Orientasi Sejarah
Hubungan Sejarah
Filsafat dan ilmu di dalam filsafat ilmu
berhubungan dengan sejarah barat
Berpusat di Eropa, terutama Eropa Barat
Pembabakan Sejarah
Sejarah dibagi ke dalam sejumlah babak, dari
zaman dahulu sampai sekarang
Pembabakan sejarah mengikuti pembabakan
yang lazim di sejarah Eropa
Pembabakan Zaman
Zaman Kuno
sebelum abad ke-5 sM
Zaman Romawi
abad ke-1 sM sampai abad ke-5
Zaman Modern
abad ke-18 sampai sekarang
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Keteraturan Alam (Louis de Broglie)
Gembala Chaldea di Mesopotamia
memperhatikan gejala di langit terutama di
malam hari
Gerak benda langit teratur sehingga mereka
yakin akan keteraturan alam
Muncul pengetahuan astronomi termasuk
kalender bulan dan muncul ilmu
Mereka juga mengenal musim, sehingga satu
tahun terdiri atas 12 bulan (tidak tepat)
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Keteraturan Alam (di Mesir Kuno)
Sungai Nil banjir setiap tahun secara teratur
menghapus batas tanah sehingga lahir ilmu
ukur untuk menemukan kembali batas itu
Ilmu ukur digunakan juga untuk membuat
piramida
Secara teratur, gerak naik bintang sothis (sirius)
sinkron dengan siklus banjir sungai Nil, dan
berlangsung setahun sekali
Muncul pengetahuan astronomi dan kalender
matahari di samping kalender bulan
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Keteraturan Alam (di Romawi Kuno)
Sebelum Romawi menjadi negara adikuasa (abad
ke-1 sM), mereka juga menerima kalender dari
Yunani Kuno
Romawi menyusun kalender matahari yang
berubah-ubah yang kemudian distandardisasi oleh
Julius Ceaser
Kalender inilah yang kemudian menjadi kalender
internasional yang kita pergunakan sekarang
(disempurnakan oleh Paus Gregorius)
LUNAR CALENDAR
Any dating system based on a year consisting of
synodic monthsi.e. complete cycles of phases of the
Moon. In every solar year (or year of the seasons), there
are about 12.37 synodic months. Therefore, if a lunaryear calendar is to be kept in step with the seasonal year,
a periodic intercalation (addition) of days is necessary.
The Sumerians were probably the first to
develop a calendar based entirely on the recurrence of
lunar phases. Each Sumero-Babylonian month began on
the first day of visibility of the new Moon. Although an
intercalary month was used periodically, intercalations
were haphazard, inserted when the royal astrologers
realized that the calendar had fallen severely out of step
with the seasons. Starting about 380 BC, however, fixed
rules regarding intercalations were established, providing
for the distribution of seven intercalary months at
designated intervals over 19-year periods. Greek
astronomers also devised rules for intercalations to
coordinate the lunar and solar years. It is likely that the
Roman republican calendar was based on the lunar
calendar of the Greeks.
Penanggalan
Masehi
Hijrah
Jawa
Yahudi
Koptik
Ethiopia
Persia
Hindu
Konghucu
Jepang
Romawi
Thailand
: 1 1 2000
: 24 Ramadhan 1420
: 24 Pasa 1932
: 5761
: 1717
: 1993
: 1379
: 5101
: 25 11 2550
: 1 1 2660
: 2753
: 1 1 - 2543
19 x 15 x 28 = 7980 tahun
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Keteraturan Alam (Ramuan Bahan)
Keteraturan alam lainnya terdapat pada ramuan
bahan (material, logam, obat)
Mereka menjadi ilmu bahan dan farmasi
Di samping ilmu bahan dan farmasi, terdapat
pula ramuan bercampur kepercayaan dan mistik
yang dikenal sebagai alkemi
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Keteraturan Alam (Pertukangan)
Keteraturan alam lainnya adalah pembuatan
alat
Mereka dikenal sebagai pertukangan
Salah satu kegiatan arkeologi adalah mencari
karya pertukangan pada zaman purbakala
Tenung
Merupakan kekuatan gaib yang dapat
menyembuhkan atau menyakitkan orang
Sekalipun tidak ada dasar ilmiahnya, sampai
sekarang pun, kalangan tertentu masih percaya
akan kekuatan tenung (guna-guna)
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Astrologi
Di samping astronomi, muncul juga
pengetahuan lain yang dikenal sebagai astrologi
Menurut astrologi, dunia bintang-bintang
adalah makrokosmos dan dunia manusia adalah
mikrokosmos
Mikrokosmos adalah refleksi dari
makrokosmos sehingga nasib manusia dapat
diramal dari gejala bintang-bintang di langit
Jam dan tanggal lahir menjadi patokan untuk
ramalan nasib manusia
Peranan Astrologi
Peranan astrologi melampau batas zaman kuno
Sampai sekarang pun masih muncul ramalan
astrologi di dalam majalah
ASTROLOGY
Astrology is the type of divination that consists in
interpreting the influence of planets and the stars on
earthly affairs in order ot predict the destinies of
individuals, groups, or nations. At times regarded as
science, astrology has exerted an extensive or a
peripheral influence in many civilizations, both
ancient and modern. Astrology has also been defined
as a pseudoscience and considered to diametrically
opposed to the theories and findings of modern
science.
