0cc7f9e862c3fdd2 PDF
0cc7f9e862c3fdd2 PDF
Oleh :
Ella Kurniawati
06310053
HALAMAN PERSETUJUAN
SISWA
TERHADAP
HASIL
BELAJAR
SISWA
KELAS
VIII
: Ella Kurniawati
NPM
: 06310053
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Hari
Tanggal
Semarang,.Febuari 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs Wijonarko,M.Kom
NIP.19580303 199103 1 001
Mengetahui,
Dekan FPMIPA
Persembahan:
! "#
$
&
'
*
&
()
&
(
'
'
'
++,-
.
0 1 12" %
" )2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya,
serta
kemudahan
dan
kelapangan,
sehingga
penulis
dapat
SIKAP
7. Bu Wiwiek, S.Pd, selaku guru bidang studi matematika kelas VIII SMP Negeri 4
Salatiga.
8. Bapak dan Ibu tersayang atas doa dan dukungan, nasehat serta kasih sayang dan
perhatiannya.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Dengan harapan semoga ALLAH SWT menerima amal, jasa dan budi
baik serta selalu melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya. Amin
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
karena berbagai keterbatasan baik waktu, tenaga, maupun pengetahuan penulis.
Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..
iii
ABSTRAK . iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN . v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI .
BAB I
viii
PENDAHULUAN . 1
A. Latar Belakang Masalah .. 1
B. Rumusan Masalah ..
C. Penegasan Istilah .
D. Tujuan Penelitian . 6
BAB II
E. Manfaat Penelitian ..
LANDASAN TEORI ..
A. Motivasi ....
10
10
B. Sikap Disiplin...... 20
C. Sikap Ilmiah.
32
D. Pembelajaran .
35
E. Prestasi Belajar
40
BAB III
BAB IV
BAB V
F. Uraian Materi
44
G. Kerangka Berpikir
45
H. Hipotesis ..
50
METODE PENELITIAN 52
A. Variabel Penelitian
52
54
54
55
E. Analisis Data
58
72
A. Persiapan Penelitian
72
B. Pelaksanaan Penelitian
73
74
D. Analisis Data
77
119
PENUTUP
124
A. Kesimpulan .
124
B. Saran
125
DAFTAR PUSTAKA x
DAFTAR LAMPIRAN .
xiii
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Kisi-kisi Angket
Lampiran 4.
Soal Angket
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pelajaran matematika merupakan dasar dari pelajaran-pelajaran yang
lain, seperti ekonomi, bahasa Indonesia, sejarah, olahraga dan lain-lain. Hal
ini dikarenakan dalam penerapannya, pelajaran-pelajaran tersebut sering
menggunakan unsur matematika, seperti bilangan, nilai hitung dan
sebagainya. Pandangan siswa secara umum mengenai pelajaran matematika,
bahwa matematika merupakan pelajaran yang susah dimengerti dan kurang
dimotivasi.
Hal inilah yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa,
walaupun disisi lain ada sebagian siswa menganggap bahwa matematika
merupakan pelajaran yang mudah dimengerti dan mengasyikkan, sehingga
hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Perasaan kurang motivasi dan susah mengerti akan pelajaran
matematika yang dialami oleh siswa, dikarenakan anggapan siswa terhadap
pelajaran matematika dengan rumus yang cukup beragam dan rumit, serta
kurangnya
mempelajari matematika.
matematika. Kurangnya rasa ingin tahu dan krekritisan yang terdapat dalam
diri siswa, dan kecenderungan siswa belajar hanya dengan menghafal rumus
saja tanpa mengetahui darimana rumus tersebut diperoleh, serta sikap siswa
yang terkadang kurang jujur dalam belajar, ini kurang bisa mendorong cara
berpikir siswa ke arah positif.
Sikap ilmiah siswa masih menunjukkan kurang
ke arah positif
seperti siswa terkadang masih menunggu perintah dari guru, kurang disertai
rasa keingintahuan, dan kekritisan siswa dalam belajar
matematika.
diantaranya bidang
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara yang
ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan (Darsono, 2000:1).
Hasil kegiatan belajar yang diharapkan adalah prestasi belajar yang
baik. Setiap orang pasti mendambakan prestasi belajar yang tinggi, baik
orang tua, siswa, dan lebih-lebih bagi guru. Untuk mencapai prestasi belajar
yang optimal tidak lepas dari kondisi-kondisi dimana kemungkinan siswa
dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan daya eksplorasinya.
Memperoleh prestasi belajar yang baik bukanlah hal yang mudah, banyak
faktor yang mempengaruhi, faktor-faktor tersebut antara lain guru, orang tua
dan
prestasi belajar,
mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sardiman, 2003:75). Jadi motivasi itu
dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di
dalam diri seseorang. Dalam
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Penelitian sebelumnya yang berjudul Pengaruh Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII
besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII
SMP N 13 Semarang sebesar 29,766 % sedangka sisanya sebesar70,234 %
dipengaruhi faktor faktor lain.
Berdasarkan uraian di atas, sangat dimungkinkan bahwa motivasi,
cara berpikir kritis siswa dan sikap disiplin siswa dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Dari pertimbangan ini, penulis memperoleh dasar pemikiran
untuk mengambil judul Pengaruh Motivasi, Sikap disipin, dan Sikap
ilmiah Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester I SMP N 4
Salatiga dengan Sub Bab Operasi Pecahan Bentuk Aljabar Tahun ajaran
2010/2011
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan dalam
penelitian ini, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat motivasi belajar, sikap disiplin, dan sikap ilmiah
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada siswa Kelas VIII
Semester I SMP N 4 Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011?
2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar, sikap disiplin, dan sikap ilmiah
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada siswa kelas VIII
Semester I SMP N 4 Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011?
3. Variabel manakah yang paling berpengaruh motivasi belajar, sikap
disiplin, dan sikap ilmiah belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika pada siswa Kelas VIII Semester I SMP N 4 Salatiga Tahun
Ajaran 2010/2011?
C.
PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul
maka penulis perlu menjelaskan istilah dalaam judul yang dianggap penting.
1. Motivasi
Motivasi berprestasi didefinisikan sebagai suatu bentuk dorongan
yang ada dalam diri siswa untuk meraih prestasi dalam hal-hal tertentu,
disertai dengan usaha yang keras agar memperoleh hasil yang baik dari
kondisi yang ada sekarang dengan cara mengatur lingkungan sosial dan
fisiknya, dengan indikator:
a. Keinginan untuk berbuat lebih dari orang lain
b. Memiliki daya juang untuk mengatasi rintangan
c. Berorientasi jauh ke depan
d. Suka tantangan
2. Sikap Disiplin
Disiplin belajar didefinisikan sebagai sikap siswa yang terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan dan keteraturan berdasarkan acuan nilai moral individu untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang mencakup perubahan berfikir,
sikap, dan tindakan yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang
telah ditetapkan seseorang dalam belajar secara konsisten dan
konsekuen, dengan indikator:
a. Patuh dan taat terhadap tata tertib di sekolah
b. Persiapan belajar siswa
D.
TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang muncul diatas, maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
E.
MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah khasanah
teoritik dibidang ilmu pendidikan dan diharapkan dapat memberi
kontribusi positif bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
2. Manfaat Praktis
Memberikan masukan kepada guru dan siswa bahwa motivasi
belajar, sikap ilmiah, dan disiplin belajar adalah sangat penting dalam
meningkatkan prestasi belajar matemaika siswa.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang motivasi belajar, sikap ilmiah, dan disiplin belajar
F.
SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini, maka digunakan
sistematika skripsi yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Bagian awal skripsi
Bagian awal skripsi berisi halaman judul, halaman pengesahan,
halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar,
abstraksi dan daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
2. Bagian isi skripsi
Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab yaitu :
BAB I
Pendahuluan,
berisi
tentang
latar
belakang
masalah,
penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
BAB III
BAB V
10
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
A. MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
W. S. Winkel mengatakan bahwa motif adalah daya penggerak
di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan tertentu (dalam Darsono, 2000:61). Berawal dari
kata motif itu, motivasi diartikan sebagai motif yang sudah menjadi aktif
pada saat-saat melakukan suatu perbuatan. Sedangkan motif sudah ada
dalam diri seseorang, jauh sebelum orang itu melakukan suatu perbuatan.
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2003:73) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald mengandung tiga elemen
penting, yaitu:
11
belajar
untuk
menggambarkan
proses
yang
dapat
merupakan
proses
internal
yang
mengaktifkan,
12
akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu (Sardiman, 2003:84).
Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi
para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi yang
dikemukakan oleh Sardiman (2003:85), yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Di samping itu, motivasi juga berfungsi sebagai pendorong usaha
dalam pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya
motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang
baik. Dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi,
maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian
prestasi belajarnya.
13
yang
berhubungan
dengan
prestasi,
yaitu
menguasai,
14
kuat untuk segera mengetahui hasil nyata dari tindakannya, karena hal itu
dapat digunakan sebagai umpan balik. Selanjutnya dari hasil evaluasi
tersebut individu dapat memperbaiki kesalahannya dan mendorong untuk
berprestasi lebih baik dengan menggunakan cara-cara baru.
Motivasi belajar adalah motif yang mendorong individu untuk
berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keunggulan (Standart of
Exellend) (Haditono, 1989:16). Ukuran yang dimaksud dapat prestasinya
sendirisebelumnya atau prestasi orang lain. Kemampuan yang dimiliki
seseorang dalam berbagai aktivitas merupakan standar keunggulan,
dimana suatu kegiatan tersebut dapat gagal atau berhasil. Motivasi belajar
juga dapat diartikan sebagai perjuangan untuk menambah prestasi setinggi
mungkin.
Ada tiga standar keunggulan atau keberhasilan menurut
Heckhausen (dalam Haditono 1989:17), yaitu:
a. Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas.
b. Keberhasilan yang dibandingkan dengan keberhasilan sebelumnya.
c. Keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan keberhasilan yang
diraih orang lain.
Pada dasarnya setiap orang ingin dipandang sebagai orang yang
berhasil dalam hidupnya lebih-lebih remaja, dan sebaliknya tidak ada
orang yang senang jika menghadapi kegagalan dalam hidupnya. Ini adalah
cerminan bahwa pada diri seseorang itu terdapat motif untuk berprestasi.
Tentang hal ini MC Clelland (dalam Hariyadi, 1998:89) melalui
15
16
b. Kemampuan belajar
Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat
dalam diri siswa, misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir,
dan fantasi. Dalam kemampuan belajar ini, taraf perkembangan berpikir
siswa menjadi ukuran. Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar
tinggi, biasanya lebih bermotivasi dalam belajar.
c. Kondisi siswa
Kondisi fisik dan psikologis siswa sangat mempengaruhi faktor
motivasi. Sehingga guru harus lebih cermat melihat kondisi fisik dan
psikologis siswa, karena kondisi-kondisi ini jika mengalami gangguan
dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan motivasi siswa.
d. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan suatu unsur-unsur yang datang
dari luar diri siswa. Unsur-unsur disini dapat berasal dari lingkungan
keluarga,
sekolah
maupun
lingkungan
masyarakat
baik
yang
bagaimana
siswa
guru
mulai
dari
mempersiapkan
penguasaan
diri
materi,
dalam
cara
17
18
cenderung
membuat
tujuan-tujuan
yang
hendak
19
20
B. SIKAP DISIPLIN
1. Pengertian Disiplin
Disiplin belajar merupakan suatu kondisi yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan seorang siswa dalam proses belajarnya. Disiplin
merupakan titik pusat dalam pendidikan, tanpa disiplin tidak akan ada
kesepakatan antara guru dan murid yang mengakibatkan prestasi yang
dicapai kurang optimal terutama dalam belajar. Dengan kesadaran yang
tinggi dalam disiplin belajar, seorang siswa dapat ditumbuhkan rasa
tanggung
jawab
terhadap
pentingnya
belajar.
Menurut
WJS.
21
Disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyianyiakan waktu berlalu dalam kehampaan (Bahri, 2002:13).
Sedangkan menurut Depdiknas (1992:3) disiplin adalah tingkat
konsistensi dan konskuen seseorang terhadap suatu komitmen atau
kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai
waktu dan proses pelaksanaan suatu kegiatan. Siswa yang memiliki
disiplin akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan terhadap perannya
sebagai seorang pelajar yaitu belajar secara terarah dan teratur.
Dengan demikian siswa yang berdisiplin akan lebih mampu
mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Disiplin memiliki peranan
yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama siswa dalam hal
belajar. Disiplin akan memudahkan siswa dalam belajar secara terarah dan
teratur. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa disiplin adalah kepatuhan menaati peraturan dan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh seseorang dengan konsisten dan
konsekuen.
2. Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk
mendidik dan membentuk perilaku siswa menjadi orang yang berguna dan
berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari pengertian
disiplin menurut Maman Rachman dalam Tuu (2004:32) yaitu sebagai
upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat
dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan
22
tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam
hatinya. Tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian
rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok
budaya, tempat individu itu diidentifikasikan.
Secara psikologis, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Dari pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa displin belajar dalam penelitian ini adalah sikap siswa
yang
terbentuk
melalui
proses
dari
serangkaian
perilaku
yang
23
24
berarti
tingkat
keseragaman
atau
stabilitas,
konsistensi
merupakan
suatu
kecenderungan
menuju
25
a. Faktor eksterinsik
1). Faktor non-sosial, seperti keadaan udara, suhu udara, waktu, tempat
dan alat-alat yang dipakai untuk belajar.
2). Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok.
b. Faktor instrinsik
1). Faktor psikologi, seperti motivasi, bakat, motivasi, konsentrasi, dan
kemampuan kognitif.
2). Faktor fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain
pendengaran,
penglihatan,
kesegaran
jasmani,
keletihan,
26
baik
itu
menyebabkan
ketenangan
jiwanya
dan
lingkungannya.
6. Upaya Menegakkan Disiplin
Disiplin perlu ditegakkan agar tidak terjadi pelanggaran. Bila
pelanggaran terjadi akan berakibat terganggunya usaha pencapaian tujuan
27
juga penyebab
28
29
30
Teknik
ini
dilakukan
dengan
memberikan
31
32
siswa,
c.
Perhatian
terhadap
kegiatan
pembelajaran,
d.
C. SIKAP ILMIAH
Menurut Gagne dan Briggs, yang dikutip Annie, Catharina Tri (2004
: 25) mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam lima kategori adalah
kemahiran intelektual ( intelectual skill ), strategi kognitif ( cognitif strategies ),
informasi verbal ( verbal information ), kemahiran motorik (motor sklills),
33
dan sikap ( attitudes). Sikap menurut Gagne ini adalah suatu kondisi yang
internal. Sikap mempengaruhi pilihan untuk bertindak. Kecenderungan untuk
memilih obyek terdapat pada diri pembelajar , bukan kinerja yang spesifik.
Sikap juga merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil
tindakan. Dimana tindakan yang akan dipilih, tergantung pada sikapnya
terhadap penilaian akan untung atau rugi, baik atau buruk, memuaskan atau
tidak, dari suatu tindakan yang dilakukannya.
Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih
sesuatu. Efek sikap ini dapat diamati dalam reaksi pembelajar ( positif atau
negatif). Sikap juga merupakan salah satu dari enam faktor yang memotivasi
belajar. Sikap dalam hal ini adalah suatu kombinasi, informasi, dan emosi
yang dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok,
gagasan, peristiwa, atau obyek tertentu secara menyenangkan atau tidak
menyenangkan.
Sikap mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku dan belajar
siswa, karena sikap itu membantu siswa dalam merasakan dunianya dan
memberikan pedoman kepada prilaku yang dapat membantu dalam
menjelaskan dunianya. Sikap juga membantu seseorang merasa aman di suatu
lingkungannya yang pada mulanya tampak asing. Sikap akan memberikan
pedoman dan peluang kepada seseorang untuk mereaksikan secara lebih
otomatis. Sikap akan membuat kehidupan lebih sederhana dan membebaskan
seseorang dalam mengatasi unsur unsur kepada kehidupannya sehari-hari
yang bersifat unik. Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap
34
35
D. PEMBELAJARAN
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2003:2). Perubahan itu bersifat secara relatif
konstan dan berbekas. Dalam kaitan ini maka antara proses belajar dengan
perubahan sebagai bukti hasil yang diproses. Belajar tidak hanya mata
pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau
motivasi, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain dan
cita-cita (Hamalik, 2002:45). Dengan demikian, seseorang dikatakan
belajar apabila terjadi perubahan pada diri orang yang belajar akibat
adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto,
2003:2). Sehubungan dengan itu, ada beberapa ciri-ciri belajar seperti
dikutip oleh Darsono (2000:30) yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan dipakai
sebagai arah kegiatan sekaligus sebagai tolok ukur keberhasilan belajar.
b. Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan pada
orang lain. Jadi belajar bersifat individual.
36
37
pembelajaran,
dan
pengajaran
merupakan
bagian
dari
pembelajaran.
Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu bahwa
belajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan terjadi perubahan
tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah
kearah yang lebih baik (Darsono, 2000:24). Aliran behavioristik
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah usaha guru membentuk
tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau
stimulus. Sedangkan dari aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran
adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir
agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari (Darsono,
2000:24).
Humanistik mendiskripsikan pembelajaran adalah memberikan
kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara
mempelajarinya sesuai dengan motivasi dan kemampuannya (Sugandi,
2004:9)
38
3. Ciri-ciri Pembelajaran
Sesuai dengan ciri-ciri belajar, berdasarkan pendapat Darsono
(2000:25) maka ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara
sistematis.
b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar.
c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik perhatian
dan menantang siswa.
d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan
menarik.
e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa.
f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik
secara fisik maupun psikologis.
g. Pembelajaran menekankan keaktifan siswa.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
sadar dan sengaja. Oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai
tujuan. Tujuan pembelajaran adalah membantu para siswa agar
memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah
laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku
yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan dan nilai atau norma
yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.
39
4. Komponen-komponen Pembelajaran
Pembelajaran
pada
taraf
organisasi
mikro
mencakup
40
penunjang
yang
dimaksud
dalam
sistem
E. PRESTASI BELAJAR
1. Pengertian Prestasi Belajar
Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar pada akhirnya
ingin mengetahui hasilnya. Hasil dari kegiatan belajar itulah yang
dinamakan prestasi belajar. Prestasi tidak dapat dilepaskan dengan proses
belajar. Prestasi merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur dan belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Prestasi
belajar dapat dikatakan sebagai hasil kecakapan yang baru dari proses
belajar seseorang yang mempunyai prestasi yang baik dalam belajarnya,
berarti ia mendapatkan hasil kecakapan yang baru dari apa yang
dipelajarinya (Suryabrata, 2001:232).
41
42
43
44
siswa. Karena itu, kerjasama dan pengertian antara siswa, sekolah, orang
tua maupun masyarakat sangat mendukung prestasi belajar anak secara
keseluruhan.
F. URAIAN MATERI
1. Operasi Pecahan Dalam Bentuk Aljabar
a. Penyederhanaan Pecahan Bentuk Aljabar.
Pecahan bentuk aljabar dapat disederhanakan dengan cara
memfaktorkan pembilang dan atau penyebutnya.
Contoh :
1).
5a + 10b 5(a + 2b ) a + 2b
=
=
20
20
4
2).
2
2
1
=
=
2ab + 4a 2a (b + 2 ) a(b + 2 )
3).
2 x 2 2(x 1) 2
=
=
x 2 x x( x 1) x
2x 4x 2x + 4x 6x
+
=
=
4
4
4
4
2).
3
5 3(3b ) 5(2a ) 9b 10a
=
=
2a 3b
6ab
6ab
3).
x + 5 3x 2 x + 5 (3 x 2 ) x 3 x + 5 + 2 2 x + 7
=
=
=
2y 3 2y 3
2y 3
2y 3
2y 3
45
bentuk
aljabar
diperoleh
dengan
mengalikan
3x 2 3 y 2 9 x 2 y 2
=
= 9 xy
y
x
xy
2).
(x + y )
4y
y
y(x + y )
1
=
=
2
4 y ( x + y )(x y ) 4( x y )
x y
=
=
b
b
b 8a 8ab
2
2).
x + 3 2x + 6 x + 3
3y
3 y (x + 3)
1
=
=
6y
3y
6 y 2 x + 6 6 y.2( x + 3) 4 y
G. KERANGKA BERPIKIR
Salah satu prinsip dalam melaksanakan pendidikan adalah individu
secara aktif mengambil bagian dalam kegiatan pendidikan yang dilaksanakan.
Untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan, pertama-tama harus ada dorongan
untuk melaksanakan. Dengan kata lain, untuk dapat melakukan sesuatu harus
ada motivasi. Begitu juga dalam proses belajar atau pendidikan, individu
harus mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan
46
47
48
49
Motivasi (X1):
1) Keinginan untuk berbuat lebih
dari orang lain
2) Memiliki daya juang untuk
mengatasi rintangan
3) Berorientasi jauh ke depan
4) Suka tantangan.
50
H. HIPOTESIS
Terdapat beberapa hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian
ini, yaitu :
H11
H12
H02 : Tidak ada pengaruh antara sikap disiplin belajar dengan prestasi belajar
matematika pada siswa Kelas VIII Semester I SMP N 4 Salatiga
tahun ajaran 2010/2011
51
: Tidak ada pengaruh antara motivasi belajar, sikap disiplin belajar dan
sikap ilmiahdengan prestasi belajar matematika pada siswa Kelas
VIII Semester I SMP N 4 Salatiga tahun ajaran 2010/2011.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. VARIABEL PENELITIAN
Variabel pada penelitian ini dapat dikepompokkan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Variabel
Bebas
(Independent
Variable)
adalah
variabel
yang
53
54
matematika yang datanya diambil dari nilai tes materi sub pokok operasi pecahan
dalam bentuk aljabar tahun ajaran 2010/2011.
55
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,
teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian (Margono, 2003:181). Dalam penelitian ini metode
dokumentasi dilakukan peneliti untuk mendapatkan data tentang siswa, hasil
belajar yang diperoleh siswa, situasi dan kondisi guru pada saat proses
pembelajaran matematika.
D. UJI INSTRUMEN
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal tes angket berbentuk
pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yang digunakan mengukur minat
belajar, fasilitas belajar dan keterlibatan orang tua. Sedangkan untuk
56
rxy =
{N
X2 (
XY (
}{
X) N
2
X)
Y2 (
Y)
Keterangan:
rxy
57
valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran yang dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan
data yang dapat dipercaya juga. Apabila memang datanya benar - benar
sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil hasilnya akan
tetap sama. (Arikunto, 2009:178).
