Anda di halaman 1dari 2

TUGAS DIURETIK

FUROSEMIDE

A. Dasar Teori
Diuretik adalah obat yang memungkinkan ginjal untuk mengekskresikan urin
lebih banyak, yang pada gilirannya membantu menghilangkan kelebihan cairan dari
tubuh. Diuretik sering diberikan kepada pasien yang menderita gagal jantung kongestif
dan dapat diberikan baik intravena sebagai larutan atau dalam bentuk pil. Beberapa
diuretik adalah agen antihipertensi yang efektif.
Furosemid merupakan obat golongan diuretik kuat, yang efektif terhdap
pengobatan udem akibat gangguan jantung, hati atau ginjal dan hipertensi. Mekanisme
kerja furosemid adalah menghambat penyerapan kembali natrium oleh sel tubuli ginjal.
Furosemida meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida, kalium dan tidak
mempengaruhi tekanan darah yang normal. Pengobatan dengan furosemid sering
menimbulkan permasalahan bioavaiabilitas per oral). Forosemide diuretik kuat terutama
bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi elektrolit di Ansa Henle asenden bagian
epitel tebal. Pada pemberiannya secara oral obat ini cenderung meningkatkan aliran darah
ginjal tanpa disertai peningkatan filtrasi glomerulus. Perubahan hemodinamik ginjal
mengakibatkan menurunya reabsorbsi ciran dan elektrolit di tubuli proksimal serta
meningkatnya efek awal diuretik. Peningkatan aliran darah ginjal ini relatif hanya
berlangsung sebentar, dengan berkurangnya cairan ekstraseluler akibat diuresis, maka
aliran darah ke ginjal menurun dan hal ini akan mengakibatkan meningkatnmya
reabsorbsi cairan dan elektrolit di tubuli proksimal. Hal yang terakhir ini agaknya
merupakan mekanisme kompensasi yang membatasi jumlah yang terlarut yang mencapai
bagian epitel dengan demikian akan mengurangi diuresis ( Tjay,2002 ).
Bioavailbilitas furosemid 65%. Diuretik kuat secara cepat diabsorpsi dan
dieliminasi melalui sekresi ginjal dan filtrasi glomerulus. Respons diuretik secara cepat
setelah pemberian intravena. Lamanya efek bervariasi 2-3 jam. Waktu paruh tergantung
fungsi ginjal. Karena furosemid bekerja pada bagain luminal tubulus, respons diuretik
berhubungan secara positif dengan sekresinya di urin. Gangguan sekresi dan bersihan
obat ini mungkin terjadi bila obat tersebut diberikan bersamaan dengan obat-obat seperti
indometasin dan probenesid, yang akan menghambat sekresi asam lemah di tubulus
proksimal,
B. Rumusan Masalah
1. Apa Sifat Kimia dan Fisika Furosemide?
2. Apa rumus molekul furosemide?
3. Bagaimana Absorsi, Distribusi, Metabolisme, dan Eksresi dari Furosemide?

4. Bagaimana Farmakodinamik dari Furosemide


C. Pembahasan
Sifat Kimia dan Fisika Furosemide adalah dimana furosemide berbentuk asam, basa,
ester, garam, kompleks atau hidrat dari bahan obat dapat mempengaruhi kelarutan dan proses
absorpsi obat. Selain itu bentuk kristal atau polimorf, kelarutan dalam lemak/air dan derajat
ionisasai juga mempengaruhi proses absorpsi obat. Rumus molekul dari Furosemide adalah
C12H11ClN2O5S dengan berat molekul : 330,74.
Furosemide diberikan secara oral dengan absorpsi furosemida dalam saluran cerna cepat,
ketersediaan hayatinya 60-69 % pada subyek normal, dan 91-99 % obat terikat oleh plasma
protein. Kemudian dilakukan distribusi dengan resorpsinya dari usus hanya lebih kurang 50%, t
plasmanya 30-60 menit. Ekskresinya melalui kemih secara utuh, pada dosis tinggi juga lewat
empedu.

Anda mungkin juga menyukai