Astrology originated in Mesopotamia, perhaps in the
3rd millenium BC, but attained its full development
in the Western world much later, within the orbit of
Greek civilization of the Hellenistic period. It spread
to India in its older Mesopotamian form. Islamic
culture absorbed it as part of the Greek heritage; and
in the Middle Ages, when Western Europe was
strongly affected by Islamic science, European
astrology also felt the influence of the Orient.
The Egyptian also contributed though less
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Alkemi
Di samping ramuan bahan secara alamiah, muncul
kepercayaan dan mistik berkenaan dengan ramuan
bahan itu
Ramuan dengan kepercayaan seperti ini dikenal
sebagai alkemi
Alkemi bertujuan untuk membuat emas dari bahan
murah serta membuat obat panjang umur yang
membuat orang tidak mati
Ada alkemi yang hanya rajin menulis melalui sandi
rahasia serta ada alkemi yang rajin meramu bahan
Peranan Alkemi
Peranan alkemi melampaui batas zaman kuno
Mereka baru hilang pada zaman modern (abad ke18 dan ke-19)
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Asas Determinisme Universal
Ada keteraturan alam yang ditemukan oleh
manusia
Ada kepastian tentang keteraturan alam itu
Mereka menjadi suatu asas yakni asas
determinisme universal
Asas ini dikenal sejak Zaman Kuno dan terus
berlangsung sampai sekarrang
Asas determinisme universal menjadi dasar
untuk menemukan dan mengembangkan ilmu
Asas Indeterminisme
Dikenal sebagai uncertainty principle,
ditemukan oleh Heisenberg pada tahun 1928
Bertentangan dengan asas determinisme
universal, tetapi hanya berlaku di fisika partikel
subatomik dan dalam ukuran yang sangat kecil
Babakan
Zaman pra-Sokrates
Zaman Sokrates
Zaman pasca-Sokrates
Dialog
Metafisika dan epistemologi
Logika
Etika dan estetika
Zaman Pasca-Sokrates
Stoik, Epikurus, Cynics, dan Skeptik
Greece
Greece, officially called Hellenic Republic (Greek:
Eliniki Dhimokratia), is a country in the
southeast of Europe on the southern tip of the Balkan
peninsula.
The historical name of Greece in Greek is Ellas. This
name is also written Hellas in English, following the ancient
Greek pronunciation. More commonly, it is called
Elladha in modern Greek. The mythical ancestor of the
Greek is the eponymous Hellen.
The name of Greece in European languages (English:
Greece, French: Grce, Portuguese: Grcia, Spanish and
Italian: Grecia, German: Griechenland, Russian: ,
etc) comes from a different root: Graiks (via Latin
Graecus) which according to Aristotle was an ancient name
of the Greeks. On the other hand, the name of Greece in
some Middle Eastern and Eastern languages (Turkish:
Yunanistan, Arabic (tulisan Arab Yunan), Hebrew (tulisan
Hebrew), ancient Persian: Yaun, Indian Pali: Yona, Malay
and Indonesian: Yunani) derives from the Greek toponym
Inia. Norwegian is one of the few languages apart
from Greek in which the name Hellas predominates.
one was an infant and the other was not yet born. Each
had supporters, but in the resultant civil war both were
thrust aside. In the end, his empire was divided
between the families of three generals, of whom,
roughly speaking one obtained the European, one the
African, and one the Asiatic parts of Alexanders
possessions. The European part fell ultimately to
Antigonuss descendants; Ptolemy, who obtained
Egypt, made Alexandria his capital; Seleucus, who
obtained Asia after many wars, was too busy with
campaigns to have a fixed capital, but at later times
Antioch was the chief city of his dynasty.
From the point of view of Hellenistic culture, the
most brilliant success of the third century BC was the
city of Alexandria. Egypt was less exposed to war than
the European and Asiatic parts of the Macedonian
domain, and Alexandria was in extraordinarily
favoured position for commerce. The Ptolemies were
patrons of learning, and attracted to their capital many
of the best men of the age. Mathematics became, and
remained until the fall of Rome, mainly Alexandrian
[from Bertrand Russell, History of Western
Philosophy]
THALES OF MILETUS
Thales of Miletus (fl. 6th century BC),
philosopher remembered for his cosmology based
on water as the essence of all matter. According to
the Greek thinker Apollodorus, he was born in 624;
the Greek historian Diogenes Laeritus placed his
death in the 58th Olympiad (548-545) at the age of
78.
No writings by Thales survive, and no
contemporary sources exist; thus, his achievement
are difficult to assess. Inclusion of his name in the
canon of legendary Seven Wise Men led to his
idealization, and numerous acts and sayings, many
of them no doubt spurious, were attributed to him.
According to Herodotus, Thales was a practical
statesman who advocated the federation of Ionian
cities of the Aegian region. The Greek scholar
Callimachus recorded a traditional belief that
Thales advised navigators to steer by the Little Bear
(Ursa Minor) rather than by the Great Bear (Ursa
Major), both prominent constellation in the north.
Air
di tepi tanah, air keluar dari tanah melalui mata
air karena kembali ke letak asal
udara
di tepi air, udara di dalam air bergelembung naik
karena kembali ke letak asal
api
di tepi udara, dalam bentuk kilat di langit
kering dingin
basah dingin
basah panas
kering panas
Benda
Benda merupakan kombinasi dari keempat
unsur beserta sifat mereka
Asumsi
Unsur alam beserta sifatnya ini dijadikan
asumsi di dalam pengetahuan kemudian
q u in t e s s e n t i a l
( u n s u r k e lim a )
api
( k e r in g d a n p a n a s )
u d a ra
(b a s a h d a n p a n a s )
a ir
( b a s a h d a n d in g in )
ta n a h
( k e r in g d a n d in g in )
Alam
alam terdiri atas substansi dan bentuk
Heraklitus
Mengagumi api yang bergerak dan air yang
mengalir
Ucapan terkenal panta rhei = semua mengalir
Menganut alam jamak
Empedokles
Substansi alam terus bergerak, berpadu melalui
kasih, dan bercerai melalui benci, berulangulang terjadi secara periodik
Menganut alam jamak
PARMENIDES
Parmenides (b. c. 515 BC), Greek philosopher
of Elea in southern Italy who founded Eleaticism, one
of the leading per-Socratic schools of Greek thought.
His general teaching has been diligently reconstructed
from the few surviving fragments of his principal
work, a lengthy three-part verse composition titled On
Nature.
Parmenides held that the multiplicity of
existing things, their changing forms and motion, are
but an appearance of a single eternal reality (Being),
thus giving rise to the Parmenidian principle that all is
one. From this concept of Being, he went on to say
that all claims of change or or bob-Being are illogical.
Because he introduced the method of basing claims
about appearances on a logical concept of Being, he is
considered one of the founders of metaphysics.
Platos dialogue the Parmenides deals with
his thought. An English translation of his work was
edited by L. Taran (1965).
