Anda di halaman 1dari 4

Analisis Masalah :

Nomor 1 :
f) apa dampak keluhan di atas bila tidak ditatalaksanakan?
Jawab : Peradangan pada kandung empedu (kholesistitis) yang berlangsung
secara tiba-tiba atau akut, bisa ringan hingga berat. Pada kondisi yang berat,
infeksi bisa saja mengenai bagian tubuh lain selain kandung empedu seperti
pankreas. Jika infeksinya luas dan sistemik maka bisa membahayakan jiwa.
Dan dyslipidemia tidak ditatalaksanakan maka akan lebih beresiko mengalami
panyakit kardiovaskuler.
Nomor 2 :
a) Bagaimana IMT ny.Nano?
Jawab : IMT = BB/(TBxTB)
= 70/(1,5x1,5)
= 70/2,25
= 31,1
= Obes II
Sedangkan, kategori index massa itu sendiri adalah :

b) Bagaimana mekanisme peningkatan berat badan?


Jawab : Sebagian sel kekurangan jalur yang membutuhkan oksigen (aerobik)
diperlukan untuk memakai NADH + H+ untuk sintesa ATP, dan pada saatnya
selsel ini kurang mampu memakai proses ini untuk me-recycle NADH + H+
kembali menjadi NAD. Misalnya sel darah merah. Maka, pada saat sel darah
merah mengubah glukosa menjadi piruvat, NADH + H+ meningkat di dalam
sel. Akhirnya konsentrasi NAD menurun terlampu rendah sehingga glikolisis
berlanjut, karena kebanyakan NAD ada di dalam bentuk NADH + H+. Untuk
mengimbanginya, satu sel darah merah mereaksikan piruvat dengan satu
NADH + H+ dan satu ion hidrogen bebas membentuk laktat, lihat. Di dalam
proses itu, NADH + H+ berobah menjadi NAD. Proses ini memungkinkan sel
darah merah untuk menyediakan sendiri (resupply itself) dengan NAD karena
sel-sel ini tidakmengandung mitochondria. Otot yang sedang latihan juga

menghasilkan laktat jika kekurangan NAD. Bertambahnya laktat kemudian


akan menyebabkan otot menjadi lelah (fatigue). Produksi laktat oleh suatu sel
memungkinkan glikolisis anaerobik berlanjut karena disini tetap ada suatu
pasokan dari NAD. Lagi pula, jalur ini menghasilkan hanya sekitar 5% dari
potensial ATP per molekul glukosa. Tetapi untuk sebagian sel-sel seperti sel
darah merah, glikolisis anaerobik adalah satu-satunya metode untuk
menghasilkan ATP. Asam laktat dilepaskan ke peredaran darah, ditangkap
terutama oleh hati dan disintesa menjadi glukosa. .( Simanjuntak dan Silalahi,
2003 )
Nomor 3 :
b) Bagaimana faktor resiko terjadinya batu empedu dan dyslipidemia?
Jawab:
Batu empedu :
1. Perempuan memiliki risiko lebih tinggi terkena batu empedu.
Hal ini karena perempuan dianggap memiliki kecenderungan indeks massa tubuh
yang lebih tinggi dan tidak banyak bergerak dibandingkan laki-laki. Meskipun begitu,
bukan berarti laki-laki menjadi kebal terhadap munculnya batu empedu. Oleh karena
itu, perempuan dianjurkan untuk lebih banyak bergerak dan memantau indeks massa
tubuh sebagai salah satu langkah pencegahan terjadinya batu empedu.
2. Usia
Usia turut berperan dalam peningkatan risiko batu empedu. Seseorang yang berusia
55 tahun atau lebih, akan mengalami peningkatan risiko terkena batu empedu. Hal ini
disebabkan oleh fungsi tubuh, seperti sistem pencernaan, menurun seiring dengan
bertambahnya usia, serta kurangnya aktivitas fisik dan olahraga ketika seseorang
bertambah tua.
3. Berat Badan dan Kolesterol
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko terkena batu empedu. Tidak
memantau asupan makanan berlemak dan berkolesterol akan membuat tubuh bekerja
lebih keras untuk mencernanya. Karena batu empedu terbentuk dari kolesterol, maka
penting untuk mengontrol apa yang kita makan dan mempertahankan berat tubuh
yang ideal serta sehat.
4. Operasi Bypass Lambung (Gastric Bypass Surgery)
Seseorang yang telah menjalami operasi bypass lambung dan yang mengalami
penurunan berat badan secara drastis memiliki risiko lebih besar terkena batu empedu.
Hal ini disebabkan penurunan area untuk pencernaan dan membuat perut lebih keras
bekerja.
5. HDL
Perempuan dan laki-laki yang memiliki kadar kolesterol HDL dan trigliserida yang
tinggi memiliki risiko lebih tinggi terkena batu empedu.
6. Kondisi Kesehatan Perut
Kondisi perut dan penyakit tertentu akan meningkatkan risiko seseorang terkena batu
empedu. Perut yang tidak dapat bekerja dengan baik adalah perut yang memiliki
masalah dalam mencerna makanan. Salah satu penyakit yang dapat menyebabkan

kondisi ini adalah Crohns disease.


7. Riwayat Keluarga
Genetika juga memiliki peran dalam meningkatkan risiko terjadinya batu empedu.
Jadi, riwayat keluarga juga perlu diperhatikan jika seseorang ingin melakukan
langkah-langkah pencegahan batu empedu seperti dengan melakukan diet sehat,
mengendalikan berat badan, dan melakukan aktivitas fisik yang cukup.
8. Hormon Estrogen
Perempuan yang mengambil pil KB atau terapi hormon estrogen dalam dosis tinggi
setelah menopause cenderung mengalami peningkatan risiko terkena batu empedu.
9. Ras
Penduduk asli Amerika dan orang Hispanik memiliki kecenderungan lebih tinggi
terkena batu empedu.
10. Kondisi Tertentu
Kondisi tertentu seperti kehamilan, anemia sel sabit, sirosis, anoreksia, dan bulimia
dapat berkontribusi terhadapa pembentukan batu empedu.
11. Gaya Hidup
Gaya hidup yang tidak sehat, yang tidak melakukan diet sehat serta jumlah aktivitas
fisik harian yang terbatas akan mempertinggi risiko terjadinya batu empedu.
Dislipidemia :
1. Faktor Jenis KelaminRisiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada
wanita. Hal tersebut disebabkan karena pada wanita produktif terdapat efek
perlindungan dari hormon reproduksi. Pria lebih banyak menderita aterosklerosis,
dikarenakan hormon seks pria (testosteron) mempercepat timbulnya aterosklerosis
sedangkan hormon seks wanita (estrogen) mempunyai efek perlindungan terhadap
aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita menopause mempunyai risiko lebih besar
terhadap terjadinya aterosklerosis dibandingkan wanita premenopouse.
2. Faktor UsiaSemakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin
menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak
perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total
lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun
bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen pembuluh darah dan meningkat
kekerapannya pada usia 30 tahun.
3. Faktor GenetikFaktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya
dislipidemia. Dalam ilmu genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat sifat tertentu
(spesific trait) diturunkan secara berpasangan yaitu kita memerlukan satu gen dari
ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dapat diakibatkan
oleh faktor dislipidemia primer karena faktor kelainan genetik.
4. Faktor KegemukanKegemukan erat hubungannya dengan peningkatan risiko
sejumlah komplikasi yang dapat terjadi sendiri sendiri atau bersamaan. Kegemukan

disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama makanan,


dengan energi yang dipakai. Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel lemak yang
membesar. Pada orang yang kegemukan menunjukkan output VLDL trigliserida yang
tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida berlebihan dalam
sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL
mengalami lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara
tipikal ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah.
5. Faktor Olah RagaOlah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL
meningkat secara bermakna. Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak sebagai
trigliserida. Olahraga memecahkan timbunan trigliserida dan melepaskan asam lemak
dan gliserol ke dalam aliran darah.
6. Faktor MerokokMerokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol
LDL, trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok
akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok
akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme lemak
yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.
7. Faktor MakananKonsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan
aterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai risiko terjadinya dislipidemia.
Nomor 6 :
c) Bagaimana gambaran USG orang normal dan yang memiliki batu empedu?
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai