.3
Perancangan Sistem
3.3.1
3.3.2
3.4
yang
dibangun
adalah
sebuah
jaringan
wireless
hotspot
3.4.1
Topologi Jaringan
Topologi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
4.
4.1
Implementasi
4.1.1
Mikrotik
menghubungkan
RB751U-2HND.
modem
ADSL
Konfigurasi
TP-LINK
dilakukan
TD8840T
ke
dengan
laptop
cara
dengan
4.1.2
4.1.3
10
Code
/ip firewall mangle
add chain=prerouting action=mark-connection new-connection-mark=c-dns
passthrough=yes protocol=tcp dst-port=53 comment="Mark DNS"
add chain=prerouting action=mark-connection new-connection-mark=c-dns
passthrough=yes protocol=udp dst-port=53
add chain=prerouting action=mark-packet new-packet-mark=p-dns
passthrough=no connection-mark=c-dns
add chain=prerouting action=mark-connection new-connection-mark=c-icmp
passthrough=yes protocol=icmp comment="Mark ICMP"
add chain=forward action=mark-packet new-packet-mark=p-icmp passthrough=no
connection-mark=c-icmp
add chain=postrouting action=mark-connection new-connection-mark=c-http
passthrough=yes protocol=tcp dst.port=80,8080,3128,888 comment="Mark HTTP"
add chain=postrouting action=mark-packet new-packet-mark=p-http
passthrough=no connection-mark=c-http
add chain=postrouting action=mark-connection new-connection-mark=c-https
passthrough=yes protocol=tcp dst.port=443 comment="Mark HTTPS"
add chain=postrouting action=mark-packet new-packet-mark=p-https
passthrough=no connection-mark=c-https
11
Code
/queue tree
add name="ALL-DN" parent=global-out packet-mark="" limit-at=0 priority=1 maxlimit=1024k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
add name="ALL-UP" parent=global-in packet-mark="" limit-at=0 priority=1 maxlimit=256k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
add name="Total-Download-Hotspot" parent=ALL-DN packet-mark=hotspot-dn
limit-at=256k priority=2 max-limit=1024k burst-limit=0 burst-threshold=0 bursttime=0s
add name="Total-Download-LAN" parent=ALL-DN packet-mark=lan-packet-dn
limit-at=256k priority=2 max-limit=1024k burst-limit=0 burst-threshold=0 bursttime=0s
add name="Total-Upload-Hotspot" parent=ALL-UP packet-mark=hotspot-up limitat=64k priority=2 max-limit=256k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
add name="Total-Upload-LAN" parent=ALL-UP packet-mark=hotspot-up limitat=64k priority=2 max-limit=256k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
add name="Proteksi-DNS" parent=global-out packet-mark=p-dns limit-at=32k
priority=1 max-limit=64k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
add name="Proteksi-ICMP" parent=global-out packet-mark=p-icmp limit-at=32k
priority=1 max-limit=64k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
add name="Browsing" parent=global-out packet-mark="" limit-at=0 priority=1
max-limit=1024k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
add name="HTTP" parent=Browsing packet-mark=p-http limit-at=128k priority=4
max-limit=512k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
add name="HTTPS" parent=Browsing packet-mark=p-https limit-at=128k
priority=3 max-limit=512k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
4.2
4.2.1
Hasil
Hasil akhir setting Firewall Mangle dapat dilihat pada gambar 4.28 sebagai
berikut :
12
Sedangkan untuk hasil akhir setting Queue Tree dapat dilihat pada gambar 4.29
di bawah :
13
4.2.2
Langkah Kerja
1.
2.
Tingkatan Pencapaian
Konfigurasi modem
Mensetting modem
ADSL
Konfigurasi awal
Mensetting interface,
Mikrotik
mengaktifkan wlan,
Keterangan
Berhasil
Berhasil
mensetting IP inteface
3.
dapat mengakses
Berhasil
internet
4.
Konfigurasi hotspot
Berhasil
terkoneksi dengan
hotspot server
5.
Implementasi Custom
Limitation QoS
Berhasil
baik
2. Pengujian Kinerja
Pengujian dilakukan dengan cara mendownload software itunes dari
http://www.apple.com/itunes/
dengan
menggunakan
software
Internet
Download Manager pada tiap laptop dalam waktu yang bersamaan. File
iTunesSetup.exe memiliki size 91.00 MB.
Spesifikasi kedua laptop yang digunakan untuk pengujian dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 4.2 Spesifikasi laptop yang digunakan
User 1 (HP Probook 4411s)
Processors
1MB L2 cache)
Memory
2 GB 800MHz DDR2
2 GB 1333MHz DDR3
Video
14
Graphic
4330
Accelerator 3600
Display
x 768)
(1024 x 600)
Hard Drive
Network
Card
Gigabit Ethernet
Controller
Wireless
Network
AGN
Type
Operating
System
Web
Browser
5.
User 1
User 2
Tanpa QoS
32,667 KBps
159,834 KBps
Built-in Limitation
57,935 KBps
63,349 KBps
Custom Limitation
55,367 KBps
54,476 KBps
Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan pengujian sistem secara keseluruhan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Implementasi Custom Limitation QoS dilakukan dengan cara membuat
kategori koneksi, melakukan penandaan koneksi dan paket pada Firewall
Mangle dan melakukan pengelompokkan limitasi koneksi pada Queue Tree.
2. Dengan mengimplementasikan Custom Limitation QoS, bandwith dapat
dibagi menurut kriteria koneksi yang beragam dan disalurkan menyesuaikan
15
dengan banyaknya user yang sedang aktif, sesuai dengan rule yang telah
dibuat pada Mangle dan Queue Tree.
Daftar Pustaka
Cartealy, Imam. 2012. Tips & Trik Mikrotik Router OS untuk SOHO. Yogyakarta : Andi.
Christ, Novan. 2009. Advance Hotspot QoS, Mikrotik User Meeting. Yogyakarta :
Citraweb Nusa Infomedia
Hartono, Rudi dan Agus Purnomo. 2011. Wireless Network. Solo: D3 TI FMIPA UNS.
Riyadi, Valens. 2011. Mikrotik Certified Training Essentials. Modul MikroTik Certified
Network Administration (MTCNA). Yogyakarta : Citraweb Nusa Infomedia
Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta : Andi
Towidjojo, Rendra. 2012. Mikrotik Kung Fu Kitab 1. Yogyakarta : Andi.
Utomo, Eko Priyo. 2012. Wireless Networking. Yogyakarta : Andi.
Dewobroto,
Pujo.
[Online]
Fitur-fitur
Hotspot
Mikrotik,
diakses
dari
http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=49, diakses pada tanggal 9 Agustus 2013
Riyadi, Valens. [Online] Mendalami HTB pada QoS Mikrotik Router OS, diakses dari
http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=29, diakses pada tanggal 8 Agustus 2013
16