Cara
Menggunakan paham alam jamak (terbagi) dan
menunjukkan ketidaklogisan
Achilles
Kura-kura
Paham Pythagoras
Segala sesuatu duduk di atas bilangan dan
dapat dinyatakan dalam bilangan
Perguruan Pythagoras menemukan berbagai
sifat bilangan
Tugas ahli filsafat, menurut perguruan
Pythagoras, adalah mencari bilangan itu
PYTHAGOREAN PHILOSOPHY
Although much of the tradition about
Pythagorean philosophy is confused because of
dissensions within the school and on account of
intermixture of later speculation with earlier doctrine,
yet some of the chief principles are quite clear.
Pythagorass discoveries in musical theory, such as that
the basic musical harmonies depend on very simple
numerical ratios between the dimensions of the
instruments (such as strings, pipes, disks) producing
them, let him interpret the world as a whole through
numbers. The discovery was the basis for the
Pythagorean theory of numbers, of which the
systematic study induced the intense Pythagorean
devotion to mathematics and the subsequent
development of this science by Greek scientists.
Pythagoras taught that number is the fundamental part
of the worlds framework. According to his theory that
the dominant note of the universe are proportion, order,
and harmony. All three are expressible by numerical
relations. Pythagoreans thus considered that the
universes essential character is number, but they went
beyond this by asserting that the world is made of
numbersa doctrine that is the core of Pythagorean
=
=
=
=
=
=
=
=
=
titik; penalaran
garis; pendapat
bidang
bentuk ruang; keadilan
kualitas fisik; perkawinan
animasi; semangat
inteligensi; kesehatan
cinta; persahabatan; kearifan
keadilan
Genap Ganjil
Bilangan genap (artios) tidak disukai karena
mudah terbagi/pecah
Bilangan ganjil (perissos) disukai karena tidak
mudah terbagi/pecah
Bilangan Irasional
Bilangan 2, 3 membingungkan perguruan ini
karena tidak dapat dinyatakan sebagai rasio dua
bilangan bulat
= b/a
1 + 2 + 4 + 7 + 14 = 28
Bilangan berkekurangan
jumlah faktor < bilangan
mis. 1 + 2 + 4 < 8
Bilangan berlimpahan
jumlah faktor > bilangan
mis. 1 + 2 + 3 + 4 + 6 > 12
Bilangan bersahabat
jumlah faktor bilangan = bilangan sahabatnya
mis. 1+2+4+5+10+11+20+22+44+55+110=284
1+2+4+71+142=220
Ukuran
Menurut Protagoras, manusia adalah ukuran
dari semua benda, tentang benda yang ada dan
tentang benda yang tidak ada
Akibatnya, menurut orang yang satu, benda
adalah seperti ini, tetapi menurut orang yang
lain, bisa lain lagi
Perguruan Akademia
Akademia tua oleh Plato (387 sM), diteruskan
oleh pengikutnya (dan kemanakan) Speusippus,
Xenokrates dari Khalkedon, Polemon dari
Athena, Krates
Akademia pertengahan diteruskan oleh
Arkesilaus (316 - 241 sM)
Akademia baru oleh Kameades (214?sM - 129
sM)
Dibubarkan oleh Kaisar Justinian pada tahun
529
Filsafat Alam
Psikologi
raga dan jiwa (materi dan bentuk)
pikiran
Metafisika
Etika dan Politik
Seni dan Retorika
CATEGORY
Category, in logic, a term used to denote the several
most general or highest types of thought forms of
entities, or to denote any distinction such that, if a form
or entity belonging to one category is substituted into a
statement in place of one belonging to another a
nonsensical assertion must result.
The term was used by Aristotle to denote a predicate
type; i.e., the many things that may be said (or
predicated) of a given subject fall into classessuch as
quantities, substances, relations, and stateswhich
Aristotle called categories. To the Greeks, the
clarification of predicate categories helped resolve
questions that seemed to be paradoxes. In the course of
a year or so, for example, Socrates could cease to be
taller and come to be shorter than Alcibiades; so he is
not now what he was at an earlier date. Yet he does not
cease to be human being. One may wonder how he can
not be what he used to be (taller) and still be what he
used to be (a human being). The answer is that the
categories are different: a change of relation is not a
change of substance.
Though the Stoics, philosophers of ancient Greece,
had recognized only 4 most generic notions,
Aristotles 10 categories were treated throughout the
Sebab
CAUSE
Cause, in the philosophy of Aristotle, is a special
generic term referring to the four principles through
which one arrives at knowledge of any entity. In
distinguishing between the material, formal, efficient, and
final causes of a substance, Aristotle attempted to take
into account everything necessary to produce it.
