1, 2004
PENDAHULUAN
Tanaman yang menghasilkan
minyak atsiri meliputi sekitar 200
spesies (Ketaren, 1985), 40 spesies
diantaranya terdapat di Indonesia (Rusli
dan Hobir, 1990). Jenis minyak atsiri
yang telah diproduksi dan beredar di
pasar dunia saat ini mencapai 70 80
macam, 15 macam diantaranya berasal
dari Indonesia (NAFED, 1993).
Minyak atsiri digunakan dalam
berbagai industri parfum, kosmetik,
makanan, minuman dan obat-obatan.
Produk dari industri tersebut jenisnya
sangat banyak, tetapi kuantitas minyak
17
18
KARAKTERISASI
Karakterisasi minyak atsiri
diawali dengan menguji sifat-sifat
minyak. Bila suatu spesies tanaman
sifat-sifat
minyaknya
memenuhi
standar perdagangan, karakterisasi
dilanjutkan pada sifat-sifat lainnya,
seperti
karakteristik
komponen
pertumbuhan dan komponen produksi.
Karakteristik minyak atsiri baru
dilakukan pada tanaman serai wangi,
serai dapur, nilam, mentha, klausena,
dan ylang-ylang. Karakteristik sifatsifat pertumbuhan terutama sifat-sifat
morfologi telah dilakukan pada
tanaman serai wangi (Cymbopogon
nardus), nilam (Pogostemon cablin),
mentha (Mentha arvensis) dan ylangylang.
Serai wangi
Sebanyak 123 aksesi telah
dipelajari sifat-sifat minyak serta sifatsifat morfologinya (Mansur dan
Laksmanahardja, 1987). Serai wangi
yang ada diberbagai daerah terdiri atas
2 tipe, yaitu tipe Lena Batu
(Andropogon nardus ceylon atau
Cymbopogon nardus) serta tipe
Mahapengiri (Andropogon nardus, var.
geninus atau Cymbopogon winterianus
atau Andropogon nardus Java).
Hasil pengujian minyak dari 123
aksesi serai wangi di KP. Cimanggu
ternyata bahwa kadar minyak
bervariasi antara 0,49 1,9%. Bentukbentuk morfologi dalam masingmasing tipe susah dibedakan secara
visual, sedang sifat-sifat morfologis
Tipe Mahapengiri
Tinggi dan kecil
40 - 70 cm
Kuning kehijauan bercampur
dengan warna merah keunguan
Membesar
Lena Batu
Tinggi besar
100 - 200 cm
Hijau
Hijau
Lemas, sulit patah
Pendek, lebar
Hijau muda
Kaku mudah patah
Lebih panjang, lebih
sempit
0,4 0,6
55 - 65
15
0,8 1,6
80 - 97
30 - 45
Ramping
19
20
Cisaroni
Kultur jaringan
Lhokseumawe 2
Cirateun
Aceh Merah
Sidikalang
Meulaboh
Tapak Tuan
Tinggi
tanaman
(cm)
64,25
71,15
55,95
64,25
46,30
59,85
62,25
66,20
79,40
55,10
Jumlah
cabang
12,80
15,60
14,20
12,80
9,04
12,75
19,65
22,25
20,00
14,65
Panjang
cabang
(cm)
38,20
38,20
28,50
38,20
28,10
36,60
32,60
31,70
32,20
24,40
Jumlah
daun/
cabang
18,65
16,75
20,70
18,65
15,45
16,65
24,80
22,05
22,75
21,25
Panjang
daun
(cm)
6,12
9,59
7,65
6,12
7,14
6,41
7,13
7,64
7,78
6,78
Lebar
daun
(cm)
5,28
5,93
6,18
5,28
5,82
5,43
6,05
6,25
6,70
5,33
Tebal
daun
(cm)
0,197
0,143
0,130
0,097
0,156
0,149
0,128
0,157
0,143
0,100
62,41
15,86
32,63
20,30
7,27
5,83
0,130
Kadar
minyak
0,92 - 4,22
0,99 - 3,87
1,08 - 3,59
1,01 - 2,65
1,05 - 2,31
2,62 - 3,39
2,05 - 2,91
3,30
Mentha
arvensis
Keterangan
Varietas/asal
Black Micham(Inggris)
New Zealand
Oregon (AS)
Arizona (AS)
Idaho (AS)
Manoko (Ind)
Standar (EOA)
J-3 (Jepang)
J-4 (Jepang)
Tempaku (Jepang)
Jombang (Jatim)
Taiwan (Manoko)
Standar (EOA)
Mentol
bebas
(%)
5
16 - 44
16 - 38
20 - 38
17 - 34
52 - 69
45 - 50
1-3
15 - 23
43 - 83
53 - 55
43 - 56
45 - 57
52
Jumlah
cabang
Panjang
daun
(cm)
Lebar
daun
(cm)
Jombang
85 -115
2,90-7,15
Taiwan
86 -111
3,85-6,65
Ryokubi
92 -112
3,35-6,75
Tempaku
51-79
3,00-5,14
Sumber : Hadipoentyanti et al., 1992.
