6 TAHUN
2014 TENTANG
DESA:
Titok Hariyanto
IRE Yogyakarta
UU DESA
Otonomi/Ke
mandirian
Konsolidasi
Pembangun
an
Demokratis
asi
UU
Des
a
KONTENT UU DESA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ASAS PENGATURAN:
SUBSIDIARITAS
Kedua, asas subsidiaritas. asas ini tidak tertuang
secara eksplisit dalam UUD 1945, tetapi UU No.
12/2011 memberi kesempatan kepada perancang
atau pembuat undang-undang untuk memasukkan
asas baru yang relevan.
Subsidiaritas berbeda secara dengan residualitas.
Residualitas menetapkan berbagai urusan sisa karena
telah diserahkan kepada daerah.
Subsidiaritas menetapkan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat mampu dikelola sendiri oleh
desa dan/atau urusan yang lebih efi sien jika diatur
dan diurus oleh desa.
Subsidiaritas menetapkan kewenangan berskala
lokal, baik kewenangan dalam hal pelayanan publik
maupun pengembangan aset ekonomi lokal.
KEWENANGAN DESA
Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa,
dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat
Desa
Kewenangan desa meliputi:
kewenangan berdasarkan hak asal usul;
kewenangan lokal berskala Desa;
kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota; dan
kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
MUSYAWARAH DESA
Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan
yang diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa,
Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk
memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Hal yang strategis diantaranya:
1. penataan Desa;
2. perencanaan Desa;
3. kerja sama Desa;
4. rencana investasi yang masuk ke Desa;
5. pembentukan BUM Desa;
6. penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan
7. kejadian luar biasa.
KEUANGAN DESA
Desa mendapatkan anggaran dari APBD melalui skema
ADD dan dari APBN melalui skema DD
Besaran anggaran yang diterima oleh desa:
DD: Besaran alokasi anggaran yang peruntukkannya
langsung ke Desa ditentukan 10% (sepuluh perseratus)
dari dan di luar dana Transfer Daerah (on top) secara
bertahap.
ADD yang diterima desa paling sedikit 10% (sepuluh
perseratus) dari dana perimbangan yang diterima
Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus
ASET DESA
Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar
Desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan Desa,
pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik Desa,
mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik
Desa
Aset lainnya
Kekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
Kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau
yang sejenis;
Kekayaan Desa yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari
perjanjian/kontrak dan lain-lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
Hasil kerja sama Desa; dan
Kekayaan Desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.
BUMDES
Desa memiliki kesempatan untuk mendirikan BUMDes
yang berbasis potensi ekonomi lokal
Pengelolaan BUMDes dilakukan oleh Organisasi
Pengelola BUMDes
Modal awal BUMDes berasal dari APB Desa, selain itu
terdapat penyertaan modal yang berasal dari
masyarakat desa. BUMDes juga dapat menerima
pinjaman dari pihak lain dengan terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Pemdes
Dalam rangka kerjasama antar Desa, dapat dibentuk
BUMDes Bersama
LEMBAGA
KEMASYARAKATAN DESA
Masyarakat desa memiliki kesempatan untuk
mendirikan dan mengembangkan lembaga
kemasyarakatan yang ada di Desa
Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan
Desa yang ada dalam membantu pelaksanaan fungsi
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa
Lembaga kemasyarakatan desa merupakan bentuk
penguatan demokrasi di tingkat lokal