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari reabilitas tes bentuk
pilihan ganda adalah :
n
r11 =
1
n 1
2
i
2
t
Keterangan :
r11
2
t
58
xx
( x dan S masing S
59
60
Variasi
Dk
Total
Regresi (a)
(JK)
KT
Yi2
Yi2
Yi )
n
1
Regresi
n2
(b a)
Yi )
JKreg = JK (b a)
s 2reg
JK res =
Yi Yi
k2
JK (TC)
nk
JK (E)
Yi Yi
s 2res =
2
s TC
=
n2
JK (TC )
k2
cocok
Kekeliruan
s 2res
S 2reg = JK(b a)
Residu
Tuna
s 2E =
2
s TC
s 2E
JK (E )
nk
2). F =
s 2reg
s 2res
2
s TC
yang akan dipakai untuk menguji tuna cocok regresi linier
s 2E
) (k-2,n-k).
bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linier.
2. Analisis Akhir
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ada 4, yaitu hipotesis 1,
hipotesis 2, hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan
61
a. Regresi Linier
Regresi linier digunakan karena terjadi sebuah fenomena yang
terdiri dari sebuah variabel bebas (X) dan sebuah variabel terikat (Y).
Untuk regresi linier yang terdiri dari dari sebuah variabel tak bebas (Y),
persamaan yang digunakan sebagai berikut :
= a + bX
Y
dimana :
a=
Yi )
n(
X i )(
X i2 (
Xi )
b=
Xi (
X i Yi ) (
n
X i2 (
X i Yi )
Yi )(
Xi )
Xi )
2). Untuk mengetahui hubungan antara sikap disiplin (X2) dan prestasi
belajar matematika (Y), persamaannya adalah :
= a + bX2
Y
62
3). Untuk mengetahui hubungan antara sikap ilmiah (X3) dan prestasi
belajar matematika (Y), persamaannya adalah :
= a + bX3
Y
y i x 1i = a 1
x 1i +a 2
y i x 2i = a 1
x 1i x 2i + a 2
x 2i +a 3
y i x 3i = a 1
x 1i x 3i + a 2
x 2i x 3i + a 3
Y1 = a 0 n + a 1
x 1i x 2i + a 3
2
X1i + a 2
Keterangan :
= Prestasi belajar matematika
Y
X 2i + a 3
x 1i x 3i
x 2i x 3i
x 3i
X 3i
63
a3 = koefisien X3
x1i = X1i - X 1
x2i = X2i - X 2
x3i = X3i - X 3
yi = Yi - Y
(Sudjana, 2005 : 348)
c. Koefisien Korelasi Ganda
Kefisien korelasi ganda dari penelitian ini digunakan untuk
menentukan derajat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.
= a0 + a1X1 + a2X2 + a3X3 maka
Berdasarkan regresi linier ganda Y
koefsien korelasi ganda (R) antara Y dan variabel X1, X2, dan X3
ditentukan dengan rumus :
R2 =
R=
JK reg
y i2
, sehingga :
JK reg
y i2
64
r=
{n(
XiY (
X i2 ) (
X i )(
}{
X i ) n(
2
Y)
Y2 ) (
Y)
= 5 % dan dk = n 1,
apabila rhitung < rtabel. Sehingga dapat diperoleh besarnya masing masing koefisien korelasi, yaitu :
1). Menentukan koefisien korelasi antara motivasi belajar (X1) dengan
prestasi belajar matematika (Y).
ry1 =
{n(
X1 Y (
X12 ) (
X1 )(
}{
X1 ) n (
2
Y)
Y2 ) (
Y)
Keterangan :
ry1 = Koefisien korelasi antara motivasi belajar (X1) dengan prestasi
belajar matematika (Y)
2). Menentukan koefisien korelasi antara sikap disiplin (X2) dengan
prestasi belajar matematika (Y).
ry2 =
{n(
X2Y (
X 22 ) (
X 2 )(
}{
X 2 ) n(
2
Y)
Y2 ) (
Y)
Keterangan :
ry2 = Koefisien korelasi antara sikap disiplin (X2) dengan prestasi
belajar matematika (Y)
65
ry3 =
{n(
X3Y (
X 32 ) (
X 3 )(
}{
X 3 ) n(
2
Y)
Y2 ) (
Y)
Keterangan :
ry3 = Koefisien korelasi antara sikap ilmiah (X3) dengan prestasi
belajar matematika (Y)
Menurut Sudjana (2005 : 385), berhubungan erat dengan
koefisien korelasi linier ganda adalah koefisien korelasi parsil. Ini
dimaksudkan koefisien kprelasi antara sebagian dari sejumlah variabel
apabila hubungan dengan variabel lainnya dianggap tetap. Untuk
variabel Y, X1, dan X2 misalnya, menentukan koefisien korelasi antara
Y dengan X1 dengan menganggap X2 tetap dan dinyatakan dengan ry1.2.
Dan menentukan koefisien korelasi antara Y dengan X2 dengan
menganggap X1 tetap dan dinyatakan dengan ry2.1. Sehingga dapat
ditentukan :
1). Menentukan koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar
matematika (Y) dengan motivasi belajar (X1).
ry1.2 =
ry1.3 =
(1 r )(1 r )
2
y2
2
1.2
(1 r )(1 r )
2
y3
2
1.3
66
Keterangan :
ry1.2 = Koefisien korelasi parsil antara belajar matematika (Y)
dengan motivasi belajar (X1) dengan sikap disiplin (X2)
dianggap tetap.
ry1.3 = Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan motivasi belajar (X1) dengan sikap ilmiah (X3)
dianggap tetap.
2). Menentukan koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar
matematika (Y) dengan sikap disiplin (X2).
ry2.1 =
ry2.3 =
(1 r )(1 r )
2
y1
2
1.2
(1 r )(1 r )
2
y3
2
2.3
Keterangan :
ry2.1 = Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan sikap disiplin (X2) dengan motivasi belajar (X1)
dianggap tetap.
ry2.3 = Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan sikap disiplin (X2) dengan sikap ilmah (X3)
dianggap tetap.
3). Menentukan koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar
matematika (Y) dengan sikap ilmiah (X3).
67
ry3.1 =
ry3.2 =
(1 r )(1 r )
2
y1
2
1.3
(1 r )(1 r )
2
y2
2
2.3
Keterangan :
ry3.1 = Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan sikap ilmiah (X3) dengan motivasi belajar (X1)
dianggap tetap.
ry3.2 = Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan sikap ilmiah (X3) dengan sikap disiplin (X2)
dianggap tetap.
Menurut Sudjana (2005 : 386) jika variabel-variabelnya Y, X1,
X2, dan X3, maka akan didapat koefisien-koefisien korelasi parsil ry1.23,
ry2.13, ry3.12. Misalnya ry1.23, menyatakan koefisien korelasi parsil antara
Y dan X1 jika X2 dan X3 dianggap tetap. Sehingga dapat diperoleh :
1). Menentukan koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar
matematika (Y) dengan motivasi belajar (X1).
ry1.23 =
(1 r )(1 r )
2
y3.2
2
13.2
Keterangan :
ry1.23 = Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan motivasi belajar (X1), jika sikap disiplin (X2)
dan sikap ilmiah (X3) tetap.
68
ry2.13 =
(1 r )(1 r )
2
y3.1
2
23.1
Keterangan :
ry1.23 = Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan sikap disiplin (X2), jika motivasi belajar (X1)
dan sikap ilmiah (X3) tetap.
3). Menentukan koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar
matematika (Y) dengan sikap ilmiah (X3).
ry3.12 =
ry3.1 ry2.1r32.1
(1 r )(1 r )
2
y2.1
2
32.1
Keterangan :
ry1.23 = Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan sikap ilmiah (X3), jika motivasi belajar (X1)
dan sikap disiplin (X2) tetap.
