Bab I8
Bab I8
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan yang telah tercantum pada Sistem
Kesehatan Nasional adalah suatu upaya penyelenggaraan kesehatan yang
dilaksanakan oleh bangsa Indonesia guna mendapatkan kemampuan hidup sehat
bagi setiap masyarakat agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
yang mana dikatakan bahwa peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, pelayanan kesehatan, tindakan
serta bawaan (congenital). Hidup sehat merupakan hak yang dimilki oleh setiap
manusia yang ada didunia ini, akan tetapi diperlukan berbagai cara untuk
mendapatkannya (Anonim, 2007).
Sebagai upaya untuk mewujudkan visi Indonesia sehat 2010, pemerintah
telah menyusun berbagai program pembangunan dalam bidang kesehatan antara
lain kegiatan pemberantasan Penyakit Menular (P2M) baik yang bersifat promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif di semua aspek lingkungan kegiatan pelayanan
kesehatan.
Untuk dapat mengukur derajat kesehatan masyarakat digunakan beberapa
indikator, salah satunya adalah angka kesakitan dan kematian balita. Angka
kematian balita yang telah berhasil diturunkan dari 45 per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 2003 menjadi 44 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007
(Anonim, 2008).
meninggal bila tidak segera diobati. Usia Balita adalah kelompok yang paling
rentan dengan infeksi saluran pernapasan. Kenyataannya bahwa angka morbiditas
dan mortalitas akibat ISPA, masih tinggi pada balita di negara berkembang.
Penemuan penderita ISPA pada balita di Sulawesi Tenggara, sejak tahun
2006 hingga 2008, berturutturut adalah 74.278 kasus (36,26 %), 62.126 kasus
(31,45%), 72.537 kasus (35,94%) (Anonim, 2008). Sedangkan penemuan
penderita ISPA pada balita di Kabupaten Konawe dari tahun 2006 hingga 2008,
berturut-turut adalah 8.291 kasus (23,63%), 7.671 kasus (28,09%) dan 7.289
kasus (24,63%). Data
kesakitan
yang
dilaporkan oleh
Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe tiga tahun terakhir (tahun 2006 sampai dengan tahun 2008),
Puskesmas Sampara menduduki urutan kedua tertinggi ISPA dari 24 Puskesmas
di Wilayah Kabupaten Konawe. Atas dasar tersebut maka penulis memilih
Puskesmas Sampara sebagai lokasi penelitian (Anonim, 2008).
Di Wilayah Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sampara,
penemuan penderita ISPA pada balita tahun 2006 sebanyak 1.471 kasus (20,29%)
dan sebanyak 415 (28,2%) kasus peneumonia. Tahun 2007 sebanyak 1.059 kasus
(24,62%) dengan 258 (24,4%) kasus pneumonia. Kasus ISPA pada balita di
Puskesmas Sampara pada tahun 2008 ditemukan sebanyak 1.149 dengan 383
(33,3%) kasus pneumonia (Anonim, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, penyakit ISPA merupakan salah satu penyakit
dengan angka kesakitan dan angka kematian yang cukup tinggi, sehingga dalam
penanganannya diperlukan kesadaran yang tinggi baik dari masyarakat maupun
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
Bagaimanakah faktor resiko kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Sampara Kabupaten Konawe Tahun 2009 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor resiko kejadian ISPA pada balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Sampara Kabupaten Konawe.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan asap dapur dengan kejadian ISPA pada balita.
b. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dalam rumah dengan
kejadian ISPA pada balita.
c. Untuk mengetahui hubungan ASI Ekslusif dengan kejadian ISPA pada
balita.
d. Untuk mengetahui hubungan status imunisasi dengan kejadian ISPA pada
balita.
e. Untuk mengetahui hubungan BBLR dengan kejadian ISPA pada balita.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah khususnya bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe dan Puskesmas dalam penentuan arah kebijakan program
penanggulangan penyakit menular khususnya ISPA.
2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan
ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, disamping itu hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi penulis merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan menambah wawasan
pengetahuan.