Anda di halaman 1dari 11

BAB I - PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Review Sistem Bilangan

Sistem bilangan merupakan dasar operasi dalam sistem komputer dan sistem
komunikasi data dalam jaringan komputer. Sistem bilangan digunakan untuk
mewakili data angka/numeric. Sistem bilangan yang digunakan dalam sistem
komputer meliputi sistem bilangan biner, oktal, desimal, dan heksadesimal.
Sedangkan dalam sistem komunikasi data, sistem bilangan yang digunakan
meliputi sistem bilangan biner dan heksadesimal.

1.1.1. Sistem Bilangan Desimal

Sistem bilangan desimal menggunakan dasar/basis 10, yaitu menggunakan


sepuluh macam simbol bilangan, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sistem
bilangan desimal merupakan sistem bilangan yang telah kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai setiap digit bilangan desimal dihitung dengan urutan
0
1
2
3
nilai posisi 10 , 10 , 10 , 10 , , dst yang dihitung mulai dari digit paling kanan.
Contoh:
Diketahui bilangan desimal : 55555
Nilai bilangan desimal tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
5 5 5 5 5
0

= lima

= lima puluh

= lima ratus

= lima ribu

= lima puluh ribu

5*10 = 5
5*10 = 50
5*10 = 500
5*10 = 5.000
5*10 = 50.000 +
5555510

Catatan:
Dalam bilangan 5555510
Subscript 10 (dituliskan di bagian bawah setelah bilangan terakhir
menyatakan basis bilangan desimal)
Basis bilangan desimal tidak perlu dituliskan karena sistem bilangan
desimal telah lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari
Sehingga bilangan 5555510 dapat ditulis sebagai 55555 atau 55.555
Dibaca: lima puluh lima ribu lima ratus lima puluh lima

Tanda . menyatakan pemisah untuk ribuan

1.1.2. Sistem Bilangan Biner

Sistem bilangan biner merupakan sistem bilangan yang menggunakan dasar/basis


2, yaitu menggunakan dua macam simbol bilangan 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai
0
1
2
3
setiap digit bilangan biner dihitung dengan urutan nilai posisi 2 , 2 , 2 , 2 , , dst
yang dihitung mulai dari digit paling kanan.
Contoh:
Diketahui bilangan biner : 010101
Nilai bilangan biner tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
0 1 0 1 0
0

=0

=2

=0

=8

=0+

0*2
1*2
0*2
1*2
0*2

010102 (biner)
= (10 desimal)
Jadi bilangan biner 010101 mempunyai nilai 10 (dalam sistem bilangan desimal).
Tabel 1.1 merupakan beberapa contoh bilangan desimal dan nilai binernya.
Tabel 1.1: Contoh bilangan desimal dan nilai binernya
Biner
Desimal
Keterangan
0
0
0
0=0*2
1
1
1
1=1*2
1
0
10
2
2=1*2 +0*2
1
0
11
3
3=1*2 +1*2
2
1
0
100
4
4=1*2 +0*2 +0*2
2
1
0
101
5
5=1*2 +0*2 +1*2
2
1
0
110
6
6=1*2 +1*2 +0*2
2
1
0
111
7
7=1*2 +1*2 +1*2
3
2
1
0
1000
8
8=1*2 +0*2 +0*2 +0*2
4
3
2
1
0
11001
25
25=1*2 +1*2 +0*2 +0*2 +1*2
Pada dasarnya, untuk melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,
serta pembagian dalam sistem bilangan biner, oktal, dan heksadesimal, dilakukan
dengan cara yang sama dengan operasi pada bilangan desimal. Perbedaaanya
adalah hanya terletak pada basis bilangan yang digunakan.

Dasar penjumlahan dalam sistem biner adalah:


0+0=0
1+0=1
0+1=1
1 + 1 = 0, dengan menyimpan 1, untuk digit sebelah kirinya
Dasar pengurangan dalam sistem biner adalah:
0-0=0
1-0=1
0 - 1 = 1, dengan meminjam 1, dari digit sebelah kirinya
1-1=0
Dasar perkalian dalam sistem biner adalah:
0*0=0
1*0=0
0*1=0
1*1=1
Dasar pembagian dalam sistem biner adalah:
0:0=0
1:1=1
Contoh:
Penjumlahan bilangan biner 1100 dan 1010, dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
1100
1010 +
10110

= 8+4 = 12 (desimal)
= 8+2 = 10 (desimal)
= 16+4+2
= 22 (desimal)
Jadi hasil penjumlahan bilangan biner 1100 dan 1010 adalah 10110.
1*2 +1*2 +0*2 +0*2
3
2
1
0
1*2 +0*2 +1*2 +0*2
4
3
2
1
0
1*2 +0*2 +1*2 +1*2 +0*2

Contoh:
Secara manual, operasi pengurangan bilangan biner 1100 dan 1010, dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut:
1100
1010 0010

1*2 +1*2 +0*2 +0*2


3
2
1
0
1*2 +0*2 +1*2 +0*2
3
2
1
0
0*2 +0*2 +1*2 +0*2

= 8+4 = 12 (desimal)
= 8+2 = 10 (desimal)
= 2 (desimal)

Di dalam mesin komputer, operasi pengurangan tersebut dilaksanakan dengan


menggunakan metode komplemen 1(1s complement/nines complement) dan
komplemen 2 (2s complement twoes complement). Penggunaan metode
komplemen pada dasarnya adalah mengubah operasi pengurangan menjadi

operasi penjumlahan dengan bilangan negatif. Operasi pengurangan dengan


metode komplemen 1 dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Tetapkan sebuah bilangan biner yang keseluruhannya memiliki bit 1
dengan cacah digit yang sama dengan bilangan biner yang akan digunakan
untuk mengurangi
2. Kurangkan hasil langkah pertama dengan bilangan biner yang digunakan
untuk mengurangi
3. Kurangkan bilangan biner yang akan dikurangi dengan hasil langkah
kedua
4. Jumlahkan bilangan biner yang akan dikurangi dengan hasil langkah
ketiga
5. Pindahkan bit 1 paling kiri untuk ditambahkan pada bit paling kanan
Contoh:
Operasi pengurangan bilangan biner 1100 dikurangi 1010, dengan metode
komplemen 1 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Langkah 1:

1111

Langkah 2:

1010
0101

Langkah 3:

1100
0101
0011

Langkah 4:

1100
0101 +
10001

Langkah 5:
.

0001
1+
0010
3
2
1
0
= 0*2 +0*2 +1*2 +0*2 (= 2 desimal)

Operasi pengurangan dengan metode komplemen 2 dilakukan dengan cara sebagai


berikut:
1. Tetapkan sebuah bilangan biner yang keseluruhannya memiliki bit 1
dengan cacah digit yang sama dengan bilangan biner yang akan digunakan
untuk mengurangi
2. Kurangkan hasil langkah pertama dengan bilangan biner yang digunakan
untuk mengurangi
3. Jumlahkan hasil langkah kedua dengan bit 1 pada bit paling kanan
4. Jumlahkan bilangan biner yang akan dikurangi dengan hasil langkah
ketiga
5. Hapus bit 1 paling kiri

Contoh:
Operasi pengurangan bilangan biner 1100 dikurangi 1010, dengan metode
komplemen 2 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Langkah 1:

1111

Langkah 2:

1010
0101

Langkah 3:

0101
. 1+
0110

Langkah 4:

1100
0110 +
10010

Langkah 5:

0010

=> 0*2 +0*2 +1*2 +0*2 = 2

Contoh:
Secara manual, perkalian bilangan biner 1100 dan 0010, dapat dihitung dengan
cara sebagai berikut:
1100
. 10 *
0000
1100 +
11000

hasil perkalian 1100*0


= 0000
hasil perkalian 1100*1
= 1100
4
3
2
1
0
1*2 +1*2 +0*2 +0*2 +0*2 = 24 (desimal)

Jadi hasil perkalian bilangan biner 1100 dan 0010 adalah 11000.
Di dalam mesin komputer, operasi perkalian tersebut akan dilaksanakan dengan
cara pengulangan penjumlahan sebanyak nilai pengalinya. Perkalian bilangan
biner 1100 dengan 0010, akan dilakukan dengan cara menjumlahkan bilangan
1100 sebanyak 2 kali (=0010) atau menjumlahkan bilangan 1100 dengan 1100,
yaitu sebagai berikut:
1100
1100 +
11000
Jadi hasil perkalian bilangan biner 1100 dan 0010 adalah 11000.
Contoh:

Operasi pembagian bilangan biner 100 dibagi 10, dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut:
10
10

100
10
0
0
0

Jadi hasil pembagian bilangan biner 100 dibagi 10 adalah 10 (=2 desimal).