Sudjana (2005 : 386 387) mengemukakan bahwa antara
koefisien korelasi, koefisien korelasi ganda, dan koefisien korelasi
parsil terdapat hubungan tertentu. Sehingga untuk variabel prestasi
belajar matematika (Y), motivasi belajar (X1), sikap disiplin (X2) , dan
sikap ilmiah (X3) diperoleh hubungan :
(1 R ) = (1 r )(1 r )(1 r )
2
y.123
2
y1
2
y2.1
2
y3.12
69
dan X1
dan X2
dan X3
70
(Y Y )
y1,2,...,k
n k 1
JK reg = a 1
x 1i y i +a 2
x 2i y i + a 3
x 3i y i
(Y Y )
k
JK res
n k 1
71
Dalam hal ini H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel maka model regresi
signifikan berarti terjadi hubungan yang nyata antara variabel bebas dan
variabel terikat.
Untuk pengujian koefisien regresi menggunakan perhitungan
statistik :
s 2y1,2..., k
s ai =
ti =
)(
x ij2 1 R i2
ai
s ai
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN PENELITIAN
73
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IXC sebanyak 34
siswa sebagai kelas uji coba. Sedangkan untuk kelas penelitian adalah
kelas VIIIF sebanyak 34 siswa. Untuk kelas VIIIF sebenarnya
berjumlah 36 siswa, tapi pada waktu penelitian ada 2 siswa yang tidak
masuk. Daftar nama siswa kelas IXC dapat dilihat pada lampiran 1.
Sedangkan daftar nama siswa kelas VIIIF dapat dilihat pada lampiran 2.
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
74
1. Validitas
Angket motivasi belajar, sikap disiplin dan sikap ilmiah masingmasing sebanyak 15 butir pertanyaan diujicobakan kepada 34 siswa uji
coba. Berikut perhitungan validitas untuk butir soal no. 1 angket motivasi
belajar :
X 1 Y = 4107
X 12 = 322
X 1 = 101
rX1Y =
{N
Y 2 = 54896
Y = 1348
X1 Y (
X 12 (
X 1 )(
}{
X1 ) N
2
Y)
Y2 (
Y)
(34x4107) (101x1348)
{(34x322) 1012 }{(34x54896) 13482 }
rX1Y = 0,5747
Dengan N = 34 dan taraf signifikan ( ) = 5%, diperoleh rtabel =
0,339. Karena rhitung > rtabel, maka butir soal no. 1 valid. Untuk butir soal
no. 2 sampai no.15 angket minat dan 15 butir soal angket sikap disiplin
dan 15 butir soal sikap ilmiah uji coba instrumen semuanya memenuhi
kriteria rhitung > rtabel sehingga semua butir soal dikatakan valid. Untuk
analisis validitas soal uji coba instrumen dapat dilihat pada Lampiran 7.
Sedangkan contoh perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 8.
75
2. Reliabilitas
Angket motivasi belajar, sikap disiplin dan sikap ilmiah masingmasing sebanyak 15 butir pertanyaan diujicobakan kepada 34 siswa uji
coba seperti validitas. Berikut perhitungan reliabilitas untuk butir soal no.
1 angket motivasi belajar :
2
X
Rumus varians :
2
1
X)
X1 )
(101)2
=
(1)
=
=
34
10201
34 = 322 300,03
34
34
322
34
(1)*
322
21,97
= 0,646
34
2
sampai
lampiran 9.
Jumlah variansi semua item
2
i
2
i
) adalah :
= 13, 181
Y2
Variansi total :
2
t
Y )2
N
= 42,699
n
Jadi, reliabilitasnya adalah : r11 =
1
n 1
2
i
2
t
15
13,181
1
15 1
42,699
= 0,7403
(15 )
terdapat pada
76
Jadi realibilitas angket motivasi belajar adalah sebesar 0,74.
Menurut kriteria, maka reliabilitas tersebut tergolong tinggi.
Sedangkan reliabilitas angket sikap disiplin dan sikap
ilmiah sama dengan perhitungan reliabilitas motivasi belajar. Pada angket
sikap disiplin reliabilitas yang diperoleh sebesar 0,649 dan pada angket
sikap ilmiah reliabilitas yang diperoleh sebesar 0,828. Menurut kriteria,
maka reliabilitas kedua angket tergolong tinggi. Dengan demikian, soal
yang digunakan sebagai instrumen penelitian sebanyak 15 soal dari
masing-masing variabel bebas tersebut reliabel. Untuk analisis reliabilitas
soal uji coba instrumen dapat dilihat pada Lampiran 7. Sedangkan contoh
perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 9.
D. ANALISIS DATA
1. Analisis awal
a. Uji Normalitas
Perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan
uji Liliofors dengan hipotesis sebagai berilkut :
Ho
H1
77
Sedangkan analisis uji normalitas angket sikap disiplin kelas VIIIF
diperoleh L0 = 0,0753. Sedangkan sikap ilmiah kelas VIIIF diperoleh
L0 = 0,1033. Karena L0 yang diperoleh kurang dari Ltabel maka data
dari angket kelas VIIIF berdistribusi normal. Untuk analisis uji
normalitas kelas VIIIF dapat dilihat pada lampiran 11.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan hipotesis
sebagai berikut :
Ho : Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
adalah tidak linier
H1
(Xi-X)(Yi-Y) = 1258,68
= 2345
XY = 100162,5
(Yi- ) = 177,81
Y2 = 163562,5
Xi = 61442
( X) = 2056365
X = 42,176
( Y) = 5499025
Y = 68,97
a = 13,726
b = 1,31
78
Selanjutnya analisis varians angket motivasi belajar kelas
VIIIF dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Sumber varians
dk
JK
KT
Total
34
163562,5
163562,5
Regresi (a)
161736,029
161736,03
Regresi (b|a)
1648,661
1648,66
Residu
32
177,809
5,229
Tuna cocok
18
119,997
6,67
Kekeliruan
14
57,813
4,129
Ftabel
315,25
1,614
2,355
Fhitung = 1,614,
= 0,05 dari daftar
maka H0
= 0,05 dari
daftar distribusi F diperoleh Ftabel = 2,355. Karena Fhitung < Ftabel maka
H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel sikap disiplin (X2) dan variabel prestasi belajar matematika (Y)
adalah linier. Sedangkan uji linieritas sikap ilmiah kelas VIIIF diperoleh
79
Fhitung = 2,258, dengan dk penyebut = 20, dk penyebut = 12 dan
= 0,05
dari daftar distribusi F diperoleh Ftabel = 2,54. Karena Fhitung < Ftabel
maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel sikap ilmiah (X3) dan variabel prestasi belajar matematika (Y)
adalah linier. Analisis uji linieritas variabel sikap disiplin dan variabel
sikap ilmiah kelas VIIIF dapat dilihat pada lampiran 12.
2. Analisis akhir
a. Regresi linier
Regresi linier digunakan karena terjadi sebuah fenomena yang
terdiri dari sebuah variabel bebas (X) dan sebuah variabel terikat (Y).
Untuk regresi linier yang terdiri dari dari sebuah variabel tak bebas
(Y), persamaan yang digunakan sebagai berikut :
= a + bX
Y
dimana :
a=
Yi )
n(
X i )(
X i2 (
Xi )
b=
Xi (
X i Yi ) (
n
X i2 (
X i Yi )
Yi )(
Xi )
Xi )
=
(X1) dengan variabel prestasi belajar matematika (Y) diperoleh Y
13,72 + 1,31X1.
