Air Tanah-1
Air Tanah-1
BAB I
Geografi, Geografi Lingkungan, dan Proses Hidrologis
Makalah Geohidrologi
super power, super market, super-empower individual. Karena hal itu tidak dapat
dihindari. Maka strategi yang baik adalah mengelola globalisasi itu dan memperkuat
akar kebangsaan sehingga memiliki daya saing tinggi diatas akar kebangsaannya
(Stiglitz, 2001 dalam Sulastomo, 2002).
Mengelola globalisasi dapat dilakukan dengan kerjasama regional, seperti
negara-negara di Eropa barat menyatukan dalam the Europan Union. Dengan
kebersatuan itu kemampuannya bersaing dapat meningkat. Dalam industri pesawat
terbang, kerjasama Prancis, Jerman, Spanyol, Belanda telah menjadi pesaing
Amerika. Demikian juga dalam merger industri dapat meningkatkan efisiensi.
Dalam konteks itu kerjasama regional ASEAN perlu diperkuat.
B. PROSES HIDROLOGI DALAM LINGKUNGAN
1. Pengertian Hidrologi
Studi tentang air dirasakan semakin penting, terutama di negara-negara
berkembang yang masih masalah budaya dan teknologi dalam penelolaan air yang
sesuai dengan lingkungannya. Cabang ilmu yang mempelajari tentang air tersebut
adalah Hidrologi. Secara etimologi, berasal dari dua kata, yaitu hidro = air, dan logos
= ilmu. Dengan demikian secara umum hidrologi dapat berarti ilmu yang
mempelajari tentang air.
Konsep yang umum itu, kini telah berkembang sehingga cakupan obyek
hidrologi menjadi lebih jelas. Menurut Marta dan Adidarma (1983), bahwa hidrologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di
bumi, baik di atas maupun dibawah permukaan bumi, tentang sifat fisik, kimia air
serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubunganya dengan kehidupan.
Makalah Geohidrologi
Hidrologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang kehadiran dan
gerakan air di alam. Studi hidrologi meliputi berbagai bentuk air serta menyangkut
perubahan-perubahannya, antara lain dalam keadaan cair, padat, gas, dalam
atmosfer, di atas dan di bawah permukaan tanah, distribusinya, penyebarannya,
gerakannya dan lain sebagainya. Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok
paling penting dalam atmofer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000
hingga 14.000 meter, dalam jumlah yang kisarannya mulai dari nol di atas beberapa
gunung serta gurun sampai empat persen di atas samudera dan laut. Bila seluruh
uap air berkondensasi (atau mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan
bumi akan tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm.
2. Siklus Hidrologi
Akibat panas yang bersumber pada matahari, maka terjadilah:
1. Evaporasi yaitu penguapan pada permukaan air terbuka (open water) dan
permukaan tanah.
2. Transpirasi yaitu penguapan dari permukaan tanaman.
Makalah Geohidrologi
Hasil infiltrasi sebagian besar menjadi aliran air bawah permukaan
(interflow/sub surface flor/through flor). Dan sebagian lagi akan mebasahi tanah.
Air yang menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori-pori tanah disebut
air soil.
Apabila kapasitas kebasahan tanah/soil moisture ini terlampaui, maka
kelebihan airnya akan berperkolasi (mengalir vertical) mencapai air tanah. Aliran air
tanah (ground water flow) akan menjadi sesuai dengan hokum-hukum fisika. Air
yang mengalir itu pada suatu situasi dan kondisi tertentu akan mencapai danau,
sungai, laut menjadi depression storage (simpanan air yang disebabkan oleh
kubangan/cekungan), saluran dan sebagainya, mencari tempat lebih rendah.
Sirkulasi air yang berpola siklus itu tidak pernah berhenti dari atmosfir ke
bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan
transpirasi.Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses
siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian
jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju
(sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi
dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi
oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi
terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
1. Evaporasi/transpirasi
Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. Kemudian akan
menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh
uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar
matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan
ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air
yang tidak terlihat di atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa
setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000
mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang
paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses
semuanya itu disebut Evapotranspirasi.
Makalah Geohidrologi
Makalah Geohidrologi
dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran
Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah
adalah wujud dan tempatnya.
Gambar 2.6 Sungai Pengendapan Material Gunung Semeru di Lumajang jawa Timur
Indonesia
Makalah Geohidrologi
Makalah Geohidrologi
Makalah Geohidrologi
a. Lintasan air (water course), materialnya terdiri dari aluvium yang mengendap di
sepanjang alur sungai sebagai bentuk lahan dataran banjir serta tanggul alam.
Bahan aluvium itu biasanya berupa pasir dan karikil.
b. Lembah yang terkubur (burried valley) atau lembah yang ditinggalkan (abandoned
valley), tersusun oleh materi lepas-lepas yang berupa pasir halus sampai kasar.
c. Dataran (plain), ialah bentuk lahan berstruktur datar dan tersusun atas bahan
aluvium yang berasal dari berbagai bahan induk sehingga merupakan akifer
yang baik.
d. Lembah antar pegunungan (intermontane valley), yaitu lembah yang berada
diantara dua pegunungan, materialnya berasal dari hasil erosi dan gerak massa
batuan dari pegunungan di sekitarnya.
e. Batu gamping (limestone), air tanah terperangkap dalam retakan-retakan atau
diaklas-diaklas. Porositas batu gamping ini bersifat sekunder.
f. Batuan vulkanik, terutama yang bersifat basal. Sewaktu aliran basal ini mengalir ,
ia mengeluarkan gas-gas. Bekas-bekas gas keluar itulah yang merupakan lubang
atau pori-pori dapat terisi air.
B. Gerakan Air Tanah
Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari
bawah ke atas (gaya kapiler). Air bergerak horisontal pada dasarnya mengikuti
hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan gradien hidrolik.
Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi volume air tanah yang
melalui batuan berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan
tebal lapisan (Utaya, 1990:35).
C. Kondisi Air Tanah Dataran Alluvial
Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses
geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah
hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat
proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih
rendah atau mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai,
daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. Daerah alluvial ini tertutup oleh
bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang
lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur
batuan.
Makalah Geohidrologi
Volume air tanah dalam dataran alluvial di tentukan oleh tebal dan
penyebaran permeabilitas dari akifer yang terbentuk dalam aluvium dan dilluvium
yang mengendap dalam dataran. Apabila suatu daerah materi penyusunnya atas
materi halus (liat/berdebu) umumnya permeabilitasnya kecil, sedangkan suatu
daerah yang tersusun atas pasir dan kerikil permeabilitasnya besar. Air tanah yang
mengendap di dataran banjir ditambah langsung dari peresapan air susupan.
Makalah Geohidrologi
Permukaan air tanahnya dangkal sehingga pengambilan air dapat dengan sumur
dangkal.
Dataran alluvial unsur-unsur yang dominan adalah unsur NO2, NO3, Ca, Mg,
Si, dan Fe. Kelebihan Nitrit karena pengaruh zat buangan (urine), pembusukan
organik dari hasil reduksi nitrat yang ada disekitar air tanah (Karmono dan Joko
Cahyo, 1978:11). Hal ini selain dipengaruhi oleh faktor alam juga sebagai aktivitas
manusia misalnya adanya lahan pertanian yang mengkonsumsi pupuk organik yang
mengandung nitrat.
D. Asal-Usul dan Sifat-Sifat Air Tanah
Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya air (tanah),
untuk memahami asal-usul (origin) dan sifat-sifat (nature) air tanah, agar tidak terjadi
kesalah-pengertian tentang sumberdaya yang dikelola. Kesalah-pengertian tersebut
akan menjadikan tujuan mewujudkan kemanfaatan air tanah terutama bagi kaum
miskin pengelolaan tidak mencapai sasarannya, bahkan justru akan menimbulkan
dampak yang merugikan bagi keterdapatan air tanah itu sendiri serta kaum miskin
tersebut.
Hal-hal pokok yang perlu dipahami tentang asal-usul dan sifat-sifat air tanah adalah
:
(1) Pembentukan Air Tanah
Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada
lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan
dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of
aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona
jenuh air dan menjadi air tanah.
Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa
yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan
kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman,
pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanih atau badan
air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi tersebut
dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air permukaan serta
komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk
topografi, jenis batuan penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta
manusia yang berada di permiukaan.
Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi
(pemompaan, pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap
air permukaan, demikian sebaliknya.
Makalah Geohidrologi
(2) Wadah Air Tanah
Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan
melalukan air tanah dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mata air mata air
disebut akuifer. Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi geologi yang
dapat bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang disebut akuifer tersebut
dialasi oleh lapisan lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang rendah,
misalnya lempung, dikenal sebagai akuitard. Lapisan yang sama dapat juga
menutupi akuifer, yang menjadikan air tanah dalam akuifer tersebut di bawah
tekanan (confined aquifer). Di beberapa daerah yang sesuai, pengeboran yang
menyadap air tanah tertekan tersebut menjadikan air tanah muncul ke permukaan
tanpa membutuhkan pemompaan. Sementara akuifer tanpa lapisan penutup di
atasnya, air tanah di dalamnya tanpa tekanan (unconfined aquifer), sama dengan
tekanan udara luar.
Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar: (i) kapasitas menyimpan
air tanah dan (ii) kapasitas mengalirkan air tanah. Namun demikaian sebagai hasil
dari keragaman geologinya, akuifer sangat beragam dalam sifat-sifat hidroliknya
(kelulusan dan simpanan) dan volume tandoannya (ketebalan dan sebaran
geografinya). Berdasarkan sifat-sifat tersebut akuifer dapat mengandung air tanah
dalam jumlah yang sangat besar dengan sebaran yang luas hingga ribuan km2 atau
sebaliknya.
Ditinjau dari kedudukannya terhadap permukaan, air tanah dapat disebut (i)
air tanah dangkal (phreatic), umumnya berasosiasi dengan akuifer tak tertekan, yakni
yang tersimpan dalam akuifer dekat permukaan hingga kedalaman tergantung
kesepakatan 15 sampai 40 m. (ii) air tanah dalam, umumnya berasosiasi dengan
akuifer tertekan, yakni tersimpan dalam akuifer pada kedalaman lebih dari 40 m
(apabila kesepakatan air tanah dangkal hingga kedalaman 40 m). Air tanah dangkal
umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat (miskin) dengan membuat sumur gali,
sementara air tanah dalam dimanfaatkan oleh kalangan industri dan masyarakat
berpunya.
Sebaran akuifer serta pengaliran air tanah tidak mengenal batas-batas
kewenangan administratif pemerintahan. Suatu wilayah yang dibatasi oleh batasanbatasan geologis yang mengandung satu akuifer atau lebih dengan penyebaran luas,
disebut cekungan air tanah.
(3) Pengaliran dan Imbuhan Air Tanah
Air tanah dapat terbentuk atau mengalir (terutama secara horisontal), dari
titik /daerah imbuh (recharge), seketika itu juga pada saat hujan turun, hingga
membutuhkan waktu harian, mingguan, bulanan, tahunan, puluhan tahun, ratusan
tahun, bahkan ribuan tahun,, tinggal di dalam akuifer sebelum muncul kembali
secara alami di titik/daerah luah (discahrge), tergantung dari kedudukan zona jenuh
air, topografi, kondisi iklim dan sifat-sifat hidrolika akuifer. Oleh sebab itu, kalau
Tenggarong, November 2008 12
Makalah Geohidrologi
dibandingkan dalam kerangka waktu umur rata-rata manusia, air tanah
sesungguhnya adalah salah satu sumber daya alam yang tak terbarukan.
Saat ini di daerah-daerah perkotaan yang pemanfaatan air tanah dalamnya
sudah sangat intensif, seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, dan Medan,
muka air tanah dalam (piezometic head) umumnya sudah berada di bawah muka air
tanah dangkal (phreatic head). Akibatnya terjadi perubahan pola imbuhan, yang
sebelumnya air tanah dalam memasok air tanah dangkal (karena piezometic head lebih
tinggi dari phreatic head), saat ini justru sebaliknya air tanah dangkal memasok air
tanah dalam.
Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer melampaui
jumlah rata-rata imbuhan, maka akan terjadi penurunan muka air tanah secara
menerus serta pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer. (Seperti halnya aliran
uang tunai ke dalam tabungan, kalau pengeluaran melebihi pemasukan, maka saldo
tabungan akan terus berkurang). Jika ini hal ini terjadi, maka kondisi demikian
disebut pengambilan berlebih (over exploitation) , dan penambangan air tanah terjadi.
(4). Mutu Air Tanah
Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah
secara alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis
tanah/batuan yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut akan
berubah manakala terjadi intervensi manusia terhadap air tanah, seperti
pengambilan air tanah yang berlebihan, pembuangan libah, dll
Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat
pencemar dari permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat melemahkan zatzat pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air tanah dangkal sangat
tergantung dari kedudukan akuifer, besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis
tanah/batuan di zona takjenuh, serta batuan penyusun akuifer itu sendiri.
Mengingat perubahan pola imbuhan, maka air tanah dalam di daerah-daerah
perkotaan yang telah intensif pemanfaatan air tanahnya, menjadi sangat rawan
pencemaran, apabila air tanah dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah
tercemar. Air tanah yang tercemar adalah pembawa bibit-bibit penyakit yang berasal
dari air (water born diseases)
Makalah Geohidrologi
Setelah mengetahui secara umum gambaran perjalanan air hujan pada tulisan
sebelumnya, Sekarang mari kita telaah lebih dalam lagi fenomena resapan air
khususnya tentang bagaimana air hujan bisa meresap ke dalam tanah. Gambar
berikut ini memperlihatkan situasi bawah permukaan yang didominasi air tanah dan
ditandai warna biru. Di atasnya terdapat zona atau lapisan yang didominasi ruang
kosong (udara).
Makalah Geohidrologi
Makalah Geohidrologi
Gambar di atas memperlihatkan bentuk mikroskopis keberadaan ronggarongga kosong diantara butiran tanah. Namun sebenarnya rongga tersebut tidak
benar-benar kosong, melainkan ia berisi udara.
Tanah yang ditumbuhi oleh rerumputan dan tumbuh-tumbuhan memiliki lebih banyak
rongga dan pori-pori terbuka dipermukaannya dibandingkan tanah yang sudah tertutup
bangunan dan aspal jalan raya. Itulah sebabnya bila turun hujan, air hujan bisa meresap ke
bawah tanah dengan mudah dan cepat. Suatu kawasan dimana air hujan mudah meresap ke
bawah tanah disebut kawasan resapan air atau disebut juga kawasan konservasi air.
(5). Rongga Kosong Yang Bisa Menampung Air
Sekarang saya ajak anda untuk mengamati lebih detil tentang suatu syarat
yang harus dipenuhi agar air hujan bisa meresap ke bawah tanah. Jadi begini, air
hujan yang pada mulanya jatuh di atas permukaan tanah, ia bisa meresap ke bawah
tanah jika dan hanya jika lapisan tanah di bawah permukaan tanah masih
menyisakan rongga-rongga dan pori-pori yang masih kosong. Sebaliknya, jika
rongga-rongga dan pori-pori dibawah sana sudah terisi penuh oleh air tanah yang
sebelumnya sudah ada, maka air dari permukaan tidak bisa turun ke bawah. Coba
anda perhatikan gambar ini dengan seksama.
Makalah Geohidrologi
Makalah Geohidrologi
Ia menggambarkan kondisi bawah tanah pada musim penghujan. Silakan
anda bandingkan dengan gambar yang atas tadi. Anda akan temukan sedikit
perbedaan saja yaitu ketebalan lapisan tanah yang berisi rongga/pori kosong
semakin mengecil atau menipis. Apa maknanya? Mengapa itu bisa terjadi? Sangat
jelas sekali, air hujan yang jatuh dipermukaan tanah ia akan segera turun ke bawah
mengisi rongga/pori kosong sehingga ketebalan lapisan rongga/pori kosong
menjadi menipis. Permukaan air di sumur-sumur penduduk akan semakin meninggi
mendekati permukaan tanah.
Sebaliknya, air hujan di lingkungan sungai mengakibatkan air sungai meluap.
Tahukah anda kenapa air itu bisa meluap? Ya tentu saja karena air hujan tidak
mungkin lagi meresap ke bawah tanah lantaran memang tidak ada lagi lapisan
rongga/pori kosong dibawah sungai. Hal yang sama terjadi pula di kawasan danau
dan situ. Dipastikan air danau dan situ akan meluap ketika turun hujan.
Kalau mengacu pada logika dan model di atas, apa mungkin program
rehabilitasi sungai dan situ-situ yang menelan dana milyaran rupiah bisa menyulap
lingkungan danau, situ dan sungai menjadi mampu meresapkan air dan akhirnya
bisa menanggulangi banjir secara signifikan? Imposible, kecuali ada logika yang lain
yang dalam hal ini atau saat ini terus terang saya belum tahu.
(6). Pergerakan Air Di Bawah Tanah
Dalam rangka memberikan pemahaman tentang perjalanan air hujan kepada
masyarakat luas, tulisan ini sengaja dibuat dengan dilengkapi ilustrasi gambargambar yang semoga dapat mempermudah pemahaman para pembaca. Sebuah
gambar diyakini mampu mewakili ribuan kata-kata.
Mari kita mulai dari gambar yang satu ini. Gambar ini memperlihat sebidang tanah
alami yang permukaannya ditumbuhi rerumputan dan sebatang pohon besar.
Makalah Geohidrologi
Makalah Geohidrologi
Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah
sampai dia mencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya sangatsangat sempit yang tidak memungkinkan bagi air untuk melewatinya. Ini adalah
lapisan yang bersifat impermeabel. Lapisan seperti ini disebut lapisan aquitard
(gambar sebelah kanan bersifat impermeabel yang sulit diisi air, sementara yang kiri
bersifat permeabel yang berisi air).
Karena air tak bisa lagi turun ke bawah, maka air tadi hanya bisa mengisi
ruang di antara butiran batuan di atas lapisan aquitard.
Tenggarong, November 2008 20
Makalah Geohidrologi
Air yang datang kemudian akan menambah volume air yang mengisi ronggarongga antar butiran dan akan tersimpan disana. Penambahan volume air akan
berhenti seiring dengan berhentinya hujan.
Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air yang
tidak bisa diserap dan berada di permukaan tanah disebut air permukaan. Dalam
suatu laporan disebutkan bahwa dalam kondisi pasca hujan, wilayah bogor mampu
menyerap air hujan hingga 60% dari total curah hujan. Sementara wilayah Jakarta
hanya mampu menyerap 20% saja. Lalu kemana sisanya? Tentunya jadi air
permukaan yang menjelma menjadi banjir.
Tenggarong, November 2008 21
Makalah Geohidrologi
Kembali lagi ke ilustrasi gambar, permukaan air tanah disebut water table,
sementara lapisan tanah yang terisi air tanah disebut zona saturasi air.
Permukaan zona saturasi yang tak lain adalah water table tersebut selalu
mengikuti bentuk topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi.
Ada hal kecil yang mungkin anda belum menyadarinya selama ini. Kita sejak
kecil diajarkan bahwa sumber air sungai berasal dari mata air yang terdapat di
pegunungan atau dataran tinggi. Coba amati sekali lagi gambar di atas. Bukankah
anda lihat di gambar itu kalau permukaan air sungai bersesuaian dengan permukaan
Tenggarong, November 2008 22
Makalah Geohidrologi
water table? Dan bukankah water table itu terkoneksi dalam satu sistem dengan water
table pada dataran di kiri dan kanan sungai? Jawabannya adalah Ya. Lalu apa
artinya? Itu berarti air sungai tidak hanya berasal dari mata air pegunungan,
melainkan ia juga disuplai dari water table pada dataran tinggi akibat tekanan
hidrostatik. Yaitu suatu tekanan yang muncul akibat perbedaan ketinggian
permukaan water table di sungai dan di daratan.
Makalah Geohidrologi
Makalah Geohidrologi
sungai-sungai berperan sebagai jalan tol yang mempercepat perjalanan air menuju
dataran rendah. Hampir tak ada peresapan air di sepanjang aliran sungai. Jadi air
hujan akan cepat meresap ke dalam tanah jika dan hanya jika ia jatuh di kawasan
terbuka hijau.
Akan tetapi apabila permukaan tanah telah penuh sesak dengan bangunan
bikinan manusia termasuk sarana jalan raya, maka porsi curah air hujan akan lebih
banyak menjadi air permukaan yang akan segera menuju jalan tol (baca=sungai) lalu
bergerak ke tempat yang lebih rendah dalam jumlah yang teramat besar.
(9). Apakah Sungai Dan Danau/Situ Dapat Meresapkan Air?
Kalau kita perhatikan dengan teliti, permukaan water table di aliran sungai
selalu lebih rendah dibandingkan dengan permukaan water table di kiri-kanan
sungai. Hal yang sama terjadi pula di lingkungan danau, telaga maupun situ-situ.
Alih-alih untuk meresapkan air ke bawah tanah, justru pada kenyataannya, sering
dijumpai pada lingkungan danau atau telaga atau situ sumber-sumber mata air
yang menandakan air keluar dari bawah tanah akibat tekanan hidrostatik. Secara
hidrologi, rasanya sulit sekali untuk membuktikan adanya daerah resapan air di
sungai dan danau/situ.
Jadi kalau ada anggapan, sebagaimana tertulis dalam harian Republika,
bahwa dengan proyek sebesar Rp 17.8 milyar akan mampu mengubah fungsi danau
atau situ yang semula sebagai daerah mata air atau sumber air atau hanya
tampungan air, dan ingin direhabilitasi sehingga mampu meresapkan air, saya kira
anggapan semacam ini bertentangan dengan tanda-tanda alam sebagaimana uraian
di atas. Walaupun tidak menutup adanya kemungkinan yang teramat sangat kecil
terjadinya resapan air di lingkungan danau/situ. Tapi justru pertanyaannya, kenapa
demi kemungkinan yang sangat kecil itu dana Rp 17.8 milyar bisa mudah
mengucur? Ada apa dibalik ini semua?