Background. The theories of the pre-Socratic
philosophers postulated the elements from which all
things were formed: earth, air, fire, and water. This view
corresponds somewhat to Aristotles concept of a material
cause; however, it was too limited to account for an
ordered cosmos and its intelligibility.
Platos concept of the causes of things in part
resembles Aristotles formal cause. Plato made the
mistake of treating the essences of entities (the Platonic
Forms or Ideas) as though they were substances in their
own right.
The Four Causes. Aristotle found unacceptable Platos
view that the essence of entities reside in a separate realm
of Forms. He attempted to describe the existence of all
things in terms of the things themselves, without
postulating a special metaphysical realm. According to
Aristotelian analysis, all material things (sensible
substances) are composed of matter and form. Matter, or
the material cause, is the stuff
Paham Stoik
Dasar kebahagiaan adalah hidup dalam
kecocokan dengan diri sendiri (kemudian
dengan alam)
Kebaikan sejati adalah kebajikan dan bukan
harta; dasar kebajikan adalah kontrol diri
Paham Epikurus
Hal terpenting di dalam kehidupan adalah
kesenangan (pleasurre)
Pengobatan
Tokoh terkenal di bidang pengobatan mencakup
Hippocrates, Galen (zaman Romawi)
Fisika
Tokoh terkenal di bidang fisika mencakup
Archimedes (gaya timbul, pengungkit, katrol)
Atronomi
Tokoh di bidang ini Aristarchus, Hipparchus,
Sosigenes, Ptolemaeus (zaman Romawi)
Perguruan Philosopher
Para philosopher seperti Sokrates, Plato, dan
Aristoteles sebagai guru; mereka membentuk
perguruan
Pendidikan Anak
Anak belajar pada waktu senggang
Dalam bahasa Yunani, waktu senggang adalah
skhole, dan daripadanya lahir kata sekolah
Guru adalah paidagogos yakni budak tua yang
sudah berpengalaman dan dipercaya
Zaman Romawi
Abad ke-1 sM - Abad ke-5
Karateristik Zaman
Romawi menjadi besar pada abad ke-1 sM
dengan menaklukkan Yunani, Eropa, Asia
Barat, dan Afrika Utara
Tokoh terkenal: Julius Ceaser, Augustus Ceaser
Lebih tertarik kepada peperangan, memerintah,
hukum, daripada kepada filsafat
Membiarkan filsafat diteruskan oleh orang
Yunani, sehingga perguruan Akademia dapat
terus hidup
Mula-mula bukan nasrani, tetapi kemudian
menjadi nasrani (di mulai dari Romawi Timur)
Dengan alasan bukan nasrani, Perguruan
Akademia ditutup oleh Kaisar Justinian pada
tahun 529
Zaman Romawi
Abad ke-1 sM - Abad ke-5
Runtuhnya Romawi
Romawi diserang oleh Goth dari Utara serta
oleh Vandals
Pada akhir abad ke-4, Romawi pecah menjadi
Romawi Barat (di Roma) dan Romawi Timur
(di Konstantinopel)
Romawi Barat runtuh pada abad ke-5
Romawi Timur dapat bertahan sampai tahun
1475 namun mereka lebih dikenal sebagai
Byzantium daripada sebagai Romawi
Di sini, Zaman Romawi diakhiri dengan
runtuhnya Romawi Barat
Dengan demikian, Zaman Romawi adalah dari
abad ke-1 sM sampai abad ke-5
Zaman Romawi
Filsafat dan Ilmu
Filsafat
Diteruskan oleh orang Yunani
Mereka meneruskan filsafat dari zaman Yunani
Kuno
Mereka dikenal sebagai Neo-Pythagoras, NeoPlato, Neo-Aristoteles
Astronomi
Pada waktu itu, Claudius Ptolemaeus
mengemukakan paham geosentris (benda langit
beredar mengelilingi bumi)
Asumsi ini cocok dengan anggapan bahwa
manusia adalah pusat alam dan dianut oleh
katedral (gereja)
Asumsi ini bertahan sampai Zaman Kebangkitan
Zaman Romawi
Filsafat dan Ilmu
Kalender
Julius Ceaser menugaskan Sosigenes
menstandarkan kalender
Sebelum menggunakan kalender baru, tahun
terakhir berlangsung selama 445 hari
Kalender ini yang kita gunakan sekarang (pada
abad ke-15 dikoreksi oleh Paus Gregorius)
dengan mengurangi tiga hari pada setiap empat
abad; ketika diterapkan, terjadi lompatan 10
hari
Ilmu
Sebagian ilmu diteruskan oleh orang Yunani
dan sebagian lagi oleh orang Romawi
Tokoh terkenal pada waktu itu: Ptolemaeus
(astronomi), Sosigenes (astronomi), Galen,
Celsus (medik), Vitruvius (arsitek), Diophantus,
Pappus, Hypatia (matematika)
Zaman Romawi
Karya
Karya Zaman Romawi
Banyak karya peninggalan zaman ini
Karya arsitektur melalui bangunan besar yang
reruntuhannya masih tampak sampai sekarang
Karya di bidang jalan untuk transportasi yang
menghubungkan banyak daerah
Karya akuadak di bidang penyaluran air ke
kota Roma
Karya di bidang bahan (logam dan nonlogam)
Zaman Romawi
Alkemi
Kemunculan
Berkembang sekitar tahun 100 di Alexandria,
Mesir
Gabungan dari beberapa sumber
Filsafat Yunani Kuno
Tukang Mesir
Astrologi Mesopotamia
Zaman Romawi
Alkemi
Pertukangan Mesir
Mereka mahir di dalam pembuatan logam dan
bahan warna
Mengetahui bahwa bahan dapat berubah
Bahan yang sempurna dan langka adalah emas
Astrologi Mesopotamia
Logam berkaitan dengan planet (makrokosmos)
Planet berkaitan dengan kehidupan manusia
(mikrokosmos), hewan, dan tumbuhan yang
bisa lahir, tumbuh, sakit, dan mati
Logam dapat lahir, tumbuh, sakit, dan mati
Karena itu, logam dapat disempurnakan
Emas adalah logam sempurna
Zaman Romawi
Alkemi
Kegiatan Alkemi
Meramu berbagai bahan dengan harapan
menghasilkan emas dari bahan murah
Membuat catatan yang dirahasiakan (emas
tidak akan berharga lagi kalau rahasia
membuatnya dari bahan murah diketahui orang
lain)
Zaman Gelap
Abad ke-5 sampai Abad ke-10
Karakteristik Zaman
Berlangsung setelah keruntuhan Romawi
(Barat) pada abad ke-5 karena serangan Goth
dan Vandal
Penyerangan Goth dan Vandal berlangsung
secara barbarisme
Terjadi kemunduran di bidang ekonomi dan
demofrafi
Terlalu sedikit dokumen yang ditemukan
(survive) untuk menceriterakan keadaan pada
waktu itu, sehingga muncul istilah Zaman
Gelap (Dark Ages)
Pada zaman itu, Arab bangkit dan memiliki
pusat kecendekiaan di Baghdad (Sultan Harun
Al-Rasyid) dan di Cordoba (Spanyol)
Zaman Gelap
Cendekiawan Arab
Sultan Harun Al-Rasyid
Mula-mula penguasa adalah kalifat Umayyad
dan kemudian diganti oleh Kalifat Abbasid
Kalifat Abbasid memindahkan pusat
pemerintahan dari Damaskus ke Baghdad
Kalifat Abbasid mencapai puncaknya pada
Sultan Harun Al-Rasyid yang mengumpulkan
para cendekiawan
Para cendekiawan ini mempelajari ajaran Plato
dan Aristitoles serta ajaran dari India dan Cina
Zaman Gelap
Cendekiawan Arab
Cendekiawan Arab
Arab bangkit setelah bangkitnya Islam pada
abad ke-7
Cendekiawan ini berpusat di Baghdad dan di
Cordoba
Mereka menerjemahkan karya Yunani Kuno ke
dalam bahasa Arab
Mereka juga menyerap kebudayaan dari India
dan dari Cina
Terjemahan ini menyebabkan banyak karya
Yunani Kuno tidak sampai hilang
Setelah Zaman Gelap, terjemahan bahasa Arab
ini diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Latin
oleh cendekiawan Eropa
Zaman Gelap
Cendekiawan Arab
Cendekiawan di Bidang Filsafat
Al-Kindi ( - 867)
Ar-Razi ( 865 - 925)
Al-Farabi ( 870 - 950)
Ibn-Sina (980 - 1037)
Al-Ghazali (1058 - 1111) Teologi
Ibn-Rushdi (1126 - 1198) Teologi