Apabila perhitungan dilakukan dengan menggunakan Statistical
Product and Service Solutions (SPSS) 13.0 hasilnya adalah :
80
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B
Beta
t
Model
Std. Error
1
(Constant) 13,726 3,233
4,246
motivasi belajar
1,310
,076
,950 17,225
Correlations
Sig. Zero-order Partial
Part
,000
,000
,950
,950
,950
= 13,726 + 1,31 X 1 .
variabel sikap disiplin (X2) dan variabel sikap ilmiah (X3) dengan
variabel prestasi belajar matematika (Y) kelas VIIIF dapat dilihat pada
lampiran 13.
b. Regresi Linier Ganda
Persamaan regresi linier ganda yang digunakan adalah sabagai
berikut:
= a0 + a1X1+ a2X2+ a3X3
Y
dimana a0 = 17,889
a1 = 0,297
a2 =0,271
a3 = 0,563
Untuk analisis perhitungan regresi linier ganda kelas VIIIF dapat
ditunjukkan pada lampiran 15.
81
Jadi, persamaan regresi linier ganda adalah :
= 17,889 + 0,297X1+ 0,271X2+ 0,563X3
Y
Apabila
perhitungan
dilakukan
dengan
menggunakan
Unstandardized
Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
t
Model
1
(Constant)17,889 2,393
7,475
motivasi belajar
,297 ,191
,216 1,558
sikap disiplin,270 ,181
,233 1,495
sikap ilmiah ,563 ,106
,552 5,315
Correlations
Sig. Zero-orderPartial Part
,000
,130
,950 ,274 ,054
,145
,960 ,263 ,052
,000
,970 ,696 ,186
JK reg
y i2
= 1258,68
x2iyi = 1510,29
x3iyi = 1736,91
82
Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg) = 175,49
yi2 = 1826,471 dapat diperoleh
koefisien korelasi ganda (R) antara Y dan variabel X1, X2, dan X3=
0,981492
Koefisien determinasi ganda (R2) :
R2 = (0,981492)2
R2 = 0,963327
Koefisien korelasi antara masing masing variabel bebas
(motivasi belajar, sikap disiplin dan sikap ilmiah) dengan prestasi
belajar matematika dapat ditunjukkan pada lampiran 16 sehingga
dapat diperoleh:
1). Koefisien korelasi antara motivasi belajar (X1) dengan prestasi
belajar matematika (Y) :
ry1 =
ry1 =
ry1 =
X1 Y (
{n(
X12 (
X1 )(
}{ (
X1 ) n
2
Y)
Y2 (
Y)
(34x100162,5) (1434x2345)
{(34x61442) (1434)2 }{(34x163562,5) (2345)2 }
42795
45043,659
ry1 = 0,9501
rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,9501 > 0,344, maka H0
ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
83
antara variabel motivasi belajar (X1) dengan variabel prestasi
belajar matematika (Y).
2). Koefisien korelasi antara sikap disiplin (X2) dengan prestasi belajar
matematika (Y) diperoleh ry2 = 0,959
Dengan taraf signifikan
rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,959 > 0,344, maka H0
ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
antara variabel sikap disiplin (X2) dengan variabel prestasi belajar
matematika (Y).
3). Koefisien korelasi antara sikap ilmiah (X3) dengan prestasi belajar
matematika (Y) diperoleh ry3 = 0,969
Dengan taraf signifikan
rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,969 > 0,344, maka H0
ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
antara variabel sikap ilmiah (X3) dengan variabel prestasi belajar
matematika (Y).
Untuk menghitung koefisien korelasi parsil antara masing
masing variabel bebas (motivasi belajar, sikap disiplin dan sikap
ilmiah) dengan prestasi belajar matematika jika satu variabel bebas
lain dianggap tetap terlebih dahulu perlu dihitung koefisien korelasi
antara motivasi belajar (X1) dengan sikap disiplin (X2) yaitu r1.2,
koefisien korelasi antara motivasi belajar (X1) dengan sikap ilmiah
(X3) yaitu r1.3 dan koefisien korelasi antara sikap disiplin (X2) dengan
sikap ilmiah (X3) yaitu r2.3. Adapun perhitungannya sebagai berikut :
84
1). Koefisien korelasi antara motivasi belajar (X1) dengan sikap
disiplin (X2)
r1.2 =
r1.2 =
r1.2 =
{n(
X1X 2 (
X12 ) (
X1 )(
}{ (
X1 ) n
2
X2 )
X2 (
2
X2 )
(34x59602) (1434x1387)
{(34x61442) (1434)2 }{(34x57937) (1387)2 }
37510
38804,894
r1.2 = 0,967
Dengan taraf signifikan
rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,967 > 0,344, maka H0
ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
antara variabel motivasi belajar (X1) dengan variabel sikap
disiplin siswa (X2).
2). Koefisien korelasi antara motivasi belajar (X1) dengan sikap
ilmiah (X3) diperoleh r1.3 = 0,923
Dengan taraf signifikan
= 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,923 > 0,344, maka H0
ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
antara variabel motivasi belajar (X1) dengan variabel sikap ilmiah
(X3).
3). Koefisien korelasi antara sikap disiplin (X2) dengan sikap ilmiah
(X3) diperoleh r2.3 = 0,939
Dengan taraf signifikan
rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,939 > 0,344, maka H0
85
ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
antara variabel sikap disiplin (X1) dengan variabel sikap ilmiah
(X3).
Koefisien korelasi parsil antara masing masing variabel
bebas (motivasi belajar, sikap disiplin dan sikap ilmiah) dengan
prestasi belajar matematika jika satu variabel bebas lain dianggap
tetap adalah sebagai berikut :
1). Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika (Y)
dengan motivasi belajar (X1).
a). Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan motivasi belajar (X1) jika sikap disiplin (X2)
dianggap tetap.
ry1.2 =
ry1.2 =
ry1.2 =
(1 r )(1 r )
2
y2
2
1.2
0,95 (0,96x0,967 )
0,02168
0,07134
ry1.2 = 0,304
Dengan taraf signifikan
= 0,05 dan dk = 33
diperoleh rtabel = 0,344. Karena rhitung < rtabel yaitu 0,304 <
0,344, maka H0 diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa tidak ada hubungan antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan motivasi belajar (X1) jika sikap disiplin (X2)
dianggap tetap.
86
b). Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan motivasi belajar (X1) jika sikap ilmiah (X3)
dianggap tetap diperoleh ry1.3 = 0,585
Dengan taraf signifikan
= 0,05 dan dk = 33
diperoleh rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,585 >
0,344, maka H0 ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan antara prestasi belajar matematika (Y)
dengan motivasi belajar (X1) jika sikap ilmiah (X3) dianggap
tetap.
2). Menentukan koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar
matematika (Y) dengan sikap disiplin (X2).
a). Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan sikap disiplin (X2) jika motivasi belajar (X1)
dianggap tetap.
ry2.1 =
ry2.1 =
ry2.1 =
(1 r )(1 r )
2
y1
2
1.2
0,96 (0,95x0,967 )
0,04135
0,07955
ry2.1 = 0,52
Dengan taraf signifikan
= 0,05 dan dk = 33
diperoleh rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,52 >
0,344, maka H0 ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan antara prestasi belajar matematika (Y)
87
dengan sikap disiplin (X2) jika motivasi belajar (X1) dianggap
tetap.
b). Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan sikap disiplin (X2) jika sikap ilmiah (X3)
dianggap tetap diperoleh ry2.3 = 0,581
Dengan taraf signifikan
= 0,05 dan dk = 33
diperoleh rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,581 >
0,344, maka H0 ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan antara prestasi belajar matematika (Y)
dengan sikap disiplin (X2) jika sikap ilmiah (X3) dianggap
tetap.
3). Menentukan koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar
matematika (Y) dengan sikap ilmiah (X3).
a). Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan sikap ilmiah (X3) jika motivasi belajar (X1)
dianggap tetap.
ry3.1 =
ry3.1 =
ry3.1 =
(1 r )(1 r )
2
y1
2
1.3
0,97 (0,95x0,923)
0,09315
0,12015
ry3.1 = 0,775
Dengan taraf signifikan
= 0,05 dan dk = 33
diperoleh rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,775 >
0,344, maka H0 ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan
88
bahwa ada hubungan antara prestasi belajar matematika (Y)
dengan sikap ilmiah (X3) jika motivasi belajar (X1) dianggap
tetap.
b). Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika
(Y) dengan sikap ilmiah (X3) jika sikap disiplin (X2)
dianggap tetap diperoleh ry3.2 = 0,708 .
Dengan taraf signifikan
= 0,05 dan dk = 33
diperoleh rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,708 >
0,344, maka H0 ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan antara prestasi belajar matematika (Y)
dengan sikap ilmiah (X3) jika sikap disiplin (X2) dianggap
tetap.
Untuk menghitung kefisien korelasi parsil antara masing
masing variabel bebas (motivasi belajar, sikap disiplin dan sikap
ilmiah) dengan prestasi belajar matematika jika dua variabel bebas
lain dianggap tetap terlebih dahulu perlu dihitung koefisien korelasi
parsil antara motivasi belajar (X1) dengan sikap ilmiah (X3) jika sikap
disiplin (X2) dianggap tetap yaitu r13.2, koefisien korelasi antara sikap
disiplin (X2) dengan sikap ilmiah (X3) jika motivasi belajar (X1)
dianggap tetap yaitu r23.1 dan koefisien korelasi antara sikap ilmiah
(X3) dengan sikap disiplin (X2) jika motivasi belajar (X1) dianggap
tetap yaitu r32.1. Adapun perhitungannya sebagai berikut :
1). Koefisien korelasi parsil antara motivasi belajar (X1) dengan sikap
ilmiah (X3) jika sikap disiplin (X2) dianggap tetap yaitu r13.2
89
r13.2 =
r13.2 =
r13.2 =
(1 r )(1 r )
2
1.2
2
2..3
0,923 (0,967x0,94 )
0,01402
0,08692
r13.2 = 0,161
Dengan taraf signifikan
rtabel = 0,344. Karena rhitung < rtabel yaitu 0,161 < 0,344, maka H0
diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada
hubungan antara motivasi belajar (X1) dengan sikap ilmiah (X3)
jika sikap disiplin (X2) dianggap tetap.
2). Koefisien korelasi antara sikap disiplin (X2) dengan sikap ilmiah
(X3) jika motivasi belajar (X1) dianggap tetap yaitu r23.1 dapat
diperoleh r23.1 = 0,484
Dengan taraf signifikan
rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,484 > 0,344, maka H0
diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
antara sikap disiplin (X2) dengan sikap ilmiah (X3) jika motivasi
belajar (X1) dianggap tetap.
3). Koefisien korelasi antara sikap ilmiah (X3) dengan sikap disiplin
(X2) jika motivasi belajar (X1) dianggap tetap yaitu r32.1 dapat
diperoleh r32.1 = 0,484
Dengan taraf signifikan
rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,484 > 0,344, maka H0
90
diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
antara sikap ilmiah (X3) dengan sikap disiplin (X1) jika motivasi
belajar (X1) dianggap tetap.
Koefisien korelasi parsil antara masing masing variabel
bebas (motivasi belajar, sikap disiplin dan sikap ilmiah) dengan
prestasi belajar matematika jika dua variabel bebas lain dianggap tetap
adalah sebagai berikut :
1). Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika (Y)
dengan motivasi belajar (X1), jika sikap disiplin (X2) dan sikap
ilmiah (X3) tetap.
ry1.23 =
ry1.23 =
ry1.23 =
(1 r )(1 r )
2
y3.2
2
13.2
0,304 (0,708x0,161)
0,190012
0,697
ry1.23 = 0,273
Dengan taraf signifikan
rtabel = 0,344. Karena rhitung < rtabel yaitu 0,273 < 0,344, maka H0
diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada
hubungan antara prestasi belajar matematika (Y) dengan motivasi
belajar (X1) jika sikap disiplin (X1) dan sikap ilmiah (X3)
dianggap tetap.
91
2). Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika (Y)
dengan sikap disiplin (X2), jika motivasi belajar (X1) dan sikap
ilmiah (X3) tetap dapat diperoleh ry2.13 = 0,262 .
Dengan taraf signifikan
rtabel = 0,344. Karena rhitung < rtabel yaitu 0,262 < 0,344, maka H0
diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada
hubungan antara prestasi belajar matematika (Y) dengan sikap
disiplin (X1) jika motivasi belajar (X1) dan sikap ilmiah (X3)
dianggap tetap.
3). Koefisien korelasi parsil antara prestasi belajar matematika (Y)
dengan sikap ilmiah (X3), jika motivasi belajar (X1) dan sikap
disiplin (X2) tetap dapat diperoleh ry3.12 = 0,7 .
Dengan taraf signifikan
rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,7 > 0,344, maka H0
ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
antara prestasi belajar matematika (Y) dengan sikap ilmiah (X3)
jika motivasi belajar (X1) dan sikap disiplin (X1) dan dianggap
tetap.
Untuk perhitungan koefisien korelasi kelas VIIIF dengan
Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 13.0 diperoleh :
92
Correlations
prestasi
belajar
1,000
,950
,960
,970
.
,000
,000
,000
34
34
34
34
motivasi
belajar
,950
1,000
,967
,923
,000
.
,000
,000
34
34
34
34
sikap disiplin
,960
,967
1,000
,940
,000
,000
.
,000
34
34
34
34
sikap ilmiah
,970
,923
,940
1,000
,000
,000
,000
.
34
34
34
34
93
4). Koefisien korelasi antara motivasi belajar (X1) dengan sikap
disiplin (X2) adalah 0,967 dengan nilai signifikasi 0,00. Karena
nilai signifikasi < 0,05, maka ada dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara variabel motivasi belajar (X1) dengan variabel
sikap disiplin (X2).
5). Koefisien korelasi antara motivasi belajar (X1) dengan sikap
ilmiah (X3) adalah 0,923 dengan nilai signifikasi 0,00. Karena
nilai signifikasi < 0,05, maka ada dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara variabel motivasi belajar (X1) dengan variabel
sikap ilmiah (X3).
6). Koefisien korelasi antara sikap disiplin (X2) dengan sikap ilmiah
(X3) adalah 0,940 dengan nilai signifikasi 0,00. Karena nilai
signifikasi < 0,05, maka ada dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara variabel sikap disiplin (X2) dengan variabel
sikap ilmiah (X3).
Antara koefisien korelasi, koefisien korelasi ganda, dan
koefisien korelasi parsil terdapat hubungan tertentu. Sehingga untuk
variabel prestasi belajar matematika (Y), motivasi belajar (X1), sikap
disiplin siswa (X2) , dan sikap ilmiah (X3) diperoleh hubungan :
(1 R
2
y.123
) = (1 r )(1 r )(1 r )
2
y1
2
y2.1
2
y3.12
R y.123 = 0,982
0,344. Karena rhitung > rtabel yaitu 0,982 > 0,344, maka H0 ditolak,
94
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara
prestasi belajar matematika (Y) dengan motivasi belajar (X1), sikap
disiplin (X2) dan sikap ilmiah (X3).