1.1.3. Sistem Bilangan Oktal

Sistem bilangan oktal menggunakan basis 8, yaitu menggunakan delapan macam


simbol bilangan, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Nilai setiap digit bilangan oktal
0
1
2
3
dihitung dengan urutan nilai posisi 8 , 8 , 8 , 8 , , dst yang dihitung mulai dari
digit paling kanan.
Contoh:
Diketahui bilangan oktal : 20
Nilai bilangan oktal tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
2 0
0

=0

2*8

= 16 +

208

= 10 desimal

0*2

Jadi bilangan oktal 20 mempunyai nilai 16 (dalam sistem bilangan desimal). Tabel
1.2 merupakan beberapa contoh bilangan desimal dan nilai oktalnya.
Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dalam sistem
bilangan oktal dilakukan dengan cara yang sama dengan sistem bilangan desimal.
Perbedaannya adalah basis yang digunakan 8. Sistem bilangan oktal banyak
digunakan dalam bahasa rakitan.
Tabel 1.2: Contoh bilangan desimal dan nilai oktalnya
Desimal Oktal
Keterangan
0
0
0
0=0*8
0
1
1
1=1*8
0
2
2
2=2*8
0
3
3
3=3*8

4
5
6
7
8
9
25

4
5
6
7
10
11
31

4=4*8
0
5=5*8
0
6=6*8
0
7=7*8
1
0
8=1*8 +0*8
1
0
9=1*8 +1*8
1
0
25=3*8 +1*8

1.1.4. Sistem Bilangan Heksadesimal

Sistem bilangan heksadesimal menggunakan basis 16, yaitu menggunakan enam


belas macam simbol bilangan, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0, A, B, C, D, E, dan
0
F. Nilai setiap digit bilangan heksadesimal dihitung dengan urutan nilai posisi 16 ,
1
2
3
16 , 16 , 16 , , dst yang dihitung mulai dari digit paling kanan.
Contoh:
Diketahui bilangan heksadesimal : 20
Nilai bilangan heksadesimal tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
2 0
0

0*16 = 0
1

2*16 = 32 +
2016

= 32 desimal

Jadi bilangan heksadesimal 20 mempunyai nilai 32 (dalam sistem bilangan


desimal). Tabel 1.3 merupakan contoh bilangan desimal dan nilai
heksadesimalnya.
Tabel 1.3: Contoh bilangan desimal dan nilai heksadesimalnya
Desimal Heksadesimal
Keterangan
0
0
0
0=0*16
0
1
1
1=1*16
0
2
2
2=2*16
0
3
3
3=3*16
0
4
4
4=4*16
0
5
5
5=5*16
0
6
6
6=6*16
0
7
7
7=7*16
0
8
8
8=8*16
0
9
9
9=9*16
0
10
A
10=A*16
0
11
B
11=B*16
0
12
C
12=C*16

13
14
15
16
17
18
19
25

D
E
F
10
11
12
13
19

13=D*16
0
14=E*16
0
15=F*16
1
0
16=1*16 +0*16
1
0
17=1*16 +1*16
1
0
18=1*16 +2*16
1
0
19=1*16 +3*16
1
0
25=1*16 +9*16

Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dalam sistem


bilangan heksadesimal dilakukan dengan cara yang sama dengan sistem bilangan
desimal. Perbedaannya adalah basis yang digunakan 16.

1.2.

Perkembangan Komunikasi Data dan Jaringan

Secara sederhana, istilah komunikasi data (data communication) dapat diartikan


sebagai perpindahan data dari satu tempat ke tempat lain melalui media tertentu.
Sedangkan jaringan akan muncul ketika ada 2 atau lebih peralatan komunikasi
data digunakan untuk menghubungkan data. Peralatan komunikasi ini dapat
berupa apapun yang bersifat maya (virtual) yang dapat mengkomunikasikan data,
misal komputer pribadi (Personal Computer/PC), server, mesin faximilli, printer,
tape drive, atau lainnya. Dalam hal ini istilah internet (internetworking) dapat
diartikan sebagai sebuah kumpulan 2 atau lebih jaringan yang dapat
berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Jaringan Internet merupakan contoh
paling populer dari internet. Perkembangan komunikasi data dan jaringan sangat
dipengaruhi oleh kemunculan teknologi komputer.
Komputer pertama, yaitu ENIAC Computer telah ditemukan pada bulan Februari
1946 di University of Pennsylvania, yang kemudian dikenal sebagai awal
komputasi modern. Konsep jaringan komputer muncul pertama kali di Amerika
Serikat sebagai proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell
dan Group Riset Harvard University yang dipimpin oleh Profesor H. Aiken.
Awalnya, proyek tersebut dimaksudkan untuk memanfaatkan sebuah perangkat
komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa
harus banyak membuang waktu, dibuatlah proses beruntun (batch processing),
sehingga beberapa program bisa dijalankan dalam sebuah komputer sebagai
sebuah antrian.
Selanjutnya, pada akhir tahun 1950-an, Firemans Fund Insurance Co. berhasil
menghubungkan tape drive komputer IBM dengan jaringan telepon dengan teknik
yang mirip dengan yang digunakan pada sistem telegraph. Pada akhir tahun 1950an, berkembang konsep distribusi proses pada super komputer yang didasarkan
pada waktu dan kemudian dikenal dengan istilah Time Sharing System. Konsep ini
muncul karena super komputer harus melayani banyak terminal yang terhubung
dengannya. Hal ini merupakan awal aplikasi dan terbentuknya jaringan (network)
komputer. Pada Time Sharing System beberapa terminal dihubungkan secara seri

ke sebuah pusat komputer/host. Time Sharing System merupakan awal berpadunya


teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang sebelumnya berkembang
secara terpisah. Gambar 1.1 menampilkan jaringan komputer model Time Sharing
System.

Gambar 1.1: Jaringan komputer model Time Sharing System


Pada tahun 1967, ARPA (Advanced Research Projects Agency) menghubungkan
komputer mainframe melalui penghubung prosesor pesan (Interface Message
Processors/IMP).
Pada awal tahun 1970-an, para pemakai/perusahaan merasakan adanya beban
pekerjaan yang semakin banyak. Pada sisi lain, harga perangkat komputer besar
sangat mahal, maka mulailah digunakan konsep proses terdistribusi /Distributed
Processing. Dalam proses terdistribusi, beberapa pusat komputer (host)
mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk melayani banyak
terminal yang terhubung secara seri di setiap pusat komputer. Proses terdistribusi
memerlukan perpaduan teknologi komputer dan telekomunikasi, karena proses
harus didistribusikan dan semua pusat komputer harus melayani terminalterminalnya dalam sebuah perintah dari komputer pusat.
Tahun 1972 merupakan awal kelahiran jaringan Internet, yaitu dengan adanya
proyek yang menghubungkan antar jaringan komputer pada jaringan komputer
ARPANET. Proyek tersebut telah menetapkan sebuah metoda baru untuk
menghubungkan berbagai macam jaringan yang berbeda yang dikenal sebagai
konsep gateway. Pada tahun 1973-1977, dikembangkan protokol TCP/IP
(Transmission Control/Internetworking Protocol). Protokol ini digunakan untuk
pengiriman informasi yang dikenal sebagai paket (packet).
Pada awal tahun 1980-an, harga komputer mini semakin menurun dan konsep
proses terdistribusi sudah matang. Hal ini mendorong semakin beragamnya
penggunaan komputer dan jaringan, mulai dari menangani proses bersama
maupun komunikasi data/informasi di antara komputer yang kemudian dikenal
dengan istilah Peer to Peer System. Peer to Peer System memunginkan untuk
menangani proses bersama maupun komunikasi data/informasi tanpa melalui
komputer pusat. Kondisi ini mendorong munculnya teknologi jaringan lokal yang

dikenal dengan sebutan Local Area Network/LAN. Dan ketika Internet muncul,
maka sebagian besar LAN yang semula berdiri sendiri mulai dihubungkan
sehingga membentuk jaringan global yang disebut Wide Area Netrwork/WAN.
Gambar 1.2 menampilkan jaringan komputer model Distributed Processing.