Zaman Gelap
Abad ke-5 sampai Abad ke-10
Akhir Cendekiawan Arab
Setelah tahun 1100, cendekiawan Arab terus
berkurang (tidak ada penerus)
Alkemi
Arab juga meneruskan kegiatan alkemi
Mereka memadukan alkemi dari Yunani dengan
alkemi dari Cina (dari Taoisme)
Kelompok eksoterik menguat lagi sehingga
kedua-duanya esoterik dan eksoterik sama
kuatnya
Dari kegiatan mereka ditemukan bahan alkali
caustik (soda alkali)
Zaman Pertengahan
Zaman Gelap disusul oleh Zaman Pertengahan
(Medieval) pada abad ke-10
Zaman Gelap
Abad ke-5 sampai Abad ke-10
Alkemi
Arab juga meneruskan kegiatan alkemi
Mereka memadukan alkemi dari Yunani dengan
alkemi dari Cina (dari Taoisme)
Kelompok eksoterik menguat lagi sehingga
kedua-duanya esoterik dan eksoterik sama
kuatnya
Dari kegiatan mereka ditemukan bahan alkali
caustik (soda alkali)
Zaman Pertengahan
Zaman Gelap disusul oleh Zaman Pertengahan
(Medieval) pada abad ke-10
Zaman Pertengahan
Abad ke-10 sampai Abad ke-15
Karakteristik Zaman
Kehidupan di Eropa relatif lebih tenang
Kegairahan belajar mulai bangkit lagi. Mulai
ada pendidikan di luar katedral
Karya Yunani dan Arab diterjemahkan dari
bahasa Arab ke bahasa Latin terutama oleh
orang Yahudi
Perhatian kepada filsafat tararah ke metafisika
dan bahkan diperdebatkan
Filsafat digunakan untuk menjustifikasi agama
Universitas dengan istilah universitas mulai
muncul pada zaman ini
Metoda induktif mulai digunakan di dalam
pencarian pengetahuan
Zaman Pertengahan
Filsafat Metafisika
Aliran Filsafat
Sejak zaman Yunani Kuno sudah ada perbedaan
aliran di bidang metafisika
Pada zaman pertengahan, setiap aliran
mengemukakan argumentasi masing-masing
Ada yang berpegang kepada Plato serta ada
yang berpegang kepada Aristoteles
Perdebatan
Ada kalanya, aliran berbeda saling berdebat
Argumentasi cukup marak pada abad ke-12
sampai ke-14; Universitas juga mempelajari
esensi universal pada filsafat
Dari zaman ke zaman terjadi pergeseran anutan
dari satu aliran ke aliran lainnya
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Studium
Bermunculan studium yakni tempat orang
mempelajari bidang pengetahuan tertentu di
bawah pengajar
Ada tiga studium yang sangat terkenal yakni
studium di Salerno (medik), Bologna (hukum
dan teologi), dan Paris (seni dan teologi);
semacam program studi sekarang
Studium Generale
Studium generale adalah studium yang terbuka
untuk semua pelajar (dari berbagai negeri)
Jadi generale di sini berarti terbuka untuk semua
jenis pelajar
Biasanya studium yang terkenal berbentuk
studium generale
Zaman Pertengahan
Studium dan Uunivesitas
Docendi, Doctor, Magister
Pengajaran di studium dilakukan melalui
docendi (menggurui)
Kemudian pengajar dibekali lisensi mengajar
oleh katedral atau kaisar berupa licentiae
docendi dan ius ubique docendi (berhak
mengajar di mana-mana)
Pelaksana docendi adalah doctor sehingga arti
doctor adalah pemberi docendi atau guru
Pengajar juga dikenal sebagai magister yang
artinya juga guru
Doctor dan magister adalah sejajar. Ada jenis
studium yang menggunakan istilah doctor dan
ada yang menggunakan istilah magister
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Legere
Jarang ada buku sehingga buku hanya dimiliki
oleh para pengajar
Pengajaran berlangsung melalui pembacaan (legere,
lectus) oleh pengajar dan pelajar mencatatnya
Pengajar yang membaca dikenal sebagai lektor
yakni mereka yang membaca (sekarang dikenal
