Anda di halaman 1dari 2

2.1.

2 Furosemid
Gambar 2.Struktur bangunFurosemida
Nama kimia

: Asam-4-kloro-N-furfuril-5-sulfamoilantranilat

Nama lazim

: Furosemidum, Furosemida

Rumus kimia

: C12H11ClN2O5S

BM

: 330,74

Pamerian
hampir tidak berasa.

:serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak berbau;

Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dan dalam kloroform P,
larut dalam 75 bagian etanol (95%) P dan dalam 850 bagian eter P; larut dalam
larutan alkali hidroksida.
Khasiat

: diuretikum

Dosis maksimum

: 40 mg (Ditjen POM, 1995).

2.1.3.2 Furosemid
Furosemid merupakan obat golongan diuretik kuat, yang efektif terhdap
pengobatan udem akibat gangguan jantung, hati atau ginjal dan hipertensi.
Pengobatan dengan furosemid sering menimbulkan permasalahan bioavaiabilitas
per oral (Al Obaid et al 1989 ; Sutriyo, et al.,2005).
Diuretik kuat terutama bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi
elektrolit di Ansa Henle asenden bagian epitel tebal. Pada pemberiannya secara IV
obat ini cenderung meningkatkan aliran darah ginjal tanpa disertai peningkatan
filtrasi glomerulus. Perubahan hemodinamik ginjal mengakibatkan menurunya
reabsorbsi ciran dan elektrolit di tubuli proksimal serta meningkatnya efek awal
diuretik. Peningkatan aliran darah ginjal ini relatif hanya berlangsung sebentar,
dengan berkurangnya cairan ekstraseluler akibat diuresis, maka aliran darah ke
ginjal menurun dan hal ini akan mengakibatkan meningkatnmya reabsorbsi cairan
dan elektrolit di tubuli proksimal. Hal yang terakhir ini agaknya merupakan
mekanisme kompensasi yang membatasi jumlah yang terlarut yang mencapai
bagian epitel dengan demikian akan mengurangi diuresis ( Tjay,2002 ).
Bioavailbilitas furosemid 65%. Diuretik kuat secara cepat diabsorpsi dan dieliminasi
melalui sekresi ginjal dan filtrasi glomerulus. Respons diuretik secara cepat setelah
pemberian intravena. Lamanya efek bervariasi 2-3 jam. Waktu paruh tergantung
fungsi ginjal. Karena furosemid bekerja pada bagain luminal tubulus, respons
diuretik berhubungan secara positif dengan sekresinya di urin. Gangguan sekresi
dan bersihan obat ini mungkin terjadi bila obat tersebut diberikan bersamaan

dengan obat-obat seperti indometasin dan probenesid, yang akan menghambat


sekresi asam lemah di tubulus proksimal (Jawetz, 1997).

http://nenifriska.blogspot.com/2012/05/blog-post.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai