Anda di halaman 1dari 5

2. Bagaimana histologi sistem saraf?

Jawab:
NEURON
Sel saraf, atau neuron berfungsi intuk menerima, meneruskan, dan memproses
stimulus; memicu aktivitas sel tertentu; dan pelepasan neurotransmitter dan molekul
informasi lainnya. Kebanyakan neuron terdiri atas 3 bagian; yaitu dendrit

yang

merupakan cabang panjang, yang dikhususkan untuk menerima stimulus dari lingkungan
sel-sel epitel sensorik, atau dari neuron lain; badan sel atau perikarion yang merupakan
pusat trofik untuk keseluruhan sel saraf dan juga berfungsi menerima stimulus; dan akson
yang merupakan suatu cabang tunggal yang dikhususkan untuk menciptakan atau
menghantarkan impuls saraf ke sel-sel lain (sel saraf, sel otot, dan sel kelenjar)
Berdasar ukuran dan bentuk cabangnya :

Neuron multipolar, memiliki lebih dari satu cabang, yakni satu cabang berupa akson

dan cabang lainnya berupa dendrit


Neuron bipolar, dengan satu dendrit dan satu akson. Ditemukan di ganglia cochlear

dan vestibular, di retina, di mukosa olfaktorius.


Neuron pseudounipolar, yang memiliki satu cabang di dekat perikarion dan terbagi
menjadi dua cabang. Ditemukan di ganglia spinal dan ganglia kranialis kebanyakan
neuron di tubuh adalah neuron multipolar.

Berdasar peran fungsinya :

Neuron motorik (eferen), mengendalikan organ efektor seperti serabut otot, kelenjar

eksokrin dan endokrin.


Neuron sensorik (aferen), menerima stimulus sensoris dari lingkungan dan dari dalam

tubuh.
Interneuron, mengadakan hubungan antar neuron, dan membentuk jaringan fungsional
yang kompleks atau sirkuit.

SEL GLIA
Sel glia 10 kali lebih banyak daripada neuron; sel-sel ini mengelilingi badan sel dan
cabang-cabang akson serta dendritnya yang terdapat di celah antar neuron. Jaringan saraf

hanya memiliki sangat sedikit matriks ekstrasel, dan sel glia melengkapi lingkungan mikro
agar cocok bagi aktivitas neuron.

Oligodendrosit
Membentuk selubung myelin yang merupakan insulator listrik neuron di susunan saraf
pusat. Sel-sel ini memiliki cabang-cabang yang membungkus akson, dan menghasilkan
selubung myelin.

Astrosit
Merupakan sel berbentuk bintang dengan banyak cabang. Sel-sel ini memiliki berkasberkas filament intermediet, yang terdiri atas protein asam glia berfibril yang
memperkuat strukturnya.

Sel ependim
Merupakan sel epitel silindris rendah yang melapisi ventirkel otak dan kanalis sentralis
di medulla spinalis. Di lokasi tertentu, sel ependim memiliki silia, yang memudahkan
pergerakan cairan serebrospinal.

Mikroglia
Sel kecil yang memanjang dengan cabang-cabang pendek yang tak teratur. Mikroglia
terlibat dalam reaksi peradangan dan perbaikan dalam susunan saraf pusat orang
dewasa, dan sel-sel ini menghasilkan dan melepaskan protease netral dan radikal
oksidatif.

SUSUNAN SARAF PUSAT (SSP)


Susunan saraf pusat terdiri atas serebrum, serebelum, dan medulla spinalis. SSP
hampir tidak memiliki jaringan ikat dan karenanya, konsistensi organ ini mirip gel, yang
relative lunak. Bila diiris, serebrum, serebelum dan medulla spinalis memperlihatkan
daerah putih (substansia alba) dan kelabu (substansia grissea). Penyebaran myelin di
susuna saraf pusat menyebabkan perbedaan hal berikut ini: unsur utama dari substansia
putih adalaha akson bermielin dan oligodendrosit penghasil myelin. Substansia alba tidak
mengandung badan sel neuron. Sedangkan substansia grissea mengandung badan sel
neuron, dendrit, bagian awal akson tak bermielin, dan sel glia.
SUSUNAN SARAF TEPI
Dalam sistem saraf perifer ini akan dibahas: Serabut saraf, Ganglion dan akhiran saraf.

I.

Serabut Saraf
Yang dimaksudkan serabut saraf yaitu biasanya axon yang memiliki selubung
tipis yaitu : nerolema atau selubung Schwann, yang merupakan lembaran protoplasma
sel-sel schwann yang berasal dari crista neuralis. Di bawah selubung schwann
terdapat selubung mielin. Pada serabut saraf yang bermialin pada jarak tertentu
selubung mengecil membentuk simpul yang dinamakan Nodus Ranvier, di mana
nerolema juga mengikutinya Serabut saraf bermialin di perifer agak berbeda dengan
yang ada dipusat susunan saraf dalam hal nerolemanya, yaitu diselubungi oleh sel
schwann sedang di susunan saraf pusat oleh sel oligodendroglia.
Kalau dendrit dibandingkan terhadap axon, maka axon jauh lebih panjang dari
pada dendrit. Lagi pula diameter axon relatif tetap sampai ujungnya, sedangkan
diameter dendrit akan mengecil apabila menjahui pangkalnya. Ujung axon akan
bercabang cabang sebagai pohon dinamakam telodendria.
Unsur utama dari axon adalah lanjutan sitopalasma yang dinamakan
axoplasma. Sebagai lanjutan sitopalasma dalam axoplasma didapat pula organel :
mitokondria, nerofibril dam mikrotubuli namun tidak diketemukan granular
endoplasmic reticulum. Sebagai lanjutan dari nerolema axoplasma dibatasi oleh
axolema
Selubung mielin terdiri atas bahan seperti lemak yang merupakan campuran
diantaranya kolesterol, fosfolipid, dan serebrosid. Oleh karena lipid larut selama
proses pembuatanya maka didaerah selubung mielin hanya meninggalkan endapan
protein sebagai nerokeratin. Sedangkan apabila digunakan asan osmium di daerah
selubung mielin terlihat adanya gambaran celah miring sebagai corong yang
dinamakan incisura Schmidt lantermann.
Dengan pengamatan M.E. selubung mielin menampakan gambaran berlapislapis, berikut ini akan menjelaskan bagaimana akan terjadinya selubung tersebut.
Terbentuknya selubung mielin didasarkan pada jelly roll hypothesis yang
menyatakan bahwa sitoplasma sel schwann yang semula melingkupi axon secara
langsung akan berputar berkali-kali dengan axon sebagai sumbunya.

