Kelompok : 2
Offering - C
Muchammad Darus (120331420986)
Tujuan Percobaan
Prinsip percobaan
Kromatografi kertas merupakan salah satu jenis dari kromatografi planar atau
kromatografi bidang. Sejumlah larutan tertentu dapat diteteskan pada kertas atau
lapisan tipis yang bertindak sebagai fasa diam. Pada kromatografi kertas, ada dua jenis
teknik elusi yang sering digunakan yakni teknik naik dan teknik turun. Teknik
naik(ascending), pelarut diletakkan di dasar bejana tertutup (bejana pengembang)
dicelupkan dan dibiarkan pelarut untuk naik melewati fasa diamnya sambil membawa
komponen analit yang sudah ditotolkan di garis awal. Hal ini disebabkan karena
adanya gaya kapiler. Pelarut akan naik lebih cepat dan komponen campuran yang
terpisahkan akan terjerap di suatu daerah di kertas, sementara pelarutnya akan terus
naik sampai proses dihentikan. Jika terdapat perbedaan interaksi dari masing-masing
komponen yang akan dipisahkan dengan pelarut, maka komponen-komponen tersebut
akan bermigrasi dengan kecepatan yang berbeda-beda pula. Perbedaan kecepatan
migrasi inilah yang menyebabkan terjadinya pemisahan. Komponen-komponen yang
telah terpisahkan tersebut selanjutnya dapat diidentifikasi dengan menggunakan
pereaksi penampak noda. Perbandingan jarak migrasi tiap komponen dengan jarak
migrasi eluen didefinisikan sebagai factor retensi (Rf).
Rf =
Teknik turun(descending), tempat pelarut diletakkan di bagian atas kamar
elusi dan kertas yang telah diberi sampel dielusi dari atas. Pemisahan yang terjadi
karena adanya perbedaan distribusi senyawa analit dalam dua fasa yang sama sama
tipis. Prinsip prinsip kelarutan juga berlaku pada kromatografi bidang. Sebagai fasa
gerak digunakan pelarut yang sangat polar dan fasa diam digunakan senyawa non
polar.
Alat:
- Gelas kimia 400 mL atau 600 mL (2 buah)
- Plastik
- Kertas saring kasar dan halus
- cawan petri dan tutup
- pipa kapiler
- hair dryer
- penggaris
- pensil
- botol semprot untuk reagen
Bahan:
-
HCl 6 M, aseton
Larutan Fe(III) 0,5 M
Larutan Cu(II) 0,5 M
Larutan Co(II) 0,5 M
Larutan Ni(II) 0,5 M
Larutan NH3 pekat
Cara Kerja
1.
Model I
Gelas kimia sebagai bejana kromatografi
Diisi dengan 7 mL HCl 6 M dan 25 mL
aseton
Ditutup dengan plastik
Disiapkan kertas saring (halus/kasar)
berukuran 11x18 cm
Dibuat garis yang berjarak 2 cm dari tepi
bawah dan 2 cm dari tepi atas dengan pensil
penotolan cuplikan, dilakukan pada garis
tepi bawah. Dari sisi kanan dan kiri, beri
jarak 2 cm, dan tiap titik diberi jarak 2 cm
juga.
Cara penotolan: digunakan pipa kapiler,
ditotolkan di tiap titik larutan sebanyak 10
kali penotolan
Tiap penotolkan larutan, tunggu hingga
kering dengan mengangin-anginkan kertas
Hasil Pengamatan
2.
Model II
Gelas kimia sebagai bejana kromatografi
Diisi dengan 7 mL HCl 6 M dan 25 mL
aseton
Ditutup dengan plastik
Disiapkan kertas saring (halus/kasar)
berukuran 11x16 cm
Dibuat garis yang berjarak 2 cm dari tepi
bawah dan 2 cm dari tepi atas dengan pensil
penotolan cuplikan, dilakukan pada garis
tepi bawah. Dari sisi kanan dan kiri, beri
jarak 2 cm, dan tiap titik diberi jarak 2 cm
juga.
Cara penotolan: digunakan pipa kapiler,
ditotolkan di tiap titik larutan sebanyak 10
kali penotolan
Tiap penotolkan larutan, tunggu hingga
kering dengan mengangin-anginkan kertas
Lakukan di tempat/titik yang sama (jenis
larutan tetap) hingga 10x penotolan
Urutan titik adalah: (1) standar Fe(III), (2)
standar Cu(II), (3) standar Co(II), (4)
standar Ni(II), (5) campuran dari keempat