Untuk perhitungan koefisien korelasi antara motivasi belajar
(X1), sikap disiplin (X2) dan sikap ilmiah (X3) secara bersama sama
dengan prestasi belajar matematika (Y) kelas VIIIF dengan Statistical
Product and Service Solutions (SPSS) 13.0 diperoleh :
b
Model Summary
Change Statistics
DurbinAdjustedStd. Error of
R Square
df2 Sig. F Change Watson
Model R R SquareR Square
the EstimateChangeF Change df1
1
,982a ,963
,960 1,49378
,963 262,848
3
30
,000
1,736
a.Predictors: (Constant), sikap ilmiah, motivasi belajar, sikap disiplin
b.Dependent Variable: prestasi belajar
2,92. Karena Fhitung > Ftabel, yaitu 262,848 > 2,92 sehingga H0
ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
terjadi hubungan antara prestasi belajar matematika (Y) dengan
motivasi belajar (X1), sikap disiplin (X2) dan sikap ilmiah (X3).
3). Berdasarkan nilai signifikasi
Diperoleh nilai signifikasi 0,000. Karena nilai signifikasi< 0,05
95
96
keberartian hubungan koefisien - koefisien regresi. Dalam hal ini
hipotesis yang akan diuji untuk regresi linier adalah :
H0 : Model regresi tidak signifikan
H1 : Model regresi signifikan
Sedangkan untuk koefisien regresi adalah :
H0 : Koefisien regresi tidak signifikan
H1 : Koefisien regresi signifikan
Untuk pengujian regresi linier sejalan dengan data Y sekitar
garis regresi Y atas X kelas VIIIF, maka akan ditentukan pula
kekeliruan baku taksiran Sy1,2,.k dengan rumus :
(Y Y )
y1,2,...,k
n k 1
(Y Y )
= 66,941
n = 34
k=3
Kekeliruan Baku Taksiran (Sy1,2,.k ) :
(Y Y )
y1,2,..., k
S 2 y1,2,...,k =
n k 1
66,941
34 3 1
S 2 y1,2,...,k = 2,231
a1 = 0,297, a2 = 0,27 dan a3 = 0,563
x1iyi
= 1258,676
x2iyi = 1510,294
x3iyi = 1736,912
97
Statistika F = 262,84
Dari daftar distribusi F dengan dk pembilang 3, dk penyebut =
30 dan
df
3
30
33
Mean Square
586,510
2,231
F
262,848
Sig.
,000a
2,90. Karena Fhitung > Ftabel, yaitu 262,848 > 2,90 sehingga H0
ditolak. Dengan demikian model regresi linier ganda signifikan,
berarti terjadi hubungan yang nyata antara prestasi belajar
matematika (Y) dengan motivasi belajar (X1), sikap disiplin (X2)
dan sikap ilmiah (X3).
98
2). Berdasarkan nilai signifikasi
Nilai signifikasi 0,00. Karena nilai signifikasi < 0,05 yaitu 0,00 <
0,05 sehingga H0 ditolak. Dengan demikian model regresi linier
ganda signifikan, berarti terjadi hubungan yang nyata antara
prestasi belajar matematika (Y) dengan motivasi belajar (X1),
sikap disiplin (X2) dan sikap ilmiah (X3).
Untuk pengujian koefisien regresi kelas VIIIF ditunjukkan
sebagai berikut :
x22j = 1355,559
x23j = 1756,735
s a1 =
s a1 =
s 2y1,2...,k
2,231
(960,941)(1 0,026)
s a1 = 0,049
t1 =
)(
x ij2 1 R 12
a1
s a1
t 1 = 6,083
99
Dari daftar distribusi t dengan dk = 30 dan
diperoleh ttabel = 1,7. Karena t1
= 0,05
1,7 maka H0
= 0,05
1,7 maka H0
= 0,05
1,7 maka H0
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
Model
1
(Constant) 17,889 2,393
motivasi belajar,297
,191
,216
sikap disiplin ,270
,181
,233
sikap ilmiah
,563
,106
,552
t
7,475
1,558
1,495
5,315
Correlations
Sig. Zero-order Partial
,000
,130
,950
,274
,145
,960
,263
,000
,970
,696
Part
,054
,052
,186
100
1). Koefisien regresi motivasi belajar (X1)
a). Berdasarkan perbandingan ttabel dengan thitung
Diperoleh ttabel = 1,558. Dari daftar distribusi t dengan dk =
30 dan
ttabel
101
yaitu 2,101
H11
= 0,05 dan
dk = 35 diperoleh rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel maka H01 ditolak.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara
102
motivasi belajar dengan prestasi belajar matematika pada siswa Kelas
VIIIF SMP Negeri 4 Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.
Dari
H12
= 0,05 dan dk = 35
diperoleh rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel maka H02 ditolak. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara sikap
103
disiplin dengan prestasi belajar matematika pada siswa Kelas VIIIF SMP
Negeri 4 Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.
Dari
H13
= 0,05 dan dk = 35
diperoleh rtabel = 0,344. Karena rhitung > rtabel maka H02 ditolak. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara sikap
104
ilmiah dengan prestasi belajar matematika pada siswa Kelas VIIIF SMP
Negeri 4 Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.
Dari
H14
sikap disiplin (X2) dan sikap ilmiah (X3) dengan prestasi belajar
matematika (Y) diperoleh rhitung = 0,982. Sedangkan analisis dengan
Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 13.0 diperoleh rhitung =
105
0,982. Dengan taraf signifikan
0,344. Karena rhitung > rtabel maka H04 ditolak. Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar, sikap
disiplin dan sikap ilmiah secara bersama - sama dengan prestasi belajar
matematika pada siswa Kelas VIIIF SMP Negeri 4 Salatiga Semester 1
Tahun Ajaran 2010/2011.
Tabel. Uji Regresi Linier Ganda
n
k
n = 34 (jumlah siswa)
k = 3 (derajat kebebasan)
(Y Y )
JKres =
JKres = 66,941
1759,488
3
F=
66,941
34 3 1
586,496
F=
66,941
30
586,496
F=
2,231
F = 262,84
Ftabel = 2,92
Fhitung > Ftabel
Sehingga H0 ditolak. Dengan demikian model regresi linier ganda signifikan, berarti terjadi
hubungan (pengaruh) yang nyata antara prestasi belajar matematika (Y) dengan motivasi belajar
(X1), sikap disiplin (X2) dan sikap ilmiah (X3).
Dari
(pengaruh) antara motivasi belajar, sikap disiplin dan sikap ilmiah (X3)
=
dengan prestasi belajar matematika (Y) memenuhi persamaan Y
17,889 + 0,297X1+ 0,27X2+ 0,563X3. Dari analisis pengujian model
106
regresi diperoleh Fhitung = 262,84. Sedangkan analisis dengan Statistical
Product and Service Solutions (SPSS) 13.0 diperoleh Fhitung = 262,848.
Dari daftar distribusi F dengan dk pembilang 3, dk penyebut = 32 dan
0,05 diperoleh Ftabel = 2,92. Karena Fhitung > Ftabel maka H04 ditolak.
= 17,889 + 0,297X1+
Dengan demikian model regresi linier ganda Y
0,27X2+ 0,563X3 signifikan, berarti terjadi hubungan yang nyata antara
motivasi belajar (X1), sikap disiplin (X2) dan sikap ilmiah (X3) secara
bersama - sama dengan prestasi belajar matematika (Y) pada siswa Kelas
VIIIF SMP Negeri 4 Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data pada kelas VIIIF maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Karena thitung
107
Negeri 4 Salatiga Semester 1 Bab Bentuk Aljabar Tahun Ajaran
2010/2011.
2. Karena thitung
B. SARAN
Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan maka guna
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa ada beberapa hal yang
sebaiknya dilakukan, yaitu :
1. Meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
108
2. Melengkapi sikap disiplin siswa baik di rumah maupun di sekolah
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
3. Dalam belajar matematika siswa harus berusaha lebih mengembangkan
sikap ilmiah yang dimilikinya sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa
lebih baik.