Dari terjadinya mielin tersebut nyata bahwa selubung mielin merupakan


bagian dari sel schwann, namun secara muda, biasa dikatakan bahwa nerolema adalah
badan dari sel schwann dengan inti dan sitoplasma di sekelilingnya, sedangkan
selubung mielin berdiri sendiri.
Pada saraf perifer, serabut saraf umumnya dikelompokan sebagai berkasberkas yang dinamakan saraf. Sebelum merupakan sebagai berkas, disebelah luar dari
nerolema dilapisi oleh selubung jaringan pengikat yang berasal mesodermal yang
dinamakan endoneurium atau selubung Henle.
Serabut-serabut saraf bersama endoneuriumnya bergabung menjadi berkas
yang diselubungi oleh jaringan pengikat padat yang dinamakam : perinerium.
Yang selanjutnya berkas ini diikat lagi menjadi berkas yang lebih besar lagi
oleh jaringan padat yang dinamakan : epinerium. Di dalam berkas yang besar tersebut
mungkin tidak ditemukan berkas serabut saraf yang tidak bermielin yang disebut juga
serabut lemak. Karena tidak bersulubung mielin maka serabut lemak tidak tampak
bersegmen-segmen.
Nerolema merupakan selubung atau sarung yang terbentuk oleh deretan sel-sel
schwann sepanjang serabut saraf hanya terdiri atas sebuah sel schwann. Sitoplasma di
daerah tepi yang tipis akan membentuk tonjolan-tonjolan mengelilingi serabut saraf.
II. Akhiran Saraf
Ujung ujung tonjolan baik sebagai axon ataupun yang berfungsi sebagai
dendrit tidak selalu berhubungan dengan saraf lain melainkan berakhir bebas ataupun
berhubungan dengan jenis jaringan lain. Ujung-ujung saraf tersebut dapat mempunyai
kemampuan menerima rangsangan dari lingkungannya atau membawa pesan dari
saraf untuk lingkungan sebagai jawaban atas rangsangan yang datang.
Apabila serabut saraf mampu membawa impuls dari ujung saraf penerima
rangsangan menuju kearah pusat susunan saraf, maka serabut saraf demikian
dinamakan : serabut saraf aferen. Sebaliknya apabila serabut saraf tersebut membawa
impuls sebagai pesan dari pusat susunan saraf untuk akhiran saraf jenis kedua, maka
serabut saraf demikian di namakan serabut saraf eferen.

III. Ganglion
Yang dimaksud dengan ganglion adalah kumpulan sel-sel saraf yang terdapat
di luar sistem saraf pusat. Apabila kumpulan sel-sel saraf terdapat dalam sistem saraf
pusat maka dinamakan Nukleus. Biasanya ganglion berbentuk ovoid kecil yang
dibungkus oleh jaringan pengikat padat. Ganglion intramural biasanya terdiri dari
berapa sel saraf saja dan berada dalam alat-alat dalam, khususnya dinding saluran
pencernaan. Semua ganglion intramural termasuk dalam sistem parasimpatik.
Berdasarkan struktur dan fungsinya dibedakan 2 jenis ganglion saraf :
1. Ganglion kraniospinal, terdapat pada radix dorsalis N. spinalis dan N. cranialis,
dan Ganglion otonom, yang merukan bagian dari sistem saraf otonom.
Masing-masng badan sel ganglion atau badan sel saraf dikelilingi oleh selapis
sel kuboid yang dinamakan sel kapsel setelit dan selapis tipis jaringan pengikat.
Ganglion

kraniospinal

mempunyai

sel

ganglion

yang

termasuk

tipe

pseudounipoler yang mempunyai tonjolan yang berbentuk huruf T. dua


percabangan dari tonjolan tersebut disebut axon dan yang lainnya berfungsi
sebagai dendrite. Walaupun berfungsi sebagai dendrit namun strukturnya adalah
axon., karena diluar ganglion memiliki selubung mielin. Bagian dari ganglion
lebih banyak sel-selnya dari pada di bagian tengah di mana lebih banyak serabutserabut saraf. Pada sedian histologi, badan sel ganglion yang berbentuk
pseudounipoler tampak gluber dengan inti terletak di tengah.
2. Ganglion otonom biasanya berbentuk sebagai pembesaran pada serabut otonom.
Beberapa dari ganglion otonom ini terdapat dalam dinding saluran pencernaan.
Ukuran sel saraf dalam ganglion otonom hampir sama sekitar 20-45 mm
mempunyai inti relatif besar sebagai gelembung yang terletak eksentrik. Secara
faali ganglion otonom dibedakan dalam ganglion simpatik dan ganglion
parasimpatik yang tidak dapat dibedakan secara makrofag.

Anda mungkin juga menyukai