Gambar 1.2: Jaringan komputer model Distributed Processing


Pada tahun 1981, protokol TCP/IP telah disatukan ke dalam sistem operasi Unix
(UNIX Operating Systems/ UNIX OS).
Pada tahun 1990 ARPANET digantikan dengan NSFNET (National Science
Foundation Network) sebagai tulang punggung (backbone) koneksi pada 5
supercomputer. Hingga saat ini, NSFNET masih merupakan jaringan yang
digunakan untuk penelitian. Dan pada tahun 1995, telah muncul perusahaan ISPs
(International Service Providers) yang memberikan layanan Internet untuk
perorangan.
Saat ini komunikasi data juga dikenal dengan sebutan jaringan (network), hal ini
karena proses komunikasi data akan melibatkan berbagai komponen penyusun
yang membentuk suatu sistem jaringan. Istilah komunikasi data dan istilah
jaringan telah menyatu menjadi komunikasi data dan jaringan, yang secara lebih
spesifik merupakan suatu sistem komunikasi data dalam jaringan komputer.
Sehingga saat ini istilah komunikasi data, jaringan, jaringan komputer (computer
network), atau komunikasi data dan jaringan komputer (data communication and
computer network) dianggap sebagai istilah yang sama, karena dalam prakteknya
proses komunikasi data dalam sistem jaringan telah memanfaatkan teknologi
komputer. Sekalipun demikian, dalam awal sejarahnya sebenarnya komputer tidak
dimaksudkan untuk tujuan komunikasi data, sehingga komunikasi data merupakan
bagian terpisah dengan komputer.

1.3.

Alasan Penggunaan Jaringan

Ada beberapa alasan perlunya jaringan, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Transaksi sering terjadi pada tempat berbeda yang berjauhan dari tempat
pengolahan data, sehingga data perlu dikirim ke tempat pengolahan dan
sebaliknya
2. Penggunaan teknologi komunikasi yang didukung komputer seringkali lebih
efisien/murah dibandingkan cara pengiriman biasa
3. Organisasi yang mempunyai beberapa tempat pengolahan data dapat membagi
tugas pengolahan data yang sibuk ke tempat pengolahan data lain yang kurang
sibuk
4. Penghematan biaya perangkat keras, dimana sebuah perangkat keras yang
mahal dapat digunakan secara bersama oleh beberapa bagian yang berbeda
Keuntungan yang diperoleh dari penerapan teknologi jaringan adalah:
1. Resource sharing, yaitu dapat berbagi sumber daya. Misal, pemakaian satu
printer untuk beberapa komputer yang terhubung dalam jaringan
2. File sharing, antar komputer dapat melakukan pertukaran data atau file
3. Reliabilitas tinggi, dengan menggunakan jaringan komputer maka akan
memiliki sumber-sumber alternatif. Misal, semua file dapat disimpan atau dicopy dalam dua, tiga atu lebih komputer yang terhubung dalam jaringan.
Sehingga apabila salah satu mesin mengalai kerusakan, maka masih ada
salinan yang bisa digunakan di tempat lain
4. Menghemat beaya, penghematan beaya terjadi karena komputer berukuran
kecil/PC mempunyai rasio harga/kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan
komputer besar. Komputer besar seperti mainframe memiliki kecepatan
sekitar sepuluh kali lipat kecepatan komputer kecil/PC. Tetapi, harga sebuah
mainframe bisa ribuan kali lebih mahal dibanding PC
5. Kemudahan komunikasi, komunikasi antar komputer dalam suatu lingkungan
kerja dapat dilakukan dengan mudah, misal dengan adanya program E-mail
atau Chatting
6. Apabila salah satu unit komputer terhubung ke internet melalui modem atau
LAN, maka semua atau sebagian unit komputer pada jaringan juga dapat
mengakses internet dengan metode sharing connection
7. Fasilitas mapping, mapping berfungsi untuk memetakan suatu directory pada
server/workstation yang terhubung dalam jaringan sedemikian sehingga
directory tersebut seolah-olah menjadi drive lokal. Misal komputer B
mengambil data dari komputer A, yakni pada directory data, maka dengan
cara mapping directory data pada komputer B seolah-olah menjadi sebuah
drive lokal, yaitu drive O:\. Mapping hanya bisa dilakukan apabila komputer
sumber dan komputer tujuan terhubung melalui jaringan, dan directory pada
komputer sumber berada pada status sharing.

Anda mungkin juga menyukai