278-590
397-499
389-655
161-190
2,9-5,6
2,9-5,9
3,8-6,9
2,5-4,1
1,7-2,9
1,6-2,9
1,9-3,5
1,8-3,4
410-456
345-395
418-465
245-272
Varietas
Tinggi
(cm)
122-139
89-120
129-155
55-68
Kadar
minyak
(%)
Kadar
mentol
1,55-2,03
2,02-2,45
2,19-2,64
0,25-0,65
51,42-54,14
54,14-54,73
46,71-48,20
68,77-72,96
21
Serai dapur
Di pasaran terdapat 2 tipe
minyak serai dapur, yaitu tipe East
Indian dan tipe West Indian. Tipe East
Indian dikenal juga sebagai minyak
serai, berasal dari Cymbopogon
flexousus. Komponen utama minyak
serai adalah sitral; banyak digunakan
dalam industri deodoran, detergent,
pembersih lantai dan farmasi (sumber
vitamin A). Negara penghasil utama
minyak ini adalah RRC, Sri Lanka, dan
Brazil.
22
Kadar minyak
(%)
Komponen
utama
Kandungan
(%)
Bobot
jenis
Indeks
bias
65
45
0,4
0,3
Sitral
Sitral
80,2
76,1
0,8902
0,8731
1,4870
1,4587
Putaran
optik
0,25
0,20
Klausena
Klausena (Clausena anisata)
menghasilkan minyak anis dengan
komponen utama anetol, dalam
perdagangan dikenal dengan nama
minyak anis. Di Balittro terdapat 2 jenis
klausena, yaitu C. anisata (introduksi)
dan C. excavata. Jenis yang terakhir ini
tidak mengandung minyak, namun baik
untuk disambung dengan C. anisata
sebagai batang bawah. Minyak anis
dari C. anisata yang dihasilkan di KP
Laing (Solok) mengandung 90,1%
anetol, sedikit lebih tinggi dari pada
anetol dari Ilicium verum (star anis)
yang diproduksi RRC. Produktivitas
tanaman belum banyak diteliti. Hasil
penelitian di KP. Laing pada umur 3
tahun menghasilkan minyak 172
kg/ha/tahun. Karakteristik minyak
klausena tertera pada Tabel 6.
Tabel 6. Sifat-sifat kimia fisika minyak
klausena
Karakteristik
Bobot jenis
Indeks bias
Putaran optik (derajat )
Kelarutan dalam alkohol
70%
Kadar anetol (%)
Nilai
0,9945
1,5596
-0,7
1:8
91,6
Ylang-ylang
Ylang-ylang
(Canagium
odoratum F. genuinea) merupakan
tanaman sejenis kenanga (Canagium
odoratum) yang menghasilkan minyak
ylang-ylang. Minyak ylang-ylang
mutunya jauh lebih baik dan harganya
lebih tinggi (2 - 3 kali harga minyak
kenanga). Koleksi ylang-ylang yang
23
Bobot
jenis
0,9495
0,9379
0,9335
0,9326
Putaran
optik
-36,51
-64,35
-64,12
45,48
Indeks
bias
1,5001
1,0485
1,5070
1,5101
Bilangan
penyabunan
141,19
99,47
73,99
67,56
Lama
penyulingan
2
6
12
20
Rendemen
(%)
0,35
0,35
0,35
0,30
24
Jumlah cabang
2000
2001
2002
24
33
34
18
21
24
32
21
28
24
24
27
28
23
26
26
25
29
20
13
20
36
29
34
31
19
23
25
27
30
21
19
24
27
10
19
42
12
16
29
31
18
27
37
37
27,33
25,13
25,93
21,91
28,41
23,25
Spesies
Nilam Aceh (Pogestemon cablin)
Nilam jawa (Pogestemon hortensis)
Serai wangi (Cymbopogon nardus)
Akarwangi (Vetivera zizanioides)
Gandapura (Gaultheria procumbens)
Kenanga (Canangium odoratum f.macrophyla
Si Cere (Clausena exavata)
Klausena (Clausena anisata)
Jaringao (Calamus sp)
Ketumbar (Coriandrum sativum)
Kemangi (Ocimum citratum)
Serai dapur (Cymbogon flexuosus)
Serai dapur (Cymbopogon citrates)
Ylang-ylang (Canangium odoratum f. genuinea)
Klausena (Clausena exavata)
Mentha arvensis
Mentha piperita
Mentha canadensis
Mentha spicata
Menta crispa
Mentha viridis
Beckhausia citriodora
Melaluca alternifolia
Eucalyptus citriodora
Eucalyptus sp
Palmarosa (Acarus calamus)
Selasih (Ocimum gratissimum)
Aksesi
16
3
7
41
2
1 (pop)
1
1
6
1
1
1 (pop)
1
6
7
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
25
DAFTAR PUSTAKA
Hobir, E. Hadipoentyanti, S. Rusli dan
I. Darwati, 1994. Evaluasi mutu
dan produktivitas beberapa varietas
Mentha spp. Prosiding Simposium
II.
Hasil
Penelitian
dan
Pengembangan Tanaman Industri.
Puslitbang Tanaman Industri. 31 40.
Ketaren S., 1985. Pengantar teknologi
minyak atsiri Balai Pustaka : 1991 202.
Koolhaas, D.R., 1939. Cananga en
ylang-ylang olie uit the bloemen
van Cananga odoratum Bail.
(Landbouw. 15 : 587 - 597).
Mansur, M. dan M.P. Laksmanahardja, 1987. Plasma nutfah serai
wangi. Edisi Khusus Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat. Vol 3
(1) : 38 - 46.
NAFED, 1993. Buyers guide to
Indonesia
Essential
Oils.
Depatement of Coners, RI.
26