sebagai lektor)
Ada juga commentatio (komentar) dan summa
(ringkasan)
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Tujuan Belajar
Tujuan belajar di studium adalah untuk menjadi
doctor atau magister dengan hak mengajar
(dengan semua hak yang berkenaan dengan
jabatannya)
Gelar
Kecuali hukum, medik, dan teologi, semua
lainnya adalah filsasat, sehingga gelar lulusan
menjadi PhD
Lulusan medik adalah MD dan luluan hukum
LLD (bukan PhD)
Pakaian
Di Oxford dan Cambridge, toga adalah pakaian
sehari-hari (kini dipakai pada upacara saja)
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Universitas Scholarium
Dalam bahasa Latin, universitas berarti
organisasi atau korporasi
Karena mahasiswa luar kota di Bologna
mengalami sejumlah kesulitan (pemondokan,
makan), pada tahun 1158, mereka
membentuk universitas scholarium (korporasi
pelajar)
Mahasiswa berasal dari setiap negeri
membentuk consiliarii masing-masing
Mereka mengangkat rector scholarium (rektor
pelajar) untuk menentukan kurikulum dan upah
pengajar
Dari Bologna, model universitas scholarium
menyebar ke Padua, Roma, Montpellier,
Salamanca, Perancis bagian selatan (umumnya
di Eropa selatan)
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Universitas Magistrorum
Di Paris, universitas dibentuk oleh para
magister menjadi universitas magistrorum
(korporasi pengajar)
Pimpinan dan organisasi universitas dipegang
oleh para magister
Model universitas magistrorum menyebar ke
Oxford, Cambridge, dan Eropa utara (dan ke
jajahan mereka)
Cessatio
Cessastio adalah berhenti (mogok). Cessatio
terjadi kalau timbul masalah serius
Pada tahun 1229, terjadi cessatio di Universitas
Paris selama hampir dua tahun. Banyak magister
dan pelajar pergi ke Oxford
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Tradisi di Universitas Paris
Metoda ajar belajar: collatio (kuliah) dan lectio
(penjelasan)
Masa kuliah:
1. St Remi (Okt) - Lent, dan
2. Easter - St. Pierre (29 Juni)
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Pembentukan Universitas Baru
Mula-mula reputasi universitas bergantung
kepada namanya yang terkenal
Pengajar dari universitas kurang terkenal yang
pindah ke universitas lebih terkenal sering
harus menempuh ujian dulu
Kaisar atau raja ingin mendirikan universitas.
Agar memiliki reputasi, pendiriannya
dilakukan melalui keputusan kaisar atau raja
Sering terjadi bahwa kaisar atau raja sendiri
yang menjadi kepala dari universitas itu dan
menjabat sebagai chancellor
Dengan demikian, orang yang sehari-hari
mengepalai universitas menjadi vice
chancellor. Di sejumlah universitas, tradisi ini
masih berlaku sampai sekarang
Zaman Pertengahan
Metoda Deduktif dan Induktif
Metoda Deduktif
Dimulai dari yang telah diketahui (premis),
melalui penalaran, mencapai konklusi
Metoda ini digemari karena argumentasinya
sangat kuat dan lagi pula mereka tidak usah
melakukan kegiatan manual (kegiatan manual
dilakukan oleh para budak)
Asumsi
Kelemahan metoda deduktif terletak pada kasus
ketika yang diketahui itu (premis) tidak ada
Diciptakan asumsi untuk dijadikan yang
diketahui itu yakni dijadikan premis
Asumsi tidak diuji, terserah mau diterima atau
tidak
Zaman Pertengahan
Metoda Deduktif dan Induktif
Belantara Asumsi
Karena banyak hal tidak memiliki atau
menemukan premis, maka asumsi bermunculan
tanpa kendali
Hal yang sama dapat diterangkan melalui asumsi
yang berbeda-beda